NORMAH
(1811170038)
NUR MIRAWATI
(1811170039)
DEWINA
(1811170027)
ERLINDA
(1811170030)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2019
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Kesimpulan ...............................................................................................16
B. Saran .........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi pendidikan adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi
pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan
dan mengelola proses teknologi yang tepat sumber dayanya.
Manusia terlahir ke dunia ini dibekali oleh Allah SWT dengan akal dan
pikirannya sebagai cara untuk mempertahankan hidupnya. Dengan demikian
lahirlah teknologi-teknologi yang pada awalnya hanya berwujud teknologi
yang sederhana, kini semakin berkembang dan semakin canggih pula
diciptakan oleh manusia dengan memberikan kemudahan-kemudahan
sehingga semua aktivitas manusia dapat tercapai dengan mudah pula.
Begitu pula dengan dunia pendidikan, khususnya Pendidikan Agama
Islam. Jika kita melihat bagaimana histori teknologi dari zaman ke zaman
mengalami berbagai perubahan dan peningkatan. Teknologi adalah
perkembangan alat bantu untuk memudahkan pekerjaan manusia. Teknologi
juga sebagai alat untuk pemanfaatan pengetahuan dan ilmu pengetahuan.
Teknologi dalam kehidupan manusia untuk meningkatkan efektifitas untuk
produksi ataupun kegiatan untuk penggunanya. Dunia pendidikan pun tidak
luput dari integrasi teknologi dalam rangka efektifitas dan efisiensi
pembelajaran. Teknologi dalam bidang pendidikan juga harus dapat
dikembangkan dengan baik demi terwujudnya kehidupan bangsa yang cerdas
yang tertuang dalam UUD 1945.
Teknologi merupakan salah satu pemecahan masalah dalam dunia
pendidikan, karena dapat menembus batas ruang dan waktu. Integrasinya pun
makin kuat pada masa globalisasi teknologi dapat menjadi sarana
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang sangat memiliki berbagai
pulau yang berjauhan dan terpisah-pisah serta ragam budaya. Pemecahan
masalah tersebut merupakan salah satu kepentingan dari teknologi pendidikan.
1
Dan dalam makalah ini akan membahas mengenai Teknologi Pendidikan
tentang Menciptakan (creating) Teknologi Pendidikan dan Penerapannya pada
pendidikan Agama Islam.
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Menciptakan ?
2. Apa pengertian Teknologi pendidikan ?
3. Apakah bentuk dari evolusi praktek itu dalam menciptakan ?
4. Bagaimanakah cara pembuatan media tingkat kecanggihan itu?
5. Apa saja yang masalah yang terkait dalam kualitas dan prinsip pesan
desain?
6. Apa saja Masalah dalam ISD model pendekatan alternative ?
7. Bagaimana lingkungan belajar itu?
8. Bagaimana bentuk trend an isu terkait dalam menciptakan ?
9. Bagaimana penerapannya pada pendidikan agama islam ?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari Menciptakan.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Teknologi pendidikan.
3. Untuk mengetahui bentuk dari evolusi praktek itu dalam menciptakan.
4. Untuk mengetahui cara pembuatan media tingkat kecanggihan.
5. Untuk mengetahui masalah yang terkait dalam kualitas dan prinsip pesan
desain.
6. Untuk mengetahui masalah dalam ISD model pendekatan alternative.
7. Untuk mengetahui lingkungan belajar.
8. Untuk mengetahui bentuk trend an isu terkait dalam menciptakan.
9. Untuk mengetahui penerapannya pada pendidikan agama islam.
C. Sistematika Penulisan
Adapun metode penulisan dalam makalah ini, penulis menggunakan
metode secara library research, yaitu suatu metode untuk mendapatkan data
informasi dengan jalan mempelajari dan mengutip dari berbagai buku yang
sesuai dengan judul dari makalah yang penulis buat ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Menciptakan
Ada beberapa defenisi menciptakan menurut para ahli:
1. Menurut Conny R Semiawan: Menciptakan adalah modifikasi sesuatu yang
sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep
lama yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru.1
2. Menurut Utami Munandar: Menciptakan adalah hasil interaksi antar
individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru,
berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada atau dikenal
sebelumnya. Yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah
diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah,
keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat.2
Serta pengertian menciptakan menurut KBBI:
1. Menciptakan artinya menjadikan sesuatu yang baru tidak dengan bahan.
2. Membuat atau mengadakan sesuatu dengan kekuatan batin.
3. Membuat (mengadakan) sesuatu yang baru (belum pernah ada, luar biasa,
lain dari yang lain).
B. Pengertian Teknologi Pendidikan
Istilah teknologi berasal dari bahasa Yunani technologia yang menurut
Webster Dictionary berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu
secara sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata teknologi berarti art,
skilll, science atau keahlian, keterampilan, ilmu.
Dari segi bahasa, pendidikan berasal dari kata education yang dapat
diartikan upbringing (pengembangan), teaching (pengajaran), instruction
(perintah), pedagogy (pembinaan kepribadian), breeding (memberi makan),
1
1
Conny R. Semiawan, Kreativitas Keberbakatan: Mengapa, Apa, dan Bagaimana,
(Jakarta: Indeks, 2009), hlm 44.
2
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta,
2009), hlm 12.
3
raising (of animal) (menumbuhkan). Dalam bahasa Arab, kata pendidikan
merupakan terjemahan dari kata al-tarbiyah yang dapat diartikan proses
menumbuhkan dan mengembangkan potensi yang terdapat pada diri
seseorang, baik secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual. Selain itu kata
tarbiyah juga dapat berarti menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik,
memperbaiki (ashlaha), menguasai urusan, memelihara dan merawat,
memperindah, memberi makna, mengasuh, memiliki, mengatur, dan menjaga
kelangsungan maupun eksistensi seseorang.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terintegrasi,
meliputi: manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisa
masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia, serta merancang,
melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut. Dalam
teknologi pendidikan, pemecahan masalah itu terjelma dalam bentuk semua
sumber belajar yang didesain dan atau dipilih atau digunakan untuk keperluan
belajar sumber-sumber belajar ini meliputi: pesan, orang, bahan, peralatan,
teknik dan latar (setting).
Teknologi pendidikan adalah suatu cara yang sistematis dalam mendesain,
melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan
pembelajaran dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan
penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan
kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun non manusia untuk
membuat pembelajaran lebih efektif. 3
2
23
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) hlm. 20.
4
C. Evolusi praktek dan Teori untuk Menciptakan
Dalam bidang teknologi pendidikan itu di mulai dari pendidikan visual,
sebagai pendidik yang menjelajahi potensi gerak gambar dan di proyeksikan
terhadap slide pada pergantian di abad ke-20 yang sebagai media radio, film
suara, dan rekaman audio yang di kembangkannya, terhadap lapangan
pengembangan menjadi audio visual (AV) pendidikan di seluruh pengetahuan
abad. Dan selama priode ini, ladang desain memproduksi fokus pada
penciptaan presentasi yang sangat menarik perhatian bagi penglihatan dan
pendengaran.
Pada paradigma pertama yang terjadi di tahun 1950 an dan 1960 an,
teknologi sebagai psikologi baru yang melahirkan dan menerapkan
menageman pada tingkat behaviorisme terjadi pada perubahan prilaku, dan
diprogram instruksi yang di hadapkan pada paradigma Audio Visual, agar
menciptakan lingkungan belajar dimana peserta didik memiliki kesempatan
untuk berlatih keterampilan baru dalam kondisi umpan balik yang konstan.
Pada paradigma kedua melahirkan mikro komputer pada awal tahun
1980-an yang membawa pola terhadap pikiran yang berbeda, yang terdapat
dalam sebuah teknologi pendidikan. Dari kemampuan komputer menjadi
jaringan internet di tahun 1990-an, yang di mana websait yang secara
eksponensial yang membuatnya mudah bagi individu peserta didik berpikir
dan bekerja sama. Karena memungkinkan siapa pun dimana saja yang gemar
mengakses menarik berbasis komputer eksplorasi lingkungan (misalnya
simulasi dan permainan), karena dari proses desain tradisional berada di
bawah tantangan yang mencoba untuk merancang pengalaman, bukan hanya
bahan dan alat-alat mereka asal dari pemograman computer dan ilmu
kognitifnya.
Pada bagian berikut, kita melacak evolusi praktek-pratek yang merupakan
“menciptakan” dan ide-ide yang berbentuk praktek sebagai sorotan pindah
film, radio, dan televisi, bahan Audio Visual yang menginstruksi di program
5
untuk CIA, media digital, ke internet dan pembelajaran berbasis WEB dan
blanded learning dan mobile media. Untuk dalam pembuatan dan menciptakan
suatu proses belajar bisa di gunakan seperti berikut dibawah ini :
1. Pendidikan film.
2. Mendasari penelitian dan teori.
3. Radio pendidikan dan televisi.
4. Bahan Audio Visual.
5. Pembelajaran terprogram dan mesin pengajaran.
6. Computer Assisted intruksi .
7. Internet dan world wide web.
8. Digital mobile
9. Mobile media
10. Belajar blended.
D. Membuat Media : Tingkat Kecanggihan
6
berpikir tentang kebutuhan khusus terhadap peserta didik yang akan
berinteraksi dengan materi yang akan di berikan oleh si pendidik untuk
mencapai suatu tujuan peserta didik dalam proses belajar mereka, sehingga
mampu menghasilkan kemampuan peserta didik dalam ilmu pengetahuannya.
E. Masalah Di Tingkat Kreatif: Kualitas Teknis dan Pesan Prinsip Desain
7
3
Commentary, 2008. Di Terjemahkan oleh: Google Francis: Taylor & Francis Group, LLC.
8
Pertama tahap analisis adalah untuk menentukan apakah intruksi yang di
butuhkan sama sekali. Yaitu sebuah proses desain pengembangan
pengetahuan, keterampilan, sikap. Analisis ini membutuhkan tingkatan
terhadap sebuah kekurangan kinerja di dalam menentukan sebuah kebutuhan
belajar, dan menentukan sebuah materi pembelajaran yang dimana gunanya
yang disebabkan kurangnya pengetahuan atau keterampilan terhadap peserta
didik.
Kedua tahap desain, adalah untuk menentukan sebuah urutan, strategi,
dan metode apa yang akan di ajarkan terhadap peserta didik, jadi pada tahap
ini dapat berpusat dan konstruktif terhadap pengetahuan peserta didik yang
dimana antaranya terhadap fase yang di kemukakan pendapat teori MD
Merrill ( 2002) :
a. Aktivitas pengalamannya.
b. Demonstrasi keterampilannya.
c. Penerapan keterampilan.
d. Integrasi keterampilan .
e. Masalah.
3. Tahap the stage pembangunan
Ketika pembangunan jangka yang di gunakan sebagai proses ISD yaitu
mengacu pada tahap dimana spesifikasi desain yang di hasilkan untuk
mengubah menjadi material yang dapat digunakan oleh peserta didik. Yang
mana di terima oleh peserta didik dapat mengembangkan ISD sebagai
pendukung di dalam belajarnya. Dan pengembangan ini melakukan kegiatan
evaluative pada tahap uji coba dan revisi di dalam proses belajarnya.
Sehingga dalam pengujian dan merivisi bahan baru yang diberikan dapat di
tingkatkan untuk produksi bahan akhir peserta didik yang
mengimplementasikan dalam standar proses belajar peserta didik.
4. Tantangan pada antar muka desain, pengembangan dan produksi.
Pada pendapat kerr (1983) bahwa pemula ISD ini sering gagal dalam
menggunakan paling umum dari prosedur desain umum di bidang lain :
antaranya menghasilkan beberapa solusi, menerima atau menolak pada
9
beberapa dasar yang merupakan sebuah masalah dari desain yang secara
efektif untuk pendidik dan peserta didik, dimana untuk memberikan sebuah
pemahaman dalam ilmu pengetahuannya.
5. Melakukan produksi digital sendiri.
Yaitu menguasai sejumlah teknis dan proses, khususnya dalam
menggunakan mekanisme alat digital yang berupa subtansial, sehingga tidak
mengherankan dalam langka-langkah sebuah proses pengembangan
intruksional secara keseluruhan dalam proses mendesainer proses
pembelajaran.
6. Mendukung untuk melakukannya sendiri.
Mengisi kesenjangan antara keinginan untuk menciptakan suatu media
produk multimedia dan keterampilan teknik yang di pergunakan pada diri
sendiri yang melalui pembuatannya powerpoint dan sejenisnya.
7. Produksi outsourching.
Memberikan pertahanan kontraktor dalam mendesain pesan media
pembelajaran yang sifat bentuknya berkomunikasi dalam fungsionalnya
berupa bentuk keputusan yang di ambil oleh peserta didik.
8. Tahap implementasi.
Adalah tahap lingkungan belajarnya atau sistem yang telah di uji dan di
revisi yang bertujuan terhadap peserta didik yang berprestasi untuk
meningkatkan dengan berpikiran sendiri, bukan dengan kelompok, yang
mana pada mestinya melakukan setiap ruangan peserta didik.
9. Tahap evaluasi
Tahap ini adalah tahap evaluasi kepada formatif yang dimana
mengumpulkan data untuk meningkatkan sebuah produk pembangunan
selama pembangunan dan memvalidasi keberhasilan ide-ide yang mapan
dalam teknologi pendidikan.
Sedangkan tap evaluasi sumatif ini adalah menentukan efektivitas akhir
dalam suatu program yang memberikan rasa reaksi kepuasan peserta didik,
pencapaian tujuan belajar, mentransfer belajar dalam kehidupan yang nyata.
10
G. Lingkungan Belajar
11
Kedua adalah Kritik ISD dari segi spesialis pelatihan perusahaan dan dari
segi akademisnya yang dengan berkomitmen untuk berpandang dalam
kontruktivitis belajarnya terhadap peserta didik dan pendidik.
Ketiga kompleksitas rancangan pembelajaran dan otomatis kebutuhan
bahwa telah di jelaskan sebelumnya menciptakan pembelajran CAI atau
lingkungan belajarnya ialah memerlukan belajar immersive dalam mendukung
sebuah kinerja yang menumbuhkan sebuah komunikasi dan koordinasi antara
tim peserta didik dan pendidik . 5
I. Penerapannya pada Pendidikan Agama Islam
Pengertian teknologi secara umum adalah proses untuk meningkatkan nilai
tambah; produk yang digunakan atau dihasilkan untuk memudahkan dan
meningkatkan kinerja; struktur atau sistem di mana proses dan produk itu
dikembangkan dan digunakan. Semua bentuk teknologi adalah sistem yang
diciptakan oleh manusia untuk sesuatu tujuan tertentu, yang pada intinya
adalah mempermudah manusia dalam memperingan usahanya, meningkatkan
hasilnya, dan menghemat tenaga serta sumber daya yang ada.
Untuk memenuhi fungsi mempermudah manusia, teknologi yang
digunakan tentunya juga harus terus dikembangkan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan manusia. Beberapa contoh penerapan teknologi
dalam dunia pendidikan antara lain:
1. Menggunakan teknologi komputer dalam pembelajaran
Dikenal dengan istilah "Computer Asisted Instruction (CAI)" atau dalam
istilah yang sudah diterjemahkan disebut sebagai "Pembelajaran Berbantuan
Komputer (PBK)". CAI adalah suatu program pembelajaran yang dibuat
dalam sistem komputer, di mana dalam menyampaikan suatu materi sudah
diprogramkan langsung kepada pengguna. Materi pelajaran yang sudah
terprogram dapat disajikan secara serentak antara komponen gambar, tulisan,
warna, dan suara.
2. Menggunakan multimedia
Multimedia pembelajaran mempunyai pengertian penggunaan banyak
media (teks, grafis, gambar, foto, audio, animasi dan video) atau paling tidak
12
bermakna lebih dari satu media, yang digunakan untuk menyampaikan materi
pembelajaran secara bersama-sama guna mencapai suatu tujuan pembelajaran
tertentu.
4
a. Pengembangan kurikulum
b. Pengembangan siswa
c. Pengembangan guru
Kemajuan teknologi dalam tiga dasawarsa ini telah menampakkan
pengaruhnya pada setiap dan semua kehidupan individu, masyarakat dan
negara. Dapat dikatakan bahwa tidak ada orang yang dapat menghindar dari
pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), IPTEK
bukan saja dirasakan individu, akan tetapi dirasakan pula oleh masyarakat,
bangsa dan negara.
Kehadiran IPTEK di negara-negara maju, sudah lama dirasakan
pengaruhnya, karena pada negara-negara tersebutlah kemajuan itu mula-mula
dicapai. Sebaliknya bagi negara-negara berkembang, pengaruh tersebut baru
mulai dirasakan antara lain seperti dalam bidang informasi, buku-buku, media
TV, radio, video, internet dan lain sebagainya.
Sekarang yang menjadi persoalan sekaligus pertanyaan bagi kita tentunya
adalah bagaimana dengan eksistensi pendidikan Islam dalam menghadapi arus
perkembangan IPTEK yang sangat pesat tersebut. Bagaimanapun tampaknya
pendidikan Islam (terutama lembaganya) dituntut untuk mampu
mengadaptasikan dirinya dengan kondisi yang ada. Disamping dapat
mengadaptasi dirinya, pendidikan Islam juga dituntut untuk menguasai
IPTEK, dan kalau perlu merebutnya.
Kenyataan untuk merebut teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut adalah
sangat penting, sebab sekarang pembangunan nasional diarahkan dengan
45
Ibid.
13
orientasi pada teknologi industri, dalam hal ini tak terkecuali dalam bidang
pendidikan.
Menurut Prof. Dr. Ing.BJ. Habibie, ada lima prinsip yang harus diikuti
untuk mencapai penguasaan IPTEK yaitu:
1) Melakukan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) dalam
bidang IPTEK yang relevan dengan pembangunan bangsa.
2) Mengembangkan konsep masyarakat teknologi dan industri serta
melakukan usaha serius dalam merealisasikan konsep tersebut.
3) Adanya transfer, aplikasi dan pengembangan lebih jauh dari teknologi yang
diarahkan pada pemecahan masalah-masalah nyata.
4) Kemandirian teknologi, tanpa harus bergantung ke luar negeri.
5) Perlu adanya perlindungan terhadap teknologi yang dikembangkan di
dalam negeri hingga mampu bersaing di arena internasional.
Pendidikan Islam mempunyai sesuatu kekuatan yang sangat signifikan
dipertahankan atau dikembangkan. Hal ini mungkin dapat dilihat dari tataran
filosofis atau konseptual dan pengalaman selama ini dari lembaga-lembaga
pendidikan Islam yang dari waktu ke waktu telah mampu tumbuh di tengah-
tengah dinamika masyarakat.
a. Motivasi kreatifitas anak didik ke arah pengembangan IPTEK itu sendiri,
dimana nilai-nilai Islam menjadi sumber acuannya.
b. Mendidik keterampilan, memanfaatkan produk IPTEK bagi kesejahteraan
hidup umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya.
c. Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan IPTEK, dan
hubungan yang akrab dengan para ilmuwan yang memegang otoritas
IPTEK dalam bidang masing-masing.
d. Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa
depan umat manusia melalui kemampuan menginterpretasikan ajaran
agama dari sumber-sumbernya yang murni dan kontekstual dengan masa
depan kehidupan manusia. 6
Jadi ke sanalah pendidikan Islam diarahkan, agar pendidikan Islam tidak
hanyut terbawa arus modernisasi dan kemajuan IPTEK. Strategi tersebut
14
merupakan sebagian solusi bagi pendidikan Islam untuk bisa lebih banyak
berbuat. Kendatipun demikian, pendidikan Islam tentu saja tidak boleh lepas
dari Idealitas Al-Qur’an dan As-Sunnah yang berorientasikan kepada
hubungan manusia dengan Allah SWT. (Hablumminallah), hubungan manusia
dengan sesamanya (Hablumminannas) dan dengan alam sekitarnya. 7
5
56
Zakariya, Teknologi Pendidikan Sebagai Peningkatan Kinerja pada Pendidikan Agama
Islam, https://zakariyablogblog.wordpress.com/2016/06/24/teknologi-pendidikan-sebagai-
peningkatan-kinerja-pada-pendidikan-agama-islam/, diakses tanggal 31 Januari 2019 pukul 11.23
15
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menciptakan adalah modifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep
baru. Teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan
terintegrasi, meliputi: manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk
menganalisa masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia, serta
merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah
tersebut.
Kemudian dalam pemakalah dapat memberikan sebuah kesimpulan dalam
membuat sebuah desain perencanaan pembelajaran dimana dikalangan saat ini
sudah banyak sekali menggunakan tekhnologi canggih sehingga peserta didik
dapat memahami dan menambah ilmu pengetahuannya dalam belajar,
sehingga terjadi perubahan prilaku yang buruk menjadi lebih baik lagi, dan
dapat mengembangkan wawasan luasnya terhadap masyarakat apa yang dapat
dari pendidikannya,
Terkait dengan permasalahan ISD itu juga bergantung terhadap pendidik
dari segi materi apa yang akan di berikan terhadap peserta didik, dan desain
perencanaan apa yang akan di tampilkan sehingga para peserta didik bisa lebih
focus terhadap pembelajarannya dan pengetahuannya di dalam belajar.
67
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hlm. 100.
8
Zakariya, Teknologi Pendidikan Sebagai Peningkatan Kinerja pada Pendidikan Agama
Islam, https://zakariyablogblog.wordpress.com/2016/06/24/teknologi-pendidikan-sebagai-
peningkatan-kinerja-pada-pendidikan-agama-islam/, diakses tanggal 31 Januari 2019 pukul 11.23
16
Untuk menerapkan, teknologi pendidikan ini memiliki beberapa ruang
lingkup atau kawasan yang terbagi menjadi 5 bagian, yaitu desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian.
B. Saran
Kami bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Kami
akan menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang
memperbaiki makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat
kami selesaikan dengan hasil yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Islam, https://zakariyablogblog.wordpress.com/2016/06/24/teknologi-
pendidikan-sebagai-peningkatan-kinerja-pada-pendidikan-agama-islam/,
diakses tanggal 31 Januari 2019 pukul 11.23
17