Anda di halaman 1dari 13

A.

DEFINISI POSYANDU
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh
dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan (Cessnasari. 2005).
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelanggraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar/social dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi
( Departemen Kesehatan RI. 2006 ). Posyandu adalah sistem pelayanan yang
dipadukan antara satu program dengan program lainnya yang merupakan forum
komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan
kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat
(BKKBN, 1989).
Menurut Effendy (1998), Posyandu merupakan forum komunikasi, alih
teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat, dari oleh dan untuk masyarakat yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. 
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan
kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan
untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas
kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategis
untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu
manusia di masa yang akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan
perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk
menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia
balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk
membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental
sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan
kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.
Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan sedikit
bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggara dan pengembangan Posyandu
merupakan strategi yang tepat untuk intervensi ini. Intervensi ke 3 perlu dipersiapkan
dengan memperhatikan aspek-aspek Poleksosbud.

B. MANFAAT POSYANDU
1. Bagi Masyarakat :
a. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga
sehingga:
 Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau
pertumbuhannya.
 Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1
kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali dan campak 1 kali.
 Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul vitamin A warna biru (100.000 SI)
 Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI)
setiap 6 bulan (Februari dan Agustus)
b. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat
c. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar.
d. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi.
e. Mendukung pelayanan KB.
f. Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan.
g. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu.
2. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh Masyarakat
a. Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan.
b. Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan.
3. Bagi Puskesmas
a. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan S1.
b. Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan.
c. Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana dengan pemberian pelayanan
secara terpadu.
4. Bagi Sektor Lain
a. Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah.
b. Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-masing.

C. TUJUAN POSYANDU
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil,
melahirkan dan nifas).
2. Membudayakan norma keluarga kecil bahagia (NKKBS).
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk
tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
5. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam
usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk
berdasarkan letak geografis.
6. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi
untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.
7. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan.
8. Meningkatkan pelayanan kesehatan Ibu untuk menurunkan IMR (Infant
Mortality Rate).

D. JENIS POSYANDU
Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes RI 2006,
Posyandu secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu :
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai
oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah
kader terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya
kegiatan rutin bulanan Posyandu, disamping jumlah kader yang terbatas, dapat
pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk
perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah
kader.
2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5
orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah yaitu
< 50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah
meningkat cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai
motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5
(lima) orang atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta mampu
menyelenggarakan program tambahan seta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima)
orang atau lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya > 50%, mampu
menyelenggarakan program tambahan serta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola masyarakat yang pesertanya lebih
dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu Intervensi
yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan dana sehat, sehingga
terjamin kesinambungannya.

E. KEGIATAN-KEGIATAN POSYANDU
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Ibu Hamil.
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
 Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh
kader kesehatan. Jika ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran
tekanan darah dan pemberian imunisasi Tetanus Toksisoid. Bila tersedia
ruang pemeriksaan, ditambah dengan pemeriksaan tinggi fundus/usia
kehamilan. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
 Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan
Kelompok Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain
sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan Kelompok Ibu Hamil antara lain
sebagai berikut:
 Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan, persalinan,
persiapan menyusui, KB dan gizi.
 Perawatan payudara dan pemberian ASI.
 Peragaan pola makan ibu hamil. 
 Peragaan perawatan bayi baru lahir.
 Senam ibu hamil.
b. Ibu Nifas dan Menyusul.
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:
 Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan
kebersihan jalan lahir (vagina)
 Pemberian vitamin A dan tablet besi
 Perawatan payudara
 Senam ibu nifas
 Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan, dilakukan
pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundusdan pemeriksaan
lochia. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
c. Bayi dan Anak balita
Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara
menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembang anak. Jika ruang
pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita
sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain sesama balita
dengan pengawasan orang tua dibawah bimbingan kader. Untuk itu perlu
disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun
jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:
 Penimbangan berat badan.
 Penentuan status pertumbuhan.
 Penyuluhan.
 Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
2. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader
adalah pemberian komdom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan
Puskesmas dilakukan suntikan KB, dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan
dan peralatan yang menunjang dilakukan pemasangan IUD.
3. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada
petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program,
baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.
4. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah
bayi, balita, ibu hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi
penimbangan berat badan, deteksi dini, gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi,
pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe. Khusus untuk ibu
hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul Yodium
untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik. Apabila setelah 2 kali
penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke Puskesmas.
5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pencegahan diare di posyandu dilakukan antara lain dengan
penyuluhan.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di
posyandu dilakukan antara lain penyuluhan, pemeberian larutan gula garam yang
dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian oralit yang disediakan.
Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh kegiatan Posyandu (Sapta
Krida Posyandu), yaitu:
1. Kesehatan Ibu dan Anak
2. Keluarga Berencana
3. Immunisasi
4. Peningkatan gizi
5. Penanggulangan Diare
6. Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air limbah
yang benar, pengolahan makanan dan minuman.
7. Penyediaan Obat essensial.

Sedangkan jenis pelayanan yang diberikan antara lain :


1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita,
2. Penimbangan bulanan,
3. Pemberian makanan tambahan,
4. imunisasai bagi bayi 0-11 bulan,
5. Pemberian oralit untuk penanggulangan diare,
6. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama;

F. PENGELOLA DAN SASARAN POSYANDU


Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat/ keluarga, utamanya adalah bayi
baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS.
a. Tingkat desa dan kelurahan
Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan
mutu Posyandu ditingkat desa dan kelurahan sebagai berikut :
Penanggungjawab umum :
1. Ketua Umum LKMD  (Kades/Lurah).
2. Penggungjawab operasional: Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat)
3. Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD ( Ketua Tim
Penggerak PKK).
4. Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD
5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes.

b. Pokjanal Posyandu
Pokjanal Posyandu yang dibentuk disemua tingkatan pemerintahan terdiri
dari unsur Instansi dan Lembaga terkait secara langsung dalam pembinaan
Posyandu yaitu :
1. Tingkat Propinsi : BKKBN, BKKBN tingkat provinsi terdiri dari PMD
(Pembinaan Masyarakat Desa), Bappeda, dan Tim Penggerak PKK.
2. Tingkat Kab/Kodya : Kantor Depkes/Kantor Dinkes, BKKBN, PMD,
Bappeda
3. Tingkat Kecamatan : Tingkat Pembina LKMD Kec ( puskesmas,
Pembina petugas Lapangan, KB, Kaur Bang (Kepala Urusan
Pembangunan), dan KPD (Kader Pembangunan Desa)
Pokjanal Posyandu bertugas :
 Menyiapkan data dan kelompok sasaran serta cakupan program.
 Menyiapkan kader.
 Menganalisis masalah dan menetapkan aIternatif pemecahan masalah.
 Menyusunan rencana.
 Melakukan pemantauan dan bimbingan.
 Menginformasikan masalah kepada instansi/lembaga terkait.
 Melaporkan kegiatan kepada Ketua Harian Tim Pembina LKMD.
SYARAT TERBENTUKNYA POSYANDU
Alasan Pendirian PosyanduPosyandu didirikan karena mempunyai beberapa
alasan sebagai berikut:
 Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatn khususnya dalam upaya
pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan KB.
 Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga
menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang
kesehatan dan keluarga berencana (Effendi, 1998).

G. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PARA PELAKSANA PENYELENGGARA


POSYANDU
a. Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader
kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas
b. Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal
dari keder PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang
ada di wilayah tersebut (Effendi, 1998).
c. Tugas dan tanggung jawab para pelaksana :
1. Kader Posyandu
Pelaksana Posyandu adalah kader yang difasilitasi petugas.Kader Posyandu
diharapkan :
 Berasal dari anggota masyarakat setempat
 Dapat membaca dan menulis huruf latin
 Berminat dan bersedia menjadi kader
 Bersedia bekerja secara sukarela
 Memiliki kemampuan dan waktu luang
a) Tugas Kader Posyandu
 Persiapan hari buka posyandu.
 Menyiapkan alat dan bahan, yaitu : alat penimbangan bayi,
KMS, alat pengukur LILA, alat peraga dll.
 Mengundang dan menggerakkan masyarakatuntuk datang ke
posyandu.
 Menghubungi pokja posyandu, yaitu menyampaikan rencana
kegiatan kepada kantor desa.
 Melaksanakan pembagian tugas, yaitu menentukan
pembagian tugas diantara kader posyandu baik untuk
persiapan maupun pelaksanaan kegiatan
 Melaksanakan pelayanan 5 meja.
 Meja 1: Pendaftaran bayi, balita, bumil, menyusui dan
PUS.
 Meja 2: Penimbangan balita dan mencatat hasil
penimbangan
 Meja 3: Mengisi buku KIA / KMS
 Meja 4:
1) Menjelaskan data KIA / KMS berdasarkan hasil
timbang
2) Menilai perkembangan balita sesuai umur
berdasarkan buku KIA. Jika ditemukan
keterlambatan, kader mengajarkan ibu untuk
memberikan rangsangan dirumah
3) Memberikan penyuluhan sesuai dengn kondisi pada
saat itu
4) Memberikan rujukan ke Puskesmas, apabila
diperlukan
 Meja 5: Bukan merupakan tugas kader, melainkan
pelayanan sector yang dilakukan oleh petugas kesehatan,
PLKB, PPL, antara lain :
1) Pelayanan imunisasi
2) Pelayanan KB
3) Pemeriksaan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil,
ibu nifas dan ibu menyusui
4) Pemberian Fe / pil tambah darah, vitamin A (kader
dapat membantu pemberiannya), kapsul yodium dan
obat-obatan lainnya
5) Untuk meja 1-4 dilaksanakan oleh kader kesehatan
dan untuk meja 5 dilaksanakan oleh petugas
kesehatan diantaranya dokter, bidan, perawat, juru
imunisasi dan sebagainya. (Dinkes jawa timur, 2005)
 Tugas kader setelah hari buka posyandu.
 Memindahkan catatan dalam KMS ke dalam buku
register atau buku bantu kader.
 Mengevaluasi hasil kegiatan dan merencanakan
kegiatan dari posyandu yang akan datang.
 Melaksanakan penyuluhan kelompok (kelompok dasa
wisma).
 Melakukan kunjungan rumah (penyuluhan perorangan)
bagi sasaran posyandu yng bermasalah antara lain :
1) Tidak berkunjung ke posyandu karena sakit.
2) Berat badan balita tetap Selama 2 bulan berturut
turut.
3) Tidak melaksanakan KB padahal sangat perlu.
4) Anggota keluarga sering terkena penyakit
menular.
b) Hal-hal Yang Boleh Dilakukan Kader
Hal-hal yang boleh dilakukan kader dalam deteksi dini tumbuh
kembang anak/balita
a. Penimbangan berat badan.
b. Pengukuran tinggi badan.
c. Pengukuran lingkar kepala.
d. Pengukuran lingkar lengan.
Adapun 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat
dikerjakan oleh tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dan
jaringannya dan tidak boleh dilakukan kader, antara lain :
a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk
mengetahui / menemukan status gizi kurang atau buruk dan
mikrosefali.
b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk
mengetahui gangguan perkembangan anak (keterlambatan),
gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
c. Deteksidini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk
mengetahui adanya masalah mental emosional, autism dan
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.

c) Peran Kader Posyandu


Kader posyandu bertanggung jawab terhadap masyarakat
setempat serta pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh pusat
pelayanan kesehatan. Diharapkan mereka dapat melaksanakan
petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan
kerjasama dari sebuah tim kesehatan.
 Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa
pada umumnya kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya
membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya
pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun
jenis pelayanan.
   Peranan kader dalam kegiatan posyandu sangat besar.
Menurut Depkes RI (2000) ada dua peran kader yaitu:
a. Peran kader saat posyandu (sesuai dengan sistem lima meja)
adalah:
 Melaksanakan pendaftaran (pada meja I).
 Melaksanakan penimbangan bayi balita (pada meja II).
 Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan (pada meja III).
 Memberikan penyuluhan (pada meja IV).
 Memberi dan membantu pelayanan yang dilakukan oleh
petugas puskesmas (pada meja V)
b. Peran kader di luar posyandu adalah:
 Menunjang pelayanan KB, KIA, imunisasi, gizi dan
penanggulangan diare.
 Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan posyandu.
 Menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan
permasalahan yang ada, seperti pemberantasan penyakit
menular, penyehatan rumah, pembersihan sarang nyamuk,
pembuangan sampah, penyediaan sarana air
bersih,menyediakan sarana jamban keluarga, pemberian
pertolongan pertama pada penyakit, P3K dan dana sehat.
Kader posyandu seyogyanya membantu pemerintah
daerah setempat dan masyarakat setempat untuk mengambil
inisiatif dan harus memperlihatkan adanya kemauan untuk
setiap kegiatan yang berkaitan dengan upaya membangun
masyarakat. Seyogyanya para kader kesehatan posyandu itu
selalu mempertimbangkan tentang apa yang dapat diselesaikan
di wilayah tersebut dengan menggunakan sumber daya lokal
milik masyarakat setempat, dan tentu saja dalam batas biaya
yang masih dapat dicapai oleh masyarakat setempat pula
2. Petugas Puskesmas
a. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu
b. Melaksanakan Pelayanan Kesehatan dan KB  di Langkah ( Meja ) kelima
c. Melakukan Penyuluhan dan konseling kesehatan,KB, dan gizi kepada
pengunjung Posyandu dan Masyarakat luas
d. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu,menyusun rencana kerja dan
melakukan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan Posyandu
e. Melakukan Deteksi Dini tanda bahaya umum terhadap BUMil,Bayi,dan
Balita serta melakukan rujukan ke Puskesmas bila  dibutuhkan
3. Stakeholder ( unsur  Pembina dan Penggerak Terkait )
a. Camat,Selaku Penanggung jawab Pokjanal Posyandu Kecamatan:
 Mengkoordinasikan hasil dan tindak lanjut kegiatan posyandu
 Memberikan dukungan dalam  upaya meningkatkan kinerja
Posyandu
 Melakukan Pembinaan agar  kegiatan Posyandu berjalan secara
teratur
b. Lurah / Kepala Desa,selaku penanggung jawab Pokja Posyandu:
 Memberikan Dukungan kebijakan,sarana dan dana
 Mengkoordinasikan penggerakan Masyarakat
 Mengkoordinasikan peran kader ,pengurus Posyandu dan Tomas untuk
berperan aktif
 Bersama Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ( LPM ) menindaklanjuti
hasil kegiatan PosyanduMelakukan pembinaan agar kegiatan Posyandu
berjalan secara teratur
c. Instansi / lembaga terkait :
 Dinas Kesehatanàmembantu pemenuhan pelayanan sarana dan
prasarana kesehatan serta dukungan bimbingan tenaga teknis kesehatan
 SKPD KB àpenyuluhan,pergerakan peran serta masyarakat melalui
BKB dan BKL
 BAPEDDAàKoordinasi perencanaan Umum,dukungan program dan
anggaran serta evaluasi
 Kantor Kemenag,Dinas pendidikan,Pertanian,Perindustrian dan
sebagainya berperan dalam mendukung teknis operasional Posyandu
sesuai peran dan fungsinya masing-masing
d. Kelompok kerja (  Pokja ) Posyandu
 Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan
Posyandu
 Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya
sumber-sumber pendanaan
 Melakukan analisis masalah pelaksanaan program
 Melakukan bimbingan,pembinaan dan monev terhadap pengelolaan
kegiatan dan kinerja kader Posyandu secara berkesinambungan
e. Tim Penggerak PKK
 Berperan aktif dalam penyelenggaraan posyandu
 Pergerakan peran serta masyarakat dalam kegiatan posyandu
 Penyuluhan dan melengkapiu data sesuai dengan SIP / SIM
f. Tokoh Masyarakat / Forum Peduli Kesehatan Kecamatan ( apabila telah
terbentuk )
 Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan
Posyandu
 Menaungi dan membina kegiatan posyandu
 Menggerakan masyarakat agar hadir dan berperan aktif dalam
kegiatan Posyandu
g. Organisasi Kemasyarakatan / LSM
 Bersama petugas Puskesmas berperan aktif dalam kegiatan Posyandu
 Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksaksanaan
kegiatan posyandu
h. Swasta / Dunia Usaha
 Memberikan dukungan sarana dan dana,berperan aktif sebagai
sukarelawan dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu
H. SISTEM KERJA POSYANDU
Menurut Muninjaya (1999), sistem kerja Posyandu merupakan rangkaian kegiatan
yang meliputi input, proses dan output.
1. Input.
Input adalah ketersedianya sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
kegiatan posyandu, yang meliputi antara lain:
a. Sarana fisik atau kelengkapan seperti bangunan, meja kursi, perlengkapan
penimbangan, perlengkapan pecatatan dan pelaporan, perlengkapan
penyuluhan dan perlengkapan pelayanan,
b. Sumber daya manusia yang ada seperti kader, petugas kesehatan dan aparat
desa atau kecamatan yang ikut berperan dalam kelangsungan program,
c. Ketersedianya dana, sebagai penunjang kegiatan yang berasal dari pemerintah
maupun swadaya masyarakat,
d.  Penyelenggaraan kegiatan posyandu dan bagaimana cara persiapan serta
mekanisme pelayanannya.
2. Proses
Proses, dalam sistem pelayanan Posyandu antara lain meliputi:
a. Pengorganisasian posyandu mencakup adanya struktur organisasi, yaitu
adanya perencanaan kegiatan mulai persiapan, monitoring oleh petugas sampai
evaluasi proses dan hasil kegiatan. Adanya kejelasan tugas dan alur kerja yang
jelas serta dipahami oleh kader posyandu,
b. Pelaksanaan kegiatan posyandu yang mencakup pendaftaran, penimbangan,
pencatatan penyuluhan, pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Program
pokok yang minimal harus dilaksanakan meliputi lima pelayanan yaitu
kesehatan ibu dan anak, gizi, keluarga berencana, penanggulangan diare dan
imunisasi
c. Pembinaan dan pemantauan petugas yang mencakup adanya rencana kegiatan
pembinaan dan pemantauan yang jelas dan tertulis, ada jadwal yang terencana
dengan baik, siapa yang menjadi sasaran, cara pembinaan, pemantauan dan
pemecahan masalah,
d. Pelaksanaan kunjungan rumah oleh kader untuk membina kesehatan dan gizi
masyarakat terutama pada keluarga sasaran. Proses pelaksanaan kunjungan
harus direncanakan siapa sasaran, kapan dilaksanakan, siapa yang
melaksanakan dan hasil dicatat dalam kegiatan kader
e. Pelaksanaan evaluasi program dilaksanakan setiap bulan. Di tingkat posyandu
dilaksanakan setelah selesai kegiatan pelayanan yang melibatkan kader, aparat
desa, pembinaan kesejahteraan keluarga dan petugas pembina. Sedangkan di
tingkat kecamatan dilaksanakan melalui pertemuan lintas sektor di kecamatan
lain yang berkaitan dengan kesehatan dan perbaikan gizi serta keluarga
berencana
f. Umpan balik tentang hasil kegiatan posyandu, hasil pembinaan dan evaluasi
disampaikan melalui pertemuan rutin yang telah direncanakan. Umpan balik
berasal dari aparat desa, tokoh masyarakat dan kelompok kerja personal baik
tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten
g. Imbalan (reward) bagi kader, sangat bermanfaat untuk menjaga kelestarian
kader dalam melaksanakan tugasnya, dan harus dipikirkan, karena dengan
imbalan tersebut diharapkan dapat memelihara dan meningkatkan motivasi
kerja kader.
3. Output
 Output,Keluaran kegiatan posyandu berupa cakupan hasil kegiatan
penimbangan, pelayanan pemberian makanan tambahan, distribusi paket perbaikan
gizi, pelayanan imunisasi, pelayanan keluarga berencana dan penyuluhan.
Sedangkan output kegiatan yang diharapkan berupa peningkatan status gizi, dan
ibu hamil, penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, berat badan lahir
rendah dan angka kesakitan.
Daftar pustaka

Cessnasari. Ke Posyandu Terthindar Busung lapar.

Dalam http://suaramerdeka.com.

Departemen kesehatan RI. 2006. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga.
Jakarta.

 Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga
Sadar Gizi. Direktorat Bina Gizi.

Kependudukan dan Biostatik FKM USU. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta  Masyarakat dalam
UPKM. Dalam http://www.library.usu.ac.id.

 Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Depdagri. 1999. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Tentang Revitalisasi


Posyandu Muninjaya, A., A., G. 2004. Manajemen Kesehatan, EGC,
Jakarta.Effendy, N. 1998.

Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, EGC. Depkes RI. 1999.


Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia sehat 2010.

Dapartemen kesehatan RI, 2006. "Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu". 


            Jakarta

Anda mungkin juga menyukai