Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A.  BOWEL TRAINING


Eleminasi bowel adalah pembuangan sisa metabolisme makanan dari dalam tubuh yang
tidak dibutuhkan lagi dalam bentuk bowel (feses). Organ-organ yang berperan dalam
pembuangan. eleminasai bowel adalah Saluran Gastrointestinal yang dimulai dari mulut sampai
anus.
B. Dalam proses defekasi terjadi dua macam refleks yaitu :
1.      Refleks defekasi intrinsic Refleks ini berawal dari feses yang masuk rectum yang kemudian
menyebabkan rangsangan pada fleksus ingentikus dan terjadilah gerakan peristaltik. Setelah
feses tibadi anus secara sistematis spingter interna relaksasi maka terjadi defekasi.
2.      Refleks Defekasi Parasimpatis Feses yang masuk ke rectum akan merangsang saraf rectum yang
kemudian diteruskan ke spinal coral,dan dari sini kemudian dikembalikan ke kolon
desenden,sigmoid dan rectum yang manyababkan intensifnya peristaltik. Relaksasi spinter
internamaka terjadilah defekasi.Dorongan feses juga dipengaruhi oleh kontrol abdomen,
disfragma, dan kontraksi otot.
Faktor-fakor Yang Mempengaruhi Proses Defekasi :
Usia : bayi kontrol defekasi belum berkembang, usika kontrol defekasi menurun.
Diet : makanan bersifat mempercepat prosews produlsi feses, juga kwantitas makanan.
Intak Cairan : Ciran kurang feses libih keras karena absorbsi cairan meningkat
Aktifitas : Tonus otot abdomen, pelvis dan diafragma akan membantu proses defekasi.
Psikologis : Cemas, takut, marah, akan meningkatkan pristaltik sehingga menyebabkan diare.
Pengobatan
Gaya Hidup : Kebiasaan untuk melatih pola BAB sejak kecil secara teratur, fasilitas BAB
dankebiuasaan menahan BAB.
Penyakit : Diare, konstipasi.
Anastesi dan Pembedahan : Biasanya 24-48 jam.
Nyeri : bisa mengurangui keinginan Kerusakan Sensori motorik

C. Defenisi Bowel Training


Bowel training adalah pelatihan usus membantu untuk membangun kembali gerakan usus
normal pada orang yang menderita sembelit, diare, inkontinensia ketidak teraturan,
atau.Aktivitas usus yang sehat dianggap satu atau dua gerakan ukuran sedang setiap hari.
Bowel training adalah membantu pasien untuk melatih bowel terhadap evakuasi interval yang
spesifik, dengan tujuan untuk melatih bowel secara rutin pada pasien yang mengalami gangguan
pola bowel, dilakukan pada pasien yang mengalami masalah eliminasi bowel tidak teratur. Pada
klien yang mengalami konstipasi kronik, sering terjadi obstipasi / inkontinensia feses, program
bowel training dapat membantu mengatasinya. Program ini didasarkan pada faktor dalam kontrol
klien dan didesain untuk membantu klien mendapatkan kembali defekasi normal. Program ini
berkaitan dengan asupan cairan dan makanan, latihan dan kebiasaan defekasi. Sebelum
mengawali program ini, klien harus memahaminya dan terlibat langsung. Secara garis besar
program ini adalah sebagai berikut :
Tentukan kebiasaan defekasi klien dan faktor yang membantu dan menghambat defekasi normal.
Desain suatu rencana dengan klien yang meliputi :
  Asupan cairan sekitar 2500 – 3000 cc/hari 
  Peningkatan diit tinggi serat
  Asupan air hangat, khususnya sebelum waktu defekasi
  Peningkatan aktivitas / latihan
  Pertahankan hal-hal berikut secara rutin harian selama 2 – 3 minggu :
Berikan suppository katarsis (seperti dulcolax) 30 menit sebelum waktu defekasi klien untuk
merangsang defekasi. 
Saat klien merasa ingin defekasi, bantu klien untuk pergi ke toilet / duduk di Commode atau
bedpan. Catat lamanya waktu antara pemberian suppository dan keinginan defekasi.
Berikan klien privacy selama defekasi dan batasi waktunya, biasanya cukup 30 – 40menit.
Ajarkan klien cara-cara meningkatkan tekanan pada kolon, tetapi hindari mengecan berlebihan,
karena dapat mengakibatkan hemorrhoid.
Berikan umpan balik positif kepada klien yang telah berhasil defekasi. Hindari negatif feedback
jika klien gagal. Banyak klien memerlukan waktu dari minggu sampai bulan untuk mencapai
keberhasilan.
D. Tujuan bowel training
Ada beberapa tujuan dilakukannya bowel training pada klien yang memiliki masalah
eliminasi feses yang tidak teratur, antara lain sebagai berikut:
  Program bowel taraining dapat membantu klien mendapatkan defekasi yang normal. Terutama
klien      yang masih memiliki control newromuskular (Doughty, 1992).
   Melatih defekasi secara rutin pada klien yang mengalami gangguan pola eliminasi feses atu
defekasi.

Indikasi
Bowel training dilakukan pada klien dengan:
 Inkontinensia usus (tidak mampu mengontrol pengeluran feses secara normal), membantu klien
mendapatkan defekasi yang normal dan rutin.

Kontra Indikasi:
   Klien dengan diare

E. Persiapan
a.    Persiapan pelaksanaan (termasuk alat dan bahan)
      Merencanakan waktu
      Menyiapkan obat-obat yang diperlukan
      Menyiapkan menu makanan yang dianjurkan
b.   Persiapan Klien
      Menanyakan identitas klien dan mengkaji masalah klien
      Menjaga privasi klien

F. Langkah kerja
Langkah-langkah bowel training Anda dapat menggunakan stimulasi digital untuk
memicu buang air besar:
  Masukkan jari pelumas kedalam anus dan membuat gerakan melingkar sampai sphincter
berelaksasi. Ini mungkin memakan waktu beberapa menit.
  Setelah melakukan rangsangan, duduk dalam posisi normal untuk buang air besar.Jika dapat
berjalan, duduk di toilet atau toilet samping tempat tidur. Jika terbatas pada tempat tidur,
gunakan pispot. Masuk ke sebagai dekat dengan posisi duduk mungkin,atau menggunakan posisi
berbaring sebelah kiri jika tidak mampu untuk duduk.
  Cobalah untuk mendapatkan privasi sebanyak mungkin. Beberapa orang menemukan bahwa
membaca sambil duduk di toilet membantu mereka bersantai cukup untuk memiliki gerakan
usus.
  Jika rangsangan digital tidak menghasilkan buang air besar dalam waktu 20 menit,ulangi
prosedur.
  Cobalah untuk kontrak otot-otot perut dan menanggung turun sementara melepaskan tinja.
Beberapa orang merasa terbantu dengan membungkuk ke depan sementara bantalan bawah. Hal
ini meningkatkan tekanan abdominal dan membantu usus kosong.
  Lakukan stimulasi digital setiap hari sampai membangun pola buang air besar teratur.
Anda juga dapat merangsang gerakan usus dengan menggunakan supositoria (gliserinatau
Dulcolax) atau enema kecil. Beberapa orang minum jus prune hangat atau nektar  buah untuk
merangsang gerakan usus.Konsistensi sangat penting untuk keberhasilan program pelatihan
kembali usus.Menetapkan waktu yang ditetapkan untuk buang air besar setiap hari. Pilih waktu
yangnyaman, dengan mengingat jadwal harian. Waktu terbaik untuk buang air besar adalah 20-
40menit setelah makan, karena makan merangsang aktivitas usus.Dalam beberapa minggu,
kebanyakan orang mampu membangun rutinitas buang air besar.
 

BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Eleminasi bowel adalah pembuangan sisa metabolisme makanan dari dalam tubuh yang
tidak dibutuhkan lagi dalam bentuk bowel (feses).
Dalam proses defekasi terjadi dua macam refleks yaitu :
         Refleks defekasi intrinsic Refleks
         Refleks Defekasi Parasimpatis
Faktor-fakor Yang Mempengaruhi Proses Defekasi : Usia, Diet, Intak Cairan, Psikologis,
Pengobatan, Gaya Hidup Penyakit, Anastesi dan Pembedahan Nyeri
Bowel training adalah pelatihan usus membantu untuk membangun kembali gerakan usus
normal pada orang yang menderita sembelit, diare, inkontinensia ketidak teraturan,
atau.Aktivitas usus yang sehat dianggap satu atau dua gerakan ukuran sedang setiap hari.
Tujuan bowel training
      Program bowel taraining dapat membantu klien mendapatkan defekasi yang normal. Terutama
klien yang masih memiliki control newromuskular (Doughty, 1992).
      Melatih defekasi secara rutin pada klien yang mengalami gangguan pola eliminasi feses atu
defekasi.

B.SARAN
Semoga makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran agar kita dapat mengetahui segala
sesuatu yang berhubungan dengan eliminasi.

DAFTAR PUSTAKA
  Bartz S. Constipation and fecal incontinence. In: Ham RJ, Sloane PD, Warshaw GA, BernardMA,
Flaherty E, eds.

Anda mungkin juga menyukai