e-ISSN 2303-1018
Wahyuni, Nilai Perusahaan ... 151
Fitri Wahyuni1
1
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
email: fitri.wahyuni@umy.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji struktur modal sebagai variabel pemoderasi hubungan antara indeks tata
kelola perusahaan dengan nilai perusahaan. Peneliti ingin melihat apakah perusahaan memiliki kepedulian
terhadap pemegang kepentingan perusahaan melalui pengungkapan indeks tata kelola perusahaan dan juga
berusaha untuk mengurangi konflik yang ada dalam perusahaan, seperti konflik keagenan dan asimetri informasi.
Indeks tata kelola perusahaan dikembangkan oleh Forum For Corporate Governance in Indonesia (FCGI) dan
Price Waterhouse Coopers (PwC), nilai perusahaan dalam penelitian ini yang di hitung dengan menggunakan
Tobin’Q dan struktur modal dihitung menggunakan debt to equity ratio (DER). Hasil menunjukkan bahwa
struktur modal menjadi moderasi dalam hubungan antara indeks tata kelola perusahaan dengan nilai perusahaan
dengan arah negatif. Hasil menunjukkan bahwa adanya kepedulian perusahaan terhadap pemegang saham,
perusahaan ingin mengurangi konflik yang terdapat dalam perusahaan. Selain itu, ketika perusahaan
mengungkapkan struktur modal, pemegang saham merasa tidak aman untuk berinvestasi di dalam perusahaan.
Kata kunci: Indeks tata kelola perusahaan, struktur modal, nilai perusahaan
This study aims to test the capital structure as a moderating variable of the relationship between corporate
governance index and firm value. The study investigateswhether the company put a concern on corporate
stakeholders through the disclosure of corporate governance index and whetherthey have intention in
reduce conflicts within the company, such as agency conflict and information asymmetry. The corporate
governance index was developed by Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) and Price
Waterhouse Coopers (PWC) while the value of companies in this study calculated using Tobin’Q and
capital structure was calculated using debt to equity ratio (DER). The result shows that capital structure
moderates the relationship between corporate governance index and firm value with negative direction.
The results show that the company has concern for shareholders, andwilling to reduce the conflicts
within the company. In addition, when the firm discloses the capital structure, the shareholders find it
is insecure to invest in the company.
PENDAHULUAN
Nilai perusahaan dapat dilihat dari harga saham memperhatikan harga saham saja, tetapi juga
perusahaan. Perusahaan yang memiliki harga saham memperhatikan tata kelola perusahaan. Tata kelola
tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut perusahaan menjadi perhatian utama investor dalam
mampu dalam segi keuangan dan menunjukkan menilai suatu perusahaan. Menurut Forum for
kepada investor bahwa perusahaan dapat Corporate Governance in Indonesia (FCGI) (Forum
memberikan pengembalian investasi yang memadai. for Corporate Governance in Indonesia, 2000b) tata
Sekarang ini tidak hanya dalam segi keuangan saja kelola perusahaan (corporate governance) adalah
untuk menentukan nilai perusahaan tetapi juga dari seperangkat aturan yang mendefinisikan hubungan
sisi non-keuangan. Kusumastuti (2014) menyatakan antara pemegang saham (shareholders), manajer,
bahwa investor sekarang ini tidak hanya perusahaan, karyawan dan pemegang kepentingan
152 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 13, No. 2, Juli 2018
(stakeholders) internal dan eksternal lainnya dengan struktur modalnya disebut sebagai struktur
mengenai hak dan kewajiban, atau sistem dimana modal optimal.
perusahaan di arahkan dan diawasi. Menurut FCGI Menurut Hanafi (2014) penjelasan mengenai
(2000a), Terdapat prinsip-prinsip internasional untuk seberapa besar hutang yang harus digunakan secara
tata kelola perusahaan, yang meliputi, hak pemegang ideal di dalam teori struktur modal belum dapat
saham, perlakuan yang adil terhadap pemegang menjelaskan dengan memuaskan walaupun sudah
saham, peran stakeholders harus diakui terdapat banyak teori struktur modal. Terdapat
sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang dan beberapa teori struktur modal yaitu sebagai berikut.
kerjasama yang aktif antara perusahaan dan Pendekatan tradisional berpendapat akan adanya
stakeholders dalam menciptakan kemakmuran, struktur modal yang optimal. Dengan kata lain struktur
pekerjaan dan usaha yang sehat secara finansial, modal mempunyai pengaruh terhadap nilai
pengungkapan dan transparasi yang tepat waktu dan perusahaan. Konsep signaling dan asimetri
akurat mengenai semua hal material terhadap kinerja, informasi berkaitan erat. Menurut Hanafi (2014) teori
kepemilikan dan stakeholders perusahaan dan asimetri menyatakan bahwa pihak-pihak yang
tanggung jawab dewan dalam manajemen, berkaitan dengan perusahaan tidak mempunyai
pengawasan manajemen dan pertanggungjawaban informasi yang sama mengenai prospek dan risiko
kepada perusahaan dan pemegang saham. Tata perusahaan. Pihak tertentu memiliki informasi yang
kelola perusahaan (corporate governance) lebih baik dari pada pihak lainnya dan biasanya
merupakan salah satu faktor yang juga manajer mempunyai informasi yang lebih baik
mempengaruhi nilai perusahaan (Jo dan Harjoto, dibanding pihak luar (investor). Ini disebut sebagai
2011). Pemegang kepentingan akan merasa aman informasi asimetri antara manajer dan pemegang
ketika perusahaan memberikan jaminan kepada saham atau investor. Namun, Anton (2010) dengan
pemegang kepentingan bahwa hak-hak yang mereka berkembangnya teori akuntansi sekarang ini, maka
miliki akan dipenuhi oleh perusahaan. muncul teori baru yaitu stewardship theory. Fokus
Pengukuran yang dilakukan oleh CLSA dan Asia dalam stewardship theory adalah pencapaian tujuan
Corporate Governance Association (ACGA) (2016) bersama dengan melakukan penyelarasan tujuan
menunjukkan bahwa nilai pasar corporate antara pemangku kepentingan dengan manajer.
governance mengalami penurunan skor dari 39 Kepemimpinan dan komunikasi yang baik antara
menjadi 36 dari tahun 2014 sampai tahun 2016. Hal pemegang kepentingan dengan manajer atau antara
ini menunjukkan bahwa nilai corporate governance manajer atas dengan manajer bawah akan
di Indonesia mengalami penurunan tiga poin dalam menghasilkan situasi, budaya organisasi,
dua tahun ini. Informasi tersebut sangat penting bagi kepemimpinan dan pencapaian tujuan tanpa
pemegang kepentingan perusahaan, karena ketika menghalangi kepentingan satu dengan lainnya.
tata kelola perusahaan menurun maka perlindungan Teori Modigliani dan Miller (1963) menyatakan
pemegang kepentingan juga akan menurun. bahwa ketika perusahaan menggunakan hutang
Pemegang kepentingan juga akan memastikan sebagai salah satu struktur modalnya maka bunga
bahwa mereka akan mendapatkan hasil yang sesuai modal akan mengurangi pajak. Ketika pajak
dengan investasi yang diberikan oleh perusahaan. berkurang maka laba akan besar. Laba yang besar
Maka dari itu perusahaan juga memiliki membuat pemegang kepentingan akan mempercayakan
kecenderungan untuk melihat modal atau pembiayaan investasi mereka kepada perusahaan, sehingga nilai
perusahaan. Proporsi pendanaan dengan hutang perusahaan akan bertambah. Suhartati dkk. (2011)
disebut sebagai sturktur modal (Hermuningsih, 2013). menyatakan bahwa tuntutan dalam penerapan prinsip
Jumlah biaya yang dikeluarkan dan nilai perusahaan tata kelola perusahaan yang baik oleh para investor
merupakan kebijakan perusahaan dalam menerapkan dan kreditor merupakan salah satu faktor dalam
struktur modal. Keputusan pendanaan dapat berupa pengambilan keputusan berinvestasi pada suatu
pendanaan eksternal dan pendanaan internal. perusahaan. Dengan adanya pengungkapan informasi
Pendanaan eksternal dilakukan melalui peminjaman kepada pemegang kepentingan diharapkan akan
hutang namun hal itu akan meningkatkan biaya modal memberikan stimulus pada pertumbuhan ekonomi dan
dan biaya bunga yang harus dibayarkan ke kreditor. mengurangi kesenjangan antar pelaku di pasar modal,
Pendanaan internal dilakukan menggunakan dana sehingga investor akan percaya bahwa kegiatan di
internal perusahaan, pendanaan ini akan menimbulkan pasar modal terjadi dengan harga yang wajar.
opportunity cost dari dana dan modal sendiri yang Hermuningsih (2013) menyatakan bahwa kombinasi
digunakan perusahaanFirnanti (2011). Oleh karena hutang dan ekuitas atau struktur modal yang optimal
itu, perusahaan harus cermat dalam memilih akan memaksimumkan harga saham perusahaan.
pendanaan. Kondisi perusahaan dimana dapat Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya
mengkombinasikan hutang dengan modal secara ketidakkonsistenan penelitian mengenai struktur
ideal, yaitu dengan menyeimbangkan nilai perusahaan modal. Beberapa peneliti menyatakan bahwa struktur
Wahyuni, Nilai Perusahaan ... 153
modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Dewi variabel intervening yang menghubungkan variabel
dan Wirajaya, 2013; Fachrudin, 2011) dan terdapat tata kelola perusahaan dengan nilai perusahaan.
peneliti yang menyatakan bahwa struktur modal tidak Herawaty (2008) melakukan penelitian mengenai
berpengaruh pada nilai perusahaan (Ruslim, 2009; peran praktek corporate governance sebagai
Suastini dkk. 2016). karena ketidak konsistenan data variabel yang memoderasi hubungan antara
tersebut maka ada kemungkinan bahwa struktur manajemen laba terhadap nilai perusahaan. Hasil
modal merupakan variabel moderasi yang menunjukkan bahwa pengaruh tata kelola perusahaan
menghubungkan tata kelola perusahaan dan nilai memiliki hasil yang berbeda berdasarkan model yang
perusahaan. digunakan. Ketika variabel tata kelola perusahaan
Penelitian ini menguji pengaruh tata kelola sebagai variabel independen dan variabel moderasi
perusahaan terhadap nilai perusahaan yang secara bersama-sama, hasil menunjukkan bahwa
dimoderasi oleh struktur modal. Selain itu, tata kelola komisaris independen dan kepemilikan institusional
perusahaan juga menggunakan pengukuran yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan
berbeda dengan penelitian lain (Jo & Harjoto, 2011). ketika variabel tata kelola perusahaan hanya menjadi
Pengukuran tata kelola perusahaan menggunakan variabel independen saja, menunjukkan bahwa
sistem content analysis berdasarkan corporate kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap
governance self assessment checklist yang nilai perusahaan sedangakan kualitas audit
dikembangkan oleh Forum for Corporate berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Governance in Indonesia (FCGI) dan Price Penelitian lain yang menyatakan bahwa corporate
Waterhouse Coopers (PwC) dimana pengukuran governance mempengaruhi nilai perusahaan adalah
tersebut baru pertama kali diterapkan sebagai proksi penelitian yang dilakukan oleh Kusumastuti, Supatmi
pengujian penelitian, proksi ini digunakan kerena dan Sastra (Kusumastuti et al., 2014) yang
corporate governance self assessment checklist menyatakan bahwa isu yang terkait dengan tata
sudah disesuaikan dengan keadaan atau iklim tata kelola perusahaan adalah persebaran anggota dewan
kelola perusahaan yang ada di Indonesia(Forum for (board diversity) terhadap nilai perusahaan.
Corporate Governance in Indonesia, 2000b). Selain Konflik kepentingan antara pemegang saham
itu, penelitian ini merupakan penelitian pertama yang dan agen akan menyebabkan munculnya konflik
menguji struktur modal sebagai variabel pemoderasi keagenan dalam perusahaan dimana prinsipal
antara tata kelola perusahaan dan nilai perusahaan. mengharapkan pengembalian yang besar sedangkan
Konflik keagenan yang terjadi antara prinsipal agen lebih mementingkan kepentingan individu. Selain
dan agen dapat menyebabkan kerugian bagi prinsipal itu, ketika prinsipal menunjuk agen untuk mengelola
karena informasi yang dimiliki oleh agen tidak perusahaan, akan menimbulkan masalah informasi
semuanya di berikan kepada prinsipal. Hal ini asimetri. Informasi perusahaan yang dimiliki oleh
menyebabkan prinsipal berusaha untuk melakukan agen lebih banyak daripada prinsipal. Sehingga ketika
tindakan yang tepat agar konflik keagenan dapat agen lebih mementingkan kepentingan individu,
dihindari. Beberapa cara yang digunakan prinsipal informasi tersebut akan digunakan untuk kepentingan
dalam menghindari konflik keagenan adalah dengan sendiri daripada kepentingan perusahaan. Hal itu
adanya dewan komisaris independen di dalam menunjukkan bahwa agen memiliki kekuasaan yang
perusahaan, selain itu juga adanya komite audit, lebih dalam hal informasi. Permasalahan dalam
kepemilikan manajerial (Rachmawati dan Triatmoko, kekuasaan juga terjadi pada para pemegang saham.
2007), kepemilikan institusional (Rachmawati dan Munculnya pemegang saham mayoritas dan minoritas
Triatmoko, 2007) diyakini dapat menurunkan konflik terjadi karena adanya struktur kepemilikian
keagenan. Beberapa cara di atas yang digunakan perusahaan. Dalam hal pengambilan keputusan
untuk mengurangi konflik keagenan merupakan pemegang saham mayoritas memiliki kekuasaan yang
komponen dari tata kelola perusahaan. Dengan lebih dibandingkan dengan pemegang saham
sampel yang menggunakan seluruh perusahaan di minoritas.
Bursa Efek Indonesia selama periode 2001-2005 Tata kelola perusahaan berusaha untuk
menguji komponen tata kelola perusahaan yang terdiri mengatasi masalah-masalah tersebut. Perusahaan
dari keberadaan komite audit, komposisi komisaris berusaha agar informasi yang ada pada perusahan
independen, kepemilikan institusional dan kepemilikan dapat disebarkan secara merata dan tersampaikan
manajerial terhadap nilai perusahaan. Hasil kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan
menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan perusahaan melalui mekanisme tata kelola
(kepemilikan institusional dan kepemilikan perusahaan yang baik. Dengan adanya dewan
manajerial) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. komisaris independen, komite audit, kepemilikan
Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) manajerial dan institusional merupakan langkah
menguji mekanisme tata kelola perusahaan, kualitas perusahaan dalam melaksanakan tata kelola
laba dan nilai perusahaan. Kualitas laba sebagai perusahaan. Perusahaan yang melakukan kegiatan
154 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 13, No. 2, Juli 2018
tata kelola perusahaan, dianggap oleh para pemegang pada nilai perusahaan (Ruslim, 2009; Suastini et al.,
kepentingan bahwa perusahaan tersebut memberikan 2016), karena ketidakkonsistenan data tersebut maka
perlindungan dan transparasi yang memadai, ada kemungkinan bahwa struktur modal merupakan
sehingga pemegang kepentingan akan menanamkan variabel moderasi yang menghubungkan tata kelola
investasi ke perusahaan tersebut, hal ini akan perusahaan dan nilai perusahaan.Kebijakan
menyebabkan harga saham perusahaan akan naik. perusahan dalam menentukan struktur modalnya
Ketika harga saham perusahaan naik, maka nilai akan berpengaruh pada kegiatan operasional
perusahaan juga naik. perusahaan dimasa mendatang dan akan berdampak
H1: Tata kelola perusahaan berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Ketika perusahaan memilih
terhadap nilai perusahaan. untuk mendanai kegiatan operasional mereka dengan
modal sendiri, hal ini akan menyebabkan trade off
Pengambilan keputusan mengenai struktur antara struktur modal dan pembiayaan perusahaan
modal sangatlah penting dalam perusahaan. Struktur lainnya. Semakin banyak perusahaan menggunakan
modal adalah cara perusahaan dalam mendanai aset dana sendiri, semakin sedikit pula pembiyaan
dan kegiatan operasinya dengan menggunakan perusahaan yang dapat digunakan, hal ini
hutang maupun menggunakan ekuitas atau bahkan dikarenakan dana yang dimiliki perusahaan akan
dengan menggunakan kombinasi dari kedua cara digunakan untuk pembiayaan modal, sedangkan
tersebut. Pendekatan Modigliani dan Miller perusahaan harus mengeluarkan biaya lain selain
(Modigliani dan Miller, 1958) mengenai struktur modal modal (Hanafi, 2014). Tak terkecuali adalah
menyatakan bahwa tidak ada relevansi mengenai pembayaran atas investasi kepada pemegang saham.
strukrur modal, hal ini dibuktikan dengan adanya Dengan berkurangnya pengembalian investasi (misal
penilaian perusahaan tidak relevan dengan struktur pemberian dividen) maka pemegang saham akan
modal perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak merasa bahwa investasi yang mereka lakukan tidak
terdapat pengaruh struktur modal terhadap nilai memberikan keuntungan, hal ini berdampak pada
perusahaan. turunnya harga saham perusahaan karena pemegang
Menurut Dewi dan Wirajaya (Dewi dan Wirajaya, saham menjual saham perusahaan. Ketika harga
2013) tujuan perusahaan adalah untuk memakmurkan saham menurun artinya nilai perusahaan juga
pemegang sahamnya yaitu dengan cara menurun, sehingga pendanaan internal perusahaan
memaksimumkan nilai sekarang perusahaan. Pada akan menyebabkan turunnya nilai perusahaan.
teori trade off menjelaskan bahwa apabila posisi H2: Struktur modal memoderasi pengaruh tata kelola
struktur modal berada di titik optimal maka setiap perusahaan terhadap nilai perusahaan.
penambahan hutang akan meningkatkan nilai
perusahaan, dan sebaliknya. Hasil penelitian METODE PENELITIAN
menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan, hal ini dikarenakan Penelitian bertujuan menguji pengaruh tata kelola
perusahaan menggunakan prinsip pecking order perusahaan (corporate governance) terhadap nilai
theory yang mengganggap bahwa menggunakan perusahaan dan dimoderasi oleh struktur modal.
struktur modal yang berupa hutang akan menurunkan Penelitian menggunakan data sekunder yang berasal
nilai perusahaan. Penelitian Hasbi (2015) menguji dari informasi laporan tahunan perusahaan.
pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap Pengambilan data variabel tata kelola perusahaan
nilai perusahaan pada perusahaan mikro di Indonesia. melakukan check list berdasarkan kriteria Forum for
Hasil menunjukkan bahwa struktur modal, pertumbuhan Corporate Governance in Indonesia (FCGI) untuk
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai pengukuran tata kelola perusahaan. Sedangkan untuk
perusahaan. kualitas laba, struktur modal dan nilai perusahaan
Pengaruh struktur modal terhadap nilai menggunakan proksi yang akan dijelaskan pada
perusahaan diperkuat oleh penelitian Hermuningsih bagian definisi operasional. Populasi penelitian adalah
(2013) yang menguji pengaruh profitabilitas, growth semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
opportunity, dan struktur modal terhadap nilai Indonesia (BEI). Sampel penelitian semua
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
besar profitabilitas, semakin besar peluang perusahaan Indonesia pada tahun 2015. Alasan memilih
untuk tumbuh dan semakin besar perusahaan perusahaan manufaktur dikarenakan perusahaan
menggunakan hutangnya dalam struktur modal maka memiliki peran besar dalam perubahan kondisi
semakin besar pula nilai perusahaan. Beberapa lingkungannya atas kegiatan operasi perusahaan.
peneliti menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
terhadap nilai perusahaan (Dewi dan Wirajaya, 2013; data kuantitatif yang diperoleh dari database BVD
Fachrudin, 2011) dan terdapat peneliti yang Osiris, laporan tahunan, laporan berkelanjutan, dan
menyatakan bahwa struktur modal tidak berpengaruh website perusahaan.
Wahyuni, Nilai Perusahaan ... 155
Struktur modal sebagai variabel bebas memiliki PS = Nilai Likuidasi saham preferen perusahaan
beberapa pengukuran yaitu debt to equity ratio yang beredar
(DER) (Dewi & Wirajaya, 2013; Santika & DEBT = Total Hutang + Persediaan – Aktiva Lancar
Sudiyatno, 2011; Sugeng, 2009; Kesuma, 2009). TA = Nilai Buku total aktiva perusahaan
Menurut Firnanti(2011) struktur modal dihitung
dengan cara total hutang perusahaan dibagi dengan Variabel moderasi adalah varibel yang dapat
total aktiva. Fachrudin (2011) mengukur struktur memperkuat maupun memperlemah pengaruh
modal dengan menggunakan rasio leverage dengan variabel independen terhadap variabel dependen.
cara membagi jumlah hutang dengan jumlah ekuitas. Dalam penelitian ini variabel struktur modal adalah
variabel yag memoderasi hubungan antara tata kelola
DER = Total Hutang ................……………..(2) perusahaan dengan nilai perusahaan. Variabel
Total Ekuitas moderasi dihitung dengan cara mengalikan atau
Nilai perusahaan didefinisikan sebagai jumlah mereaksikan variabel tata kelola perusahaan dengan
nilai pasar akhir tahun ekuitas umum penawar, hutang variabel strukur modal. Hipotesis ditolak apabila nilai
dan saham preferen (Griffith, 1999). Dalam penelitian signifikan lebih besar daripada alpha sebesar 5%.
ini, nilai perusahaan menggunakan pengukuran
Tobin’s Q karena nilai ini mencerminkan harga pasar HASIL DAN PEMBAHASAN
sesungguhnya setelah dikurangi dengan ekuitas,
seperti pada penelitian (Griffith(1999) dan Jiraporn Penelitian ini menggunakan data perusahaan
dan Liu (2008). manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi
(BEI) tahun 2015. Tata kelola perusahaan dan
ME + PS + Debt
Tobin’s Q = ........................(3) struktur modal merupakan variabel bebas. Variabel
TA terikat dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan.
Keterangan: Tata kelola perusahaan dihitung dengan menggunakan
ME = Jumlah saham biasa perusahaan yang beredar indeks tata kelola perusahaan dengan melakukan
dikali dengan harga penutupan saham konten analisis pada laporan tahunan, laporan
keuangan, dan informasi dari web perusahaan.
Tabel 2.
Pengambilan sampel perusahaan manufaktur di BEI
Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2015 579
Perusahaan non manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2015 (405)
Perusahan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2015 174
Perusahaan manufaktur yang tidak melaporkan laporan tahunan di BEI, (58)
tidak melaporkan laporan keuangan di website perusahaan dan tidak
memiliki data yang diperlukan
Total perusahaan manufaktur yang digunakan dalam penelitian 116
Sumber: Data diolah, 2018
Data struktur modal dan nilai perusahaan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan dan Statistik deskriptif memberikan informasi dasar
BvD Osiris. Penelitian ini menggunakan 116 mengenai data yang diuji.
Tabel 3.
Tabel Statistik Deskriptif
Variabel Nilai Tata Kelola Struktur Interaksi
Perusahaan Perusahaan (CG) Modal (DER) (CG*DER)
(Q)
Rata-rata 0,868 0,672 1,5380 0,987
Nilai tengah 0,464 0,649 0,944 0,672
Nilai yang sering muncul 0,050 0,568 0,092 0,060
Maksimum 4,904 0,951 16,588 9,760
Minimum 0,050 0,568 0,092 0,060
Deviasi Standar 1,012 0,075 1,012 1,297
Jumlah sampel 116 116 116 116
Sumber: Data diolah, 2018
Wahyuni, Nilai Perusahaan ... 157
Tabel statistik deskriptif menunjukkan bahwa maka terjadi multikolinearitas diantara variabel
rata-rata nilai perusahaan (Q) sebesar 0,868416 independen, dan sebaliknya apabila nilai VIF lebih
dengan nilai maksimum dan minimum sebesar 4,904 kecil dari 10 (<10) maka tidak terjadi multikolinearitas.
dan 0,050 secara berurutan, dan standar deviasi Model penelitian menunjukkan bahwa nilai VIF pada
sebesar 1,012. Rata-rata sebesar 0,868 artinya masing-masing variabel menunjukkan bahwa variabel
secara rata- rata nilai pasar saham perusahaan CG memiliki nilai VIF sebesar 1,649, variabel DER
manufaktur yang terdaftar di BEI hanya dinilai 0,868 memiliki nilai VIF sebesar 273,987, interaksi
dari rata-rata nilai buku perusahaan. Nilai maksimum CG*DER nilai VIF sebesar 267,272. Berdasarkan
Q sebesar 4,909 artinya terdapat perusahaan hasil dari nilai VIF menunjukkan bahwa terjadi
manufaktur yang memiliki nilai pasar saham yang multikolinearitas pada model empiris penelitian. Nilai
dinilai 4,9 kali dari nilai buku perusahaan. Sedangkan tollerance menunjukkan bahwa tollerance CG
Q memiliki nilai minimum sebesar 0,568 artinya sebesar 0,606, tollerance DER sebesar 0,004 dan
bahwa dalam perusahaan manufaktur terdapat tollerance CG*DER sebesar 0,004. Hasil nilai
perusahaan yang nilai pasar sahamnya dinilai hanya tollerance menunjukkan bahwa semua nilai berada
setengah dari nilai bukunya. Struktur modal dihitung di bawah nilai 1. Maka berdasarkan nilai tolerance,
menggunakan debt to equity ratio (DER), tidak terdapat multikolinearitas pada data yang
menunjukkan bahwa semakin besar nilai DER maka artinya tidak ada hubungan linier antara variabel
perusahaan memiliki hutang yang lebih kecil dari bebas yang satu dengan yang lain.
ekuitasnya. Berdasarkan tabel statistik deskriptif Pengujian heteroskedastisitas digunakan untuk
menunjukkan bahwa rata-rata nilai DER sebesar melihat apakah ada data yang memiliki
1,538 dengan nilai maksimum dan minimum sebesar ketidaksamaan variance dari semua pengamatan
16,588 dan 0,092 secara berurutan. Nilai DER yang dalam model regresi. Penelitian ini menggunakan
tinggi menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan pengujian Glejser untuk mendeteksi adanya
hutang dalam pendanaanya. Sebaliknya, semakin heteroskedastisitas dalam model (Basuki dan
kecil nilai DER menunjukkan bahwa pendanaan Prawoto, 2016). Model dinyatakan tidak terkena
dalam bentuk hutang semakin sedikit, dan ada heteroskedastisitas apabila masing-masing variabel
kemungkinan dalam pemodalan, perusahaan dalam model memiliki nilai p-value lebih besar dari
menggunakan dana sendiri atau mengeluarkan alpha (p-value > alpha 0,05). Pada model
saham. CG*DER adalah interaksi dari variabel menunjukkan bahwa nilai sig dari CG sebesar 0,206,
independen dengan variabel moderasi. CG*DER p-value DER 0,459, p-value interaksi CG*DER
adalah bentuk yang mewakili hubungan moderasi sebesar 0,482. Semua variabel bebas memiliki nilai
terhadap variabel bebas dengan variabel terikat p-value yang lebih dari alpha 0,05 artinya bahwa
(Hartono, 2007). Rata-rata CG*DER sebesar 0,987 variabel dalam model tidak mengalami
dengan standar deviasi sebesar 1,297. Nilai heteroskedastisitas atau data memiliki kesamaan
maksimum dan minimum CG*DER adalah sebesar variance. Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian
9,760 dan 0,060. ini menggunakan persamaan regresi linier berganda
Asumsi klasik digunakan untuk memenuhi asumsi yang disajikan pada Tabel 5.
multivariat dalam statistik. Hasil asumsi klasik Hipotesis pertama menyatakan bahwa tata
menunjukkan hasil yang ditampilkan pada Tabel 4. kelola perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai
Pengujian asumsi klasik yang diujikan pada penelitian perusahaan. Variabel indeks CG memiliki p-value
adalah asumsi normalitas, multikolinearitas dan sebesar 0,000, signifikan dengan taraf 0,01 dengan
heteroskedastisitas. arah positif (13,884). Hal ini menunjukkan bahwa
Uji normalitas penelitian ini menggunakan one hipotesis pertama terdukung. Tata kelola perusahaan
sample kolmogorov smirnov untuk menguji nilai berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil
unstandardized residualnya. Data dinyatakan menunjukkan bahwa ketika perusahaan
berdistribusi normal apabila nilai asymp.sig (2-tailed) mengungkapkan tata kelola perusahaannya kepada
lebih besar dari alpha 0,05. Model menunjukkan pemegang kepentingan, maka pemegang kepentingan
bahwa nilai asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,388 lebih akan merasa bahwa tidak ada informasi yang
besar dari alpha 0,05 maka model penelitian ini dirahasiakan oleh manajer. Ketika informasi yang
berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkanbahwa dimiliki oleh manajer sama dengan informasi yang
model yang diuji berdistribusi normal. dimiliki oleh pemegang saham, maka pemegang
Pengujian multikolinearitas digunakan untuk saham akan dapat memaksimalkan keputusan yang
menguji apakah terdapat hubungan linear antara diambil, sehingga ketika pemegang saham
pengubah bebas X dalam model regresi memaksimalkan keputusannya, misalnya keputusan
ganda.Pendeteksian multikolinearitas dapat dilihat untuk membeli saham akan meningkatkan nilai
melalui Variance Inflation Factors (VIF) dan nilai perusahaan. Selain itu, pemegang kepentingan juga
tollerance. Apabila nilai VIF lebih besar dari 10 (>10) akan merasa aman dengan adanya pengungkapan
158 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 13, No. 2, Juli 2018
Tabel 4.
Uji Asumsi Klasik
Asumsi Klasik Normalitas Multikolinearitas Heteroskedastisitas
Jenis Uji One Sample Kolmogorov- Variance Inflation Factor (VIF) dan Uji Glejser
smirnov Tollerance
Output Nilai asymp. Sig. (2tailed) Hasil menunjukkan bahwa nilai VIF Syarat agar tidak terkena
sebesar 0,388 >alpha dan tollerance untuk masing-masing heteroskedastisitas yaitu
variabel: dengan melihat nilai p-
VIF CG: 1,649 value yang lebih besar
VIF DER: 273,987 dari alpha hasil pengujian
VIF CG*DER: 267,272 glejser.
Nilai tollerance: p-value CG: 0,206 >alpha
Tollerance CG: 0,606 p-value DER: 0,469
Tollerance DER: 0,004 >alpha
Tollerance CG*DER: 0,004 p-value CG*DER: 0,482
>alpha
Kesimpulan Residual terdistribusi normal Hasil pengujian multikolineritas Tidak mengalami
menunjukkan bahwa ketika heteroskedastisitas
berdasarkan nilai VIF, maka variabel
CG tidak mengalami multikolinearitas,
variabel DER dan CG*DER
mengalami multikolinearitas.
Sedangkan ketika menggunakan
tollerance sebagai tolak ukur pengujian
multikolinearitas. Hasil menunjukkan
bahwa tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 5.
Uji Regresi
Variabel Prediksi arah koefisien Standar eror t-Statistic p-value
C -8,456 0,202 -41,907 0,000***
CG + 13,884 0,303 45,789 0,000***
DER 0,549 0,138 3,991 0,000***
CG*DER -0,873 0,226 -3,876 0,000***
R-squared 0,965
Adjusted R-squared 0,964
F-statistic 1025,181
Prob(F-statistic) 0,000***
Sumber: Data diolah, 2018