Anda di halaman 1dari 2

LEMBAR TUGAS PATOLOGI ANATOMI

FAKULTAS KEDOKTERAN
NAMA / NIM : I Gusti Agung Oka Pratama / 41180222 UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
BLOK : 3.01 – Gangguan Muskuloskeletal Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo no. 5-25Yogyakarta,
dan Tumbuh Kembang Anak Indonesia – 55224
Telp. 0274-513235 (ext. 606) Fax. 0274-8509590
HARI / TANGGAL : Jumat , 13 Maret 2020
PRAKTIKUM : Patologi muskuloskeletal
SUMBER REFERENSI:
1. Kumar, Abbas, Aster. 2015. Robbins Basic Pathology. 9th Edition. Philadelphia: Elsevier.
2. Rubin, E and Reisner, Howard. 2014. Essentials of Rubin’s Pathology.6th Edition. Wolters Kluwer Health.
3. Underwood JCE. 2013. General and Systemic Pathology. 6th Edition. Ediburgh: Churchill Livingstone.
4. Popescu, RM. 2010. Vascular and nerve lesions of the diabetic foot – a morphological study. Romanian
Journal of Morphology and Embryology 2010, 51(3):483–488.
5. Mekkes JR, Loots MAM, Vanderwal AC, Bos JD. 2002. Causes, investigation, and treatment of leg
ulceration. British Journal of Dermatology 2003; 148: 388–401..
6. F. Aguilar Rebolledo, J. M. Terán Soto and Jorge Escobedo de la Peña. 2011. The pathogenesis of the
Diabetic Foot Ulcer: Prevention and Management. Global Perspective on Diabetic Foot Ulcerations, Dr.
Thanh Dinh (Ed.). ISBN 978-953-307-727-7, InTech, Available from:
http://www.intechopen.com/books/globalperspective-on-diabetic-foot-ulcerations/the-pathogenesis-of-the-
diabetic-foot-ulcer-prevention-andmanagement

1. Ulkus tungkai:
a. Definisi: lesi dalam dengan regenerasi yang lama dikarenakan faktor patologis seperti insufisiensi katup
vena pada 48-65% kasus, insufisiensi arteri 15-25%, diabetes 20-30%, infeksi, vasculitis, dan keganasan
pada kulit misalnya pada pyoderma gangrenosum.
b. Etiopatogenesis: Luka dalam yang regenerasinya lama, tubuh tidak bisa re-epitelisasi pada tengah luka
karena insufisiensi pada penyembuhan. Insufisiensi disebabkan karena pasokan darah ke sel akibat
gangguan mikrosirkulasi karena insufisiensi vena, tubuh merespons dengan inflamasi sehingga terjadilah
ulserasi., Insufisiensi arteri, Diabetes Gangguan tersebut disebabkan karena terganggunya mikrosirkulasi,
hipoksia/iskemia, stress autooksidatif, disfungsi mitokondria, disfungsi sitokin, peningkatan sekresi
protease, defisiensi growth factor untuk regenerasi, kekurangan fibroblast dan kelainan pada sintesis
kolagen, elastin, dan proteoglikan.
2. Osteomyelitis:
a. Definisi: Inflamasi pada osteum dan sumsum tulang akibat dari infeksi virus, parasit, bakteri dan fungi.
Paling sering disebabkan oleh bakteri piogenik dan mycobacterium.
b. Etiopatogenesis: Infeksi pada osteum karena penyebaran hematogen, ekstensi daerah sekitar, dan
implantasi fraktur secara langsung. Kasus pada anak-anak tersering biasanya pada tulang panjang karena
penyebaran hematogen. Pada orang dewasa penyebabnya komplikasi pada open fraktur dan prosedur
operasi dan kurang steril, serta infeksi pada penderita diabetes. pada osteomielitis piogenik disebabkan oleh
infeksi bakteri Staphylococcus aureus yang menghasilkan protein pada dinding sel sehingga dapat
menempel di matriks tulang dan kolagen. terjadi proliferasi bakteri dan induksi reaksi imun neutrofilik pada
fase akut sedangkan pada kronis ditemukan jaringan tulang nekrotik dengan pus, Osteomyelitis
mycobacterial disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. osteomyelitis mycobacterial sering
terjadi pada vertebrae. Infeksi masuk melalui diskus intervertebral kemudian berkembang dan merusak
diskus vertebra sehingga menyebabkan kifosis, skoliosis, dan kompresi saraf.
3. Lipoma
a. Definisi: Tumor benigna dari jaringan adiposa. Lipoma konvensional adalah jaringan adiposa matur
berkapsul. Biasanya berkembang pada subkutan, ekstremitas proximal, leher dan batang tubuh.
b. Etiopatogenesis: asalnya dari sel adiposa karena adanya gesekan mekanik. Penderita lipoma multiple
bersifat genetik dan riwayatnya sama dengan keluarga yang terkena. Terdapat abnormalitas pada gen
dalam sel, mekanisme molekulernya tidak diketahui. Terdapat lipoma yang selnya secara genetik normal
dan digolongkan sebagai hiperplasia sel adiposa.
4. Osteoma
a. Definisi: Neoplasma benigna dengan pertumbuhannya yang lebih lambat dari tulang keras kortikal,
Beberapa osteoma bersifat developmental atau hamartomatous. Subtipe nya ada 4, yaitu calvarical
mandibular, osteoma sinonasal orbital, bone islands pada tulang bersumsum, dan osteoma di permukaan
tulang panjang. sering terjadi di tibia, femur, dan korteks.
b. Etiopatogenesis: Terjadi abnormalitas pada kromosom 22q13 dan hilangnya bagian 17q. pada osteoma
sinonasal disebabkan karena abnormalitas gen pengkode APC, menyebabkan pertumbuhan abnormal tulang,
dan anyaman tulang dikelilingi osteoblast serta stroma tersusun oleh jaringan ikat longgar, banyak kapiler
berdilatasi dan kongesti. Tumor osteoma yang ukurannya hanya < 2 cm saja bisa menyebabkan nyeri parah
namun efeknya dapat berkurang dengan pemberian NSAIDs.
5. Osteosarkoma
a. Definisi: Neoplasia maligna menghasilkan tulang yang termineralisasi, biasanya pada femur distal dan tibia
proximal. Kondisi ini sering terjadi pada terjadi pada pria. jika pada usia dibawah 20 tahun disebut
osteosarcoma primer, pada lansia disertai dengan Paget’s disease, infark tulang, dan riwayat iradiasi yang
disebut osteosarcoma sekunder.
b. Etiopatogenesis: Pada area mutasi biasanya di gen tumor supresor dan onkogen, yaitu RB (regulator
negative dari siklus sel), TP53 (DNA repair dan apoptosis sel), CDKN2A (pengkode tumor supresor p16
dan p14), MDM2 dan CDK4 (inhibitor tumor suppressor p53 dan RB). sering terjadi pada usia remaja pada
daerah growth plate. keganasan berlangsung dengan cepat, merusak korteks dan memproduksi massa lunak,
menyebar dalam kanal medular, menginfiltrasi sumsum tulang sehingga menyebabkan rasa sakit dan
bengkak, dapat bermetastasis ke pulmo.
6. Kista Ganglion
a. Definisi: Benjolan lunak yang jinak mengandung proteoglikan di sekitar sendi dan tendon, dan umum
ditemukan pada carpal, metacarpal,tarsal dan metatarsal.
b. Etiopatogenesis: Cedera tersebut disebabkan karena gerakan yang berulang pada tendon sheath yang
menyebabkan akumulasi proteoglikan lokal sehingga menjadi kista ganglion. Cedera kronis pada ligament
dan kapsul sendi juga dapat menyebabkan peningkatan jumlah proteoglikan di jaringan.
7. Kondroma
a. Definisi: Neoplasia jinak pada kartilago hialin, terbentuk pada tulang kecil tubuler tangan, sering terjadi
pada laki-laki. kondisi ini dibagi menjadi 2, yaitu enchondroma dan kondroma juxtacortical.
b. Etiopatogenesis: Terjadi mutasi gen yang mengkode enzim isositrat dehydrogenase IDH1 dan IDH2. yang
erjadi setelah pembentukan zigot. kondisi alterasi akan sebabkan produksi 2-hydroxy glutarate yang
mengganggu regulasi ekspresi DNA. jarang menjadi keganasan pada kondroma soliter daripada
enchondromatosis.

Anda mungkin juga menyukai