Dosen Pengampu:
Oleh:
Mutmainah
1301417022
2019
2
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Mutmainah
Nim : 1301417022
Rombel : 02/Sosial
Telah disetujui oleh dosen pengampu mata kuliah praktik bimbingan konseling
kelompok
Mengetahui
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahpahkan rahmat-NYA, sehingga kami penyusun dapat menyelesaikan
penelitian dan penyususnan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam selalu
kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membimbing umatnya di jalan yang benar.
Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu
dalam proses pengerjaan ini. Laporan ini kami susun berdasarkan tugas mata
kuliah praktik bimbingan konseling kelompok.“Laporan Praktikum Bimbingan
Konseling Kelompok” merupakan judul yang kami bahas untuk Laporan ini berisi
tentang Laporan Praktikum Bimbingan Kelompok beserta Konseling
Kelompok.Penyusunan laporan ini salah satunya bertujuan memberi informasi
kepada teman-taman tentang aspek yang telah dijelaskan sebelumnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kaum khalayak.Para
penyusun juga meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam penyusunan
makalah ini. Tiada Gading yang tak Retak
Penulis
4
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB 1. Pendahuluan
1.1........................................................................................................................Lat
ar Belakang Masalah ....................................................................................1
1.2........................................................................................................................Tuj
uan.................................................................................................................2
1.3........................................................................................................................Ma
nfaat...............................................................................................................3
1.4........................................................................................................................Ker
angka Kerja...................................................................................................3
1.5........................................................................................................................Wa
ktu dan Tempat Pelaksanaan.........................................................................3
BAB IIKerangka Konseptual Bimbingan Konseling Kelompok
2.1 Pengertian, Bimbingan Kelompok................................................................4
2.2 Pengertian Konseling Kelompok..................................................................5
2.3 Tujuan Bimbingan Kelompok.......................................................................5
2.4 Tujuan Konseling Kelompok........................................................................6
2.5 Asas Bimbingan Kelompok..........................................................................8
2.6 Asas Konseling Kelompok............................................................................9
2.7 Prosedur Pelaksanaan Bimbingan Kelompok...............................................10
2.8 Prosedur Pelaksanaan Konseling Kelompok................................................16
2.9 Komponen Bimbingan Konseling Kelompok...............................................19
2.11 Pemimpin Kelompok
- Syarat……………............................................................................ 20
- Tugas dan Peranan……………....................................................... 20
- Keterampilan yang harus dimiliki……………................................ 21
2.10 Dinamika Kelompok & Permainan Kelompok……………………….…. 22
-Syarat Permainan,Fungsi Permainan………………………........... 24
-Hasil Perubahan Anggota……………………………………........26
BAB III Pra Bimbingan dan Konseling Kelompok
3.1........................................................................................................................Pers
iapan .............................................................................................................28
- Akademik..........................................................................................28
- Fisik dan Mental................................................................................28
- Administratif.....................................................................................28
- Mental...............................................................................................28
3.2........................................................................................................................Upa
ya Memperoleh Anggota Kelompok.............................................................29
5
3.3........................................................................................................................Pen
yusunan Prosedur Operasional Kegiatan.....................................................29
BAB IV Pelaksanaan dan Hasil Bimbingan dan Konseling Kelompok
4.1........................................................................................................................Pela
ksanaan Bimbingan Kelompok
- Deskripsikan setiap tahap (proses & perkembangan dinamika
kelompok).........................................................................................30
- Cara menentukan topic......................................................................31
- Upaya PK menumbuhkan dinamika kelompok dan cara mengatasi
hambatan ..........................................................................................32
4.2 Pelaksanaan Konseling Kelompok
- Deskripsikan setiap tahap (proses & perkembangan dinamika
kelompok)........................................................................................33
- Masalah yang dikemukakan AK......................................................34
- Pendekatan dan teknik khusus yang digunakan untuk mengentaskan
masalah.............................................................................................35
- Rangkuman upaya dinamika dan hambatan dalam BKP&KKP.....
4.2........................................................................................................................Has
il Bimbingan dan Komseling Kelompok
- Perubahan pada AK...........................................................................37
- UCA-nya (deskripsi seluruh AK untuk BKp)...................................38
BAB V Penutup
5.1 Simpulan.......................................................................................................40
5.2 Saran..............................................................................................................40
5.3 Refleksi Diri..................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Daftar Lampiran
- Prosedur Operasional
- Bukti Fisik Kegiatan
- Rpl Bimbingan Konseling Kelompok
- Lembar Penilaian Observasi
- Rpl Konseling Kelompok
- Lembar Penilaian Konseling Kelompok
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktik Bimbingan konseling adalah salah satu mata kuliah dalam program
studi bimbingan dan konseling, materi ini merupakan kelanjutan dari mata kuliah
sebelumnya yaitu dasar-dasar bimbingan, dasar-dasar konseling, bimbingan
konseling belajar, bimbingan konseling karir. Dalam mata kuliah ini diampu oleh
Bapak Drs.SuharsoM.Pd., Kons dan Ibu Sinta Saraswati M.Pd., Kons
Dalam mata kuliah praktik bimbingan dan konseling kelompok mahasiswa
mempelajari tentang konsep baik konseling kelompok maupun bimbingan
kelompok diawal perkuliahan. Mahasiswa juga akan mendapat tugas berupa
praktik bimbingan kelompok dan konseling kelompok baik dalam suasana
kelompok sesame BK maupun dengan anak program studi non BK. Khususnya
dalam konseling kelompok makro, mahasiswa akan di beri tugas akhir berupa
penyusunan laporan sebagai pertanggungjawaban atas praktik konseling
kelompok yang telah dilaksanakan
Pada pelaksanaan bimbingan dan konseling disekolah, layanan Bimbingan
konseling kelompok adalah suatu proses pemberian bantuan yang diadakan
sekolah untuk mengatasi setiap permasalahan yang ada pada peserta didik. Mulai
dari permasalahan akademik maupun permasalahan internal kejiwaan dan perilaku
peserta didik di sekolah dalam format kelompok.Sementera Konseling kelompok
Konseling kelompok merupakan layanan dalam bimbingan dan konseling yang
diselenggarakan dalam format kelompok dan disini konselor mempunyai peran
sebagai pemimpin kelompok.Konseling kelompok mengaktifkan dinamika
kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna dalam pengembangan
7
1.2 Tujuan
8
1.3.Manfaat
Manfaat yang didapat dari penyusunan laporan praktik konseling keompok ini
adalah memberikan pemahaman atas konsep yang telah dipelajari sebelumnya.
Sedangkan pengalaman yang didapat praktikan ketika praktik dapat memberikan
referensi dan masukanbagi diri praktikansendiri selain itu pula sebagai bahan
informasi atau wawasan seputar layanan kelompok pada bimbingan konseling
kelompok
BAB II
Konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang terpusat pada
pemikiran dan perilaku yang disadari. Proses itu mengandung ciri-ciri terapeutik
seperti pengungkapan pikiran dan perasaan secara leluasa, orientasi pada
kenyataan, pembukaan diri mengenai perasaan-perasaan mendalam yang dialami,
saling percaya, saling perhatian.Menurut Prayitno (2004), layanan konseling
kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan
didalam suasana kelompok. Disana ada konselor dan ada klien, yaitu para anggota
kelompok (yang jumlahnya minimal dua orang). Disana terjadi hubungan
konseling dalam suasana yang diusahakan sama seperti dalam konseling
perorangan yaitu hangat, permisif, terbuka dan penuh keakraban. Dimana juga ada
pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab
timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah) .
Asas kegiatan
Hasil layanan konseling kelompok tidak akan berarti bila klien yang
dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan– tujuan bimbingan.
Pemimpin kelompok hendaknya menimbulkan suasana agar klien yang dibimbing
mampu menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud dalam penyelesaian masalah
Asas kenormatifan
Asas kekinian
dan tidak layak diketahui oleh orang lain selain orang-orang yang mengikuti
kegiatan konseling kelompok .
Asas keterbukaan
Keterbukaan dari anggota kelompok sangat diperlukan sekali. Karena jika
ketrbukaan ini tidak muncul maka akan terdapat keragu-raguan atau kekhawatiran
dari anggota.
Asas kegiatan
Hasil layanan konseling kelompok tidak akan berarti bila klien yang
dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan– tujuan bimbingan.
Pemimpin kelompok hendaknya menimbulkan suasana agar klien yang dibimbing
mampu menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud dalam penyelesaian masalah
Asas kenormatifan
Asas kekinian
1) Tahap Pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap
memasukkan diri kedalam kehidupan suatu kelompok.Pada tahap ini pada
umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan
tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing,
sebagian, maupun seluruh anggota. Memberikan penjelasan tentang bimbingan
kelompok sehingga masing-masing anggota akan tahu apa arti dari bimbingan
kelompok dan mengapa bimbingan kelompok harus dilaksanakan serta
menjelaskan aturan main yang akan diterapkan dalam bimbingan kelompok ini.
Jika ada masalah dalam proses pelaksanaannya, mereka akan mengerti bagaimana
cara menyelesaikannya. Asas kerahasiaan juga disampaikan kepada seluruh
anggota agar orang lain tidak mengetahui permasalahan yang terjadi pada
mereka.Menjelaskan tujuan konseling kelompok , Menjelaskan asas-asas
konseling kelompok, yaitu asas kerahasiaan, kenormatifan, kerahasiaan,
keterbukaan, dan kesukarelaan , Menjelaskan cara pelaksanaan bimbingan
17
2) Tahap Peralihan
Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga.Ada
kalanya jembatan ditempuh dengan amat mudah dan lancar, artinya para anggota
kelompok dapat segera memasuki kegiatan tahap ketiga dengan penuh kemauan
dan kesukarelaan. Ada kalanya juga jembatan itu ditempuh dengan susah payah,
artinya para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan kelompok yang
sebenarnya, yaitu tahap ketiga. Dalam keadaan seperti ini pemimpin kelompok,
dengan gaya kepemimpinannya yang khas, membawa para anggota meniti
jembatan itu dengan selamat.Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu:
Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya
Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani
kegiatan pada tahap selanjutnya
Membahas suasana yang terjadi
Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota
Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama.
3) Tahap Kegiatan
Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka aspek-aspek yang
menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut
perlu mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin kelompok.ada beberapa
yang harus dilakukan oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur
proses kegiatan yang sabar dan terbuka, aktif akan tetapi tidak banyak bicara, dan
memberikan dorongan dan penguatan serta penuh empati.
4) Tahap Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok perhatian utama
bukanlah pada berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang
telah dicapai oleh kelompok itu.Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil
yang dicapai seyogyanya mendorong kelompok itu harus melakukan kegiatan
sehingga tujuan bersama tercapai secara penuh. Dalam hal ini ada kelompok yang
menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan berhenti melakukan kegiatan, dan
kemudian bertemu kembali untuk melakukan kegiatan. Ada beberapa hal yang
dilakukan pada tahap ini, yaitu:
Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.
Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil
kegiatan.
Membahas kegiatan lanjutan.
Mengemukakan pesan dan harapan.
Ada beberapa teknik yang bisa diterapkan dalam layanan bimbingan kelompok,
yaitu:
1) Teknik Umum
Dalam teknik ini, dilakukan pengembangan dinamika kelompok. Secara
garis besar meliputi:
a. komunikasi multi arah secara efektif, dinamis dan terbuka.
19
2) Permainan kelompok
Permainan dapat dijadikan sebagai salah satu tenik dalam layanan
bimbingan kelompok baik sebagai selingan maupun sebagai wahana yang memuat
materi pembinaan atau materi layanan tertentu. Permaianan kelompok yang
efektif dan dapat dijadikan sebagai teknik dalam layanan bimbingan kelompok
harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sederhana
b. Mengembirakan
c. Menimbulkan suasana rileks dan tidak melelahkan
d. Meningkatan keakraban
e. Diikuti oleh semua anggota kelompok.
1) Aplikasi Instrumentasi
Data yang dihimpun atau diperoleh melalui aplikasi instrumentasi dapat
digunakan sebagai pertimbangan dalam pembentukan kelompok, pertimbangan
dalam menetapkan seseorang atau lebih dalam kelompok layanan, materi atau
pokok bahasan dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok. Selain itu, hasil
ulangan atau ujian, hasil AUM, hasil tes, sosiometri dan lain sebagainya
merupakan bahan yang sangat berguna dalam merencanakan dan mengisi kegiatan
layanan bimbingan kelompok serta untuk tindak lanjut layanan.
2) Himpunan data
20
3) Konferensi Kasus
Konferensi kasus dapat dilakukan sebelum atau setelah layanan bimbingan
kelompok dilakukan.Siswa yang masalahnya dikonferensikasuskan, dapat
dilakukan tindak lanjut layanan dengan menempatkan siswa tersebut ke dalam
kelompok bimbingan kelompok tertentu sesuai dengan masalahnya.
4) Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah dapat dilakukan sebagai pendalaman dan penanganan
lebih lanjut tentang masalah siswa yang dibahas atau dibicarakan dalam
layanan.Untuk melakukan kunjungan rumah, konselor harus melakukan persiapan
yang matang dan mengikutsertakan anggota kelompok yang masalahnya dibahas.
5) Alih Tangan Kasus
Seperti pada layanan-layanan yang lain, masalah yang belum tuntas atau di
luar kewenanangan konselor dalam layanan bimbingan kelompok juga harus di
alih tangankan atau dilimpahkan kepada konselor atau petugas lain yang lebih
mengetahui.
2.9 Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok
Tahap ini disebut Prayitno sebagai tahap peralihan.Hal umum yang sering
terjadi pada tahap ini adalah terjadinya suasana ketidakseimbangan dalam diri
masing-masing anggota kelompok.Konselor diharapkan dapat membuka
permasalahan masing-masing anggota sehingga masalah tersebut dapat bersama-
sama dirumuskan dan diketahui penyebabnya.Dan konselor sebagai pemimpin
kelompok harus dapat mengontrol dan mengarahkan anggotanya untuk merasa
nyaman dan menjadikan anggota kelompok sebagai keluarganya sendiri.
4 Tahap Kerja
Prayitno menyebut tahap ini sebagai tahap kegiatan.Tahap ini dilakukan
setelah permasalahan anggota kelompok diketahui penyebabnya sehingga
konselor dapat melakukan langkah selanjutnya yaitu menyusun rencana
tindakan.Kegiatan kelompok pada tahap ini dipengaruhi pada tahapan
sebelumnya.Jadi apabila pada tahap sebelumnya berlangsung dengan efektif maka
tahap ini juga dapat dilalui dengan baik, begitupun sebaliknya.Apabila tahap ini
berjalan dengan baik, biasanya anggota kelompok dapat melakukan kegiatan
tanpa mengharapkan campur tangan pemimpin kelompok lebih jauh.
4.Tahap Akhir
Tahap ini adalah tahapan dimana anggota kelompok mulai mencoba
prilaku baru yang telah mereka pelajari dan dapatkan dari kelompok.Umpan balik
adalah hal penting yang sebaiknya dilakukan oleh masing-masing anggota
kelompok.Hal ini dilakukan untuk menilai dan memperbaiki prilaku kelompok
apabila belum sesuai.
Sehubungan dengan pengakhiran kegiatan, Prayitno mengatakan bahwa
kegiatan kelompok harus ditujukan pada pencapaian tujuan yang ingin dicapai
dalam kelompok.Apabila pada tahap ini terdapat anggota yang memiliki masalah
belum dapat terselesaikan pada tahap sebelumnya, maka pada tahap ini masalah
tersebut harus diselesaikan.
Konselor dapat memastikan waktu yang tepat untuk mengakhiri proses
konseling. Apabila anggota kelompok merasakan bahwa tujuan telah tercapai dan
telah terjadi perubahan prilaku maka proses konseling dapat segera diakhiri.
5.Pascakonseling
23
Anggota Kelompok
Kelompok yang terlalu kecil, misalnya 2-3 orang akan mengurangi efektifitas
Konseling Kelompok. Sebaliknya kelompok yang terlalu besar juga kurang
efektif, karena jumlah peserta yang terlalu banyak, maka partisipasi aktif
individual dalam dinamika kelompok menjadi kurang intensif, kesempitan
berbicara.
- Homogenitas/Heterogenitas Kelompok
Layanan konseling kelompok memerlukan anggota kelompok yang dapat
menjadi sumber-sumber bervariasi untuk membahas suatu topik atau memecahkan
masalah tertentu.Dalam hal ini anggota kelompok yang homogen kurang efektif
dalam konseling kelompok. Sebaliknya, anggota kelompok yang heterogen akan
menjadi sumber yang lebih kaya untuk pencapaian tujuan layanan.
Peranan Anggota Kelompok
1. Aktifitas Mandiri
Masing-masing anggota kelompok beraktifitas langsung dan mandiri
dalam bentuk:
Mendengar, memahami dan merespon dengan tepat dan positif.
Berpikir dan berpendapat.
Menganalisis, mengkritisi dan beragumentasi.
Merasa, berempati dan bersikap.
Berpartisipasi dalam kegiatan bersama.
2. Aktifitas mandiri masing-masing anggota kelompok itu diorientasikan
pada kehidupan bersama dalam kelompok. Kebersamaan ini
diwujudkan melalui :
Pembinaan keakraban dan keterlibatan secara emosional antar
anggota kelompok.
Kepatuhan terhadap aturan kegiatan dalam kelompok.
Komunikasi jelas dan lugas dengan lembut dan bertata krama.
27
Waktu Pelaksanaan
Batas akhir pelaksanaan konseling kelompok sangat ditentukan seberapa
besar permasalahan yang dihadapi kelompok.Latipun menambahkan
penjelasannya dengan mengatakan bahwa batasan waktu yang biasanya ditetapkan
pada konseling kelompok pada umumnya dilakukan satu hingga dua kali dalam
seminggu. Hal ini dikarenakan apabila terlalu jarang (misalnya, satu kali dalam
dua minggu) akan menyebabkan banyaknya informasi dan umpan balik yang
terlupakan
2.11Dinamika dan permainan dalam bimbingan dan konseling kelompok
Menurut Slamet Santosa (2004), dinamika kelompok adalah suatu kelompok
yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis
jelas antar anggotanya yang satu dengan yang lainnya.adapun menurut Prayitno
(1995), dinamika kelompok merupakan sinergi dari semua factor yang ada dalam
kelompok artinya merupakan pengerah secara serentak semua factor yang dapat
digerakkan dalam kelompok itu, dengan demikian dinamika kelompok merupakan
jiwa yang menghidupkan dan menghidupi kelompok.Menurut Winkel, dinamika
kelompok adalah studi tentang kekuatan-kekuatan sosial dalam suatu kelompok
yang memperlancar atau menghambat proses kerjasama dalam kelompok, segala
metode, sarana danteknik yang dapat diterapkan bila sejumlah orang bekerjasama
28
bagaimana mereka berbicara satu sama lain, dan bagaimana pemimpin kelompok
mereaksi para anggota.Selanjutnya menurut Mungin (2005) dinamika kelompok
benar-benar terwujud dalam kelompok dapat dilihat dari:
1. Anggota kelompok dapat membantu terbinanya suasana keakraban dalam
hubungan antar anggota kelompok
2. Anggota kelompok mampu mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan
diri dalam kegiatan kelompok
3. Anggota kelompok dapat membantu tercapainya tujuan bersama.Anggota
kelompok dapat mematuhi aturan kelompok dengan baik
4. Anggota kelompok benar-benar aktif dalam seluruh kegiatan kelompok.
5. Anggota kelompok dapat berkomunikasi secara terbuka
6. Anggota kelompok dapat membantu orang lain
7. Anggota kelompok dapat member kesempatan kepada anggota lain untuk
menjalankan perannya.Anggota kelompok dapat menyadari pentingnya kegiatan
kelompok.
Peranan dinamika kelompok dalam bimbingan konseling kelompok
Secara khusus, dinamika kelompok berperan dalam membantu memecahan
permasalahan dalam kelompok baik masalah yang umum sampai pada masalah
pribadi para anggota kelompok. Dinamika kelompok juga berperan dalam
menumbuhkan kehangatan dalam kelompok sehingga semua nggota kelompok
dapat berperan aktif menyumbangkan pendapat atau pemikiranya.
Permainan Kelompok
Salah satu kegiatan untuk menimbulkan dinamika dalam kelompok adalah
adanya permaianan.Syarat permainan kelompok:
1. Memberikan dinamika didalam kelompok.Mampu mengintegrasikan kembali
suasana kelompok
2. Memberikan keakraban antar anggota kelompok yang mulanya belum
mengenal satu sama lain.Mudah dipahami
Fungsi permainan kelompok:
1. Memberikan penyegaran pikiran kembali setelah serius melakukan kegiatan
2. Membentuk dinamika kelompok
3. Menambah keakraban anggota kelompok
30
d. Meringkas
e. Penjelasan singkat dan pemberian informasi
f. Mendorong dan mendukung
g. Pengaturan nada suara
h. Pemberian model dan penyiapan diri.
i. Penggunaan mata
Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan pada kelompok yaitu dengan anggota memperoleh
pemahaman baru dari kegiatan bimbingan kelompok & konseling kelompok, Juga
terentaskannya masalah anggota dalam kelompok dalam kegiatan koseling
kelompok.Anggota dapat terbuka dalam mengungkapkan pendapat, saran, ataupun
masalah.terciptanya hubungan yang hangat/terciptanya dinamika dalam
kelompok.
Bimbingan kelompok juga diharapkan mampu menjadi wadah bagi teman-
teman untuk berbagi ceritanya kepada konselor atau guru bk , praktikan berharap
kegiatan ini bisa berlanjut guna mengasah ketrampilan praktikan itu sendiri diluar
dari esensi bimbingan kelompok untuk membantu memecahkan permaslahan
dikehidupan sehari-harinya yang bersifat umum dengan fungsinya sebagai
pencegahan didalamnya, kesukarelaan . Anggota dapat terbuka Anggota dapat
terbuka dalam mengungkapkan pendapat, saran, ataupun masalah.terciptanya
hubungan yang hangat/terciptanya dinamika dalam kelompok.
33
BAB III
Pra Bimbingan dan Konseling Kelompok
3.1 Persiapan Akademik
Persiapan akademik adalah persiapan secara akademik yang dilakukan oleh
praktikan sebelum melaksanakan praktek Bimbingan kelompok agar mendapatkan
pemahaman total tentang konsep bimbingan kelompok. Yang termasuk dalam
persiapan akademik diantaranya:
- Mempelajari konsep tentang konseling kelompok yang didapat dari
perkuliahan maupun secara mandiri
- Mempelajari keterampilan dan sikap apa saja yan perlu dimiliki
olehpraktikan ketika melaksanakan praktik konseling kelompok.
3.2 Persiapan Fisik
Persiapan fisik adalah persiapan yang dilakukan secara fisik atau jasmaniah oleh
seorang praktikan sebelum melaksanakan praktek Bimbingan kelompok yang
berguna untuk menunjang kelayakan dan kesopanan praktikan.Yang termasuk
dalam persiapan fisik diantaranya
- Menjaga kesehatan badan dengan berolahraga agar ketika melaksanakan
praktik menjadi lancer dan rileks
- Menjaga pola makan sehari-hari
- Memakai pakaian formal yang layak untuk tampil praktik di kelas
3.3 Persiapan Mental
Persiapan mental adalah persiapan yang dilakukan secara mental yang oleh
seorang praktikan guna menunjang ketenangan dan kejernihan pikiran ketika
melaksanakan praktik konseling kelompok.Yang termasuk dalam persiapan
mental diantaranya:
- berdoa agar perasaan dan pikiran menjadi tenang
34
- Percaya pada kemampuan diri sendiri atau kita kenal percaya diri
3.4 Persiapan Administratif
Persiapan administratif adalah persiapan yang dilakukan guna memenuhi
kelengkapan administrasi ketika praktik konseling kelompok dilaksanakan. Yang
termasuk dalam persiapan administrasi diantaranya:
- Menyiapkan lembar penilaianlaiseg (penilaian segera) untuk
anggotakelompok
- Menyiapkan lembar observasi bagi observer serta rekruitmen anggota
3.5 Upaya memperoleh anggota kelompok
Pada pelaksanaan praktik bimbingan kelompok dan konseing kelompok kali ini,
sistem rekruitmen anggota kelompok BKP dan KKP yaitu praktikan mengambil
dari adek tingkat organisasi yang sebanyak 8 orang dengan TP (4 Orang) PLS(1
Orang) dan BK(3 orang) Sementara konseling kelompok sebanyak 6 orang
dengan BK(2 orang). PLS(1 orang), TP(3 orang)
Penyusunan Prosedur Operasional Kegiatan
Bimbingan kelompok ini dilakukan di PKM FIP pada hari Rabu,23 Oktober
2019 pada pukul 15.00-16.00 dengan anggota sebanyak 8 orang. Adapun
Bimbingan kelompok adalah Suatu proses layanan sangat ditentukan pada
tahapan-tahapan yang harus dilalui sehingga akan terarah, runtut, dan tepat pada
sasaran begitupula dengan konseling kelompok , dalam praktik yang dilakukan
praktikan ini prosedurar di jelaskan sebagai berikut
1. Mulai memulai dengan rekrutmen anggota dari adek tingkat dimana
praktikan organisasi dengan mengambil sebanyak 8 orang di dalam
praktek bimbingan kelompok dan 6 orang didalam praktik konseling
kelompok, adapun mereka secara sukarela dalam mengikuti kegiatan ini
2. Hasil bimbingan kelompok maupun konseling kelompok yang praktikan
lakukan di pertanggungjawabkan melalui laporan ini
3. Membuat laporan ini sebagai bentuk hasil layanan bk dan pelaksanaan
layanan bimbingan konseling kelompok
35
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL BIMBINGAN DAN KONSELING
KELOMPOK
4.1 Bimbingan Kelompok
Tahap Pembentukan
Pada tahap pembentukan ini praktikan bersama anggota yang terdiri atas
Irvan(TP), April(BK), Makrif( TP), Saroh(TP), Sinaru(B.Jepang),
Diki(TP),Lintang(PLS), Rahma(BK), dan terakhir Iis(BK), di tahap pembentukan
ini praktikan menyambut mereka dengan sikap yang hangat dan dengan terlebih
dahulu mengucapkan salam lalu memimpin berdoa bersama-sama untuk
kemudian memberikan penerimaan berupa ucapan terimakasih karena sudah
datang dan hadir didalam memenuhi undangan praktikan hari ini, selanjutnya
untuk mengakrabkan satu sama lain praktikan memiliki sebuah lagu perkenalan
untuk mereka dengan judul “ pak tani” yang mana liriknya sudah praktikan
modifikasi . berikut sepenggal lirik lagu pak tani
“Kak Ina punya kelompok eya eya hooo….. dikelompoknya ada anggota eya
eya hooo…ada (menyebut satu persatu nama panggilan) urut sampai ke anggota
terakhir)”… begitu seterusnya dan di akhir lagu nadanya di tinggikan di part akhir
menjadi Eya e yaaaaa hoooooohhhhh… dari lagu yang di nyanyikan Bersama
tersebut praktikan melihat wajah-wajah gembira dari anggota kelompok , yang
tadinya cemas , deg degan dengan bernayanyi tersebut anggota terlihat lebih
santai dan lebih menguasai suasanya.
Baru setelah lagu perkenalan selesai dan terlihat anggota sudah terlihat rileks
dan santai dan siap maka praktikan pun mulai menjelaskan maksud dan tujuan
dari kegiatan hari ini yang mana yang praktikan lakukan ini adalah kegiatan
36
ketika saya bilang Stemple temen-temen bisa menjawab Dahsyat, dahsyat ,dahsyat
begitu bisa dipahami?
“Siap kak”
“Oke”
Tahap Peralihan
Pada tahap peralihan ini praktikan sedikit menyinggung mengenai topik yang
akan dibahas. Contoh-contoh topik itu seperti manajemen waktu, tips menghadapi
ujian, cara belajar efektik dan seterusnya, namun disini temen-temen seperti tadi
yang saya katakan bahwasanya topik yang akan dibahas disini adalah topik tugas,
dimana topik itu berasal dari saya adapun topik yang akan dibahs itu topik dope or
nope apakah ada yang tahu?
“Saya kak, saya tahu kak dope or nope itu yang kaitannya sama narkoba “
“Saya juga kak, kalo menurut saya dope or nope itu seperti sebuah kata-kata
esensinya itu Ya/Tidak pada narkoba kak”
“Wah bagus sekali, betul tadi apa yang disampaikan oleh temen kita irvan dan
lintang ya jadi dope or nope itu berarti katakana tidak pada narkoba”
Kita kasih tepuk apresiasi kepada dua temen kita” Stemple”
Dahsyat..dahsyat…dahsyat
Sepertinya sudah tidak sabar untuk membahas topik kali ini ya
“Betul kak itu topik yang sangat menarik sekali kak”
“Iya kak ditambah akhir-akhir ini banyak kasus seperti itu”
Dalam tahap peralihan inipun secara suasanya temen-temen anggota terlihat
menikmati setiap proses mereka saling memberikan umpan pendapat dengan
praktikan sendiri, karena kesiapan anggota sudah bagus maka praktikanpun
melanjutkan di kegiatan
Tahap Kegiatan
Tahap kegiatan ini praktikan mulai menjelaskan tentang materi yang akan
dibawakan yaitu mengenai dope or nope dimana membahas mengenai , katakana
tidak pada narkoba disini praktikan mulai menjelaskan bahwa sanya akhir-akhir
38
ini banyak kasus-kasus para remaja yang sudah terkontaminasi dengan barang-
barang sejenis itu seperti narkoba sendiri yang sudah tidak mengenal usia untuk
penyalurannya sehingga topik inipun dibahas, dalam kegiatan ini pula praktikan
menawarkan kepada temen-temen untuk membahas apa saja yang akan
dibicarakan selama kegiatan ini berlangsung
“Saya kak, kalo menurut saya saya ingin membahas mengenai dampak dari
penyalahgunaan narkoba kak”
“Saya juga kak mau usul kalo saya ingin mengusulkan Tindakan kita bagaimana
cara menghadapi ketika disekitar kita banyak melakukan penyalahgunaan narkoba
kak
“ wah.. bagus sekali temen-temen , kira -kira ada yang mau berpendapat
lainnya?”
“sepakat kak”
“Siap kak”
Oke mari kita bisa mainkan disini kira-kira siapa yang mau mencoba terlebih
dahulu?
Baik nanti yang mencoba ada makrif, Irfan, dan lintang ya silahkan..
39
Bisa dibacakan dengan keras apa isi dari kertas tersebut.Dalam permainan ini
makrif mendapatkan sebuah tantangan yang berisikan pernyataan “ coba
praktekan jika kamu seorang pengedar bagaimana cara kamu untuk membuat
orang lain membeli barang ini” akhirnya dipraktekan . sementara lintang dia
mendapat pernyataan sebuah gambar yang didalam gambar tersebut ada “foto
seorang actor yang berwajah tua lagi keriput dan tampak tidak terurus , kira -kira
bagaimana perasaanmu jika yang berada didalam gambar itu adalah diri
kamu?”dan terakhir adalah dari irvan yang berisi pernyataan mengenai tanggapan
masalah narkoba yang terbungkus didalam sebuah permen jajanan anak-anakk?”.
Mereka bertiga pun antusias didalam memberi tanggapan mengenai pernyataan
yang ada, begitupun temen-temen yang lain yang sebagian besar ikut memberikan
komentarnya,
‘Sudak kak”
Disini ada sebuah property irvan sebagai wartaman , lintang sebagai wartawan,
makrif sebagai juru kamera, diki sebagai juru foto, dan terakhir sinaru sebagai
juru kamera. Artis nya akan diperankan oleh temen kita iis , sudah siap?
“sudah kak”
“Menurut saya ya kak saya berfikir kalo dari permainan drama tadi itu sebuah
pengibaratan antara pengedar dan targetnya kak jadi kayak yang menjadi
wartaman itu seperti seorang pengedar kak sementara yang jadi artis itu seperti
targetnya kak, jadi kalo pengedar itu biasanya dia akan membujuk atau akan
melakukan sesuatu hal sampai targetnya itu tercapai kak”
“saya kak menambahkan betul sekali kak seperti yang disampaikan dengan sinaru
kak kalo biasnya pengedar itu akan melakukan berbagai hal untuk memenuhi
tujuannya kak, namun walaupun seperti itu kak saya memberikan apresiasi kak
oleh pemeran artisnya kak karena secara tidak langsung sosok artis itu mampu
bersikap asertif kak dengan menolak secara halus tanpa menyakiti hati orang lain
kak itu diibaratkan dari banyaknya ke-kepoan wartawan tersebut yang berujung
akan dilaksanakn konferensi pers kak(sikap asertif)
“Stemple”…dahsyat..dahsyat…dahsyat
‘Bagus sekali atas apa yang disampaikan oleh observer kita hari ini jadi didalam
drama tadi memang mengandung makna tersirat seperti yang tadi observer
katakana baik disini dari pemain kira kira bagaimana perasaannya setelah
memainkan peran tersebut?
“Saya kak,( irvan) tadi saya berperan sebagai wartawan kak dan perasaan deg
degan kak, apalagi ketika tadi saya harus bertanya banyak dengan artisnya namun
seru kak dan saya pun berfikir sama dengan temen-temen sampaikan kak bahwa
kalo diibaratkan itu wartawan yang saya perankan tadi seperti menuntut dan harus
terjawab atas pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan
“Saya juga kak mau berpendapat tadi kan saya sebagai artis (Iis) say aitu merasa
tertekan kak , karena melihat banyak desakan dari wartawan tersebut , namun
kembali lagi kak saya kan punya prioritas maka prioritas itu saya jadikan sebagai
pedoman ketika menghadapi para wartawan dengan kekepoannya itu kak, jadi
pedoman dan prioritas itulah yang menyebabkan saya akhirnya bisa menjawab
tegas serta menolak beberapa pertanyaan dan akan saya ganti dilain waktu kak”
41
“Bagus sekali teman -teman , seperti apa yang tadi disampaikan teman -temen
bahwa sanya salah satu sikap yang perlu kita miliki adalah sikap asertif dimana
temen-temen bisa secara tegas berkata Ya atau Tidak dengan tidak menyakiti hak
dan perasaan orang lain, jadi sikap ini bisa dikembangkan dan di tingkatkan lagi
ya “
“siap kak”
“Betul sekali kak saya pun akan menerapkan perilaku asertif itu pada kehidupan
saya kak”
“bagus sekali diki” mari kita kasih stemple… dahsyat dahsyat dahsyat, “
Baik teman-teman tadi kita sudah membahas Panjang lebar dan bermain drama
juga disini kira-kira ada yang mau menyimpulkan pokok pembahasan pada
kegiatan kali ini?
“saya kak , saya …menurut yang saya tangkap bahwasanya hari ini kita
membahas mengenai topik penyalahgunaan narkoba dengan salah satu sikap yang
bisa digunakan untuk menghindarinya yaitu sikap asertif yang berarti bisa secara
tegas menolak atau mengiyakan sesuatu dengan mempertimbangkan perasaan
orang lain kak”
“Saya kak , jadi kesimpulannya mulai sekarang mari kita tanamkan sikap-sikap
salah satunya asertif terhadap narkoba disekitar lingkungan kita”
Wah… kalian sangat semangat sekali di dalam kegiatan ini, kakak apresiasi betul
tadi yang disampaikan oleh rahma dan tiara tersebut, ( menengok jam tangan)
berhubung tadi waktu yang telah disepakati 30 menit masih ada 10 menit lagi
Tahap Pengakhiran
“saya kak , menurut saya pemahaman baru saya yaitu saya bisa mengetahui
tentang sikap asertif kak , saya baru tahu berkat kegiatan ini
‘saya juga kak , kalo saya saya bisa menambah wawasan dan pengetahuan saya
terkait materi ini seperti trik-trik para pengedar, sampai pada sikap asertif’
“bagus sekali diki dan irvan”
“Lalu bagaimana perasaan kalian selama mengikuti legiatan ini”
“saya kak, saya merasa senang kaka palagi kakaknya baik dan humoris , jadi
materinya yang tadinya berat jadi terasa ringan dan jelas
“saya juga kak mau menambahkan kalo menurut saya saya jadi tambah teman
juga kak bisa berkenalan dengan temen-temen diluar studi saya jadi seneng dan
gembira kak”
“Dan ini yang terakhir bagaimana action/tindakam kedepan yang akan kalian
lakukan”?
“saya kak saya akan mulai mencoba bersikap tegas bukan hanya pada narkoba
namun juga pada kehidupan sehari-hari saya kak”
“saya pula kak saya akan menjauhi narkoba karena narkoba banyak dampak yang
ditimbulkan di diri kita kayak buat kesehatan , keuangan dan diri sendiri dan
tentumya juga bisa bersikap asertif kak”
“Wah(sambal bertepuk tangan) bagus sekali jawabannya , stemple dahsyat
dahsyat dahsyat..
Berhubung seperti yang tadi kakak katakana bahwasanya kegiatan ini dilakukan
selama 30 menit , berhubung masih terseisa 5 menit kakak mengucapkan
terimakasih banyak sudah mau hadir dalam kegiatan hari ini semoga apa yang tadi
disampaikan dan dibahas dalam kelompok ini bisa bermanfaat aamin.
Untuk tindak lanjutnya dari teman-teman bagaimana?
“diadakan lagi saja kak seminggu dari sekarang dijam dan waktu yang sama kak”
“setuju kak”
“oke nanti kakak akan bikin grub sebagai informasi kepada temen-temen tentang
pelaksananan bimbingan kelompok lanjutannya nya, namun sebelum kakak tutup
ada PR yang kalian harus kerjakan dan bisa dikumpulkan ke kakak di minggu
depan , sebelum diakhiri mari kita berdoa Bersama-sama, berdoa dimulai.
Wassalamulaikum wr,wb
43
kelompok ini saja yang mengetahuinya, temen-temen bisa terbuka dan bisa saling
menanggapi satu sama lain, untuk memegang janji maka saya akan ada
pengucapakan janji nanti temen-temen bisa mengikuti apa yang saya katakana dan
tangan sebelah kanan memegang dada sebelah kiri.
Setelah mereka mengikuti dan mengucapkan janji maka saya pun berlanjut untuk
membahas ke topik dimana dalam kegiatan kali ini topik yang akan saya bahas itu
adalah topik bebas , untuk menambah semangat karena sore hari saya pun
memberikan permainan selingan “darat, laut, udara” dimana ketika saya
mengucapkan darat laut udara orang yang saya tunjuk itu akan menyebutkan 3
hewan yang hidup sesuai perkataan saya.
Permainan pun berlangsung seru dan lucu karena beberapa kali ada protesan dari
anggota lain , sampai akhirnya saya melihat mereka jauh lebih enjoy dan
menikmati dan hal tersebut juga ditunjukan dengan kesiapan anggota kegiatan
berlangsung selama 40 menit sesuai kesepakatn anggota
Tahap Peralihan
Untuk mengechek ulang kesiapan anggota saya melakukan tepuk 1, tepuk 2 , dan
tepuk 3 dan ternyata mereka masih focus maka saya pun menjelaskan bahwa nanti
teman-teman bisa mengutarakan hal-hal apa sajakan yang kira-kira terjadi di
dalam diri temen-temen akhir-akhir ini, dan saya pun memberikan contoh kepada
temen temen tentang topik konseling seperti : masalah tidak harmonis dengan
orang tua, penyalahgunaan obat terlarang dan seterusnya, merekapun bisa
memahaminya dan terlihat sangat partisipatif dengan kegiatan kali ini
Tahap Kegiatan
Pada tahap kegiatan ini praktikan yaitu saya mulai memberikan ruang kepada
anggota untuk membahas apa saja yang terjadi akhir-akhir ini pada dirinya,
sampailah ada anggota yang berani mengutarakan pendapatnya
masalah satu persatu dan nanti masalah yang akan dibahas disepakati oleh
kelompok
Itu adalah masalah yang dibahas didalam kelompok sampai pada akhirnya setelah
disepakati Bersama dan dilihat dari unsur ke segeraannya maka masalah yang
dibahas adalah masalah dari LM tentang kurang harmonisnya dengan atasannya di
tempatnya bekerja. Dimana sosok LM ini adalah mahasiswa, pekerja partime, dan
organisatoris dia pun mulai menceritakan awal dari permasalahannya
3. Membicarakan kepada kedua orang tua terkait dengan kedepanya atas pilihan
pilihannya
4. Keluar dari pekerjaan untuk lebih memfokuskan diri dengan dunia perkuliahan
5. Bisa membagi waktu dengan baik mulai sekarang ketika mau mempertahankan
kegiatan tersebut
6.Bisa mengikuti mana yang kamu sanggupi atau dengan kata lain sesuai dengan
kebutuhan dan prioritasnya masing masing
Berdasarkan pada penyelenggaran teknik dari konseling tersebut jika dilihat dan
dibahaskan kepada teknik konseling maka teknik yang saya terapkan didalam
kelompok ialah teknik REBT dimana dalam membahas permasalahan itulah kita
mencari gejala atau fenomena , lalu keyakinan hingga pada konsequensinya. Jika
dilihat dari apa yang disampaikan oleh konseli maka ditarik benang merah
bahwasanya pengaturan waktu organisasi , tugas dan kuliah dirasa tidak efisien
47
dan efektik dan berkonsekunsi pada turunnya performa didalam bekerja , serta
keyakinan dia yang irasional belief yang mengatakan sudah tidak kuat , sudah
capek , sudah ingin keluar itulah yang menyebabkan akhirnya pada dampak
perilaku yang terlihat seperti yang diungkap oleh konselinya sendiri
Tahap Pengakhiran
Pada tahap ini saya juga menanyakan kepada anggota kelompok tentang
harapan-harapan yang mereka miliki terkait dengan kegiatan konseling kelompok
dimana sebagain besar dari mereka menjawab sangat senang dan berharap
kegiatan seperti ini rutin untuk dilaksanakan mengingat banyaknnya tupoksi yang
kita hadapi dan secara tidak sadar bisa mengganggu kehidupan efektif sehari -hari,
Saya juga menyinggung mengenai perasaan para anggota kelompok dimana saya
menyimpulkan mereka merasa lebih tenang dan santai ketika masalah-masalah
yang mereka ceritakan itu bisa diceritakan kepada orang yang tepat, selain itu
mereka juga merasa senang dengan adanya kegiatan ini merasa tertantang juga
tertagih umtuk dilaksanakan pada tahap berikut-berikutnya
Saya juga tidak lupa untuk bertanya Pemahaman anggota kelompok yang mana
saya disini menyimpulkan bahwa pemahaman mereka terkait permasalahan itu
tidak hanya dirinya saja yang memiliki masalah yang sama namun orang lain pun
memiliki masalah yang sama juga ternayata dari sinilah anggota mengetahui
48
paham bahwa ada berbagai cara yang bisa menjadi copying ketika diri kita
menghadapi permaslahan yang demikian
Dan ditahap akhir ini saya menanyakan mengenai action kepada anggota
kelompok dimana mereka sudah akan mulai melakukan hal yang demikian ketika
dihadapkan pada situasi terkait, namun saya mentupoksikan terutama kepada
anggota yang masalahnya dibahas dimana dia akan mencoba memberbaiki
hubungan dengan atasannya itu dan akan mulai membuat prioritas guna menjaga
performa kerja, organisasi dan kuliah dan saat itu juga dia akan mulai lebih
terbuka dan peka juga terhadap sekelilingnya
baik bersifat spesifik, selain itu penyelesaian tentang suatu maslahan ditentukan
oleh pihak terkait dengan bantuan masukan anggota lain
BAB V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Dari semua tahapan atau proses kegiatan Bimbingan konseling kelompok
yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan bahwa:
Saran yang terbentuk dari diri praktikan adalah bila mengadakan suatu
kegiatan baik bimbingan dan konseling kelompok akan lebih baik bila di lakukan
ditempat yang sepi atau diruangan tertentu yang memadai yang jauh dari
keramaian. Selanjutnya adalah agar lebih menambah latihan yang dapat
meningkatkan rasa kepercayaan diri dan belajar menguasai keadaan yang tidak
terencana, sedangkan keadaan menuntut untuk selalu tampil prima.Profesionalitas
seorang konselor harus terjaga dihadapan konseli maupun dihadapan stake holder
agar pengakuan sehat dari masyarakat dapat terangkat.
Pada hari saat diumumkan oleh dosen pembimbing bahwa mulai bulan
oktober-nopember bisa digunakan untuk kegiatan pembelajaran diluar dengan
praktik sesame teman BK lalu bisa di terapkan pula di lini luar bk yaitu dengan
mulai diadakan penugasan untuk membuat proyek bimbingan kelompok dan
konseling kelompok yang mana diadakan secara sungguhan, yaitu baik bimbingan
kelompok ataupun konseling kelompok dilakukan bersama konseli di luar
program studi bimbingan konseling, namun masih diberikan alternative untuk
mencoba mengajak sesame anak BK namun untuk semester 1 dikarenakan sebagai
pengenalan diri dan layanan bk kepada adek tingkat baik sesamanya atau diluar
program studi terkait. Pada awalnya praktikan sempat merasa nervous.
Kenervousan ini bertambah ketika diputuskan bahwa praktikan adalah salah satu
dari beberapa praktikan lain yang akan praktik di minggu berikutnya.
Hal ini menyebabkann mau tidak mau praktikan mempersiapkan diri sebaik-
baiknya agar pada kegiatan praktik nanti bisa berjalan dengan lancar.Beberapa
persiapan yang dilakukan yaitu, memperdalam konsep tentang bimbingan dan
konseling kelompok dan menyiapkan mental dengan baik.Ketika hari praktik tiba,
praktikan merasa gugup, nervous, agak cemas, dan deg-degan. Sampai pada
kegiatan pembagian kelompok, dan ketika praktikan sedah duduk diantara
anggota kelompok yang sudah ditetapkan, praktikan masih merasakan adanya
perasaan grogi dan kurang percaya diri, namun praktikan meyakinkan pada diri
sendiri bahwa praktik kali ini adalah kesempatan yang langka dan akan menjadi
pengalaman yang sangat berharga untuk di lapangan kelak. Oleh karena itu,
54
praktikan mau tidak mau harus melawan perasaan grogi dan memulai kegiatan
praktik.
Pada saat praktik bimbingan kelompok praktikan merasa enjoy dikarenakan
anggota kelompok adalah teman –teman akrab yang mana masih bisa di
kondisikan secara baik sementera ketika bimbingan kelompok telah berlangsung,
terkadang praktikan merasa bingung untuk menghadapi beberapa anggota
kelompok yang kurang aktif berbicara. Karena meskipun sudah beberapa kali
didorong untuk berbicara pun mereka masih tetap bersikap pasif..
kelompok bisa terjalani semua dan agar kegiatan konseling kelompok berjalan
dengan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
58
RENCANA
PELAKSANAAN LAYANAN
(RPL)
BIMBINGAN KELOMPOK
DOPE or NOPE
NAMA : Mutmainah
PRODI/JURUSAN : Bimbingan dan Konseling
ANGKATAN : 2017
59
KOTA SEMARANG
2019
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Sekolah : ............................................
Kelas/ Semester : ............................................
A. Komponen Layanan Layanan Dasar
B. Bidang Layanan Pribadi-Sosial
C. Topik Layanan DOPE or NOPE
D. Fungsi Layanan Pengembangan
E. Tujuan Umum Mengembangkan landasan perilaku etis pada peserta didik
F. Tujuan Khusus 1. Peserta didik mampu memahami tentang perilaku asertif
dan urgensinya pada penyalahgunaan narkoba
2. Peserta didik mampu menampilkanaspek perilaku asertif
3. Peserta didik mampu mengembangkanperilaku asertif
pada penyalahgunaan narkoba
G. Sasaran Layanan Siswa Kelas 10 SMA
H. Materi Layanan 1. Konsep dan urgensi perilaku asertif pada
penyalahgunaan narkoba
2. Aspek perilaku asertif
3. Perilaku asertif terhadap penyalahgunaan narkoba
I. Waktu 1x45 menit
J. Sumber Anggreni, Dewi.2015.Dampak Bagi Pengguna Narkotika,
Psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) di kelurahan
gunung kelua Samarinda. Dalam Jurnal Sosiatri-sosiologi
,3(3) Hal 37-51. Diakses pada tanggal 27 Juni 2019.
Fensterheim, H. dan J. Baer. 1995. Jangan bilang ya bila
60
melaksanakan tugas
5. Setelah peserta didik menyatakan siap, kemudian guru
BK memulai masuk ke tahap kerja
2. Tahap Inti
Kegiatan Peserta Didik 1. Guru BK memimpin peserta didik untuk bermain Roda
dan Guru BK TOD dan menyampaikan ketentuannya
2. Peserta didik bermain Roda TOD dipimpin oleh guru
BK
3. Guru BK merefleksikan permainan yang dilakukan
4. Guru BK memimpin diskusi mengenai perilaku asertif
5. Peserta didik aktif dalam diskusi mengenai perilaku
asertif
6. Guru BK mengarahkan peserta didik untuk bermain
sosiodrama sesuai peran dan skenario yang telah
ditentukan
7. Peserta didik bermain sosiodrama sesuai perannya
dengan penghayatan penuh
8. Setelah bermain sosiodrama, peserta didik menanggapi
pertanyaan yang diberikan konselor mengenai
sosiodrama yang telah dimainkan
9. Guru BK mengajak peserta didik menyanyikan sebuah
lagu dan merefleksikannya
10. Peserta didik menyanyikan lagu secara bersama dan
menyampaikan pendapatnya mengenai lagu tersebut
3. Tahap Penutup 1. Guru BK memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan
2. Guru BK memberikan penguatan
3. Guru BK menyampaikan tindak lanjut
4. Guru BK memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk memimpin doa
5. Guru BK menutup kegiatan bimbingan kelompok
dengan salam
N. Evaluasi
1. Evaluasi Proses 1. Sikap peserta didik dalam mengikuti kegiatan :
memperhatikan, kurang memperhatikan, tidak
memperhatikan
2. Keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan :
aktif, kurang aktif, tidak aktif
3. Cara peserta didik menyampaikan pendapat : sesuai
topik, kurang sesuai topik, tidak sesuai topik
2. Evaluasi Hasil 1. Pemahaman yang diperoleh peserta didik
2. Perasaan peserta didik setelah mengikuti layanan
3. Rencana peserta didik ke depannya
4. Harapan, saran atau kritik dari peserta didik kepada
guru bimbingan dan konseling
62
Semarang, ........................................
Kepala Sekolah Praktikan Konselor
............................................... Mutmainah
NIP. NIM. 1301417022
Lampiran :
1. Materi yang diberikan
2. Lembar Penilaian serta Evaluasi proses dan hasil
3. Daftar hadir
4. Media
63
Lampiran 1. Materi
DOPE OR NOPE
Tingkah laku asertif menurut Bloom dkk (1975) adalah usaha individu
untuk mengkomunikasikan sesuatu secara langsung dan jujur, dan menentukan
pilihan tanpa merugikan atau dirugikan oleh orang lain. Winship dan Kelley
menggambarkan tingkah laku asertif sebagai pengekspresian diri secara jujur
namun tanpa melanggar hak orang lain. Cawood (1987) menyatakan bahwa
asertif menggambarkan adanya pengekspresian pikiran, perasaan, kebutuhan
atau hak-hak yang dimiliki seseorang yang bersifat langsung, jujur dan sesuai,
tanpa adanya keeemasan yang tidak beralasan, namun juga disertai adanya
kemampuan untuk dapat menerima perasaan atau pendapat orang lain dan dengan
tidak mengingkari hak-hak mereka dalam mengekspresikan pikiran dan
perasaannya. Dari berbagai uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan tingkah laku asertif adalah kemampuan untuk mengemukakan
pendapat, perasaan dan keyakinan yang disertai kemampuan untuk menerima
pendapat, perasaan dan keyakinan orang lain, secara langsung, jujur dan dengan
cara yang sesuai yaitu dengan tidak menyakiti atau merugikan diri sendiri
maupun orang lain.
Ciri-ciri seseorang yang asertif menurut Fansterheim dan Baer (1995)
adalah :
1. Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat melalui verbal dan non verbal
2. Mampu berkomunikasi secara langsung dan terbuka
3. Mampu untuk memulai, melanjutkan dan mengakhiri pembicaraan dengan
baik
4. Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya kepada orang lain
5. Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain
6. Memiliki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan
7. Menerima keterbatasan yang ada di dalam diri dengan tetap berusaha
Aspek perilaku asertif menurut Glassi dan Glassi (Fatma, 2009) terdiri atas tiga
kategori yaitu:
Lampiran 3.
Penilaian Proses
Beri tanda centang (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan sikap konseli
selama kegiatan layanan diberikan.
Keterangan :
Antusiasme konseli selama kegiatan layanan berlangsung
Ket : skor 3 = memperhatikan
skor 2 = kurang memperhatikan
skor 1 = tidak memperhatikan
Keaktifan konseli selama mengikuti kegiatan
Ket : skor 3 = aktif
skor 2 = kurang aktif
skor 1 = tidak aktif
Cara konseli menyampaikan pendapat
Ket : skor 3 = sesuai topik
skor 2 = kurang sesuai topik
skor 1 = tidak sesuai topik
Setelah nilai diberi tanda centang, jumlahkan nilai yang diperoleh konseli.
Kemudian klasifikasikan jumlah tersebut kedalam kriteria penilaian hasil sebagai
berikut:
7–9 : Baik (B)
4–6 : Kurang Baik (KB)
0–3 : Tidak Baik (TB)
66
PENILAIAN HASIL
Nama konseli : ........................................................
Jurusan : ……………………………………………………..
Topik : Dope or Nope
Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan apa yang didapatkan
setelah kegiatan layanan diberikan.
Klasifikasikan skor sebagai berikut:
1 = Tidak Setuju
2 = Kurang Setuju
3 = Setuju
Skor
No Aspek/Pernyataan
1 2 3
A Pemahaman Baru (understanding)
1 Melalui layanan ini saya mampu mendeskripsikan
tentang pengertian dan aspekperilaku asertif
2 Melalui layanan ini saya mampu memahami
pentingnya berperilaku asertif pada narkoba
3 Melalui layanan ini saya mampu memahahami
tindakan berperilaku asertif pada narkoba
B Perasaan Positif (comfort)
4 Saya senang karena layanan dilakukan dengan
cara yang menyenangkan
5 Saya senang karena merasa dihargai dalam
layanan
6 Saya merasa layanan bermanfaat bagi kehidupan
sekarang dan yang akan datang
C Tindakan (action)
7 Setelah mengikuti layanan ini, saya mampu
menemukan cara untuk menolak narkoba
8 Setelah mengikuti layanan ini, saya mampu
bersikap tegas pada ajakan-ajakan mencoba
narkoba
9 Setelah mengikuti layanan ini, saya akan berusaha
mengembangkan perilaku tegas pada narkoba
Jumlah Skor
Kriteria Hasil
67
EVALUASI HASIL
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
Skor
No Aspek/Pernyataan
1 2 3
1 Melalui layanan ini saya mampu mendeskripsikan
tentang pengertian dan aspekperilaku asertif
2 Melalui layanan ini saya mampu memahami
pentingnya berperilaku asertif pada narkoba
3 Melalui layanan ini saya mampu memahahami
tindakan berperilaku asertif pada narkoba
4 Saya senang karena layanan dilakukan dengan
cara yang menyenangkan
5 Saya senang karena merasa dihargai dalam
layanan
6 Saya merasa layanan bermanfaat bagi kehidupan
sekarang dan yang akan datang
7 Setelah mengikuti layanan ini, saya menemukan
cara untuk menolak narkoba
8 Setelah mengikuti layanan ini, saya mampu
bersikap tegas pada ajakan-ajakan mencoba
narkoba
9 Setelah mengikuti layanan ini, saya akan berusaha
mengembangkan perilaku tegas pada narkoba
68
EVALUASI PROSES
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
Beri tanda centang (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan sikap konseli
selama kegiatan layanan diberikan.
Keterangan :
Antusiasme konseli selama kegiatan layanan berlangsung
Ket : skor 3 = memperhatikan
skor 2 = kurang memperhatikan
skor 1 = tidak memperhatikan
Cara konseli menyampaikan pendapat
Ket : skor 3 = sesuai topik
skor 2 = kurang sesuai topik
skor 1 = tidak sesuai topik
Keaktifan konseli selama mengikuti kegiatan
Ket : skor 3 = bersemangat
skor 2 = kurang semangat
skor 1 = tidak semangat
Jumlah
Antusiasme Keaktifan Berpendapat
No Nama (Kriteria)
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Irvan Syahrul
2 Lintang M
3 Diki wahyudi
4 Siti saroh
5 Aprilia Puspa
6 Rahma
7 Iis P
8 Makrif Haidayah
69
Konselor : Mutmainah
Hari, Tanggal :Rabu,23 Oktober 2019
Lampiran 5. Media
1. Roda TOD
3. Lembar Tugas
73
4. Papan tulis
74
Waktu : 60 menit
Skenario Kegiatan:
DAFTAR HADIR
KONSELING KELOMPOK TOPIK BEBAS
Konselor : Mutmainah
Hari, Tanggal : Minggu,3 Nopember 2019
FORMAT
SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK
1. Identitas:
a. Satuan Pendidikan : Mahasiswa
b. Tahun Ajaran : 2019
c. Kelas : 1
d. Pelaksana dan Pihak Terkait : Guru BK
2. Waktu :
a. Tanggal : 3 November 2019
b. Jam Pelayanan : 16.00-17.00WIB
c. Volume : 60 menit
d. Tempat : Pkm Fip
3. Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi,Sosial
4. Materi Pelayanan
a. Tema : Kurang harmonis hubungan
dengan teman dalam pekerjaan
b. Sumber Materi Pelayanan : Internet dan buku pendukung
5. Tujuan Layanan : Diharapkan setelah mendapatkan
layanan Konseling Kelompok Peserta didik yang mempunyai masalah
dalam bidang pekerjaan
6. Fungsi Layanan : Pengentasan dan pengembangan
7. Metode dan Teknik
a. Jenis Layanan : Konseling Kelompok
b. Kegiatan Pendukung :Kompeten dan tutor sebaya
8. Sarana
a. Media :
b. Instrumen :
c. Sumber :
9. Sasaran Penilaian :
10. Langkah Kegiatan :
1. Tahap Pembentukan
a. Menerima secara terbuka dan mengucapkan terimakasih
b. Berdoa
c. Menjelaskan pengertian konseling kelompok
d. Menjelaskan tujuan konseling kelompok
e. Menjelaskan cara pelaksanaan konseling kelompok
f. Menjelaskan azas-azas konseling kelompok
- Kerahasiaan
- Kesukarelaan
77
- Keterbukaan
- Kegiatan
- Kenormatifan
g. Perkenalan dilanjutkan rangkaian nama
2. Tahap Peralihan
a. Menjelaskan kembali kegiatan kelompok
b. Tanya jawab tentang kesiapan anggota untuk kegiatan lebih lanjut
c. Mengenali suasana apabila anggota secara keseluruhan/sebagian belum
siap untuk memasuki tahap berikutnya dan mengatasi suasana tersebut.
d. Memberi contoh masalah bahasan yang dikemukakan dan dibahas
dalam kelompok
3.Tahap Kegiatan
a. Menjelaskan permasalahan yang hendak dikemukakan oleh
anggota kelompok
b. Mempersilakan anggota kelompok mengemukakan
permasalahannya secara bergantian
c. Memilih/menetapkan masalah yang akan dibahas terlebih dahulu
d. Pembahasan masalah terpilih
e. Selingan
f. Menegaskan komitmen anggota yang masalahnya telah dibahas
(apa yang akan dilakukan berkenaan adanya pembahasan demi
terentaskan masalahnya)
4.Tahap Pengakhiran
a. Menjelaskan bahwa kegiatan konseling kelompok akan diakhiri
b. Anggota kelompok mengemukakan kesan dan menilai kemajuan
yang dicapai masing-masing
c. Pembahasan kegiatan lanjutan
d. Pesan serta tanggapan anggota kelompok
e. Ucapan terimakasih
f. Berdoa
g. Perpisahan
Mutmainah.
78