Anda di halaman 1dari 12

MODUL

( makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Desain Bahan Ajar)
Dosen pengampu:
Abdurrahman Wahid

Di Susun Oleh :
Aditya Putra Ramadhan (1707015011)
Dea Octaviany (1707015117)
Rafifah Nur Azizah (1707015
Syifa tazkiyah (1707015046)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2019
Kata Pengantar
Puji dan Syukur kehadiarat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat,hidayah dan petunjuknya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Modul ini yang berjudul "Shalat Fardhu".
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah "Desain Bahan Ajar ” yang
diberikan oleh dosen pengampuh. Kami menyadari sepenuhnya masih jauh dari kata sempurna dan
banyak terdapat kesalahan baik dari segi penulisan maupun pembahasan.
oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun akan selalu dipertimbangkan untuk
menyempurnakan isinya agar sesuai dengan harapan pembaca. Hanya kepada allah penulis berserah
diri, kami berharap semoga makalah yang kami buat bias bermanfaat bagi semua pihak dan
meningkatkan kualitas juga membangun moral bangsa pada umumnya. Semoga Allah SWT
memberikan petunjuk serta rahmatnya kepada kita semua.

Jakarta, 15 Juli 2019


Tim penyusun
Kelompok 6
DAFTAR ISI
PETA KONSEP

Shalat Fardhu

Pengertian Hikmah shalat Macam-macam Fungsi shalat


Shalat Fardhu fardhu shalat fardhu fardhu

Siswa dapat
Siswa dapat
Siswa mampu Siswa dapat mengimplem
menyebutkan
mendeskripsikan mengetahui entasikan
macam-macam
pengertian shalat hikmah shalat beriman
shalat fardhu
fardhu fardhu kepada hari
akhir

Agar siswa dapat memahami pengertian


shalat fardhu,macam-macam shalat
fardhu,fungsi shalat fardhu, hikmah shalat
fardhu Dan Meningkatkan keimanan pada
shalat fardhu
GLOSARIUM

IMAN KEPADA HARI AKHIR :


adalah kita mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa sesudah
alam yang kita tempuh ini, ada lagi alam yang kedua yang semuanya itu nanti
akan dipertanggungjawabkan semuanya dihadapan Allah swt.
Tanda-tanda hari akhir :
Allah menjelaskan bahwa tanda-tanda hari kiamat antara lain terjadi guncangan
yang dahsyat,seperti bumi mengeluarkan isi perutnya.
Fungsi beriman kepada hari akhir :
Semua perbuatan manusia di dunia,kelak di akhirat akan
dipertanggungjawabkan dihadapan allah.bagi mereka yang beramal saleh dan
berbuat kebaikan akan mendapatkan balasan surga ,tetapi bagi mereka yang
berbuat kemungkaran dan dosa akan mendapatkan balasan neraka.
Hikmah beriman kepada hari akhir :
1. agar kita dapat bersikap optimis,dan percaya diri untuk berbuat amal
shaleh.
2. Menyadarkan manusia untuk berhati-hati,penuh perhitungan , dan disiplin
3. Selain itu ,berusaha maksimal mematuhi ajaran agama allah swt.
BAB I
PENDAHULUAN
A. STANDAR KOMPETENSI
 Meningkatkan Keimanan pada sholat fardhu
B. KOMPETENSI DASAR
 Pengertian kepada sholat fardhu
 Rukun-rukun shalat
 Makruh Sholat
 Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir
C. INDIKATOR
 Siswa mampu mendeskripsikan pengertian sholat fardhu
 Siswa dapat menyebutkan macam-macam sholat fardhu
 Siswa dapat mengimplementasikan sholat fardhu
 Siswa dapat mengetahui hikmah dari sholat fardhu
D. Materi Pokok
 Pengertian kepada sholat fardhu
 Rukun- Rukun Shalat
 Yang Membatalkan Shalat
 Sunnah Dalam Melakukan Shalat
 Makruh sholat
 Perbedaan Laki-laki dan Wanita Dalam Sholat
 Hal- hal yang mungkin dilupakan
II. PEMBELAJARAN
MODUL KEGIATAN BELAJAR
SHALAT FARDHU

Tujuan:
1. Memahami dan dapat menyebutkan macam-macam shalat fardhu dengan
baik dan benar.
2. Mengetahui dalil hukum shalat fardhu
3. Menjelaskan dan melaksanakan shalat dengan baik dan benar.
A. Pengertian Shalat
Sebelum membahas shalat lebih dalam terlebih dahulu kita harus
mengetahui pengertian/ makna shalat. Apakah pengertian shalat itu?? Mari kita
bahas:
Pengertian shalat terbagi menjadi 2 bagian yaitu menurut Bahasa dan Istilah.
Menurut Bahasa yakni Do’a, sedangkan menurut Istilah Shalat ialah berhadap
hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam bentuk beberapa perkataan dan
perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut
syarat-syarat yang telah ditentukan syara’.
Selanjutnya kita akan membahas syarat-syarat shalat, yang merupakan
ketentuan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan shalat, yaitu
sebagai berikut:
Syarat-syarat Shalat
 Beragama Islam
 Sudah baligh dan berakal
 Suci dari hadats
 Suci seluruh anggota badan, pakaian dan tempat
 Menutup aurat, untuk laki-laki antara pusat dan lutut, sedangkan wanita
seluruh anggota badannya kecuali muka dan kedua belah telapak
tangannya
 Masuk waktu yang telah ditentukan untuk masing-masing waktu shalat
 Menghadap kiblat
 Mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunah.
Syarat-syarat shalat tersebut harus terpenuhi, apabila tidak walaupun hanya satu
yang tertinggal maka tetap tidak akan syah shalatnya.

Bila sudah terpenuhi semua syarat-syarat shalat tersebut barulah bisa


melaksanakan shalat dengan memenuhi/ melaksanakan rukun-rukunnya, yaitu:
2. Rukun-rukun Shalat
 Niat
 Takbiratul Ihram
 Berdiri tegak bagi yang mampu ketika shalat fardhu. Boleh sambil
duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit.
 Membaca surat Al-Fatihah pada tiap-tiap raka’at
 Ruku’ dengan tuma’ninah
 I’tidal dengan tuma’ninah
 Sujud dua kali dengan tuma’ninah
 Duduk diantara dua sujud dengan tuma’ninah
 Duduk tasyahud akhir dengan tuma’ninah
 Membaca tasyahud akhir
 Membaca shalawat pada tasyahud akhir
 Membaca salam yang pertama
 Tertib: berurutan mengerjakan rukun-rukun tersebut.

Itulah rangkaian rukun-rukun shalat yang wajib dilakukan ketika shalat.


Pada rukun shalat bagian ke tiga, shalat boleh dilakukan dengan duduk atau
berbaring, dengan catatan karena tidak kuasa untuk berdiri karena sakit ataupun
lansia (lanjut usia) dan ini merupakan bentuk rukhsoh (keringanan) dalam
pelaksanaan shalat.
Selain itu anda juga harus memperhatikan hal-hal yang dapat
membatalkan shalat, agar shalat menjadi baik dan benar. Hal-hal apa sajakah
yang membatalkan shalat itu, yaitu sebagai berikut dibawah ini:
3. Yang Membatalkan Shalat
Shalat batal (tidak syah) apabila salah satu syarat rukunya tidak
dilaksanakan, atau ditinggalkan dengan sengaja.
Shalat akan batal dengan hal-hal tersebut dibawah ini:
· Berhadats
· Terkena najis yang tidak dimaafkan
· Berkata-kata dengan sengaja walaupun dengan satu huruf yang
memberikan pengertian
· Terbukanya aurat
· Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan shalat
· Makan atau minum meskipun sedikit
· Bergerak berturut-turut tiga kaliseperti melangkah atau berjalan sekali
yang bersangatan
· Membelakangi kiblat
· Menambah rukun yang berupa perbuatan, seperti ruku’ dan sujud
· Tertawa terbahak-bahak
· Mendahului imamnya dua rukun
· Murtad, artinya keluar dari islam.

Itulah yang harus diperhatikan ketika shalat, kemudian dianjurkan juga


untuk melakukan beberapa sunah-sunah dalam pelaksanaan shalat agar shalat
menjadi baik dan sempurna.
4. Sunah dalam melakukan shalat
Waktu mengerjakan shalat terdapat dua sunah yaitu Sunah Ab’adl dan Sunah
Hai’at.
Sunah Ab’adl:
a. Membaca tasyahud awal
b. Membaca shalawat pada tasyahud awal
c. Membaca shalawat atas keluarga Nabi SAW pada tasyahud akhir
d. Membaca qunut pada shalat subuh, dan shalat witir dalam pertengahan
bulan Ramadhan, hingga akhir bulan ramadhan.
Sunah Hai’at:
a. Mengangkat kedua belah tangan ketika takbiratul ihram, ketika akan
ruku’ dan ketika berdiri dari ruku’.
b. Meletakan telapak tangan yang kanan diatas pergelangan kiri ketika
bersedekap.
c. Membaca doa iftitah sehabis takbiratul ihram
d. Membaca ta’awwudz (a’uudzu billaahi minasyaitaanirrajiim) ketika
hendak membaca fatihah
e. Membaca amin sesudah membaca amin
f. Membaca surat Al-Qur’an pada dua raka’at permulaan (rakaat pertama
dan kedua) sehabis membaca fatihah
g. Mengeraskan bacaan fatihah dan surah pada raka’at pertama dan kedua
pada shalat maghrib, isya dan subuh selain ma’mum
h. Membaca takbir ketika gerakan naik turun
i. Membaca tasbih ketika ruku’ dan sujud
j. Membaca sami’allahu liman hamidah ketika bangkit dari ruku’ dan
membaca rabbana lakal hamdu... ketika i’tidal
k. Meletakan telapak tangan diatas paha waktu duduk bertasyahud awal dan
akhi, dengan membentangkan yang kiri dan memggenggamkan yang kanan
kecuali jari telunjuk
l. Duduk iftirasy dalam semua duduk shalat
m. Duduk tawarruk (bersimpuh) pada waktu duduk bertasyahud akhir
n. Membaca salam yang kedua
o. Memalingkan muka ke kanan waktu membaca salam pertama dan ke kiri
waktu membaca salam kedua.

Kemudian anda juga perlu memperhatikan hal-hal yang makruh dalam


shalat, yaitu sebagai beriku:
5. Makruh Shalat
orang yang sedang shalat dimakruhkan:
a. Menaruh telapak tangannya di dalam lengan bajunya ketika takbiratul
ihram, ruku’ dan sujud
b. Menutup mulutnya rapat-rapat
c. Terbuka kepalanya
d. Bertolak pinggang
e. Memalingkan muka ke kiri dan ke kanan
f. Memejamkan mata
g. Menahan hadats
h. Berludah
i. Mengerjakan shalat diatas kuburan
j. Melakukan hal-hal yang mengurangi kekhusuan shalat.

Dalam praktek pelaksanaan shalat terdapat hal-hal yang berbeda antara


laki-laki dan wanita, perbedaan tersebut dapat dilihat dibawah ini:
6. Perbedaan Laki-laki dan Wanita dalam Shalat:
Pada laki-laki:
a. Merenggangkan dua siku tangannya dari kedua lambungnya waktu ruku’
dan sujud
b. Waktu ruku’ dan sujud mengangkat perutnya dari dua pahanya
c. Menyaringkan suaranya/ bacaan ditempat keras
d. Bila memberitahu sesuatu membaca tasbih, yakni membaca”subhanallah”
e. Auratnya dalam shalat adalah antara pusat dan lutut.
Pada Wanita:
a. Merapatkan satu anggota kepada anggota lainnya
b. Meletakkan perutnya pada dua pahanya ketika ruku’ dan sujud
c. Merendahkan suaranya/ bacaanya dihadapan laki-laki lain, yakni yang
bukan muhrimnya
d. Bila memberitahu sesuatu bertepuk tangan, yakni tangan yang kanan
dipukulkan pada punggung telapak tangan kiri
e. Auratnya dalam shalat seluruh tubuhnya, kecuali muka dan dua belah
telapak tangannya.

Anda juga harus memperhatikan hal-hal yang mungkin terlupakan, dan


bila hal tersebut terjadi karena lupa dan terlewatkan, maka langkah apa yang
harus diperbuat?? Langsung saja kita bahas di bawah ini:
7. Hal-hal yang mungkin dilupakan
Dalam melaksanakan shalat mungkin pula ada hal-hal yang dilupakan,
misalnya:
a. Lupa melaksanakan yang fardhu, maka tidak cukup diganti dengan sujud
sahwi. Jika orang telah ingat ketika ia sedang shalat, haruslah cepat-cepat ia
melaksanakannya, atau ingat setelah salam, sedang jarak waktunya masih
sebentar, maka wajiblah ia menunaikannya apa yang terlupakan, lalu sujud
sahwi (sujud sunah karena lupa)
b. Lupa melaksanakan sunah ab’ad, maka tidak perlu diulangi, yakni kita
meneruskan shalat itu hingga selesai, dan sebelum salam kita disunahkan sujud
sahwi
c. Lupa melaksanakan sunah hai’at, maka tidak perlu diulangi apa yang
dilupakan itu, dan tidak perlu sujud sahwi.
Lafadz sujud sahwi :

Artinya :
“Maha Suci Allah yang tidak tidur dan tidak lupa”.

Sujud sahwi itu hukumnya sunah, dan letaknya sebelum salah,


dikerjakan dua kali sebagaimana sujud biasa. Apabila orang bimbang atau ragu-
ragu tentang jumlah bilangan raka’at yang telah dilakukan, haruslah ia
menetapkan yang yakin, yaitu yang paling sedikit dan hendaklah ia sujud sahwi

Anda mungkin juga menyukai