Anda di halaman 1dari 56

TREN DAN ISU SERTA

KEBIJAKAN TERKAITAN
KESEHATAN/KEPERAWATAN
JIWA SECARA NASIONAL

EYET HIDAYAT
ISU
REALITAS DI MASYARAKAT
Status Kesehatan Jiwa
(Laporan WHO 2001)
1
◻ Gangguan mental dan dari
perilaku 4

■ Dialami 25% penduduk


pada suatu ketika dari masa
hidupnya 40% di
antaranya tidak
terdiagnosis.
■ Dialami 10% populasi
orang dewasa.
Status Kesehatan Jiwa Masyarakat
(Laporan WHO 2001)
DALY (Disability
Adjusted Life Years) atau
hilangnya waktu
produktif yang
disebabkan masalah
keswa
■ Tahun 1995 8,1%
■ Tahun 2000, 12,3%
■ Tahun 2020 15% (angka
proyeksi)
MASALAH KESEHATAN JIWA
NASIONAL
(Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018)

Gangguan Jiwa Berat (Ind): 7 ‰


1. Bali : 11,1 ‰
2. DIY : 10,4 ‰
3. SUMBAR : 15,7 ‰
JABAR : 5‰
MASALAH KESEHATAN JIWA
NASIONAL
(Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018)

⚫ Gangguan mental emosional : 9,8 %


JAWA BARAT: 12,1 %
1. Sulteng : 19,8 %
2. Gorontalo : 17,7 %
3. NTT : 15,7 %
MASALAH KESEHATAN JIWA
NASIONAL
(Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007)

◻ Sehat jiwa : 90,93 %


(mentally healthy)
◻ Mental emosional : 9,8 %
(mental emosional problem)
◻ Gangguan jiwa : 7‰
(severe mental disorder)
MASALAH KESEHATAN JIWA DI
JAWA BARAT

▪ Sehat jiwa : 79.78%


(mentally healthy)
▪ Gangguan jiwa berat : 0.5 %
(severe mental disorder)
▪ Gg Mental emosional Jabar : 12,1%
(mental emosional problem)
MASALAH KESEHATAN JIWA
10
DI KAB KUNINGAN
NO VARIABEL JUMLAH
1 Penduduk 1.129.233

2 Penduduk dewasa (70%) 790.463

3 Gangguan Jiwa Berat (0.5%) 3.952

4 Gangguan Mental Emosional 94.856


(12%) eyethidayat/konsepkeswamas/ *
POTENSIAL EKONOMI YANG HILANG
DI KAB KUNINGAN
11

Potensi ekonomi
NO SDM Yang tidak produktif
yang hilang

Jumlah Pasien X UMR :


1 6.346.912.000
3.952 X Rp. 1.606.000

Jumlah Care Giver (50%):


2 3.173.456.000
50% x 3.952 X Rp.1.606.000

TOTAL POTENSI
EKONOMI YANG 9.520.368.000
eyethidayat/konsepkeswamas/ *
HILANG
COVERAGE & TREATMENT GAP
PELAYANAN KESWA DI KAB. KUNINGAN
12

NO VARIABEL JUMLAH
1 Penduduk 1.129.233

2 Penduduk dewasa (70%) 790.463


3 Gangguan Jiwa Berat (0.5 3.952
%) Riskesdas 2018
4 Total Pasien Terdeteksi ?
5 Coverage ?
7 Treatment Gap
eyethidayat/konsepkeswamas/ *
?
REALITAS PADA SEBAGIAN BESAR PELAYANAN
PSIKIATRI DI INDONESIA
JUMLAH TEMPAT TIDUR
◻ Jumlah RSJ: 51 ◻ Provinsi yang
dengan 8519 TT belum mempunyai RSJ:
Kepulauan Riau,
5 RSJ dikelola oleh
Depkes (2.326 TT), Banten,
Gorontalo,
30 RSJ dikelola oleh
PEMDA (5. 603 TT), Maluku Utara,
16 RSJ Swasta (590 TT) Nusa Tenggara Timur,
Sumber: Profil Kesehatan Indonesia Sulawesi Barat,
Papua
Papua Barat dan
Kalimantan Tengah.
Indonesia Jepang USA
(2001) (1995) (1994)
Psikiater 512 6,899 24,069
0.21/100.000 5.5 / 100.000 9.2/100.000

Perawat Jiwa 1,769 32.187 24.069


0.88/100.000 25.6/100.000 40.5

Psikolog Klinis 51 2.257 21,798


(bekerja pada yankeswa) 0.02/100.00 1.8/100.000 8.4/100.000

Pekerja sosial Tidak ada 1,967 55,479


psikiatrik 1.6/100.000 21.3/100.00
(DALYs)

Projections

R 2000 2020
a
n
k
1 Lower respiratory infections Ischaemic heart disease
2 Perinatal conditions Unipolar depressive disorders
3 HIV/AIDS Road traffic accidents
4 Unipolar depressive disorders Cerebrovascular disease
5 Diarrhoeal diseases Chronic obstructive pulmonary
disease
SURVEI KEINGINAN PASIEN PSIKIATRIK

64.9
Pekerjaan / penghasilan
Tidak kambuh 48.5
Dukungan / diterima masy 48.4
Tidak ingin makan obat lagi 45.4
Dukungan keluarga 45.4
Tinggal dilingkungan lebih baik
40.7
Banyak teman 38.8
Konsultasi dengan dokter
36.2

Hak mendapatkan obat yang 34.5


lebih baik
31
Waktu berlibur
%
0 20 40 60 80
Hwang 2001
RUANG LINGKUP
KESEHATAN JIWA
MASALAH
PERKEMBANG
AN MASALA
MANUSIA
Life YG HARMONIS H
cycle DAN PSIKO-SO
PENINGKATAN
KUALITAS SIAL
HIDUP

MASALA
H
GANGGU
AN JIWA
(ICD-X)
Kemiskinan
Ekonomi Sulit
Pendidikan
Rendah
Pengangguran

Ggn. Mental &


Perilaku
Dampak Ekonomi
Kebutuhan Kesehatan
Kehilangan Pekerjaan
Produktivitas
SIRKULUS : KEMISKINAN, GANGGUAN FISIK DAN
MENTAL

Investing in Mental Health. WHO 2003


BEBAN GANGGUAN JIWA
GANGGUAN NEUROPSIKIATRIK
= PENYUMBANG 28% BEBAN PENYAKIT SECARA GLOBAL

Depression (10%)
Bipolar disorder (2%)
Schizophrenia (2%)
Dementia (2%)
Substance and alcohol
abuse (4%)
Others (9%)

Penyakit tidak menular dan DALYs


(DALYs)

Proyeksi

R 2000 2020
a
n
k
1 Infeksi Respirasi Bawah Peny. Jantung Iskemik
2 Kondisi Perinatal Gangguan Depresi
3 HIV/AIDS Kecelakaan Lalulintas
4 Gangguan Depresi Peny. Serebrovaskular
5 Diare PPOM
*TIDAK ADA KESEHATAN TANPA KESEHATAN JIWA
Hubungan penyakit fisik dan jiwa

◻ CHD
◻ Depresi ◻ Stroke
◻ Gangguan jiwa ◻ Diabetes
yang lazim ◻ HIV/ AIDS
◻ Skizofrenia ◻ Malaria
◻ Ggn. Kognitif ◻ Tuberculosis
◻ Alkohol/ zat ◻ Ggn. tumbuh
psikoaktif kembang pada
anak
◻ Depresi maternal ◻ Kematian bayi
◻ Psikosis maternal

*WHO, Pan American Health Organisation, the EU Council of Ministers, the World Federation of Mental Health
PREVALENSI
Hipertensi > 29%

Infark jantung > 22%

Epilepsi > 30%

Stroke > to 31%

Diabetes > 27%

Kanker > 33%

HIV/AIDS > 44%

TBC > 46%

Populasi > 10%


Umum WHO, 2003,
MASALAH GLOBAL DALAM LAYANAN
KESEHATAN JIWA

◻ 30% dari populasi global, memiliki konsep yang berbeda


di bidang kesehatan jiwa
◻ 1-3% dari populasi merupakan gangguan jiwa serius
◻ Lebih dari 800,000 angka kejadian bunuh diri per tahun
terutama di negara dengan pendapatan per kapita
rendah-menengah
◻ 65%-90% dari penderita tidak memperoleh pengobatan
◻ Lebih dari seperempat dari jumlah negara di dunia tidak
memiliki akses layanan psikiatrik dasar di tingkat primer
Prince et al, Lancet 2007
TREN
NEGATIVE TREND POSITIVE TREND

◻ Jaminan HAM penderita ◻ Perkembangan terbaru


gangguan jiwa belum dan intervensi yang
memadai lebih efektif
◻ Dominannya perawatan (farmakologi dan
medik akut dan kurang psikologi, SP dl kep.
memperhatikan jiwa, th/kep spesialistik)
perawatan jangka panjang ◻ Pelayanan berbasis
dan kebutuhan psikososial masyarakat
◻ Meningkatnya keterlibatan ◻ Kesadaran dan
industri farmasi keterlibatan pasien dan
kelompok keluarga
TREN INTERNASIONAL DALAM
REFORMASI KESEHATAN JIWA

◻ Menutup/mengurangi TT pada RSJ besar ( > 1000


beds)
◻ Perpindahan dari layanan RS ke layanan di komunitas
◻ Pengembangan tim tatalaksana komunitas (case
management)
◻ Rehabilitasi psikososial di komunitas dengan tujuan
untuk re-integrasi sosial, kesempatan kerja, dan
kehidupan bermasyarakat
◻ Meningkatkan kapasitas keluarga dan komunitas
dalam penyediaan layanan kesehatan jiwa yang lebih
baik
KEBIJAKAN
1. Menyediakan pelayanan keswa 6. Menetapkan
pada pelayanan kesehatan kebijakan dan
primer program nasional,
2. Ketersediaan psikofarmaka legislasi
disetiap tingkat pelayanan 7. Mengembangkan
3. Memberikan perawatan keswa SDM
dimasyarakat 8. Kerjasama lintas
4. Pendidikan masyarakat untuk sektor
meningkatkan kesadaran 9. Monitoring
terhadap keswa keswamas
5. Keterlibatan masyarakat, 10. Dukungan
keluarga dan konsumen dalam terhadap penelitian
perawatan kesehatan jiwa

©
2001
◻ Dari Pendekatan BIO-MEDIKO Pendekatan
BIOPSIKOSOSIAL (Dimensi sosial sebagai komponen
penting pengobatan)
◻ Dari setting RAWAT INAP SETTING YANG LEBIH
LUAS
◻ DARI HANYA PELAYANAN BERBASIS RS
BERBASIS MASYARAKAT
◻ Dari perawatan JANGKA PENDEK JANGKA
PANJANG (rehabilitasi)
◻ Dari kerja INDIVIDU Kerja TIM
◻ Dari PENGOBATAN PELAYANAN
◻ Dari KLINIS KESEHATAN MASYARAKAT
TRADITIONAL ROLE OF
PSYCHIATRISTS
• Perawat bekerja secara tradisional menyediakan
pelayanan klinik berkualitas baik bagi pasien G.jiwa
berat
• Berfokus pada perawatan hospital-based untuk
pasien psikoitik dan gangguan afektif berat ( 10
penyakit terbesar di RSJ)
1-3%
G.Jiwa • Training bagi para nakes juga terbatas untuk
Berat kelompok g.jiwa yang terbatas ini (1-3%) populasi.
• Riset hanya berfokus pada basic science G.jiwa
dan intervensi klinis, hanya sedikit yang tertarik
untuk melihat cost effectiveness atau riset sistem
kesehatan jiwa
EXPANDED ROLES FOR NURSING

• Perawat harus mau memperluas peran untuk masalah


epidemiologi yang difokuskan pada tingginya
prevalensi masalah mental emosional dan masalah
keswa lain yang menimbulkan beban pada populasi
yang tinggi, serta fakta lapangan masih banyak
20% masyarakat yang belum mendapat penanganan
3% total • Masalah kepedulian dengan HAM pelayanan di
G.Jiwa
G.Jiwa pelayanan jiwa berbasis RSJ harus mendorong agar
berat perawatan pindah dari hanya hospital-based kepada
community-based systems
• Peran Perawat tidak hanya sebagai spesialis klinis
saja tapi juga dapat menjadi leader bagi tim multi
disiplin / case management serta negosiator dengan
Pemerintah, Keluarga, klinikus yang bekerja di
masyarakat (seperti Dokter Praktek Swasta), LSM
dan lain-lain diluar sektor kesehatan
EXPANDED ROLES FOR
PSYCHIATRISTS
• Memfokuskan peran
pada kebutuhan masyarakat
untuk masalah Keswa seperti
MH promotion, suicide
prevention , early detection ,dll
20% Populasi • Kebutuhan ini memerlukan
total keswa peran leadership tentang
3%
G.jiwa community mental health
G.Jiwa
berat sehingga dan dapat bekerja
dengan kelompok masyarakat,
media, dll
CHANGE?
◻ Apa yang sudah dilaksanakan / diterima sejak dulu,
saat ini sudah tidak relevan lagi
◻ Banyak masyarakat yang mengalami G.jiwa:
Tidak menerima pengobatan
Diskriminasi
■ pekerjaan, pendidikan, akomodasi, penghargaan
Tidak memiliki hak suara
■ Keputusan untuk mereka dibuat oleh orang lain

◻ Pelayanan Kesehatan Jiwa (Mental health service)


bukan hanya di RSJ
Saat ini kita membutuhkan berbagai tingkat pelayanan kesehatan jiwa
untuk memenuhi berbagai kebutuhan penderita G. Jiwa
GAMBARAN PELAYANAN

TIM INDONESIA
PERPADUAN PELAYANAN YANG OPTIMAL
TIM
INDONESIA

RENDAH
TINGGI Self care
PKJ BERBASIS MASYARAKAT
(FORMAL / INFORMAL)
KEBUTUHAN

PKJ DI PUSKESMAS

BIAYA
PKJ
RSU

RSJ
INST. SPES

RENDAH
TINGGI
STATUS YANKESWA SAAT INI

❑ Yankes Dasar belum digunakan sebagai sarana


utama dalam yankeswa
❑ LSM dapat memainkan peranan penting dalam
memberikan pelayanan
❑ Permasalahan berbeda di setiap daerah
❑ Peningkatan jumlah pelayanan keswa spesialistik
tidak akan meningkatkan akses ke yankeswa
YANKESWA TERINTEGRASI KE
TIM
SISTEM YANKES DASAR
INDONESIA

◻ Mengurangi stigma
◻ Membantu mengatasi kekurangan tenaga
keswa
◻ Pengenalan dini masalah kesehatan jiwa pada
pasien dengan keluhan somatik
◻ Kesempatan keterlibatan masyarakat
◻ Mudah di akses dan biaya kecil
YANKESWA TERINTEGRASI KE
SISTEM YANKES DASAR
YANKESWA DI PUSKESMAS YANKESWA DI RSU
❑ Diperlukan investasi yang ❑ Dibutuhkan tenaga keswa terlatih
banyak untuk pelatihan di RSU
SDM ❑ Hasilnya bervariasi tergantung
kualitas dan kuantitas pelayanan
❑ Perlu menambah jumlah ❑ Dapat diterima oleh
staf terlatih penderita/masyarakat
❑ Beberapa jenis ggn jiwa ❑ Pada umumnya dapat dijangkau
dapat ditangani dengan ❑ Lebih mahal dari Puskesmas
baik tetapi lebih murah dari pelayanan
spesialistik
❑ Dapat diterima dengan
baik di masyarakat ❑ Pelayanan keswa dapat
terintegrasi dengan pelayanan
❑ Mudah dijangkau spesialistik lainnya (liaison
❑ Biaya relatif lebih murah
YANKESWA BERBASIS MASYARAKAT
(INFORMAL vs FORMAL)
❑ SDM banyak tersedia ❑ Kekurangan tenaga ahli
❑ Bukan pelayanan yang dapat keswa merupakan hambatan
diandalkan, namun dapat besar
mendukung pelayanan yang ❑ Perlu kerjasama yang erat
formal dengan yankes primer,
❑ Dapat diterima dengan baik sekunder dan tertier
oleh masyarakat setempat ❑ Mudah dijangkau, stigma
❑ Mudah dijangkau berkurang
❑ Biaya relatif murah ❑ Biaya lebih murah dari pada
RSJ
❑ Kadangkala ada pelanggaran
HAM ❑ Sangat membantu pasien
psikotik untuk hidup di tengah
❑ Seringkali merupakan kontak masyarakat
pertama dengan pasien jiwa
INFORMAL
FORMAL
◻ Pelayanan oleh Pengobat
❑ Pelayanan pemulihan keswa di
Tradisional
masyarakat
❑ Rumah singgah (Anak Jalanan,
◻ Pelayanan oleh Kader
Penderita AIDS, Korban Kekerasan) kesehatan jiwa atau kader
❑ Pelayanan Therapeutic Community
Posyandu
dan residensial ◻ Kelompok tolong diri (self help
❑ Pemondokan pasien di pesantren
group)
❑ Pelayanan dukungan dan pertolongan ◻ Pelayanan oleh Toma atau
di rumah/Kunjungan rumah toga sebagai tenaga
❑ Panti Psikotik pendamping
❑ Panti Jompo ◻ Pelayanan Rawat siang (day
❑ Panti Anak Nakal care) yg diberikan oleh
❑ Rumah Sejahtera Anak korban
kerabat, tetangga atau
bencana dan konflik masyarakat setempat
❑ Tempat Penitipan Anak ◻ Pelayanan Pekerja bantuan
❑ Dll
kemanusiaan dlm keadaan
darurat/Relawan
YANKESWA INSTITUSIONAL
(YANKESWA SPESIALISTIK)
❑ Yankeswa khusus sesuai ❑ Bukan pelayanan prioritas
kebutuhan pasien. ❑ Lebih mahal dibandingkan
❑ Dibutuhkan SDM yang bentuk pelayanan lain
kompeten dan sumber daya ❑ Masyarakat seringkali
lainnya untuk menjalankan menolak menggunakan
pelayanan pelayanan ini, kecuali sebagai
pilihan terakhir
❑ Berguna hanya untuk gangguan
❑ Derajat kebutuhannya
jiwa yang membutuhkan fasilitas
berbeda di berbagai daerah
khusus
❑ Kurang dibutuhkan
❑ Jumlah sarana sangat terbatas dibandingkan dengan
dan sulit dijangkau Yankeswa di kesehatan dasar
atau Yankeswa BM
YANKESWA INSTITUSI SPESIALISTIK
TIM
INDONESIA

Antara lain:
❑ Klinik spesialis untuk anak :gangguan autisme

❑ Klinik spesialis untuk gangguan keswa remaja

❑ Klinik spesialis untuk gangguan jiwa usia


lanjut
❑ Klinik spesialis untuk penanganan NAPZA

❑ Klinik spesialis untuk gangguan TIDUR


RUMAH SAKIT JIWA
❑ Membutuhkan SDM dan sumber daya yang
besar
❑ Kualitas pelayanan bervariasi, seringkali
berfungsi hanya sebagai tempat pengasingan,
sehingga hasil tidak memuaskan
❑ Berkaitan dengan stigma dan pelanggaran HAM
❑ Di banyak daerah sulit diakses (letaknya jauh)
❑ Biaya tinggi, jenis pelayanan terbatas
❑ Bukan merupakan pos PAD
◻ Meningkatkan status kesehatan jiwa
masyarakat
◻ Meningkatkan sumberdaya keswa
◻ Menggunakan sumber daya lebih efektif untuk
memperkuat pelayanan berbasis masyarakat
◻ Melindungi HAM setiap penderita yang sakitwa
KEUNTUNGAN LAYANAN BERBASIS
KOMUNITAS (WHR, 2001)
∙ Menyediakan layanan kesehatan jiwa di komunitas dalam lingkup
yang luas
∙ Layanan bersifat lokal dan mudah diakses
∙ Memungkinkan kesinambungan layanan dan tatalaksana di rumah.
∙ Tersedianya rehabilitasi psikososial dan kebutuhan seseorang
secara menyeluruh (dibandingkan sistem tertutup di RSJ)
∙ Menggabungkan dukungan komunitas dan keluarga dalam sistem
∙ Menghindari efek yang mengganggu dan biaya RS akibat layanan
jangka panjang
▪ Menghasilkan keluaran tatalaksana yang lebih baik serta
peningkatan kualitas hidup penderita gangguan jiwa kronis
▪ Penurunan stigma pada gangguan jiwa
BEBERAPA BENTUK
PELAYANAN PSIKIATRI
◻ Mobile Crisis Team
KOMUNITAS
Hotline Mobile Crisis Team dapat memberikan bantuan pada pasien
dan keluarga dalam situasi krisis.
Hotline ini menempatkan konselor untuk dapat memberikan advis dan
pertolongan segera .
Mobile Crisis Team akan menemani pasien yang akan dibawa untuk
perawatan di RSJ
◻ Community Psychiatric Nursing Team

Menyediakan perawatan berkelanjutan di rumah bagi pasien yang telah


keluar dari RSJ dan membantu pasien untuk patuh pada pengobatan.
Menyediakan dukungan psikologis bagi keluarga / caregivers.
Menilai status mental pasien dan mengobservasi efek pengobatan dan
berbagai efek samping obat.
BEBERAPA BENTUK
PELAYANAN PSIKIATRI
KOMUNITAS
❑ Assertive Community Treatment Team (ACT)
❑ menyediakan terapi yang berbasis masyarakat untuk pasien
dengan g.jiwa berat dan persisten ( seperti skizofrenia,
gangguan waham, psikosis manik depresif)
❑ terdiri dari tim multi disiplin dari profesi kesehatan jiwa
(psikiater, dokter umum, psikolog, pekerja sosial medik,
perawat psikiatrik dan terapi okupasi).
❑ Pelayanan bersifat individu dan intensitas akan tergantung
pada kebutuhan masing-masing pasien.
❑ Tim ACT ini bergerak “mobile: dan lebih banyak merawat
pasien di rumah”.
PELAYANAN KESEHATAN JIWA BERBASIS MASYARAKAT
MODEL ACEH

Tim Keswamas RS KABUPATEN / KOTA Perawat


Keswamas

Puskesmas
PERAN BARU RSJ

◻ Pelayanan Tertier
Centre of excellent
Pelayanan Spesialis / subspesialis
Mempersiapkan rehabilitasi dan rujukan ke
masyarakat Psikiatri Komunitas

◻ Pendidikan dan Riset


◻ National Institute of Mental health
BAGAIMANA UNTUK
MENCAPAI
◻ Reorientasi, pelatihan kembali SDM Keswa mulai
dari Pendidikan sampai Pelayanan Kesehatan Jiwa
◻ Pendekatan pada klien/ pasien sebagai manusia
yang utuh
◻ Menyediakan pelayanan yang dekat dengan rumah
pasien menyediakan TT di RS Kabupaten
◻ Manajemen kasus (Case management)
◻ Jejaring
◻ Mempersingkat LOS
HAMBATAN

◻ Komitmen profesi keswa


RESISTENSI
IGNORE (mengabaikan)
MENERIMA
??
◻ Masalah finansial
◻ Takut kehilangan pasien
◻ Asuransi
◻ Biaya pelayanan komunitas tidak “murah”

Anda mungkin juga menyukai