Anda di halaman 1dari 15

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab 5 ini akan memaparkan deskripsi mengenai hasil penelitian dan

pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian. Penyajian data terdiri dari gambaran

umum tempat penelitian, data umum (karakteristik responden), data khusus

(variabel penelitian). Gambaran umum tempat penelitian menampilkan deskripsi

mengenai Wilayah Kerja Puskesmas Perak Surabaya sebagai lokasi pengambilan

data. Data umum dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, BB, TB. Data khusus pada penderita TB Paru yang merokok dan

meminum alkohol yang dilakukan pada 29 responden pada bulan Febuari 2020 di

Puskesmas Perak Timur Surabaya. Pengambilan data dilakukan dengan

memberikan kuesioner pasien remaja yang menderita TB Paru. Data yang didapat

diolah untuk mengetahui adanya pada penderita TB Paru yang merokok dan

meminum alkohol di Puskesmas Perak Surabaya.

5.1 Hasil Penelitian

Hasil pengumpulan data yang dilakukan pada tanggal bulan febuaridi

Puskesmas Perak Timur Surabaya dengan jumlah responden yang diteliti

sebanyak 29 orang.

5.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Perak Timur Surabaya. Identitas

Puskesmas Perak Timur Surabaya adalah sebagai berikut:

64
65

a. Nama : Puskesmas Perak Timur

b. Nomor Kode Puskesmas : 1301.0201

c. Alamat Puskesmas : Jl. Jakarta No. 9 Surabaya

d. No.Telp : 031-3524247

e. Tahun Berdiri : 1997

f. Tipe Puskesmas : Puskesmas Rawat Jalan

g. Visi :

“Mewujudkan masyarakat Kecamatan Pabean Cantian yang Sehat

dan Mandiri”

h. Misi :

1) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat berperilaku hidup sehat

2) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu dan profesional

3) Meningkatkan kemitraan lintas program dan lintas sektor

i. Motto :

“Memberikan pelayanan optimal dengan setulus hati”

j. Puskesmas Pembantu :

1) Pustu Nyamplungan, Jalan KHM. Mansyur

2) Pustu Bongkaran, Jalan Semut Kalimir gg 1

k. Strategi :

1. Mengembangkan dan menerapkan sistem manajemen mutu

2. Mengusulkan dan mengikutsertakan SDM pada pendidikan dan

pelatihan secara intensif dan sesuai kompetensinya

3. Pengusulan pengadaan dan pemakaian alat secara tepat guna dan


66

sesuai prosedur

4. Pemeliharaan alat agar tetap optimal penggunaannya

5. Melakukan penilaian dan evaluasi terhadap tugas dan hasil yang dicapai

l. Kebijakan :

“Meningkatkan pelayanan kesehatan secara Promotif, Preventif,

Kuratif dan Inovatif yang Berkesinambungan”

2. Wilayah Kerja Puskesmas Perak Timur Surabaya

a. Kondisi Geografis Puskesmas Perak Timur Surabaya

1) Batas wilayah kerja Puskesmas Perak Timur Surabaya :

(a) Sebelah Utara : Selat Madura

(b) Sebelah Selatan : Kelurahan Krembangan Selatan Kecamatan

Krembangan

(c) Sebelah Barat : Kecamatan Krembangan

(d) Sebelah Timur : Kecamatan Semampir

Posisi geografis wilayah kerja Puskesmas Perak Timur berada

pada wilayah Surabaya bagian Utara.

2) Luas Wilayah Kerja Puskesmas Perak Timur

Puskesmas Perak Timur memiliki wilayah kerja di Kecamatan

Pabean Cantian yang merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kota

Surabaya dengan luas 4,32 km2. Kecamatan Pabean Cantian memiliki 320

RT dan 52 RW. Kecamatan Pabean Cantian terdiri dari lima kelurahan,

yaitu:

(a) Kelurahan Perak Timur, 10 RW, 61 RT

(b) Kelurahan Perak Utara, 10 RW, 84 RT


67

(c) Kelurahan Krembangan Utara, 10 RW, 70 RT

(d) Kelurahan Bongkaran, 10 RW, 52 RT

(e) Kelurahan Nyamplungan, 12 RW, 54 RT

3. Kondisi Internal Puskesmas

a. Data Pegawai Puskesma perak Surabaya

Tabel 5.1 Jumlah Pegawai di Wilayah Kerja Puskesmas Perak Suabaya

No. Jenis Ketenagaan PNS Kontrak PTT


1. Dokter Umum 3 2 -
2. Dokter Gigi 1 - -
3. SKM - 1 -
4. Apoteker - 1 -
5. Bidan 3 4 2
6. Perawat 3 2 -
7. Sanitarian - 1 -
8. Psikolog - 1 -
9. Rekam Medis - 1 -
10. Analis Laborat 1 1 -
11. Asisten Apoteker 1 - -
12. Perawat Gigi - 1 -
13. Petugas Gizi 1 - -
14. Petugas Loket 5 - -
15. Petugas TU 2 - -
16. Sopir - 1 -
17. Konselor - 1 -
18. Pembantu Paramedis - 2 -
19. Petugas Kusta - - -
20. Cleaning Service - 2 -
21. Linmas - 2 -
22. Penanggung jawab Imunisasi 1 - -
23. IT - 1 -
24. Admin - 1 -
Jumlah 21 25 2

b. Fasilitas dan Sarana Kesehatan Puskesmas Perak Timur Surabaya :

Tabel 5.2 Jumlah Fasilitas dan Sarana Kesehatan di Puskesmas


Perak Surabaya

Nama Ruang Jumlah

1.Staf Puskesmas Perak timur 48 orang


2.Gedung Puskesmas 1 Induk dan 2 Pustu
68

3.Balai Pengobatan 1 buah


4.Ruang Pendaftaran 1 buah
5.Ruang Tunggu 2 buah
6.Ruang Suntik/ Tindakan Medis -
7.Laboratorium 1 buah
8.Ruang Pelayanan IVA 1 buah
9.Ruang Farmasi 1 buah
Ruang Pelayanan Pengobatan Gigi 1 buah
0.
Ruang Pelayanan KIA/KB 1 buah
1.
Ruang Pelayanan Psikologi 1 buah
2.
Gudang Obat 1 buah
3.
Kamar Mandi/WC 2 buah
4.
Gudang Barang 1 buah
5.
Ruang Tata Usaha 1 buah
6.
Ruang VCT dan IMS 1 buah
7.
Ruang TBC 1 buah
8.
Telepon 3 buah
9.
Mobil / Ambulans 1 buah
0.
Kendaraan Roda 2 3 buah
1.

4. Program Puskesmas Perak terkait TB :

a. Menggerakkan DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse)

1) Komitmen politis dari para pengambil keputusan, termasuk

dukungan dana.

2) Diagnosis TB dengan pemeriksaan sputum secara mikroskopis

3) Pengobatan dengan paduan OAT jangka pendek dengan

pengawasan langsung oleh pengawas penelan obat (PMO).

4) Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan mutu

terjamin
69

5) Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan

b. Mengadakan penyuluhan terkait TB paru :

1) Hari/Tanggal : Setiap hari Rabu. (Diselenggarakan setiap 1 bulan

sekali)

2) Tempat : Puskesmas Perak Timur Surabaya

3) Jam : 08.00 – Selesai.

c. Penempelan poster dan adanya lefleat tentang pencegahan penularan

TB.

d. Tenaga SDM di Puskesmas Perak Timur Surabaya :

1) Perawat TB paru : Priyo Susilo, Amd.Kep.

2) Kader TB Paru Puskesmas : Nur, Heny, Titin, Muntina, Diana,

Siti

e. Jenis-jenis pelatihan yang pernah diikuti di Puskesmas Perak

Timur terkait TB paru :

1) Pelatihan program TBC (DOTS).

2) Kolaborasi TB dan HIV.

3) TBC anak.

Sistem pencatatan dan pelaporan TBC secara online.

5.1.2 Data Umum Hasil Penelitian

1. Karakterristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada


Remaja Penderita TB Paru Di Puskesmas Perak Surabaya

No. Jenis Kelamin Frequency (f) Percent (%)


1. L 20 69
2. P 9 31
70

Total 29 100.0

Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan responden dalam penelitian ini

berjumlah 29 responden dengan rincian responden yang berjenis kelamin

laki- laki sebanyak 20 orang (69%), responden yang berjenis kelamin

perempuan sebanyak 9 orang (31%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pada Remaja


Penderita TB Paru Di Di Puskesmas Perak Surabaya

No. Usia Frequency (f) Percent (%)


1. 11-14 Tahun 14 48.3
2. 15-18 Tahun 15 51.7
Total 29 100.0

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan responden dalam

penelitian ini berjumlah 29 responden dengan rincian responden yang

berusia 11-14 tahun sebanyak 15 responden (51,7 %), responden

yang berusia 15-18 tahun sebanyak 14 responden (48,3%).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Pada Remaja Penderita TB Paru di Puskesmas PerakSurabaya

No. Pendidikan Frequency (f) Percent (%)


1. SD 5 17.2
2. SMP 8 27.6
3. SMA 16 55.2
Total 29 100.0

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan responden dalam

penelitian ini berjumlah 29 responden dengan rincian responden yang

memiliki tingkat pendidikan SMA berjumlah 16 responden (55,2 %),


71

responden yang memiliki tingkat pendidikan SMP berjumlah 8

responden (27,6 %), responden yang memiliki tingkat pendidikan SD

berjumlah 5 responden (17,2 %).

4. Karakteristik Responden Berdasarkan IMT Remaja Penderita TB

Paru

Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan IMT Pada Remaja


Penderita TB Paru di Puskesmas PerakSurabaya

No. IMT Frequency (f) Percent (%)


1. Kekurangan >17,5 23 79.3
2. Normal 18-24 6 20.7
3. Kelebihan > 25 0 0.0
Total 29 100.0

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan responden dalam

penelitian ini berjumlah 29 responden dengan rincian responden yang

memiliki IMT kurang dari >17,5 berjumlah 23 responden (79,3 %),

responden yang memiliki IMT normal berjumlah 6 responden (20,7

%).

5.1.3 Data Khusus Hasil Penelitian

1. Remaja merokok dengan penderita TB Paru di Puskesmas

PerakSurabaya

Tabel 5.7 Responden Remaja merokok dengan penderita TB Paru di


Puskesmas PerakSurabaya
72

No. Kebiasaan merokok Frequency (f) Percent (%)


1. Tidak merokok 23 79.3
2. Perokok Ringan 5 17.2
3. Perokok Sedang 1 3.4
4. Perokok Berat 0 0.0
Total 29 100.0

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan responden dalam

penelitian ini berjumlah 29 responden dengan rincian remaja penderita

TB Paru dengan tidak merokok terdapat 23 responden (79,3%),

responden dengan remaja penderita TB Paru dengan perokok ringan

terdapat 5 responden (17,2%), responden dengan remaja penderita TB

Paru dengan perokok sedang terdapat 1 responden ( 3,4 %).

2. Remaja peminum alkohol dengan penderita TB Paru di Puskesmas

PerakSurabaya

Tabel 5.8 Responden Remaja meminum alkohol dengan penderita TB


Paru di Puskesmas PerakSurabaya

No. Kebiasaan meminum Frequency (f) Percent (%)


alkohol
1. Tidak meminum 26 89.7
alkohol
2. Peminum Ringan 3 10.3
3 Peminum Sedang 0 0.0
4 Peminum Berat 0 0.0
Total 29 100.0

Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan responden dalam

penelitian ini berjumlah 29 responden dengan rincian remaja penderita

TB Paru dengan tidak meminum alkohol terdapat 26 responden

(89,7%), responden dengan remaja penderita TB Paru dengan

peminum ringan terdapat 3 responden (10,3%).


73

5.2 Pembahasan

5.2.1 Data Demografi Remaja Penderita di Puskesmas Perak

Surabaya

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar remaja

penderita tb paru di Puskesmas Perak Surabaya adalah berjenis laki –

laki sebanyak 20 responden ( 69%) dan hampir setengahnya terdapat

merupakan remaja penderita tb paru di Puskesmas Perak berjenis

perempuan terdapat 9 responden (31%). Jika tertnjau dari segi umur

remaja penderita tb paru di Puskesmas Perak Surabaya terdapat usia 15 –

18 tahun lebih banyak sedikit dengan 15 responden ( 51,7%), di

bandingankan dengan usia 11 – 14 tahun dengan 14 responden (48,3%).

Berdasarkan hasil penelitian dari tingkat pendidikan remaja

penderita tb paru di Puskesmas Perak Surabaya, terdapat pendidikan pada

SMA lebih banyak dibandingkan lainya, terdapat 16 responden (55,2%),

sedangkan remaja penderita tb paru dengan tingkat pendidikan SMP

terdapat 8 responden (27,6%), dan sedangkan paling kecil pada tingkat

SD terdapat 5 responden (17,2%). Di lihat hasil penelitian dari tinjau

IMT pada remaja penderita tb paru di Puskesmas Perak Surabaya,

terdapat paling besar dengan kekurangan berat badan > 17,5 terdapat 23

responden ( 79,3%), sedangkan dengan indeks masa tubuh normal 18 –

24 pada remaja penderita tb paru di Puskesmas Perak Surabaya terdapat 6

responden (20,7%).

5.2.2 Gambaran Kebiasan Merokok Dan Meminum Alkohol Pada

Remaja Penderita Tb Paru


74

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Remaja penderita tb

paru dengan tidak merokok lebih besar dengan responden 23

(79,3%) dibandingkan dengan merokok ringan dengan 5 responden

(17,2%), dan paling kecil perokok sedang dengan responden 1

(3,4%).

Suarni (2019), Perilaku seseorang yang berhubungan dengan

penyakit TB adalah perilaku yang mempengaruhi atau menjadikan

seseorang untuk mudah terinfeksi atau tertular kuman TB misalnya

kebiasaan membuka jendela setiap hari, menutup mulut bila batuk

atau bersin, meludah sembarangan, merokok. penelitian yang

dilakukan oleh Sarwani, dkk (2012) yang menyatakan merokok

dengan kejadian TB paru Hal ini sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa semakin banyak nikotin yang dikonsumsi,

semakin tinggi juga risiko untuk terkena penyakit-penyakit berisiko

tinggi akibat rokok seperti TB Paru. Hal ini dikarenakan nikotin

dapat berakumulasi di dalam hati, ginjal, lemak dan paru-paru.

Nikotin bersifat toksik terhadap jaringan syaraf, menyebabkan

peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik, takikardia dan lain-

lain Salah satu risiko terjadinya penyakit TB paru adalah paparan

asap rokok yang dialami oleh perokok pasif. Semakin sering

seseorang terpapar asap rokok maka akan semakin tinggi pula risiko

terjadinya TB Paru, hal ini disebabkan karena udara yang terpapar

asap rokok mengandung zat-zat kimia berbahaya yang dihasilkan

oleh pembakaran rokok.


75

Dan hasil diperoleh dari penelitian tingkat pendidikan

terdapat remaja penderita tb dengan pendidikan tingkat SMA lebih

banyak terdapat 16 respondeng ( 55,2%), sedangkan remaja

penderita tb paru dengan tingkat pendidikan SMP terdapat 8

responden (27,6%), sedangkan paling kceil tingkat pendidikan SD

terhadap remaja penderita tb terdapat 5 responden (17,2%).

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Anita (2015) menunjukkan bahwa usia < 20 tahun

yang menderita TB Paru lebih sedikit dibanding dengan yang tidak

menderita TB Paru. Hal ini disebabkan karena sebagian besar

responden yang menderita TB Paru yang merupakan perokok aktif.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Remaja penderita tb

paru dengan tidak meminum alkohol lebih besar dengan responden 26

(86,7%) dibandingkan dengan meminum alkohol ringan dengan 3

responden (10,3%). Hasil yang didapat dari analisis sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Shetty et al. (2006) yang melakukan evaluasi

terhadap faktor risiko tuberkulosis di India Selatan. Pada penelitian

tersebut didapatkan bahwa alkohol bukan merupakan faktor risiko

tuberkulosis yang signifikan, Namun, pada dua penelitian lain oleh

Lonnorth et al. (2008) dan Jurgen et al. (2009) bahwa konsumsi alkohol

lebih dari 40 g merupakan faktor risiko penting terhadap terjadinya

tuberkulosis aktif dan juga reaktivasi dari infeksi laten.

Dari data WHO diketahui bahwa sebagain besar orang yang

mengonsumsi alkohol adalah laki-laki Penelitian yang dilakukan oleh


76

Lienhardt et al. (2005) juga menyebutkan jenis kelamin sebagai faktor

risiko yang signifikan terhadap terjadinya tuberkulosis. Tingkat sosio-

ekonomi seseorang juga dapat mempengaruhi pola konsumsi alkohol

dan risiko terjadinya tuberkulosis karena adanya perbedaan gaya hidup.

Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas

Perak Surabaya pada remaja penderita Tb paru, meminum alkohol tidak

memiliki pengaruh sinifikan terhadap tb yang di deritanya.

5.3 Keterbatasan

1. Instrument pengumpulan data berupa kuesioner tidak baku,

peneliti masih membuat sendiri dan melakukan uji validitas.

2. Susah untuk menemui remaja penderita tb paru karena kebanyaan

menghindar untuk di wawancarai.

3. Penderita Tb paru yang datang berobat kebanyaan orang tua remaja

penderita tb.
77
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disajikan simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian

dan saran-saran yang dapat berguna bagi pihak yang berkepentingan

6.1 Kesimpulan

1. Sebagian besar remaja penderita Tb paru di Puskesmas Perak Surabaya

adalah tidak merokok dan berapa orang perokok sedang dan ringan.

2. Sebagian besar penderita Tb paru di Puskesmas Perak Surabaya tidak

meminum alkohol dan seberapa meminum ringan.

6.2 Saran

1. Bagi Responden

Para remaja penderita tb paru untuk menjaga kondisi kesehatan dan

selalu teratur minum obat untuk mempercepat kesembuhan dan menjaga

pola asupan makanan untuk selalu mendapatkan gizi baik.

2. Bagi Profesi Keperawatan/Kesehatan

Diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dengan cara

memberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok dan minum

alkohol bagi penderita remaja Tb paru.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian lebih lanjut tentang

gambaran penyebab terjadinya tb paru pada remaja.

77

Anda mungkin juga menyukai