Anda di halaman 1dari 3

Fauzan Karback

175020507111005
Perkembangan Regulasi Koperasi di Indonesia

Perkembangan regulasi koperasi ini ditujukan untuk mengetahui latar belakang eksistensi
koperasi itu sendiri di Indonesia, dengan melihat perubahan perarturan, pokok pikiran, dan
arah perkembangan koperasi di Indonesia

1. Verordening op de Cooperative Verenigingen ( Staatsblad 431 Tahun 1915 )

Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, mulai tumbuh sistem perkoperasian di


Indonesia namun masih minim dalam segi prinsip, asas, dan manajemen terhadap
koperasi itu sendiri. Mayarakat meyakini bahwa bekerjasama dalam bidang ekonomi
adalah prinsip dasar dalam mensukseskan koperasi. Lalu Belanda membuat perarturan
mengenai perkoperasian ini namun masyarakat Indonesia keulitan untuk memenuhi
perarturan tersebut, pihak Belanda sengaja melakukan tersebut untuk menghambat
perkembangan koperasi yang ada di Indonesia.

Ketentuan mendirikan Koperasi:


 Dibuat dalam akta notaries
 Akta pendirian dalam bahasa Belanda
 Bea Meterai 50 Gulden
 Mendapatkan surat persetujuan gubernur jenderal di Batavia
 Akta pendirian didaftaran di daerah hukum kedudukan koperasi
 Hak tanah menurut hukum Belanda
 Mengumuman dalam berita Negara
 Mengumumkan dalam surat kabar berbahasa melayu
 Mengumumkan dalam surat kabar Javasche Courant

2. Regeling Inlanndsche Cooperatieve Verenigingen (Staatsblad No.91 tahun 1927)

Karena adanya penentangan terhadap perarturan pertama yang dikeluarkan Belanda,


maka dibentuklah badan yang berfungsi untuk menyelidiki manfaat serta faedah koperasi
bagi kepentingan masyarakat Indonesia. Lalu keluarlah perarturan yang sudah
memudahkan masyarakat Indonesia dalam berkoperasi , namun Indonesia merasa
kesulitan karena sistem ekonomi pada saat itu bersifat liberal , sedangkan sektor-sektor
ekonomi tetap dikuasai oleh pemerintah Belanda

3. Algemene Regeling op de Cooperatieve Verenigingen Stb. 108 Tahun 1933


Digantinya perarturan koperasi yang ada di Belanda, maka perarturan di Indonesia diganti
dengan Algemene Regeling op de Cooperatieve Verenigingen Stb. 108 Tahun 1933 yang
isi ketentuannya tidak berbeda dengan regulasi yang sebelumnya.

4. Regeling Cooperatieve Verenigingen Stb. 179 Tahun 1949

UUD 1945 menetapkan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama


berdasarkan asas kekeluargaan. Badan usahayang tepat untuk itu adalah Koperasi.
Pada tanggal 7 Juli 1949 diterbitkan Regeleing Cooperatieve Verenigingen Stb. 179
Tahun 1949. Peraturan tentang koperasi yang berlaku untuk orang Indonesia ini tidak
mencabut peraturan tentang koperasi sebelumnya sehingga pada periode tersebut tetap
ada dua peraturan perundang-undangan koperasiyang berlaku.

5. Undang-Undang tentang Perkumpulan Koperasi No. 79 Tahun 1958

UU ini dibuat tergesa-gesa maka tidak membawa perubahan dan dirasa belum memenuhi
kebutuhan untuk mengatur tentang perkumpulan koperasi. Pada saat iti Indonesia muncul
dalam perkoperasian Internasional dan mengembangkan prinsip Rochdale

6. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1959 tentang Perkembangan Gerakan


Koperasi.

Pemerintah menerbitkan perarturan tentang Perkembangan Gerakan Koperasi. Pada masa


demokrasi terpimpin pemerintah dapat kekuasaan untuk intervensi seluas-luasnya dalam
urusan internal koperasi, sehingga mengakibatkan melemahnya koperasi untuk mandiri

7. Instruksi Presiden No.2 dan No. 3 Tahun 1960

Instruksi Presiden No 2 : pembentukkan Badan Penggerak Koperasi sebagai wadah


tunggal kerjasama antara jawatan koperasi dan masyarakat untuk mendorong
pertumbuhan Gerakan koperasi
Instruksi Presiden No 3: Mengenai peningkatan Pendidikan berkoperasi

8. UU Perkoperasian No.14 Tahun 1965 tentang Pokok-pokok Perkoperasian

Diterapkan prinsip nasakom. Banyak hal-hal yang bertentangan edengan asas pokok,
landasan kerja, landasan idiil koperasi dan Pancasila itu sendiri. Menghilangkan hakekat
keberadaan koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang demokratis dan berwatak
sosial.

9. UU No. 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian


Dengan adanya UU ini, terpenuhilah keinginan masyarakat dan aktivis koperasi untuk
memiliki landasan pokok dalam mengatur kegiatan perekonomian yang sesuai dengan
jiwa dan semangat pemerintahan Orde Baru yang berdasarkan pancasila.

Anda mungkin juga menyukai