Disusun Oleh:
Fakultas Hukum
Universitas Tarumanagara
Jakarta
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1
Jimly Asshiddiqie, 2004, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan Dalam UUD 1945, FH UII
Press, Yogyakarta, hlm.5.
Dewan Perwakilan Daerah dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah
seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari sepertiga jumlah
anggota Dewan Perwakilan Rakyat”. Hal ini dapat diartikan dengan
melumpuhkan segenap potensi kritis dan kekuatan perimbanganan tarlembaga
dalam MPR, karena dalam beberapa pengambilan- pengambilan keputusan di
MPR diambil secara pengambilan suara terbanyak (voting), makajelas-jelas
jumlah suara dari pihak DPD dipastikan tidak akan mungkin unggul dari DPR.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskansebagai
berikut:
1. Bagaimana melembagakan oposisi di DPR?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tata cara melembagakan oposisi di DPR?
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah:
1. Kegunaan Teoritis
Untuk mengembangkan pengetahuan intelektual pada umumnya,
khususnya dalam hukum lembaga perwakilan dan kepresidenan.
2. Kegunaan Praktis
Untuk digunakan sebagai pengetahuan bagi masyarakat khususnya
mahasiswa yang ingin mendalami bahasan mengenai oposisi di DPR sebagai
lembaga perwakilan di Indonesia.
Sumber data yang kami gunakan sebagai acuan merupakan referensi dari
buku-buku yang berkaitan dengan Hukum Lembaga Perwakilan khususnya
materi Lembaga Perwakilan (Oposisi DPR) dan juga Undang-Undang Nomor 27
Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Demokrasi
Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan
pemerintahannya berasal dari rakyat baik secara langsung (demokrasi
langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan). Istilahini berasal
dari bahasa Yunani yaitu demokratia (kekuasaan rakyat), yang dibentuk dari
kata demos (rakyat) dan kratos (kekuasaan), merujuk pada sistem politik
yang muncul pada pertengahan abad ke 5 dan ke 4 SM di kotaYunani Kuno
khususnya Athena.2 Dapat diartikan secara umum bahwa demokrasi adalah
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Begitulah
pemahaman yang sederhana tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir
semua orang.
Demokrasi mementingkan kehendak, pendapat serta pandangan
rakyat, corak pemerintahan demokrasi dipilih melalui persetujuan dengan
cara mufakat. Sehingga demokrasi yang kuat adalah demokrasi yang
bersumber dari hati nurani rakyat untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan
rakyat.3 Layaknya sebuah sistem, demokrasi juga mempunyai konsep, ciri-
ciri, model dan mekanisme sendiri. Yang mana semuanya itu merupakan satu
kesatuan yang dapat menjelaskan arti, maksud dan praktek sistem
demokrasi.
2.2 Konsep- Konsep Demokrasi
Konsep demokrasi sebenarnya identik dengan konsep kedaulatan
rakyat, dalam hal ini rakyat merupakan sumber dari kekuasaan suatu negara.
Sehingga tujuan utama dari demokrasi adalah untuk memberikan
kebahagiaan sebesar-besarnya kepada rakyat. Jika ada pelaksanaan suatu
demokrasi yang ternyata merugikan rakyat banyak, tetapi hanya
menguntungkan untuk orang- orang tertentu saja, makahal tersebut
sebenarnya merupakan pelaksanaan dari demokrasi yang salah arah.
Kedaulatan rakyat dalam suatu sistem demokrasi tercermin dari ungkapan
bahwa demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat (goverment of the people, by the people for the people). 4
2
AzumardiAzra, Demokrasi, HakAsasiManusia, danMasyarakatMadani (Jakarta: Prenada Media, 2005), hlm.125
3
ZakariaBangun, DemokrasidanKehidupanDemokrasi di Indonesia, (Medan: Bina Media Perintis, 2008), hlm.2.
4
MunirFuady, Konsep Negara Demokrasi, (Bandung: Revitaaditama, 2010), hlm.29.
2.3 Model-model Demokrasi
Berangkat dari pemaknaan yang sama dan karenanya universal,
demokrasi substansial, telah memberikan daya pikat normatif. Bahwa dalam
demokrasi, mestinya berkembang nilai kesetaraan (egalitarian), keragaman
(pluralisme), penghormatan atas perbedaan (toleransi), kemanusiaan atau
penghargaan atas hak-hakasasimanusia, “kebebasan”, tanggungjawab,
kebersamaandansebagainya.Secara substansi demokrasi melampaui
maknanya secara politis.5
Sebagai suatu system politi kdemokrasi juga mengalami
perkembangan dalam implementasinya.Banyak model demokrasi hadir di sini,
dan itu semua tidak lepas dari ragam perspektif pemaknaan demokrasi
substansial.Menjadikan demokrasi berkembang kedalam banyak model,
antara lain karena terkait dengan kreativitas para actor politik di berbagai
tempat dalam mendesain praktik demokrasi procedural sesuai dengan kultur,
sejarah, dan kepentingan mereka.
Menurut Inu Kencana ada dua model demokrasi jika dilihat dari segi
pelaksanaan, yaitu demokrasi langsung (direct democracy) dan demokrasi
tidak langsung (indirect democracy).6 Demokrasi langsung terjadi bila rakyat
mewujudkan kedaulatannya pada suatu Negara dilakukan secara langsung,
artinya hak rakyat untuk membuat keputusan-keputusan politik dijalankan
secara langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak berdasar
kanprosedur mayoritas.
a. Ciri – Ciri Demokrasi
5
Ni’matul Huda, Ilmu Negara, (Jakarta: PT. RajaGrafindoPersada, 2010), 207.
6
AzyumardiAzra, Demokrasi, HakAsasiManusia, 122.
7
Ibid.,125.
1) Negara terikat pada hokum maksudnya bukan berarti bahwa
kekuasaan Negara terikat pada hukum. Bukan seakan-akan
Negara hukum adalah sama dengan demokrasi. Negara hokum
tidak mesti Negara demokratis. Pemerintahan monarki dapat
taat pada hukum, tetapi demokrasi yang bukan negara hukum
bukan demokrasi dalam arti yang sesungguhnya. Demokrasi
merupakan cara paling aman untuk mempertahankan kontrol
atas negara hukum.
Kita ketahui bahwa Partai Amanat Nasional (PAN) adalah salah satu
partai yang masuk dalam golongan partai oposisi pada pemerintahan
Jokowi- JK, kita dapat lihat dari kutipan kritik yang diberikan oleh salah
satu anggota dewan kehormatan PAN yakni adalah Drajad H. Wibowo
yang menyatakan Ekonomi Indonesia dinilai minim serap tenaga kerja
pada masa Pemerintahan Jokowi- Jk selama kurang lebih empat tahun ini
yang dibandiingkan dengan masa pemerintahan sebelumnya. Secara
tidak langsung menurut beliau pemerintahan saat SBY sebelumnya lebih
bagus dan baik dalam bidang perekonomian dan juga ketenaga kerjaan
baik dalam prospek penyerapan lapangan pekerjaan, selain itu juga PAN
termasuk dalam pendukung koalisi dari kubu partai Gerindra yang
diketahui adalah salah satu koalisi Oposisi terkuat dalam masa
pemerintahan Jokowi- JK.
Selain itu juga kita ketahui bahwa masa pemerintahan Jokowi- JK
partai yang menonjol dalam pemerintahannya adalah PDIP yang diketuai
oleh Megawati, selain itu juga pernah dikabarkan bahwa Megawati juga
pada masa pemerintahan SBY sebelumnya juga menjadi salah satu
Oposisi pada pemerintahan SBY.karena itu pun selain dari PAN, Gerindra,
Demokrat yang diketuai oleh SBY juga diketahui masuk pada koalisi
oposisi pada masa pemerintahan Jokowi- JK. Maka karena itu, Drajad H.
Wibowo dapat membuat penilaian dan juga kritik dengan grafik yang pada
masa pemerintahan SBY pada saat itu.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran