PERCOBAAN 6
ANALISA LOGAM DALAM VILIRON
A. Maksud Percobaan
B. Tujuan Percobaan
2. Membandingkan hasil analisa jika digunakan dua macam pelarut yang berbeda,
yaitu HCl pekat dan aqua regia (campuran HCl pekan dan HNO 3 pekat dengan
perbandingan 3 : 1)
C. Dasar Teori
Besi (Fe)
Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak, yang kukuh dan
liat. Fe melebur pada 1535 oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni,
biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan sulfida
dari besi, serta sedikit grafit. Zat – zat pencemar ini memainkan peranan penting
dalam kekuatan struktur besi. Besi dapat dimagnerkan. Asam klorida encer atau
pekat dan sulfat encer melarutkan besi, dan dihasilkan garam-garam besi (II) dan
gas hidrogen.
Fe + 2H+ Fe2+ + H2
Asam sulfat pekat panas, menghasilkan ion-ion besi (III) dan belerang dioksida.
Dengan asam nitrat encer dingin, terbentuk ion besi (II) dan ammonia :
Asam nitrat pekat, dingin, membuat besi menjadi pasif. Dalam keadaan ini, ia tak
bereaksi dengan asam nitrat encer dan tidak pula mendesak tembaga dari larutan
air suatu garam tembaga. Asam nitrat 1 + 1 atau nitrat pekat yang panas
melarutkan besi dengan membentuk gas nitrogen oksida dan ion besi (III) :
Garam-garam besi (II) atau ferro diturunkan dari besi (II) oksida, FeO.
Dalam larutan, garam-garam ini mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit
hijau. Ion – ion gabungan dan kompleks – komplek sepit berwarna tua adalah juga
umum. Ion besi (II) dpat mudah dioksidasikan menjadi besi (III), sehingga
merupakan zat pengoksidasi yang kuat. Semakin basa larutan ini, semakin nyata
efeknya, dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfir akan
mengoksidasi ion besi (II). Oleh karenya larutan besi (II) harus sedikit asam bila
Garam – garam (III) atau ferri diturunkan dari oksida besi (III). Fe 2O3.
Mereka lebih stabil daripada garam besi (II). Dalam larutannya, terdapat katio-
kation Fe3+ yang berwarna kkuning muda, jika larutan mengandung klorida, warna
senakin kuat. Zat – zat pereduksi mengubah ion besi (III) menjdi besi (II).
Tembaga (II)
Tembaga adalah logam merah muda, lunak, dapat ditempa dan liat.
Melebur pada suhu 1038 oC. Karena potensial elektroda standar positif (+0.34 volt
untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tidak larut dalam suasana asam klorida dan asam
sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. Asam nitrat
Ada dua deret senyawa tembaga. Senyawa – senyawa tembaga (I) diturunkan dari
tembaga (I) oksida Cu2O yang merah, dan mengandung ion tembaga (I), Cu +.
Senayawa-senyawa ini tak berwarna, kebanyakan garam tembaga (I) tak larut
dalam air, perilakunya mirip dengan senyawa perak (I). Tembaga (I) mudah
dioksidasi menjadi tembaga(II), yang dapat diturunkan dari tembaga (II) oksida,
CuO, hitam. Garam – garam tembaga (II) umunys berwarna biru, baik dalam
bentuk hidrat, padat, maupun dlam air, warna ini benar - benar khas hanya untuk
ion tetrakuokuprat (II) [Cu(H2O)4]2+ saja. Batas terlihatnya warna ion kompleks
tetrakuokuprat (II), yaitu warna ion tembaga (II) dalam larutan air, adalah 500 g
dalam batas konsentrasi 1 dalam 104. Garam – garam tembaga (II) anhidrat,
seperti tembaga (II) sulfat anhidrat, CuSO4 berwarna putih (atau sedikit kuning).
oleh atom. Atom – atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang
tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Misalkan natrium menyerap pada 589
nm, uranium pada 358,5 nm sedangkan kalium pada 766,5 nm. Cahaya pada
elektronik suatu atom. Transisi elektronik dari suatu unsur bersifat spesifik.
Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada
hidrogen dan asetilen. Sedangkan oksidatornya adalah udara, oksigen, N2O dan
asetilen. Logam – logam yang mudah diuapkan seperti Cu, Pb, Zn, Cd, umumnya
Laboratorium Analisis Instrumentasi Kimia FMIPA Unsyiah
21
Penuntun Praktikum Analisis Instrumentasi
ditentukan pada suhu rendah, sedangkan untuk unsur – unsur yang tidak mudah
udara.
panjang gelombang garis absorpsi resonansi identik dengan garis – garis emisi
0.002 – 0.005 nm. Pada teknik SSA, diperlukan sumber radiasi yang
mengemisikan sinar pada panjang gelombang yang tepat sama pada proses
absorpsinya. Dengan cara ini efek pelebaran puncak dpat dihindarkan. Sumber
Teknik SSA menjadi alat yang cangkih dalam analisis. Ini disebabkan
tidak memerlukan pemisahan pendahuluan. Logam alkali dan alkali tanah paling
baik ditentukan dengan metoda emisi secara fotometri nyala. Unsur -–unsur dalam
air juga dapat dianalisis dengan SSA, demikian juga analisis isotop lithium.
SSA. Suatu reaksi dapat terjadi dalam nyala dan menghasilkan interferensi dalam
nyala tersebut. Reaksi kimia ini dapat terjadi akibat disosiasi tidak sempurna pada
membentuk oksida refraktori dalam nyala. Interferensi semacam ini dapat dengan
Misalkan pada analsis Sr, penambahan garam lanthanum akan mengkat Al, Cr, Si
yang ada dalam sampel dan membebaskan Sr dalam larutan. Demikian juga
interferensi ionisasi, dapat mengganggu analisis. Masalah ini dapat diatasi dengan
pada analisis Ca. Viskositas juga memberikan interferensi. Suatu masalah yang
atomisasi, misalkan PO43- atau SO42- dpat mereduksi atomisasi Ca. Kation juga
dengan temperatur nyala yang tinggi atau dengan pemakaian releasing agent,
pelindung seperti EDTA, oksin, APPDC (garam ammonium dari asam 1-pirolidin
karbohidrat dapat mengeliminasi berbagai ion seperti Al3+, Si, PO42-, dan SO42-
D. Peralatan
3. Corong gelas
4. Erlenmeyer 500 ml
5. Pembakar bunsen
6. Neraca analitik
Laboratorium Analisis Instrumentasi Kimia FMIPA Unsyiah
23
Penuntun Praktikum Analisis Instrumentasi
8. Botol semprot
E. Bahan
1. HCl pekat
2. HNO3 pekat
F. prosedur
dan dinginkan.
f. Pindahkan ke dalam labu takar 100 ml, encerkan dengan aquades sampai
tanda batas
c. Panaskan dan didihkan sampai hampir kering (ditutup dengan gelas arloji)
d. Bilas kaca arloji dengan aquades, kemudian saring ke dalam labu takar
100 ml
batas
g. Ukur SSA
G. Daftar Pustaka