DISUSUN OLEH:
ALIFAH PADANG
TAHUN AJARAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan,
kemampuan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “
Komunikasi dalam pelayanan CMHN ” dalam memenuhi tugas mata kuliah. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun
penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar........................................................................................................................i
Daftar isi..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
.1 Latar belakang...............................................................................................................1
.2 Tujuan penulisan...........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................................................2
.1 Pengertian komunikasi..................................................................................................2
.2 Sikap dalam komunikasi...............................................................................................3
.3 Penerapan komunikasi terapeutik ................................................................................4
BAB III PENUTUP.................................................................................................................6
.1 Kesimpulan...................................................................................................................6
.2 Saran ............................................................................................................................6
Daftar pustaka
i
BAB I
PENDAHULUAN
.1 Latar belakang
Secara umum model konsep CMHN adalah memberikan asuhan kepada
pasiensepanjang hayat termasuk semua aspek kehidupan manusia,termasuk kebutuhan
dasar,kebutuhan kesehatan fisik dan pasien yang membutuhkan treatment pszikiatri dan
rehabilitasi.Model lain dalam CMHN dalah Case Management ,model ini adalah cara 32
memberikan pelayanan kepada pasien secara multidisplin .Pada model ini selain
mengkaji suport sytem dari komunitas,juga melakukan identifikasu dari pasien,treatment
yang dilakukan,respon krisis,dental care,kondisi perumahan ,pendapatan dan
perlindungan hak serta advokasi ( Yosep,Iyus,dkk,2014)
Komunikasi dalam bidang keperawatan merupakan proses untuk menciptakan
hubungan antara perawat dan klien,dengan tujuan untuk mengenal kebutuhan klien dan
menentukan rencana tindakan serta kerja samadalam memenuhi kebutuhan
tersebut.Komunikasi dalam bidang keperawatan ini lebih dikenal populer disebut dengan
komunikasi terapeutik.Istilah komunikasi terapeutik digunaka untuk dijadikan pembeda
dengan komunikasi lainnya ,selain itu komunikasi ini lebih mengarah kepada tujuan
untuk penyembuhan klien.( keliat,2014)
i
BAB II
TINJAUAN TEORI
.1 Pengertian komunikasi
Interaksi perawat dan pasien akan menghasilkan informasi untuk perawat tentang
keadaan pasien dan pada waktu yang bersamaan perawat dapat memberikan informasi tentang
cara-cara menyelesaikan masalah dengan strategi tertentu sehingga pasien terpengaruh dan
mau melakukannya untuk menyelesaikan masalahnya. Jika pasien menerima dan menerapkan
informasi yang diberikan oleh perawat maka perilaku pasien berubah ke arah adaptif yang
merupakan hasil utama dari tindakan keperawatan. (keliat, 2014)
1. Gerakan tubuh, seperti sikap tubuh, ekspresi wajah dan sikap-sikap lain. Contohnya
tersenyum, kontak mata, sedikit membungkuk saat berbicara, tidak melipat tangan,
tidak menyilangkan kaki, tidak memasukkan tangan ke saku.
2. Jarak saat berinteraksi, ruang intim sampai 50 cm, ruang pribadi 50-120 cm, dan ruang
konsultasi sosial 275-365 cm. Komunikasi terapeutik pada umumnya terjadi di ruang
pribadi, tetapi antara pasien dengan perawat tidak di batasi meja atau jeruji.
3. Sentuhan, dapat digunakan dalam komunikasi terapeutik, tetapi harus dilakukan secara
tenang sambil menganalisis kondisi pasien dan respons yang mungkin akan diberikan
oleh pasien. Sentuhan tidak teoat untuk beberapa situasi. Contohnya terhadap pasien
yang penuh curiga dan tidak percaya kepada orang lain, pasien yang merupakan korban
penganiayaan, pasien yang budayanya melarang atau membatasi sentuhan. Beberapa
contoh sentuhan antara lain bersalaman, menepuk bahu/mengacungkan ibu jari/tepuk
i
tangan untuk memberikan pujian, memegang tangan pasien pada saat pasien sedih dan
menangis.
4. Diam, dapat berguna untuk memfasilitasi pasien dalam mengekspresikan pikiran dan
perasaannya. Contohnya pada pasien menarik diri, setelah perawat mengajukan
pertanyaan maka perawat diam untuk memberikesempatan pada pasien memikirkan
tentang jawaban pertanyaan.
5. Volume dan nada suara, memengaruhi penyampaian pesan. Pada psien lansia digunakan
volume suara tinggi dengan nada rendah, pada pasien perilaku kekerasan digunakan
volume dan nada suara rendah tetapi tetap tegas.
.3 Penerapan komunikasi terapeutik
.3.2 Penerapan komunikasi terapeutik pada individu
1. Tahap prainteraksi
Sebelum bertemu dengan pasien anda perlu mengevaluasi diri tentang
kemampuan yang anda miliki. Jika anda merasa tidak siap maka anda perlu membaca
kembali, berdiskusi dengan teman sekelompok atau dengan tutor. Jika anda telah siap,
maka anda dapat membuat rencana interaksi. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan
pada tahap ini yaitu evaluasi diri, penerapan tahap perkembangan interaksi, dan rencana
interaksi.
a. Evaluasi diri. beberapa pertanyaan yang dapat membantu anda mengevaluasi diri :
Apa pengetahuan yang saya miliki tentang keperawatan jiwa?
Apa yang saya ketahui tentang latar belakang sosial budaya pasien?
Apa yang akan saya ucapkan saat bertemu dengan pasien?
Bagaimana respons saya selanjutnya jika pasien diam, menolak, marah, atau
inkoheren?
Bagaimana pengalaman interaksi saya dengan pasien?
Apakah ada kegagalan saya dalam berinteraksi dengan pasien? Jika ada, lakukan
koreksi dengan cara membaca cara-cara berhubungan dengan pasien,
berkonsultasi dengan tutor, dan berdiskusi dengan teman sekelompok.
Bagaimana tingkat kecemasan saya? Jika cemas ringan laksanakan interaksi. Jika
cemas sedang sampai berat, konsultasi dengan tutor dan tunda kontak dengan
pasien sampai anda dapat mengatasi kecemasan.
i
b. Penetapan tahap perkembangan interaksi dengan pasien. Beberapa pertanyaan
berikut dapat digunakan untuk menetapkan tahap perkembangan interaksi dengan
pasien :
Apakah saat ini pertemuan/kontak pertama? Ataukah pertentuan lanjutan?
Apa tujuan pertemuan ini? Pengkajian/observasi/pemantauan/tindakan
keperawatan/terminasi?
Apa tindakan yang akan saya lakukan?
Bagaimana cara melakukannya?
Setelah anda menetapkan status interaksi yang akan dilaksanakan maka anda
perlu membuat rencana interaksi.
c. Rencana interaksi
Siapkan rencana percakapan yang akan anda lakukan pada saat berinteraksi
dengan pasien.
Teknik komunikasi apa yang akan anda gunakan, kaitkan dengan tujuan anda
melakukan interaksi dengan pasien.Hal ini berhubungan dengan tahapan interaksi
dengan pasien .Hal ini berhubungan dengan tahapan interaksi yang akan
dilakukan.
Teknik observasi apa yang perlu anda gunakan selama berhubungan dengan
pasien
Apa langkah-langkah tindakan keperawatan yang akan anda lakukan dan ssuaikan
dengan Standar Oprasional Prosedur(SOP).
2. Tahap perkenalan
Perkenalan merupakan kegiatan yang anda lakukan saat pertama kali bertemu atau
kontak dengan pasien.Hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
a. Memberi salam
“selamat pagi/siang/sore/malam” atau sesuai dengan latar belakang sosial
budaya spiritual pasien,disertai dengan mengulurkan tangan untuk jabatan
tangan,pasien gangguan jiwa mungkin tidak menjawab salam dan uluran tangan
anda.
Memperkenalkan diri perawat : “Nama saya Supriono,saya senang dipanggil
Supri”
Menanyakan nama pasien: “NamaBapak/Ibu/Anda siapa?Apa panggilan
kesenangannya?” ?(misalkan : pasien senang dipanggil Susi)
i
b. Mengevaluasi kondisi pasien :
i
“bagaimana perasaan tuti hari ini?” atau “Coba ceritakan perasaan Tuti hari
ini!”
“Ada hal yang terjadi selama kita tidak bertamu? Coba ceritakan.”
“Apakah Tuti sudah coba cara-cara yang telah kita bicarakan kemarin (sebutkan
cara yang telah dibahas pada pertemuan sebelum).”
c. Menyepakati kontrak / pertemuan. Setiap berinteraksi dengan pasien kaitkan dengan
kontrak pada pertemuan sebelumnya.
Topik/tindakan/kegiatan
- “Sesuai dengan janji kita yang lalu kita akan bertemu hari ini
pukul...”(Sebutkan sesuai perjanjian) atau
- “Tuti masih ingat apa yang akan kita bicarakan /lakukan sekarang?” atau
- “Bagaimana kalau sekarang kita latihan...”(sebutkan sesuai rencana).
Contoh :
“Baiklah sekarang kita akan bicara tentang cara berkenalan dengan orang
lain/cara mengungkapkan rasa marah/cara melakukan kebersihan diri.”(dan lain-
lain sesuai dengan masalah pasien).
Tempat
“Mau duduk dimana? Bagaimana kalau disana?”
Waktu
“Mau berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?”
4. Tahap Kerja.
Tahap kerja merupakan inti hubungan perawat pasien yang terkait erat dengan
pelaksaan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai.
Contoh komunikasi untuk tindakan melatih mengontrol halusinasi:
a. “Ada beberapa cara untuk mencegah suara-suara agar tidak menganggu Tuti.
Salah satu adalah menghardik atau tidak memperdulikan suara-suara itu, caranya
katakan: “Pergi, jangan ganggu saya,saya tidak mau dengar.”
b. Coba Tuti lakukan. (Jika pasien dapat melakukan berikan pujian).
“Bagus,Tuti sudah dapat melakukannya.Coba ulangi lagi!”
c. “Bagus sekali!”
5. Tahap Terminasi.
i
Tahap terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat dan pasien.
Terminasi dibagi dua yaitu: terminasi sementara dan terminasi akhir.
a. Terminasi sementara. Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan
perawat akan bertemu lagi dengan pasien pada waktu yang telah ditentukan. Mis,.
Satu atau dua hari berikutnya. Pada terminasi perawat melakukan evaluasi terhadap
hasil tindakan yang telah dilakukan pada tahap kerja berupa evaluasi subjektif dan
objektif, memberikan anjuran pada pasien(tindakan lanjut) terhadap tindakan yang
telah dilakukan, dan membuat perjanjian (kontrak) untuk pertemuan berikutnya.
b. Terminasi akhir. Terminasi akhir terjadi jika pasien dan keluarganya telah mampu
menyelesaikan masalahnya.
.3.2 Penerapan komunikasi terapeutik pada keluarga
Berikut ini adalah prinsip dan teknik komunikasi pada saat perawat melakukan interaksi
dengan keluarga. Interaksi dengan keluarga atau pemberian pendidikan kesehatan kepada
keluarga juga dilakukan secara bertahap, meliputi tahap :
i
4. Peran keluarga dalam merawat pasien di rumah atau di tengah masyarakat. Jika pasien
dan keluarga telah mempunyai kemampuan merawat pasien secara mandiri maka perlu
dibuat jadwal kunjungan rumah secara periodik. Contohnya stiap bulan, untuk
mengevaluasi kondisi untuk kemampuan pasien dan keluarga.
.3.4 Penerapan komunikasi terapeutik pada kelompok
Komunikasi kelompok pada keperawatan jiwa dilakukan pada saat perawat memberikan
pendidikan kesehatan pada sekelompok pasien/keluarga pasien ataupun pada kelompok
pendukung (support groups)
Komunikasi massa merupakan interaksi dengan kelompok besar, yaitu lebih dari 12
orang. Tujuan komunikasi massa adalah untuk memberikan pendidikan kesehatan pada
sekelompok besar orang tentang topik kesehatan dengan tujuan untuk memengaruhi
masyarakat dan mereka dapat mengadopsi perilaku sehat yang telah di ajarkan. Umumnya
topik yang di ambil terkait dengan pencegahan dan peningkatan kesehatan jiwa.
1. Pilihlah topik yang menarik untuk disampaikan pada pendengar yang bersangkutan
sesuai dengan kebutuhannya
2. Susunlah garis besar hal-hal yang akan di sampaikan (mulai dari kata pengantar, isi, dan
kesimpulan)
3. Gunakan suara yang jelas dan gunakan sound system jika memang dibutuhkan atau jika
memungkinkan gunakan video recorder untuk umpan balik.
4. Jangan terlalu mencemaskan tentang sikap tubuh, namun berkonsentrasilah pada isi
pesan yang ingin disampaikan.
5. Gunakan atau buatlah catatan dalam 1 lembar kertas sebagai panduan sehingga tidak
menyita waktu untuk melihat catatan dan punya kesempatan untuk menatap/melihat
para pendengar (peserta)
i
6. Jangan menggunakan kata/bahasa yang vulgar kecuali ada alasan yang jelas dan sadar
dengan konsekuesi negatif yang mungkin terjadi.
7. Gunakan pakaian yang pantas yang dapat mendukung penampilan si pemberi pesan
namun jangan sampai mencolok sehingga membuat perhatian beralih.
i
Media yang digunakan pada komunikasi massa :
1. Media cetak
a. Booklet :menyampaikan pesan kesehatan melalui media berbentuk buku, baik berisi
tulisan maupun gambar.
b. Leaflet : penyampaian pesan melalui lembaran dilipat
c. Flyer (selebaran) seperti leaflet tetapi tidak dilipat
d. Plip chart (lembar balik)
e. Rubrik (tulisan pada surat kabar/majalah)
f. Poster : ditempel di tembok/tempat umum
g. Foto yang mengungkap informasi kesehatan
2. Media elektronik
a. Televisi : sandiwara, sinetron, diskusi, ceramah, quiz, cerdas cermat
b. Radio : tanya jawab, sandiwara, ceramah, radio spot
3. Media papan
Papan pengumuman dapat digunakan untuk menempelkan informasi-informasi
kesehatan jiwa yang dapat dibaca oleh semua orang
.3.5 Penerapan komunikasi terapeutik pada tim kesehatan
i
BAB III
PENUTUP
.2 Kesimpulan
i
DAFTAR PUSTAKA