Anda di halaman 1dari 20

MENCIPTAKAN (CREATING) TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN

PENERAPANNYA PADA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pendidikan

DOSEN PENGAMPU: ISMATUL MAULA, M. Pd.

Disusun Oleh Kelompok : 4

NORMAH

(1811170038)

NUR MIRAWATI
(1811170039)
DEWINA
(1811170027)
ERLINDA
(1811170030)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan


hidayahnya, makalah ini dapat kami selesaikan. Shalawat dan salam kepada nabi
Muhammad SAW, pembimbing umat menuju cahaya kebenaran illahi.

Adapun pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk diajukan sebagai


syarat dalam diskusi kelompok pada mata kuliah Teknologi Pendidikan tentang
“Menciptakan (Creating) Teknologi Pendidikan dan Penerapannya pada
Pendidikan Agama Islam” di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Bengkalis dan atas dasar itulah maka kami mengharapkan semoga makalah ini
bisa digunakan sebagai bahan diskusi kelompok sebagaimana mestinya.

Mengingat isinya sangat penting sebagai bahan pembelajaran agar


tercapainya tujuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah, baik masalah
individu ataupun masalah kelompok.

Mudah-mudahan makalah ini besar manfaatnya bagi para pembaca dan


khususnya bagi penulis menjadi amal yang sholeh yang bisa menghantarkan
kesuksesan dalam belajar.

Bengkalis, 01 Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................2
C. Tujuan .......................................................................................................2
D. Sistematika Penulisan ...............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................3

A. Pengertian Menciptakan ...........................................................................3


B. Pengertian Teknologi Pendidikan .............................................................3
C. Evolusi Praktek dan Teori untuk Menciptakan ........................................5
D. Membuat Media: Tingkat Kecanggihan ...................................................6
E. Masalah Di tingkat Kreatif: Kualitas Teknis dan Pesan Prinsip Desain . .7
F. Masalah Di tingkat Desain: ISD model dan Pendekatan Alternatif .........8
G. Lingkungan Belajar ..................................................................................10
H. Trend an Isu terkait Menciptakan .............................................................11
I. Penerapannya pada Pendidikan Agama Islam ..........................................12

BAB III PENUTUP ............................................................................................16

A. Kesimpulan ...............................................................................................16
B. Saran .........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi pendidikan adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi
pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan
dan mengelola proses teknologi yang tepat sumber dayanya.
Manusia terlahir ke dunia ini dibekali oleh Allah SWT dengan akal dan
pikirannya sebagai cara untuk mempertahankan hidupnya. Dengan demikian
lahirlah teknologi-teknologi yang pada awalnya hanya berwujud teknologi
yang sederhana, kini semakin berkembang dan semakin canggih pula
diciptakan oleh manusia dengan memberikan kemudahan-kemudahan
sehingga semua aktivitas manusia dapat tercapai dengan mudah pula.
Begitu pula dengan dunia pendidikan, khususnya Pendidikan Agama
Islam. Jika kita melihat bagaimana histori teknologi dari zaman ke zaman
mengalami berbagai perubahan dan peningkatan. Teknologi adalah
perkembangan alat bantu untuk memudahkan pekerjaan manusia. Teknologi
juga sebagai alat untuk pemanfaatan pengetahuan dan ilmu pengetahuan.
Teknologi dalam kehidupan manusia untuk meningkatkan efektifitas untuk
produksi ataupun kegiatan untuk penggunanya. Dunia pendidikan pun tidak
luput dari integrasi teknologi dalam rangka efektifitas dan efisiensi
pembelajaran. Teknologi dalam bidang pendidikan juga harus dapat
dikembangkan dengan baik demi terwujudnya kehidupan bangsa yang cerdas
yang tertuang dalam UUD 1945.
Teknologi merupakan salah satu pemecahan masalah dalam dunia
pendidikan, karena dapat menembus batas ruang dan waktu. Integrasinya pun
makin kuat pada masa globalisasi teknologi dapat menjadi sarana
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang sangat memiliki berbagai
pulau yang berjauhan dan terpisah-pisah serta ragam budaya. Pemecahan
masalah tersebut merupakan salah satu kepentingan dari teknologi pendidikan.

1
Dan dalam makalah ini akan membahas mengenai Teknologi Pendidikan
tentang Menciptakan (creating) Teknologi Pendidikan dan Penerapannya pada
pendidikan Agama Islam.
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Menciptakan ?
2. Apa pengertian Teknologi pendidikan ?
3. Apakah bentuk dari evolusi praktek itu dalam menciptakan ?
4. Bagaimanakah cara pembuatan media tingkat kecanggihan itu?
5. Apa saja yang masalah yang terkait dalam kualitas dan prinsip pesan
desain?
6. Apa saja Masalah dalam ISD model pendekatan alternative ?
7. Bagaimana lingkungan belajar itu?
8. Bagaimana bentuk trend an isu terkait dalam menciptakan ?
9. Bagaimana penerapannya pada pendidikan agama islam ?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari Menciptakan.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Teknologi pendidikan.
3. Untuk mengetahui bentuk dari evolusi praktek itu dalam menciptakan.
4. Untuk mengetahui cara pembuatan media tingkat kecanggihan.
5. Untuk mengetahui masalah yang terkait dalam kualitas dan prinsip pesan
desain.
6. Untuk mengetahui masalah dalam ISD model pendekatan alternative.
7. Untuk mengetahui lingkungan belajar.
8. Untuk mengetahui bentuk trend an isu terkait dalam menciptakan.
9. Untuk mengetahui penerapannya pada pendidikan agama islam.
C. Sistematika Penulisan
Adapun metode penulisan dalam makalah ini, penulis menggunakan
metode secara library research, yaitu suatu metode untuk mendapatkan data
informasi dengan jalan mempelajari dan mengutip dari berbagai buku yang
sesuai dengan judul dari makalah yang penulis buat ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Menciptakan
Ada beberapa defenisi menciptakan menurut para ahli:
1. Menurut Conny R Semiawan: Menciptakan adalah modifikasi sesuatu yang
sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep
lama yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru.1
2. Menurut Utami Munandar: Menciptakan adalah hasil interaksi antar
individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru,
berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada atau dikenal
sebelumnya. Yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah
diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah,
keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat.2
Serta pengertian menciptakan menurut KBBI:
1. Menciptakan artinya menjadikan sesuatu yang baru tidak dengan bahan.
2. Membuat atau mengadakan sesuatu dengan kekuatan batin.
3. Membuat (mengadakan) sesuatu yang baru (belum pernah ada, luar biasa,
lain dari yang lain).
B. Pengertian Teknologi Pendidikan
Istilah teknologi berasal dari bahasa Yunani technologia yang menurut
Webster Dictionary berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu
secara sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata teknologi berarti art,
skilll, science atau keahlian, keterampilan, ilmu.
Dari segi bahasa, pendidikan berasal dari kata education yang dapat
diartikan upbringing (pengembangan), teaching (pengajaran), instruction
(perintah), pedagogy (pembinaan kepribadian), breeding (memberi makan),
1

1
Conny R. Semiawan, Kreativitas Keberbakatan: Mengapa, Apa, dan Bagaimana,
(Jakarta: Indeks, 2009), hlm 44.
2
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta,
2009), hlm 12.

3
raising (of animal) (menumbuhkan). Dalam bahasa Arab, kata pendidikan
merupakan terjemahan dari kata al-tarbiyah yang dapat diartikan proses
menumbuhkan dan mengembangkan potensi yang terdapat pada diri
seseorang, baik secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual. Selain itu kata
tarbiyah juga dapat berarti menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik,
memperbaiki (ashlaha), menguasai urusan, memelihara dan merawat,
memperindah, memberi makna, mengasuh, memiliki, mengatur, dan menjaga
kelangsungan maupun eksistensi seseorang.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terintegrasi,
meliputi: manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisa
masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia, serta merancang,
melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut. Dalam
teknologi pendidikan, pemecahan masalah itu terjelma dalam bentuk semua
sumber belajar yang didesain dan atau dipilih atau digunakan untuk keperluan
belajar sumber-sumber belajar ini meliputi: pesan, orang, bahan, peralatan,
teknik dan latar (setting).
Teknologi pendidikan adalah suatu cara yang sistematis dalam mendesain,
melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan
pembelajaran dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan
penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan
kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun non manusia untuk
membuat pembelajaran lebih efektif. 3
2

23
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) hlm. 20.

4
C. Evolusi praktek dan Teori untuk Menciptakan
Dalam bidang teknologi pendidikan itu di mulai dari pendidikan visual,
sebagai pendidik yang menjelajahi potensi gerak gambar dan di proyeksikan
terhadap slide pada pergantian di abad ke-20 yang sebagai media radio, film
suara, dan rekaman audio yang di kembangkannya, terhadap lapangan
pengembangan menjadi audio visual (AV) pendidikan di seluruh pengetahuan
abad. Dan selama priode ini, ladang desain memproduksi fokus pada
penciptaan presentasi yang sangat menarik perhatian bagi penglihatan dan
pendengaran.
Pada paradigma pertama yang terjadi di tahun 1950 an dan 1960 an,
teknologi sebagai psikologi baru yang melahirkan dan menerapkan
menageman pada tingkat behaviorisme terjadi pada perubahan prilaku, dan
diprogram instruksi yang di hadapkan pada paradigma Audio Visual, agar
menciptakan lingkungan belajar dimana peserta didik memiliki kesempatan
untuk berlatih keterampilan baru dalam kondisi umpan balik yang konstan.
Pada paradigma kedua melahirkan mikro komputer pada awal tahun
1980-an yang membawa pola terhadap pikiran yang berbeda, yang terdapat
dalam sebuah teknologi pendidikan. Dari kemampuan komputer menjadi
jaringan internet di tahun 1990-an, yang di mana websait yang secara
eksponensial yang membuatnya mudah bagi individu peserta didik berpikir
dan bekerja sama. Karena memungkinkan siapa pun dimana saja yang gemar
mengakses menarik berbasis komputer eksplorasi lingkungan (misalnya
simulasi dan permainan), karena dari proses desain tradisional berada di
bawah tantangan yang mencoba untuk merancang pengalaman, bukan hanya
bahan dan alat-alat mereka asal dari pemograman computer dan ilmu
kognitifnya.
Pada bagian berikut, kita melacak evolusi praktek-pratek yang merupakan
“menciptakan” dan ide-ide yang berbentuk praktek sebagai sorotan pindah
film, radio, dan televisi, bahan Audio Visual yang menginstruksi di program

5
untuk CIA, media digital, ke internet dan pembelajaran berbasis WEB dan
blanded learning dan mobile media. Untuk dalam pembuatan dan menciptakan
suatu proses belajar bisa di gunakan seperti berikut dibawah ini :
1. Pendidikan film.
2. Mendasari penelitian dan teori.
3. Radio pendidikan dan televisi.
4. Bahan Audio Visual.
5. Pembelajaran terprogram dan mesin pengajaran.
6. Computer Assisted intruksi .
7. Internet dan world wide web.
8. Digital mobile
9. Mobile media
10. Belajar blended.
D. Membuat Media : Tingkat Kecanggihan

Membuat media pembelajaran dapat menjadi sederhana atau proses yang


sangat kompleks dan dapat mengemukakan tiga tingkatan kecanggihan, seperti
: mekanik, kreatif, dan desain terendah, mekanik, tingkat adalah prosedur
sederhana, misalnya memotong dan menyisiokan gambar ke halaman web,
fotocopy grafik untuk membuat transparansi overhead, atau merekam video
pembicara tamu untuk kemudian pemutaran, ini adalah tindakan rutin yang
membutuhkan sedikit perencanaan atau kreativitas.
Kreatif, tingkat produsen telah menempatkan pemikiran dan perencanaan
ke dalam proses, guru dapat membangun papan bulletin tidak hanya akan
mengumpulkan atau membuat bahan, tetapi memikirkan tentang pengaturan
mereka terhadap peserta didik, baik terhadap pendidikan untuk mendapatkan
perhatian dan membuat dampak yang mengesankan. Prinsip semua ini
membutuhkan beberapa tingkat kemampuan dan pertimbangan yang variabel
dalam psikologis peserta didik di dalam proses hasil belajarnya.
Desain, tingkatan ini mencakup kasus-kasus di mana seorang desainer, tim
desainer, perencanaan yang merakit bahan dalam lingkungan belajar dalam
rangka mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu, peserta didik akan

6
berpikir tentang kebutuhan khusus terhadap peserta didik yang akan
berinteraksi dengan materi yang akan di berikan oleh si pendidik untuk
mencapai suatu tujuan peserta didik dalam proses belajar mereka, sehingga
mampu menghasilkan kemampuan peserta didik dalam  ilmu pengetahuannya.
E. Masalah Di Tingkat Kreatif: Kualitas Teknis dan Pesan Prinsip Desain

Dalam memproduksi media di tingkat mekanik dan kreatif, peserta didik


dapat menentukan keahlian teknis dan kemampuan artistik, yang dimana
melalui pelaksanaan teknis yang baik dalam pembelajaran sehingga dapat
menjadi seorang yang berkreatif dalam menjalankan sebuah media
pembelajaran yang aktif di dalam membuat suatu desain perencanaan
pembelajaran hal ini dapat di sesuaikan dengan menurut secara teori yang
mana sebagai berikut:
1) Teori dan prinsip rancangan pesan
Desain pesan untuk motion media, ini di asumsikan pada prinsip desain
pesan yang di bahas yang layak untuk menampilkan sebuah gambar-gambar di
lingkungan baru media interaktif, pembelajaran interaktif ini memodifikasikan
prinsip yang asli dikembangkan yang berupa gambar gerak ( seperti animasi
dan orang hidup ).
Persfektif semiotik menciptakan bahan ajar praktis yang berfokus terhadap
diskusikan melalui bahan ajar yang mereka berikan terhadap peserta didik.
Dan melalui dari visual yang di berikan oleh si pendidik untuk dapat
mengembangkan suatu pemikiran-pemikiran yang afektif. Sehingga dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan yang terpadu bagi peserta didik.
Munculnya pesan prinsip desain majelis yang di mana mampu
membimbing terhadap penerapan psikologis gestalt (dalam mendesain grafis
dari seni rupa) dan tradisional, untuk memajukan pembelajaran yang
sistematis dalam suatu penelitian bahan pembelajaran di lapangan, sehingga
mampu menghasilkan perbandingan belajar yang material dalam bersifat
resmi. 4

7
3

Standar produksinya ialah sebuah hasil persentasi dalam menampilkan


sepanjang evolusi film, video, dan media Audio Visual yang selalu membawa
harapan terhadap seorang pendidik dan peserta didik dalam proses pendidikan
yang di laksanakan.
Trade-offs tentang quality teknis, yang menghasilkan suatu bahan
pembelajaran yang jelas, menarik, dan bermanfaat, yang menekankan terhadap
dalam standar produksinya dan menampilkan suatu hasil yang berkreatif
dalam mengembangkan proses belajar peserta didik tersebut.
F. Masalah Di Tingkat Desain: ISD model dan pendekatan Alternatif

Tingkat desain ini tingkat dimana seorang pendidik memikirkan suatu


desain yang akan di ajarkan terhadap peserta didik, yang dimana
membutuhkan keseriusan dalam menciptakan suatu bahan pelajaran di dalam
lingkungan belajar yang mampu membantu oleh pemikiran terhadap desain
apa yang dibuat, sebagaimana contohnya : dalam genre film sebuah yang
berkaitan dengan pendidikan, radio, dan televisi yang dimana sebuah proses
perencanaan yang dibantu oleh paradigma script dan menjadikan pola pikir
dalam sebuah media pembelajaran untuk membangun sebuah kreatif peserta
didik. Dan ini dapat melalui proses yang akan di sampaikan di bawah ini
sebagai berikut :
1. Pendekatan sistem rancangan pembelajaran.
Pendekatan sistem ini adalah melalui proses perencanaan pembelajaran
yang menjadi langkah-langkah, yang dimana setiap langkah adalah input dan
menggunakan output terhadap proses pembelajaran yang berupa analisis, dan
analisis ini sering digunakan sebagai jangka panjang yang mengacu pada
tekhnik analisis yang membangun dalam proses pembelajaran terhadap
peserta didik.
2. Tahapan dalam proses ISD

A. Januszewski dan M. Molenda, Educational Technology: A Definition With


34

Commentary, 2008. Di Terjemahkan oleh: Google Francis: Taylor & Francis Group, LLC.

8
Pertama tahap analisis adalah untuk menentukan apakah intruksi yang di
butuhkan sama sekali. Yaitu sebuah proses desain pengembangan
pengetahuan, keterampilan, sikap. Analisis ini membutuhkan tingkatan
terhadap sebuah kekurangan kinerja di dalam menentukan sebuah kebutuhan
belajar, dan menentukan sebuah materi pembelajaran yang dimana gunanya
yang disebabkan kurangnya pengetahuan atau keterampilan terhadap peserta
didik.
Kedua tahap desain, adalah untuk menentukan sebuah urutan, strategi,
dan metode apa yang akan di ajarkan terhadap peserta didik, jadi pada tahap
ini dapat berpusat dan konstruktif terhadap pengetahuan peserta didik yang
dimana antaranya terhadap fase yang di kemukakan pendapat teori MD
Merrill ( 2002) :
a. Aktivitas pengalamannya.
b. Demonstrasi keterampilannya.
c. Penerapan keterampilan.
d. Integrasi keterampilan .
e. Masalah.
3. Tahap the stage pembangunan
Ketika pembangunan jangka yang di gunakan sebagai proses ISD yaitu
mengacu pada tahap dimana spesifikasi desain yang di hasilkan untuk
mengubah menjadi material yang dapat digunakan oleh peserta didik. Yang
mana di terima oleh peserta didik dapat mengembangkan ISD sebagai
pendukung di dalam belajarnya. Dan pengembangan ini melakukan kegiatan
evaluative pada tahap uji coba dan revisi di dalam proses belajarnya.
Sehingga dalam pengujian dan merivisi bahan baru yang diberikan dapat di
tingkatkan untuk produksi bahan akhir peserta didik yang
mengimplementasikan dalam standar proses belajar peserta didik.
4. Tantangan pada antar muka desain, pengembangan dan produksi.
Pada pendapat kerr (1983) bahwa pemula ISD ini sering gagal dalam
menggunakan paling umum dari prosedur desain umum di bidang lain :
antaranya menghasilkan beberapa solusi, menerima atau menolak pada

9
beberapa dasar yang merupakan sebuah masalah dari desain yang secara
efektif untuk pendidik dan peserta didik, dimana untuk memberikan sebuah
pemahaman dalam ilmu pengetahuannya.
5. Melakukan produksi digital sendiri.
Yaitu menguasai sejumlah teknis dan proses, khususnya dalam
menggunakan mekanisme alat digital yang berupa subtansial, sehingga tidak
mengherankan dalam langka-langkah sebuah proses pengembangan
intruksional secara keseluruhan dalam proses mendesainer proses
pembelajaran.
6. Mendukung untuk melakukannya sendiri.
Mengisi kesenjangan antara keinginan untuk menciptakan suatu media
produk multimedia dan keterampilan teknik yang di pergunakan pada diri
sendiri yang melalui pembuatannya powerpoint dan sejenisnya.
7. Produksi outsourching.
Memberikan pertahanan kontraktor dalam mendesain pesan media
pembelajaran yang sifat bentuknya berkomunikasi dalam fungsionalnya
berupa bentuk keputusan yang di ambil oleh peserta didik.
8. Tahap implementasi.
Adalah tahap lingkungan belajarnya atau sistem yang telah di uji dan di
revisi yang bertujuan terhadap peserta didik yang berprestasi untuk
meningkatkan dengan berpikiran sendiri, bukan dengan kelompok, yang
mana pada mestinya melakukan setiap ruangan peserta didik.
9. Tahap evaluasi
Tahap ini adalah tahap evaluasi kepada formatif yang dimana
mengumpulkan data untuk meningkatkan sebuah produk pembangunan
selama pembangunan dan memvalidasi keberhasilan ide-ide yang mapan
dalam teknologi pendidikan.
Sedangkan tap evaluasi sumatif  ini adalah menentukan efektivitas akhir
dalam suatu program yang memberikan rasa reaksi kepuasan peserta didik,
pencapaian tujuan belajar, mentransfer belajar dalam kehidupan yang nyata.

10
G. Lingkungan Belajar

Dalam konteks teknologi pendidikan ruang fisik, atau virtual yang di


rancang untuk memberikan kondisi yang optimal dalam proses belajarnya,
termasuk sumber dayanya yang memungkinkan untuk mendukung
pembelajaran eksplorasi, pada kesempatan ini kami juga akan menyajikan
sebuah lingkungan belajar di bawah ini di antaranya :
1. Konstruktivis, rich lingkungan untuk pembelajaran yang aktif
Yaitu lingkungan yang kaya untuk belajar aktif dari sistem
pembelajaran yang komprehensif yang memberikan dorongan tanggung
jawab terhadap peserta didik yang ter individu dan inisiatif yang
menumbuhkan kolaborasi antara pendidik dan peserta didik.
2.    Masalah based learning
Melibatkan dalam penyelidikan yang mana untuk memecahkan
masalah peserta didik di dalam temuan pembelajaran baik dengan refleksi
pada pembelajaran, pemecahan masalah, dan kolaborasi.
3. Blanded learning lingkungan, real simulasi, virtual dan campuran
Ialah untuk menciptakan lingkungan yang immersive, yaitu
membutuhkan sebuah tim multidisiplin dalam pengalaman belajar yang
membangun sebuah konsep pembelajaran.
H. Tren dan Isu Terkait Menciptakan
Pertama analog digital dilema, yang dilakukan terhadap persenjataan
lengkap media yang berupa (slide, kaset video, kaset, film, overhead, dll)
dalam memperluas digital media berbasis komputer, yang kedua kritik ISD
adalah tingkat dalam memilih metode pembelajaran atau tingkat filosofisnya
adalah berdasarkan prinsip psikologi kognitifnya, yang ketiga kompleksitas
rancangan pembelajaran dan otomatis kebutuhannya, seorang desainer dapat
berinteraksi terhadap peserta didiknya dengan melakukan tugas-tugas di dalam
pelatihan untuk melakukan perancanaan proyek, mengelolah proyek, memilih
media, mengembangkan storyboard pada proses belajar.

11
Kedua adalah Kritik ISD dari segi spesialis pelatihan perusahaan dan dari
segi akademisnya yang dengan berkomitmen untuk berpandang dalam
kontruktivitis belajarnya terhadap peserta didik dan pendidik.
Ketiga kompleksitas rancangan pembelajaran dan otomatis kebutuhan
bahwa telah di jelaskan sebelumnya menciptakan pembelajran CAI atau
lingkungan belajarnya ialah memerlukan belajar immersive dalam mendukung
sebuah kinerja yang menumbuhkan sebuah komunikasi dan koordinasi antara
tim peserta didik dan pendidik . 5
I. Penerapannya pada Pendidikan Agama Islam
Pengertian teknologi secara umum adalah proses untuk meningkatkan nilai
tambah; produk yang digunakan atau dihasilkan untuk memudahkan dan
meningkatkan kinerja; struktur atau sistem di mana proses dan produk itu
dikembangkan dan digunakan. Semua bentuk teknologi adalah sistem yang
diciptakan oleh manusia untuk sesuatu tujuan tertentu, yang pada intinya
adalah mempermudah manusia dalam memperingan usahanya, meningkatkan
hasilnya, dan menghemat tenaga serta sumber daya yang ada.
Untuk memenuhi fungsi mempermudah manusia, teknologi yang
digunakan tentunya juga harus terus dikembangkan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan manusia. Beberapa contoh penerapan teknologi
dalam dunia pendidikan antara lain:
1. Menggunakan teknologi komputer dalam pembelajaran
Dikenal dengan istilah "Computer Asisted Instruction (CAI)" atau dalam
istilah yang sudah diterjemahkan disebut sebagai "Pembelajaran Berbantuan
Komputer (PBK)". CAI adalah suatu program pembelajaran yang dibuat
dalam sistem komputer, di mana dalam menyampaikan suatu materi sudah
diprogramkan langsung kepada pengguna. Materi pelajaran yang sudah
terprogram dapat disajikan secara serentak antara komponen gambar, tulisan,
warna, dan suara.
2. Menggunakan multimedia
Multimedia pembelajaran mempunyai pengertian penggunaan banyak
media (teks, grafis, gambar, foto, audio, animasi dan video) atau paling tidak

12
bermakna lebih dari satu media, yang digunakan untuk menyampaikan materi
pembelajaran secara bersama-sama guna mencapai suatu tujuan pembelajaran
tertentu.
4

a. Pengembangan kurikulum
b. Pengembangan siswa
c. Pengembangan guru
Kemajuan teknologi dalam tiga dasawarsa ini telah menampakkan
pengaruhnya pada setiap dan semua kehidupan individu, masyarakat dan
negara. Dapat dikatakan bahwa tidak ada orang yang dapat menghindar dari
pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), IPTEK
bukan saja dirasakan individu, akan tetapi dirasakan pula oleh masyarakat,
bangsa dan negara.
Kehadiran IPTEK di negara-negara maju, sudah lama dirasakan
pengaruhnya, karena pada negara-negara tersebutlah kemajuan itu mula-mula
dicapai. Sebaliknya bagi negara-negara berkembang, pengaruh tersebut baru
mulai dirasakan antara lain seperti dalam bidang informasi, buku-buku, media
TV, radio, video, internet dan lain sebagainya.
Sekarang yang menjadi persoalan sekaligus pertanyaan bagi kita tentunya
adalah bagaimana dengan eksistensi pendidikan Islam dalam menghadapi arus
perkembangan IPTEK yang sangat pesat tersebut. Bagaimanapun tampaknya
pendidikan Islam (terutama lembaganya) dituntut untuk mampu
mengadaptasikan dirinya dengan kondisi yang ada. Disamping dapat
mengadaptasi dirinya, pendidikan Islam juga dituntut untuk menguasai
IPTEK, dan kalau perlu merebutnya.
Kenyataan untuk merebut teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut adalah
sangat penting, sebab sekarang pembangunan nasional diarahkan dengan

45
Ibid.

13
orientasi pada teknologi industri, dalam hal ini tak terkecuali dalam bidang
pendidikan.
Menurut Prof. Dr. Ing.BJ. Habibie, ada lima prinsip yang harus diikuti
untuk mencapai penguasaan IPTEK yaitu:
1) Melakukan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) dalam
bidang IPTEK yang relevan dengan pembangunan bangsa.
2) Mengembangkan konsep masyarakat teknologi dan industri serta
melakukan usaha serius dalam merealisasikan konsep tersebut.
3) Adanya transfer, aplikasi dan pengembangan lebih jauh dari teknologi yang
diarahkan pada pemecahan masalah-masalah nyata.
4) Kemandirian teknologi, tanpa harus bergantung ke luar negeri.
5) Perlu adanya perlindungan terhadap teknologi yang dikembangkan di
dalam negeri hingga mampu bersaing di arena internasional.
Pendidikan Islam mempunyai sesuatu kekuatan yang sangat signifikan
dipertahankan atau dikembangkan. Hal ini mungkin dapat dilihat dari tataran
filosofis atau konseptual dan pengalaman selama ini dari lembaga-lembaga
pendidikan Islam yang dari waktu ke waktu telah mampu tumbuh di tengah-
tengah dinamika masyarakat.
a. Motivasi kreatifitas anak didik ke arah pengembangan IPTEK itu sendiri,
dimana nilai-nilai Islam menjadi sumber acuannya.
b. Mendidik keterampilan, memanfaatkan produk IPTEK bagi kesejahteraan
hidup umat manusia  pada umumnya dan umat Islam pada khususnya.
c. Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan IPTEK, dan
hubungan yang akrab  dengan para ilmuwan yang memegang otoritas
IPTEK dalam bidang masing-masing.
d. Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa
depan umat manusia melalui kemampuan menginterpretasikan ajaran
agama dari sumber-sumbernya yang murni dan kontekstual dengan masa
depan kehidupan manusia. 6
Jadi ke sanalah pendidikan Islam diarahkan, agar pendidikan Islam tidak
hanyut terbawa arus modernisasi dan kemajuan IPTEK. Strategi tersebut

14
merupakan sebagian solusi bagi pendidikan Islam untuk bisa lebih banyak
berbuat. Kendatipun demikian, pendidikan Islam tentu saja tidak boleh lepas
dari Idealitas Al-Qur’an dan As-Sunnah yang berorientasikan kepada
hubungan manusia dengan Allah SWT. (Hablumminallah), hubungan manusia
dengan sesamanya (Hablumminannas) dan dengan alam sekitarnya. 7
5

Dari ketiga orientasi tersebut, tampaknya hubungan dengan alam sekitar


menjadi dasar pengembangan IPTEK, sedang Hablumminallah menjadi dasar
pengembangan sikap dedikasi dan moralitas yang menjiwai pengembangan
IPTEK, sedang Hablumminannas menjadi dasar pengembangan hidup
bermasyarakat yang berpolakan atas kesinambungan, keserasian, dan
keselarasan dengan nilai-nilai moralitas yang berfungsi menentramkan jiwa
manusia, sehingga terciptalah kedamaian. 8

56
Zakariya, Teknologi Pendidikan Sebagai Peningkatan Kinerja pada Pendidikan Agama
Islam, https://zakariyablogblog.wordpress.com/2016/06/24/teknologi-pendidikan-sebagai-
peningkatan-kinerja-pada-pendidikan-agama-islam/, diakses tanggal 31 Januari 2019 pukul 11.23

15
6

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menciptakan adalah modifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep
baru. Teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan
terintegrasi, meliputi: manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk
menganalisa masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia, serta
merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah
tersebut.
Kemudian dalam pemakalah dapat memberikan sebuah kesimpulan dalam
membuat sebuah desain perencanaan pembelajaran dimana dikalangan saat ini
sudah banyak sekali menggunakan tekhnologi canggih sehingga peserta didik
dapat memahami dan menambah ilmu pengetahuannya dalam belajar,
sehingga terjadi perubahan prilaku yang buruk menjadi lebih baik lagi, dan
dapat mengembangkan wawasan luasnya terhadap masyarakat apa yang dapat
dari pendidikannya,
Terkait dengan permasalahan ISD itu juga bergantung terhadap pendidik
dari segi materi apa yang akan di berikan terhadap peserta didik, dan desain
perencanaan apa yang akan di tampilkan sehingga para peserta didik bisa lebih
focus terhadap pembelajarannya dan pengetahuannya di dalam belajar.

67
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hlm. 100.
8
Zakariya, Teknologi Pendidikan Sebagai Peningkatan Kinerja pada Pendidikan Agama
Islam, https://zakariyablogblog.wordpress.com/2016/06/24/teknologi-pendidikan-sebagai-
peningkatan-kinerja-pada-pendidikan-agama-islam/, diakses tanggal 31 Januari 2019 pukul 11.23

16
Untuk menerapkan, teknologi pendidikan ini memiliki beberapa ruang
lingkup atau kawasan yang terbagi menjadi 5 bagian, yaitu desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian.
B. Saran
Kami bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Kami
akan menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang
memperbaiki makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat
kami selesaikan dengan hasil yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Nasution. Teknologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.


Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta: Rineka
Cipta, 2009.
Molenda, M. & Januszewski A. 2008.Educational Technology: A Definition with
Commentary. Di Terjemahkan Oleh : Google Francis: Taylor & Francis
Group, LLC.
Semiawan, Conny R. Kreativitas Keberbakatan: Mengapa, Apa, dan Bagaimana,
Jakarta : Indeks, 2009.
Zakariya, Teknologi Pendidikan Sebagai Peningkatan Kinerja pada Pendidikan Agama

Islam, https://zakariyablogblog.wordpress.com/2016/06/24/teknologi-
pendidikan-sebagai-peningkatan-kinerja-pada-pendidikan-agama-islam/,
diakses tanggal 31 Januari 2019 pukul 11.23

17

Anda mungkin juga menyukai