Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

PRAKTIKUM 1

JuduL Praktikum : Penetapan Kadar Hemoglobin Menggunakan Metode Sahli

Hari/Tanggal : Kamis, 19 September 2019

Nama kelompok : Kelompok 3 (tiga)

1. Aida Namirah ( PO7132031810


2. Dina fadilah (PO713203181014)
3. Maryam Fadhillah (PO71323181020)
4. Nurfadila (PO713203181031)
5. Sutriani (PO713203181047)

Dosen pembimbing :

1. Hj. Nurlia naim S.Si, M.Kes


2. Hurustiaty,S.Si,M.Kes
3. Herdiana,S.Si,M.Kes
4. Yaumild fachni tandjung bulu,S.ST,M.Kes

A. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah pasien dengan menggunakan metode
sahli.

B. Prinsip
Hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan
secara visual dengan standar dalam hemoglobinometer.
C. Dasar Teori
Hemoglobin (Hb) adalah senyawa kimia kompleks yang terdapat dalam darah,
yang menyebabkan darah berwarna merah. Hal ini karena pada sel darah merah terdapat
hemoglobin (Hb) yang menjadi pigmen/zat warna bagi darah (Phoon, et al. 1985). Jadi
Hemoglobin (Hb) atau pigmen merah adalah suatu molekul yang terdiri atas gabungan
molekul heme dan globin yang merupakan kandungan utama dalam eritrosit mengandung
kurang lebih jutaan molekul hemoglobin(Hb). Selanjutnya hermanu (2009) juga
menambahkan bahwa "hemoglobin (Hb) adalah suatu zat dalam sel darah merah yang
berfungsi mengangkat zat asam dari paru-paru ke seluruh tubuh dan memberikan warna
merah pada sel darah merah".
Hb Sahli atau Haemo-globinometer merupakan satu cara penetapan hemoglobin
secara visual berdasarkan satuan warna (colorimetric). Metode yang digunakan adalah
membandingkan warna sampel darah dengan warna merah standar. Pemeriksaan Hb
dengan menggunakan metode Hb Sahli lebih mudah, ekonomis akan tetapi karena hasil
diperoleh dengan mata telanjang maka subjektivitas hasil sangat berpengaruh. Hal ini
karena faktor mata, tidak semua hemoglobin berubah menjadi hematin asam, kemampuan
untuk membedakan warna tidak sama, ukuran pipet kurang tepat tidak ada kalibrasi.
Hb Sahli adalah instrumen laboratorium untuk menentukan kadar hemoglobin
dalam darah berdasarkan satuan warna (colorimetric). Keuntungan dari alat ini adalah
harga yang ekonomis serta terjangkau untuk semua kalangan, serta masih banyak
digunakan oleh sebagian Bidan, Puskesmas dan Rumah Sakit. Pemeriksaan didaerah
yang belum mempunyai peralatan canggih atau pemeriksaan dilapangan, metode Sahli ini
masih memadai dan bila pemeriksaannya telah terlatih hasilnya dapat diandalkan.
Warna standar dibuat konstan, yang diubah adalah warna hemin yang terbentuk
agar perbandingan hasil lebih mudah. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara
pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar. Karena
yang membandingkan adalah dengan mata telanjang, maka subjektivitas sangat
berpengaruh.
Haemometer Sahli telah semakin banyak digunakan secara praktis untuk
pemeriksaan kolorimetri darah manusia, belum ada kurangnya percobaan untuk
mendapatkan cairan standar yang akan menjaga warnanya di siang hari lebih baik
daripada solusi hæmatine yang ditunjukkan. Sebagian besar peneliti telah berpegang
teguh pada prinsip Sahli, bahwa dalam penentuan kuantitatif kandungan zat besi dalam
darah, cairan standar harus, sejauh mungkin, sama dengan larutan darah yang akan
diperiksa. Penelitian ini terbatas pada turunan hemoglobin dan belum menghasilkan hasil
yang diinginkan, sejauh yang saya tahu.
Varietas metode telah digunakan untuk penentuan hæmoglobin dalam darah.
Mereka didasarkan pada (i) penyerapan oksigen1, (ii) kandungan besi2, atau (iii)
transformasi hæmoglobin menjadi carboxyhæmoglobin3, cyanhæmatin atau acid
hæmatin, yang kemudian diperkirakan secara colorimetrically4 atau secara spektroskopi
5,6.
Molekul hemoglobin tidak peka terhadap penggantian sebagian besar residu asam
amino pada permukaannya, tetapi sangat sensitif terhadap perubahan kontak non-polar
internal yang sangat kecil, terutama yang berada di dekat hem. Penggantian pada kontak
antara sub-unit α dan β memengaruhi fungsi pernapasan.

D. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Lancet
2. Hemoglobinometer (hemometer) :
a. Tabung pengencer
b. Pipet Hb
c. Pipet tetes
d. Selang pengisap
e. Batang pnganduk

b. Bahan
1. HCl 0,1 N
2. Aquadest

E. Cara Kerja
1. Masukkan larutan HCl ,1 N kedalam tabung pengencer sampai tanda 2
2. Isap darah kapiler degan pipet Hb sampai tanda 20 mikro liter
3. Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet
4. Segera alirkan darah dari pipet kedalam dasar tabung pengencer. Catat waktu saat
darah dicampurkan kedalam HCl
5. Isap kembali isi tabung kedalam pipet kemudian homogenkan kembali isi pipet
kedalam tabung, lakukan hal ini 2-3 kali agar sisa-sisa darah terbilas kedalam tabung
6. Tambahkan aquadest,tetes demi tetes, sambil mengaduk isi tabung sampai diperoleh
warna isi tabung sama dengan warna standar yang dikomparator. Tepat 3 menit
setelah darah tercampur dengan HCl, warna larutan dibaca pada jarak sepanjang
lengan atas dengan latar belakang cahaya matahari, warna larutan disamakan dengan
wara gelas standar. Tinggi larutan sesuai dengan skala yang menunjukkan kadar Hb
dalam gr% ( lihat pada dasar miniskus ). Laporkan nilainya dalam gr% (= gr/100
ml=gr/dl).

F. Hasil dan Pembahasan


 Hasil

Kadar Hemoglobin yang di dapatkan dalam sampel darah pasien sebanyak 9,6 gr/dl.

 Pembahasan
Haemoglobin adalah komponen molekul protein sel darah merah yang
menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Pada haemoglobin terdapat zat besi yang
membuat darah berwarna merah. Hemoglobin adalah komplek protein- pigmen
yang mengandung zat besi. Kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat
eritrosit. Sebuah molekul hemoglobin memliki 4 gugus haeme yang mengandung
besi fero dan 4 rantai globin. Zat besi merupakan bahan pembuat sel darah merah.
Haemoglobin diukur secara kimiawi serta jumlah Hb per 100 ml darah dapat
digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen dalam darah (10).Kadar
haemoglobin adalah ukuran pigmenrespiratorik yang terdapat dalam sel-sel darah
merah, digunakan sebagai parameter terjadinya anemia. Haemoglobin dapat
diukur dengan berbagai metode antara lain metode sahli, metode
oksihemoglobindan metode sianmethemoglobin.).
Metode sahli adalah metode pemeriksaan haemoglobin yang dilakukan
secara visual. Pemeriksaan haemoglobin dengan cara darah diencerkan dengan
larutan HCl agar haemoglobin berubah menjadi asam hematin, kemudian
dicampur dengan aquadest hingga warnanya sesuai dengan warna standar.
Penggunaan HCl dikarenakan asam klorida adalah asam monoprotik yang sulit
menjalani reaksi redoks. Selain itu juga merupakan asam yang paling tidak
berbahaya dibandingkan asam kuat lainnya. HCl mengandung ion klorida yang
tidak reaktif dan tidak beracun. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, asam
klorida merupakan reagen pengasam yang sangat baik. Penambahan HCl dalam
darah maka HCl akan menghidrolisis hemoglobin menjadi globin ferroheme(9)
Pada praktikum kali ini digunakan metode sahli, metode sahli
mengandalkan pembentukan asam hematin yang kemudian diukur kadarnya
dengan membandingkan warna hasil pengenceran dengan warna standar.
keuntungan dari metode sahli yaitu : memberikan hasil yang memuaskan, cukup
mudah dan tersedia di berbagai puskesmas. Sedangkan kekurangannya yaitu
pekerja harus memiliki keterampilan untuk menghindari pipet penghisap
tersumbat dan munculnya gelembung.
Pada metode sahli, hemoglobin dihedrolisi dengan HCl menjadi globin
ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada diudara dioksidasi menjadi
ferriheme yang akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk ferrihemechalrid
yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna coklat warna yang terbentuk
ini dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan mata telanjang). Untuk
memudahkan perbandingan, warna standar dibuat konstan, yang diubah adalah
warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara
pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar.
Karena yang membandingkan adalah dengan mata telanjang, maka subjektifitas
sangat berpengaruh. Disamping faktor mata, faktor lain misalnya
ketajaman,penyinaran dan sebagainya dapat mempengaruhi hasil pembacaan.
Meskipun demikian untuk pemeriksaan didaerah yang mempunyai peralatan
canggih atau pemeriksaan dilapangan, metode sahli ini masih memadai.

Kadar normal hemoglobin perempuan adalah 12-14 gr/dl


Kadar normal hemoglobin laki-laki adalah 12-14 gr/dl

Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan kadar hemoglobin pada sampel


sebanyak 9,6 gr/dl. Adapun Kesalahan pada saat praktikum adalah adanya
gelembung pada saat memipet darah kapiler.

G. Kesimpulan
Berdasarka praktikum penetapan kadar hemoglobin metode sahli yang telah
dilakukan, didapatkan kadar hemoglobin pada sampel darah sebanyak 9,6 gr/dl. Maka
dinyatakan tidak normal karena dibawah 12 gr/dl. Rendahnya kadar hemoglobin
disebabkan kesalahan saat memipet darah kapiler (adanya gelembung dalam pipet).
DAFTAR PUSTAKA

Agnihotri, Madhuri. Study of Evaluation of sensitivity and Specificity of Simple Screening


Methods for Assessment of Anaemia in pregnant woment.
http://www.jcmad.com./allpapers/319a13.pdf

A.Khalifah & M.K.Salah.1951. Penentuan Spektrofotometri Haemoglobin Dalam Darah.


Facultyof Medicine, farouk I university, alexadria. https://www.nature.com/articles/115946b0

A.K. J. KOUMANS. 1925. Solusi Standar Baru Untuk Haemometer Sahli. UNIVERSITY
HOSPITAL,LEYDEN,HOLLAND. https://www.nature.com/articles/168915a0

Ario Debbian S. R, Cerika Rismayanthi.2016. Profil Tingkat Volume Oksigen Maskimal(Vo2


Max) Dan Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Atlet Yongmoodo Akademi Militer Magelang. Jurnal
Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2. Diakses dari : https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+tentang+pengeitian+hemoglobin&oq=jurnal+tentang+p
engertian+hemoglob#d=gs_qabs&u=%23p%3DAj7Yv_CiUKEJ

M. F. PERUTZ & H. LEHMANN.1968. Patologi Molekuler Hemoglobin Manusia. MRC


Laboratory of Molecular Biology, Cambridge & MRC Abnormal Haemoglobin Research Unit,
Department of Biochemistry, University of Cambridge.
https://www.nature.com/articles/219902a0

Sugi Purwanti dan Inke Puspita Maris.2012. Perbandingan Hasil Pemeriksaan Hb Ibu Hamil
Menggunakan Hb Sahli Dan Easy Touch Ghb Di Bps Sulis Desa Grinting Kabupaten Brebes
Tahun 2011. Jurnal Kesmasindo. Volume 5, Nomor 1. Dapat diakses di :
http://jos.unsoed.ac.id/index.php/kesmasindo/article/view/34/34
Makassar, 24 sepetember 2019

(Kelompok 3)

Pembimbing I Pembimbing II

(Hj. Nurlia naim S.Si, M.Kes) (Hurustiaty,S.Si,M.Kes)

Pembimbing III Pembimbing IV

(Herdiana,S.Si,M.Kes) (Yaumild fachni tandjung bulu,S.ST,M.Kes)

Anda mungkin juga menyukai