1. Bangunan Bawah
Bangunan bawah adalah bagian suatu bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah.
Bangunan bawah berguna untuk menopang bangunan bawah sehingga harus mempunyai struktur
yang kuat, tidak mudah bergerak, dan kondisinya stabil. Yang termasuk bagian bangunan bawah
meliputi pondasi dan balok beton. Di bawah ini penjelasan singkat mengenai bagian-bagian dari
bangunan bawah tersebut.
Pondasi
Pondasi ialah bagian dari bangunan bawah yang berhubungan langsung dengan tanah
yang keras. Kegunaan pondasi yang utama yaitu menahan seluruh beban bangunan dan
meneruskannya ke tanah di sekitarnya. Oleh sebab itu, konstruksi pondasi harus benar-
benar kokoh. Menurut kedalaman pembuatannya, pondasi ada 2 macam yaitu pondasi
dangkal dan pondasi dalam. Sedangkan berdasarkan bahan bakunya, pondasi terdiri atas
pondasi bata, pondasi batu kali, dan pondasi beton. Pembuatan pondasi yang tepat harus
memperhatikan aspek-aspek pendukung kekuatan pondasi tersebut.
Berikut adalah jenis-jenis pondasi :
1. Pondasi telapak/umpak
Pondasi telapak merupakan jenis pondasi sederhana yang telah digunakan oleh
masyarakat indonesia sejak zaman dulu. Pondasi ini terbuat dari batuan padas atau
keras yang digali oleh masyarakat setempat di daerah-daerah tertentu, bahkan tak
jarang yang menggunakanbatu padas bekas reruntuhan candi.
Sistem kerja pondasi ini menerapkan sistem tanam. Jadi pondasi telapak ini
menahan kolom yang tertanam di dalamnya sehingga tidak masuk dalam tanah.
Seperti halnya ketika kita menggunakan sebuah ganjalan yang pipih atau ganjalan
yang lebih lebar untuk standar motor ketika di tempatkan pada tanah yang
lembek.
2. Pondasi Batu Kali (untuk Bangunan Sederhana 1-2 lantai)
Tidak seperti pondasi telapak, Pondasi batu kali akan ditanam dalam tanah untuk
mendapatkan daya dukung tanah yg lebih baik dari permukaan dan menjadi satu
set dengan sloof sehingga menghasilkan suatu kekakuan struktur.
Pondasi batu kali terdiri dari batu kali dan perekat yang berupa campuran pasir
dan semen. Biasanya campuran agregat untuk merekatkan batu kali ini
menggunakan perbangingan 1 : 3 karena batu kali akan selalu menerima
rembesan air yang berasal dari tanah. Sehingga membutuhkan campuran yang
lebih kuat menahan rembesan.
3. Pondasi Tapak/Setempat/foot plat
Pondasi tapak merupakan pondasi yang banyak digunakan oleh masyarakat
Indonesia ketika mendirikan sebuah bangunan. Terutama bangunan bertingkat
serta bangunan yang berdiri di atas tanah lembek. Untuk di Bali, biasanya diambil
kedalaman dari 1,5 – 3 meter. Konsepnya adalah menyebarkan seluruh beban ke
tanah melalui kaki kolom yang berupa pelat beton dengan tebal berkisar antara 15
– 25 cm dan luasan yang menyesuaikan dengan daya dukung tanah dan beban
yang diteruskan kolom.
Balok Beton
Balok beton/balok sloof merupakan bagian dari bangunan bawah yang berada di atas
pondasi. Balok sloof ini berfungsi untuk meneruskan beban bangunan menuju ke
pondasi. Adanya sloof juga memudahkan pekerja dalam membangun dinding di
atasnya.Balok beton terbuat dari campuran baja dan beton. Baja berperan sebagai penguat
struktur dan beton berguna untuk meredam gaya geser. Balok beton biasanya dibuat
dalam model beton bertulang yang banyak diaplikasikan dalam pendirian rumah, gedung,
jalan, dan jembatan. Terdapat dua macam sloof yakni sloof struktur untuk mengikat
bagian bawah kolom dan sloof praktis untuk dudukan pasangan dinding yang belum
diikat sloof struktur.
2. Bangunan Atas
Bangunan atas yaitu bagian bangunan yang berada di atas permukaan lantai. Bangunan atas
merupakan bagian yang berfungsi mendukung maksud pendirian bangunan tersebut. Bagian-
bagian bangunan atas di antaranya dinding, kolom, ventilasi, balok latei, balok ring, kuda-kuda,
dan atap. Di bawah ini uraian singkat mengenai bagian-bagian dari bangunan atas tersebut
selengkapnya.
Rangka Bangunan
Rangka Bangunan adalah bagian bangunan yang merupakan struktur utama pendukung
berat bangunan dan beban luar yang bekerja padanya.
Struktur utama pendukung untuk bangunan sederhana (tidak bertingkat) atau bertingkat
rendah, umumnya berupa Struktur Dinding Pendukung (Bearing Wall)atau Struktur
Rangka Portal (Frame).
Dinding
Dinding/tembok adalah bagian dari bangunan atas yang terletak tepat di atas sloof.
Dinding berguna sebagai penutup interior bangunan, partisi ruangan, dan pendukung
estetika. Posisinya yang berada tepat di tengah-tengah bangunan juga membuat dinding
sekaligus berperan menopang beban bangunan yang ada di atasnya.Ada 3 jenis dinding
menurut bahan pembuatnya yakni dinding tradisional, dinding semi-permanen, dan
dinding permanen. Dinding tradisional terbuat dari bahan-bahan murni alam seperti kayu
dan bambu. Dinding semi-permanen dibangun dari kombinasi dinding tradisional dan
dinding modern. Dinding modern merupakan istilah lain dari dinding beton. Saat ini juga
tengah dikembangkan dinding futuristik yang dilengkapi dengan teknologi canggih.
Kolom
Kolom adalah bagian dari bangunan atas yang terletak di atas sloof dan di sela-sela
dinding. Kolom memiliki kegunaan sebagai penyangga utama dari beban yang ada di
atasnya. Kolom juga berguna untuk mengikat dinding supaya kondisinya tetap stabil.
Selain kolom utama, dikenal pula kolom praktis yang turut membantu menahan beban
bangunan. Umumnya kolom utama memiliki ukuran diameter 20/20 dengan jarak
pembuatan 3,5 meter. Sedangkan kolom praktis mempunyai diameter berukuran 15/15
dengan jarak maksimum pembuatan yaitu 3,5 meter.
Ventilasi
Yang dimaksud ventilasi antara lain pintu, jendela, dan lubang udara. Penentuan posisi
ventilasi-ventilasi ini akan berpengaruh besar terhadap kenyamanan, keindahan, dan
keamanan bangunan. Perlu diperhatikan, sebaiknya penentuan letak ventilasi ini harus
memperhatikan satu kesatuannya dengan dinding.
Balok Latei
Balok latei/lintel ialah balok yang dibuat persis menempel di atas pintu dan jendela.
Tujuannya yakni untuk menghindarkan kusen agar tidak menerima beban bangunan
secara langsung. Dengan demikian, kondisi kusen pun tetap kokoh dan tidak
melengkung. Balok ini juga dapat berfungsi untuk menjaga kusen tetap berdiri jika
sewaktu-waktu terjadi gempa, sehingga penghuni bangunan dapat melewati pintu untuk
menyelamatkan diri.
Balok Ring
Balok ringan merupakan balok yang terbuat dari beton dan berada tepat di atas dinding.
Fungsi balok ini yaitu untuk mengikat dinding yang ada di bawahnya sehingga terus
stabil, serta mengunci ujung atas kolom. Konstruksi balok ring juga berguna meneruskan
beban bangunan dari atap menuju ke kolom lalu akhirnya ke pondasi.
Atap
Atap adalah bagian bangunan yang berfungsi sebagai pelindung bagi isi dan pengguna
bangunan dari hujan, panas dan dingin. Bahan penutup atap harus mempunyai sifat kedap
air sehingga air hujan tidak merembes dan bocor. Bahan penutup atap bisa berupa kayu
(sirap), seng, asbes, genting keramik, genting beton, polycarbonat, plat beton,
dll. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda,
gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui
kolom dan/atau balok. Konstruksi atap memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan
baik.
Bagian-bagian atap antara lain :
Kuda-kuda
Ikatan angin
Jurai
Gording
Sagrod
Bubungan
Usuk
Reng
Penutup atap
Talang
Kuda-kuda
Kuda-kuda adalah penyangga utama pada struktur atap. Kuda-kuda termasuk dalam
klasifikasi struktur framework (truss). Kuda-kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan
beton bertulang. Kuda-kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang
maksimal sekitar 12 m. Kuda-kuda bambu pada umumnya mampu mendukung beban
atap sampai dengan 10 meter. Baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work
atau lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter, seperti
pada hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll. Kuda-kuda dari beton
bertulang akan baik digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 s.d 12 meter. Pada
kuda-kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku struktur kuda-
kuda pada arah horisontal.
Tipe Kuda-Kuda
Ada beberapa jenis kuda-kuda yang umum digunakan antara lain :
1. Kuda-kuda jenis 1
Jenis kuda-kuda berikut ini sering digunakan pada bangunan rumah dan digunakan untuk
bentang sekitar 3 s.d. 4 meter. Bahan yang digunakan terbuat dari kayu, beton bertulang.
3. Kuda-kuda jenis 3
Kuda-kuda jenis ini digunakan untuk bentang sekitar 9 s.d. 16 meter. Bahan yang
digunakan terbuat bahan dari baja (double angle).
4. Kuda-kuda jenis 4
Kuda-kuda jenis ini digunakan untuk bentang lebih dari 20 meter. Bahan yang digunakan
terbuat bahan dari baja (double angle).
5. Kuda-kuda jenis 5
Kuda-kuda jenis ini sering digunakan untuk penggunaan gedung yang memerlukan atap
tinggi. Contoh bangunan yang memerlukan atap yang tinggi adalah hanggar, gedung
olahraga, ataupun gudang, dll.
Gambar 1 adalah kuda-kuda dengan batang utama berupa batang tersusun dari baja profil
siku. Sedangkan gambar 2 adalah kuda-kuda dengan batang utama berupa batang utuh
dari profil WF.
Kuda-Kuda Baja
Perhitungan kuda-kuda
Kuda-kuda harus diperhitungkan agar mampu mendukung beban-beban atap dalam satu
luasan atap tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah beban mati (yaitu berat penutup
atap, reng, usuk, gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air hujan, orang pada saat
memasang / memperbaiki atap).
Perhitungan Kuda-Kuda
Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi
horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin,
beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda,
biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda.
Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan
panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga
bentuk kuda-kuda juga harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.
Gording terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil WF. Pada gording dari baja,
gording satu dengan lainnya akan dihubungkan dengan sagrod untuk memperkuat dan
mencegah dari terjadinya pergerakan. Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa sehingga
mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording.
Gording kayu biasanya memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan lebar
10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d. 2,5 m.
Gording dari baja profil canal (Iight lip channel) umumnya akan mempunyai dimensi;
panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter, tinggi antara 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar
2,5 mm.
Profil WF akan memiliki panjang 6 s.d. 12 meter, dengan tinggi sekitar 10 s.d. 12 cm dan
tebal sekitar 0,5 cm.
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau framework yang disebut
jurai. Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan kedua ujungnya
memiliki ulir dan baut sehingga pososi bisa digeser (diperpanjang / diperpendek)
Usuk / kaso
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke
gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk
dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus
gording.
Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu
usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung
usuk.
Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 3
m.. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke
usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan.
Reng akan digunakan pada atap dengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada
arah tegak lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutup atapnya
(genteng).
Penutup Atap
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Bahan penutup atap berupa
Bentuk Atap
Atap Datar
Atap Miring
Atap Pelana
Atap Limasan
Atap Tenda
https://imland.co.id/bagian-bagian-konstruksi-bangunan-dari-pondasi-sampai-atap/
https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-bangunan/atap-struktur-bangunan