KEBIJAKAN TERKAITAN
KESEHATAN/KEPERAWATAN
JIWA SECARA NASIONAL
EYET HIDAYAT
ISU
REALITAS DI MASYARAKAT
Status Kesehatan Jiwa
(Laporan WHO 2001)
1
◻ Gangguan mental dan dari
perilaku 4
Potensi ekonomi
NO SDM Yang tidak produktif
yang hilang
TOTAL POTENSI
EKONOMI YANG 9.520.368.000
eyethidayat/konsepkeswamas/ *
HILANG
COVERAGE & TREATMENT GAP
PELAYANAN KESWA DI KAB. KUNINGAN
12
NO VARIABEL JUMLAH
1 Penduduk 1.129.233
Projections
R 2000 2020
a
n
k
1 Lower respiratory infections Ischaemic heart disease
2 Perinatal conditions Unipolar depressive disorders
3 HIV/AIDS Road traffic accidents
4 Unipolar depressive disorders Cerebrovascular disease
5 Diarrhoeal diseases Chronic obstructive pulmonary
disease
SURVEI KEINGINAN PASIEN PSIKIATRIK
64.9
Pekerjaan / penghasilan
Tidak kambuh 48.5
Dukungan / diterima masy 48.4
Tidak ingin makan obat lagi 45.4
Dukungan keluarga 45.4
Tinggal dilingkungan lebih baik
40.7
Banyak teman 38.8
Konsultasi dengan dokter
36.2
MASALA
H
GANGGU
AN JIWA
(ICD-X)
Kemiskinan
Ekonomi Sulit
Pendidikan
Rendah
Pengangguran
Depression (10%)
Bipolar disorder (2%)
Schizophrenia (2%)
Dementia (2%)
Substance and alcohol
abuse (4%)
Others (9%)
Proyeksi
R 2000 2020
a
n
k
1 Infeksi Respirasi Bawah Peny. Jantung Iskemik
2 Kondisi Perinatal Gangguan Depresi
3 HIV/AIDS Kecelakaan Lalulintas
4 Gangguan Depresi Peny. Serebrovaskular
5 Diare PPOM
*TIDAK ADA KESEHATAN TANPA KESEHATAN JIWA
Hubungan penyakit fisik dan jiwa
◻ CHD
◻ Depresi ◻ Stroke
◻ Gangguan jiwa ◻ Diabetes
yang lazim ◻ HIV/ AIDS
◻ Skizofrenia ◻ Malaria
◻ Ggn. Kognitif ◻ Tuberculosis
◻ Alkohol/ zat ◻ Ggn. tumbuh
psikoaktif kembang pada
anak
◻ Depresi maternal ◻ Kematian bayi
◻ Psikosis maternal
*WHO, Pan American Health Organisation, the EU Council of Ministers, the World Federation of Mental Health
PREVALENSI
Hipertensi > 29%
©
2001
◻ Dari Pendekatan BIO-MEDIKO Pendekatan
BIOPSIKOSOSIAL (Dimensi sosial sebagai komponen
penting pengobatan)
◻ Dari setting RAWAT INAP SETTING YANG LEBIH
LUAS
◻ DARI HANYA PELAYANAN BERBASIS RS
BERBASIS MASYARAKAT
◻ Dari perawatan JANGKA PENDEK JANGKA
PANJANG (rehabilitasi)
◻ Dari kerja INDIVIDU Kerja TIM
◻ Dari PENGOBATAN PELAYANAN
◻ Dari KLINIS KESEHATAN MASYARAKAT
TRADITIONAL ROLE OF
PSYCHIATRISTS
• Perawat bekerja secara tradisional menyediakan
pelayanan klinik berkualitas baik bagi pasien G.jiwa
berat
• Berfokus pada perawatan hospital-based untuk
pasien psikoitik dan gangguan afektif berat ( 10
penyakit terbesar di RSJ)
1-3%
G.Jiwa • Training bagi para nakes juga terbatas untuk
Berat kelompok g.jiwa yang terbatas ini (1-3%) populasi.
• Riset hanya berfokus pada basic science G.jiwa
dan intervensi klinis, hanya sedikit yang tertarik
untuk melihat cost effectiveness atau riset sistem
kesehatan jiwa
EXPANDED ROLES FOR NURSING
TIM INDONESIA
PERPADUAN PELAYANAN YANG OPTIMAL
TIM
INDONESIA
RENDAH
TINGGI Self care
PKJ BERBASIS MASYARAKAT
(FORMAL / INFORMAL)
KEBUTUHAN
PKJ DI PUSKESMAS
BIAYA
PKJ
RSU
RSJ
INST. SPES
RENDAH
TINGGI
STATUS YANKESWA SAAT INI
◻ Mengurangi stigma
◻ Membantu mengatasi kekurangan tenaga
keswa
◻ Pengenalan dini masalah kesehatan jiwa pada
pasien dengan keluhan somatik
◻ Kesempatan keterlibatan masyarakat
◻ Mudah di akses dan biaya kecil
YANKESWA TERINTEGRASI KE
SISTEM YANKES DASAR
YANKESWA DI PUSKESMAS YANKESWA DI RSU
❑ Diperlukan investasi yang ❑ Dibutuhkan tenaga keswa terlatih
banyak untuk pelatihan di RSU
SDM ❑ Hasilnya bervariasi tergantung
kualitas dan kuantitas pelayanan
❑ Perlu menambah jumlah ❑ Dapat diterima oleh
staf terlatih penderita/masyarakat
❑ Beberapa jenis ggn jiwa ❑ Pada umumnya dapat dijangkau
dapat ditangani dengan ❑ Lebih mahal dari Puskesmas
baik tetapi lebih murah dari pelayanan
spesialistik
❑ Dapat diterima dengan
baik di masyarakat ❑ Pelayanan keswa dapat
terintegrasi dengan pelayanan
❑ Mudah dijangkau spesialistik lainnya (liaison
❑ Biaya relatif lebih murah
YANKESWA BERBASIS MASYARAKAT
(INFORMAL vs FORMAL)
❑ SDM banyak tersedia ❑ Kekurangan tenaga ahli
❑ Bukan pelayanan yang dapat keswa merupakan hambatan
diandalkan, namun dapat besar
mendukung pelayanan yang ❑ Perlu kerjasama yang erat
formal dengan yankes primer,
❑ Dapat diterima dengan baik sekunder dan tertier
oleh masyarakat setempat ❑ Mudah dijangkau, stigma
❑ Mudah dijangkau berkurang
❑ Biaya relatif murah ❑ Biaya lebih murah dari pada
RSJ
❑ Kadangkala ada pelanggaran
HAM ❑ Sangat membantu pasien
psikotik untuk hidup di tengah
❑ Seringkali merupakan kontak masyarakat
pertama dengan pasien jiwa
INFORMAL
FORMAL
◻ Pelayanan oleh Pengobat
❑ Pelayanan pemulihan keswa di
Tradisional
masyarakat
❑ Rumah singgah (Anak Jalanan,
◻ Pelayanan oleh Kader
Penderita AIDS, Korban Kekerasan) kesehatan jiwa atau kader
❑ Pelayanan Therapeutic Community
Posyandu
dan residensial ◻ Kelompok tolong diri (self help
❑ Pemondokan pasien di pesantren
group)
❑ Pelayanan dukungan dan pertolongan ◻ Pelayanan oleh Toma atau
di rumah/Kunjungan rumah toga sebagai tenaga
❑ Panti Psikotik pendamping
❑ Panti Jompo ◻ Pelayanan Rawat siang (day
❑ Panti Anak Nakal care) yg diberikan oleh
❑ Rumah Sejahtera Anak korban
kerabat, tetangga atau
bencana dan konflik masyarakat setempat
❑ Tempat Penitipan Anak ◻ Pelayanan Pekerja bantuan
❑ Dll
kemanusiaan dlm keadaan
darurat/Relawan
YANKESWA INSTITUSIONAL
(YANKESWA SPESIALISTIK)
❑ Yankeswa khusus sesuai ❑ Bukan pelayanan prioritas
kebutuhan pasien. ❑ Lebih mahal dibandingkan
❑ Dibutuhkan SDM yang bentuk pelayanan lain
kompeten dan sumber daya ❑ Masyarakat seringkali
lainnya untuk menjalankan menolak menggunakan
pelayanan pelayanan ini, kecuali sebagai
pilihan terakhir
❑ Berguna hanya untuk gangguan
❑ Derajat kebutuhannya
jiwa yang membutuhkan fasilitas
berbeda di berbagai daerah
khusus
❑ Kurang dibutuhkan
❑ Jumlah sarana sangat terbatas dibandingkan dengan
dan sulit dijangkau Yankeswa di kesehatan dasar
atau Yankeswa BM
YANKESWA INSTITUSI SPESIALISTIK
TIM
INDONESIA
Antara lain:
❑ Klinik spesialis untuk anak :gangguan autisme
Puskesmas
PERAN BARU RSJ
◻ Pelayanan Tertier
Centre of excellent
Pelayanan Spesialis / subspesialis
Mempersiapkan rehabilitasi dan rujukan ke
masyarakat Psikiatri Komunitas