Anatomi PDF
Anatomi PDF
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
bola mata yang mempertahankan bentuk bola mata itu sendiri dan menjadi tempat
insersi dari otot-otot ekstraokular.
Lapisan Vaskular
Lapisan vaskular dibentuk oleh koroid, corpus ciliare, dan iris. Koroid
adalah sebuah membran tipis yang mengandung banyak pembuluh darah (Ellis,
2006). Corpus ciliare termasuk cincin siliaris, sebuah cincin serabut yang
bersambung dengan koroid, prosesus siliaris, kumpulan enam puluh sampai
delapan puluh lipatan yang tersusun secara radial di antara cincin siliaris dan iris.
Iris adalah perpanjangan corpus ciliare ke anterior (Riordan-Eva, 2014). Iris
berupa permukaan pipih yang mengelilingi pupil (Ellis, 2006). Iris terletak
bersambungan dengan permukaan anterior lensa, memisahkan bilik mata depan
dari bilik mata belakang, yang masing-masing berisi aqueous humour. Kedua
lapisan berpigmen pekat pada permukaan posterior iris merupakan perluasan
neuroretina dan lapisan epitel pigmen retina ke arah anterior (Riordan-Eva, 2014).
Lapisan Neural
Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan
semitransparan yang melapisi bagian dalam dua pertiga posterior dinding bola
mata. Retina membentang ke anterior hampir sejauh corpus ciliare dan berakhir
pada ora serrata dengan tepi yang tidak rata (Riordan-Eva, 2014).
Isi Bola Mata
Menurut Ellis (2006), di dalam bola mata dapat ditemukan: lensa, aqueous
humour, dan badan vitreus.
Otot-otot Ekstraokular
mata terpanjang dan tertipis. Origonya terletak di atas dan medial foramen
opticum dan menutupi sebagian origo musculus levator palpebra superioris.
Musculus obliquus inferior berorigo pada sisi nasal dinding orbita tepat di
belakang tepianinferior orbitadan sebelah lateral duktus nasolakrimalis. Otot ini
berjalan di bawah rectus inferior kemudian di bawah musculus rectus lateralis
untuk berinsersio pada sklera dengan tendo yang pendek.
Untuk pelindung tangan, tidak ada standar ANSI untuk sarung tangan,
tetapi OSHA merekomendasikan bahwa pemilihan sarung tangan berdasarkan
tugas yang akan dilakukan.
2.3 Alat Pelindung Mata dan Wajah
Pekerja dapat terpapar dengan bahaya yang cukup besar yang dapat
membahayakan mata dan wajah. OSHA mewajibkan bahwa para pekerja harus
mempunyai alat pelindung mata dan wajah yang sesuai jika para pekerja tersebut
mempunyai risiko terpapar dengan bahaya dari lemparan benda kecil, leburan
logam, cairan kimia, cairan asam atau cairan yang berbahaya, gas kimia atau uap,
bahan yang berpotensi dapat menginfeksi, dan cahaya radiasi yang berbahaya.
Banyak cedera mata akibat kerja terjadi karena pekerja tidak
menggunakan alat pelindung mata sementara hasil lain menunjukkan pemakaian
alat pelindung mata yang tidak tepat (OSHA, 2003).
Pelindung muka dan mata memiliki fungsi melindungi muka dan mata
dari lemparan benda-benda kecil, lemparan benda-benda panas, pangaruh cahaya,
dan pengaruh radiasi tertentu (Rijanto, 2011).
OSHA menganjurkan bahwa perlindungan mata harus dipertimbangkan
secara rutin untuk digunakan oleh tukang kayu, montir listrik, ahli mesin, tukang
pipa, tukang las, orang yang bekerja menaburi/menggosong lantai dengan pasir,
operator mesin gerinda, penggergaji kayu, buruh, operator proses kimia,
pemotong kayu, dan tukang tebang pohon.
Menurut OSHA, ada beberapa contoh yang dapat menyebabkan cedera
mata atau wajah:
Debu, kotoran, potongan logam atau kayu yang masuk ke mata dari
berbagai kegiatan, seperti memotong, menggerinda, menggergaji,
menempa.
Percikan bahan kimia dari bahan korosif, cairan panas, dan larutan
berbahaya lainnya.
Objek yang mengenai mata atau wajah, seperti ranting pohon.
Energi radiasi dari pengelasan.
Bahan pembuat pelindung mata antara lain adalah gelas/kaca dan plastik.
Bahan-bahan tersebut harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
Gelas yang ditempa secara panas, bila pecah tidak menimbulkan bagian-
bagian yang tajam.
Gelas dengan laminasi aluminium, dan lain-lain. Bahan dari plastik
meliputi selulosa asetat, akrilik, polikarbonat, dan CR-39.
Shaded Eyewear
Jenis pelindung muka dan mata ini melindungi pekerja dari bahaya efek
radiasi pembakaran. Fungsi perlindungan bahaya efek radiasi pembakaran
ditunjang dengan karakteristik pelindung yang memiliki kaca pelindung
yang gelap.
Face Shield dan Head Covering
Lembaran plastik transparan yang memanjang mulai alis mata sampai ke
bawah dagu dan melewati seluruh lebar kepala pekerja. Penggunaan
bersama face shield dan head covering membuat proteksi pasa bagian
muka dan mata menjadi maksimal. Selain melindungi dari benturan dan
benda asing yang beterbangan, pelindung ini juga memberikan proteksi
kepada bahaya efek radiasi pembakaran.
Keterangan gambar:
1, 2, 3: Goggles
4, 5, 6: Spectacles
I. TRAUMA MEKANIK
International Society of Ocular Trauma mengklasifikasikan trauma mekanik
menjadi:
Trauma Mata
adalah 4,8% dari kejadian trama mata dan 5,5% dari kejadian trauma
mekanik. Penyebab tersering ruptur adalah terkena batang kayu
dengan persentase 36,8% dari trauma mata dan diikuti oleh serpihan
kayu atau cabang pohon dengan persentase sebanyak 26,3% (Karaman
et al, 2004).
II. TRAUMA KIMIA
Trauma kimia adalah trauma mata akibat bahan kimia bisa disebabkan
oleh zat asam, basa, basa, detergen, larutan, bahan perekat, dan bahan iritan
(RSCM Kirana). Trauma bahan kimia pada mata merupakan kejadian gawat
darurat dan harus diterapi sebagai kegawatdaruratan mata. Sebagian besar
penderita adalah kaum muda serta mereka yang berisiko terhadap terjadinya
kecelakaan di pabrik, rumah, dan oleh karena kriminalitas (Yani & Suhendro,
2007). Di Amerika Serikat dilaporkan bahwa kejadian trauma kimia
mempunyai persentase sebanyak 84%. Sebuah laporan dari negara
berkembang didapatkan bahwa trauma kimia mata disebabkan oleh industri
dan pekerjaan dengan persentse sekitar 80% (Solano, 2015).
Secara garis besar bahan kimia dapat digolongkan menjadi dua bagian
besar, yaitu bahan kimia besifat asam dan bahan kimia bersifat basa (alkali)
(Aldy, 2009).
Alkali akan terus menimbulkan kerusakan lama setelah cedera terhenti
sehingga diperlukan bilasan jangka panjang dan pemeriksaan pH secara
berkala (Riordan-Eva, 2014).
Trauma bahan kimia asam adalah trauma pada mata yang disebabkan
adanya kontak dengan bahan kimia asam yang dapat menyebabkan kerusakan
epitel bola, kornea, dan segmen anterior yang cukup parah serta kerusakan
visus yang permanenbaik unilateral maupun bilateral. Sebagian besar bahan
asam hanya akan mengadakan penetrasi terbatas pada permukaan mata,
namun bila penetrasi lebih dalam dapat membahayakan visus (Yani &
Suhendro, 2007).
Asam sulfat merupakan penyebab paling sering dari seluruh trauma
kimia asam. Asam sulfat misalnya terdapat pada bahan pembersih yang
digunakan dalam industri dan juga baterai. Asam sulfat bereaksi dengan air
matayang melapisi kornea dan mengakibatkan temperatur meningkat (panas)
dan terbakarnya epitel kornea dan konjungtiva (Yani & Suhendro, 2007).
Menurut Feriyani dalam Aldy (2009), tingkatan luka bakar yang
disebabkan oleh trauma kimia pada bola mata ada empat, yaitu:
Tabel 2.2 Tingkat Luka Bakar
Tingkat Perubahan Perubahan pada Prognosa
pada Kornea Konjungtiva Penglihatan
I Kerusakan Khemosis (+) Baik
hanya pada Iskhemik (+)
lapisan epitel
II Kornea keruh Kongesti (+) Baik
tetapi iris Khemosis (+)
masih jelas Iskhemik kurang
terlihat dari 1/3 limbal
konjungtiva
III Kehilangan Iskhemik 1/3 Tidak dapat
lapisan epitel sampai dengan dinilai
secara ½ limbal
menyeluruh, konjungtiva
stroma keruh
dan iris tidak
dapat dinilai
IV Opak, iris Iskhemik dan Buruk
dan pupil nekrosis lebih
tidak dapat dari ½ limbal
dilihat konjungtiva
suatu sinar. Sinar ionisasi menyebabkan pemecahan dini pada sel epitel
secara abnormal sehingga dapat menyebabkan katarak dan kerusakan
retina mata. Gambaran klinis yang dijumpai pada penderita berupa
dilatasi kapiler, perdarahan, mikroaneuris mata, dan eksudat. Pada kornea
dapat menyebakan keratitis dengan iridosiklitis ringan bahkan kerusakan
permanen yang sulit diobati. Beberapa kasus trauma mata karena sinar
ionisasi dan sinar X yang berat akan mengakibatkan perut konjungtiva
atrofi sel goblet yang akan mengganggu fungsi air mata.
Sinar Ultra Violet
Menurut Olifshifski dalam S. Wahyuni (2012), sinar ultra violet
adalah radiasi elektromagnetikyang terletak di antar sinar tampak dan
sinar X. Sinar ultra violet dibagi ke dalam tiga spektrum, yaitu: bagian
terdekat (400-300 nm), bagian terjauh (300-200 nm), dan bagian kosong
(200-4nm).
2.5. Kategori Usia
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2009), kategori
usia dibagi menjadi sembilan kategori, yaitu:
1. Masa balita : 0-5 tahun
2. Masa kanak-kanak : 6-11 tahun
3. Masa remaja awal : 12-16 tahun
4. Masa remaja akhir : 17-25 tahun
5. Masa dewasa awal : 26-35 tahun
6. Masa dewasa akhir : 36-45 tahun
7. Masa lansia awal : 46-55 tahun
8. Masa lansia akhir : 56-65 tahun
9. Masa manula : > 65 tahun