Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Natural https://doi.org/10.24815/jn.v17i1.

6823
Vol.17, No.1, 2017
pISSN 1411-8513
eISSN 2541-4062

INHIBITION TEST OF METHANOL EXTRACT


FROM SOURSOP LEAF (Annona muricata Linn.)
AGAINST Streptococcus mutans BACTERIA*
Raudhatul Jannah1, Muhammad Ali Husni1, Risa Nursanty2*
1
Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Syiah Kuala
2
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Syiah Kuala
*E-mail: risa_nursanty@unsyiah.ac.id

Abstract. Dental caries is a disease with a high prevalence of caries in Indonesia is caused by the bacterium
Streptococcus mutans. The leaves of the soursop (Annona muricata Linn.) is one of the herbs that can remove
dental plaque. This study aims to determine the chemical content and measure the inhibitory antibacterial
soursop leaft methanol extractin inhibiting the growth of Streptococcus mutans bacteria. Phytochemical
screening stated that the leaf of the soursop contains flavonoids, alkaloids, tannins, steroids, glycosides and
saponins. Test of inhibition were measured using paper disc diffusion method with variation concentrations
of 5, 10, 15 20, and 25%, positive control is tetrasilkin 30 µg, and a negative control is methanol.
Antibacterial test results showed that the methanol extract of soursop leaves have antibacterial activity
against Streptococcus mutans at concentrations of 5, 10, 15, 20 and 25% with inhibitory diameter of 9,1;
10,57; 11,53; 12,01 and 13,75 mm respectively.

Keywords: Soursop leaves, Dental caries, Streptococcus mutans, Methanol.

I PENDAHULUAN bakteri Supragingiva. Supragingiva disebabkan


oleh akumulasi plak gigi karena kebersihan
Masyarakat Indonesia sudah mengenal dan mulut yang buruk, kalkulus, iritasi mekanis,
menggunakan tanaman berkhasiat obat, sebagai dan posisi gigi yang tidak teratur [6]. Karies
salah satu upaya penanggulangan masalah pada gigi merupakan masalah kesehatan gigi
kesehatan. Penggunaan obat herbal cenderung yang umum terjadi di Indonesia. Berdasarkan
meningkat dengan adanya pemikiran back to hasil survei Kesehatan Rumah Tangga.
nature serta krisis berkepanjangan yang dapat Departemen Kesehatan RI pada tahun 2004,
mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat prevalensi penyakit karies pada gigi mencapai
terhadap obat modern [1]. Tanaman herbal 90,05%. Karies gigi merupakan penyakit gigi
memiliki efek terapi, namun juga memiliki efek terlokalisir yang dapat merusak jaringan keras
samping toksik, sehingga khasiat dan cara pada gigi, terbentuk dari akumulasi plak pada
penggunaan perlu diketahui oleh masyarakat permukaan gigi dan aktifitas biomekanis dari
[2]. Salah satu tanaman herbal yang berkhasiat kumpulan mikro kompleks. Streptococcus
obat adalah sirsak (Annona muricata Linn). mutans merupakan salah satu bakteri patogen
Sirsak dapat digunakan untuk pengobatan penyebab karies yang memiliki peran utama
diantaranya untuk meningkatkan Air Susu Ibu dalam terjadinya fermentasi karbohidrat yang
(ASI) dan juga dapat mengobati penyakit menghasilkan asam, sehingga menyebabkan
kanker [3]. Masyarakat menggunakan air korosi pada enamel gigi [7].
rebusan daun sirsak sebagai obat batuk,
menghilangkan plak gigi, dan dapat juga Penelitian tentang daya antibakteri telah
digunakan sebagai obat terapi pada kaki dilakukan oleh Jannata yang menyatakan
bengkak dan peradangan. Tapal daun sirsak bahwa ekstrak kulit apel manalagi mempunyai
muda dapat digunakan untuk mengurangi daya antibakteri terhadap Streptococcus mutans
rematik dan infeksi kulit lainnya seperti eksim pada konsentrasi 25% [8]. Hasil penelitian
[4]. Skrining fitokimia menyatakan bahwa Wisdom telah membuktikan bahwa daya
daun sirsak mengandung senyawa kimia antibakteri dari ekstrak metanol daun sirsak
alkaloid, flavonoid, karbohidrat, glikosida, efektif menghambat bakteri Gram positif yaitu
saponin, tanin, fitosterol, terpenoid dan protein Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus
[5]. Golongan senyawa kimia alkaloid, saponin pada konsentrasi 400 mg/mL dengan diameter
dan tanin merupakan golongan senyawa kimia zona hambat masing-masing 19,5±0,5 dan
yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri 20,5±0,5 mm [9]. Berdasarkan hasil penelitian
dan dapat menyebabkan terjadinya lisis sel yang telah dilaporkan terhadap daya antibakteri
23
*Judul ini telah dipresentasikan pada Seminar Nasional: Indonesian Students Conference on Science and
Mathematics (ISCSM) 11-12 November 2015, Banda Aceh Indonesia
Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) Terhadap ...
(Raudhatul Jannah, Muhammad Ali Husni, Risa Nursanty)

dari daun sirsak, maka menarik untuk selama 2 hari dengan sesekali diaduk dan
dilakukan penelitian terkait uji daya hambat kemudian disaring. Sebanyak 200 g serbuk
ekstrak metanol daun sirsak (Annona muricata kasar simplisia ditambahkan 750 mL metanol,
Linn) terhadap pertumbuhan bakteri diaduk hingga homogen, kemudian ditutup
Streptococcus mutans. dengan aluminium foil, disimpan ditempat
yang terlindung dari cahaya, dan dibiarkan
II METODE PENELITIAN selama 5 hari sambil satu kali sehari diaduk.
Campuran tersebut disaring menghasilkan
Penelitian dilakukan di Laboratorium Hayati maserat dan ampas. Maserat dimasukkan dalam
dan Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu wadah pengumpulan, ditutup dengan
Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Syiah alumunium foil dan disimpan ditempat yang
Kuala, Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan terlindung cahaya. Ampas dimaserasi kembali
selama tiga bulan, mulai Maret-Mei 2015. dengan 250 mL metanol dengan cara yang
Alat-alat yang digunakan adalah autoklaf, sama selama 2 hari. Seluruh maserat
oven, inkubator, erlenmeyer, gelas ukur, rotary dipekatkan dengan menggunakan rotary
vacum evaporator, timbangan analitik, vorteks, evaporator pada temperatur tidak lebih dari
tabung reaksi, corong pisah, pisau, aluminium 40°C hingga diperoleh ekstrak kental [12].
foil, kertas saring, rak tabung reaksi, Laminar Ekstrak yang didapat ditimbang dan diamati
Air Flow (LAF), cawan petri, bejana maserasi, warnanya dan diencerkan dengan konsentrasi
hairdryer, sprayer, hotplate, pipet mikro, pipet 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%.
tetes, labu ukur, blender, gelas kimia, tisu,
batang pengaduk, bunsen, jarum inokulasi, Penapisan Fitokimia
jangka sorong dan pinset. Bahan-bahan yang Uji Alkaloid [12]
digunakan adalah daun sirsak, metanol, kertas Sebanyak 500 mg ekstrak daun sirsak
cakram kosong, kertas cakram antibiotik tetras ditambahkan 1 mL asam klorida 2 N dan 9 mL
iklin, biakan murni Streptococcus mutans, air, dipanaskan diatas penangas air selama 2
media Mueller Hinton Agar (MHA), media menit, didinginkan dan disaring. Filtrat
Nutrient Agar (NA), alkohol, kapas steril, dipindahkan masing-masing 3 tetes kedalam 3
spritus, NaCl, aquades, kloroform, asam tabung reaksi. Tabung reaksi pertama
klorida, KI, ammonia, eter, natrium sulfat diteteskan larutan pereaksi LP Meyer, tabung
anhidrat, asam sulfat, timbal (II) asetat, reaksi kedua diteteskan LP Bouchardat dan
isopropanol, asam cuka anhidrat, FeCl3, etil tabung reaksi ketiga diteteskan LP Dragendorf
asetat, seng, magnesium, kertas lakmus, asam masing-masing sebanyak 2 tetes. Jika terdapat
borat, asam oksalat, dan aseton. Sampel yang alkaloid maka LP Meyerakan terbentuk
digunakan adalah daun sirsak berwarna hijau endapan menggumpal putih/kuning. LP
tua yang berasal dari daerah Beurawe, Bouchardat terbentuk endapan berwarna coklat
Kecamatan Kuta Alam, Kabupaten Banda sampai hitam. LP Dragendorf akan terbentuk
Aceh Kota, Provinsi Aceh, Indonesia. endapan kuning jingga. Ekstrak dikatakan
Determinasi tanaman sirsak yang di-gunakan mengandung alkaloid jika 2 dari 3 reaksi diatas
pada penelitian ini dilakukan di Pusat memberikan hasil positif.
Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) Bogor. Uji Glikosida [13]
Sebanyak 3 g ekstrak daun sirsak dimasukkan
Pembuatan Serbuk Kasar Simplisia [10] kedalam labu alas bulat ditambahkan 30 mL
Sebanyak 3 kg daun sirsak dicuci dengan air campuran etanol-air (7:3), ditambahkan
mengalir hingga bersih dan dilakukan penirisan beberapa tetes asam sulfat hingga diperoleh pH
dan dikeringanginkan hingga rapuh. Daun 2, direfluks selama 10 menit, dinginkan dan
sirsak kering ditimbang dan dirajang, kemudian disaring. Sebanyak 20 mL filtrat ditambahkan
dihaluskan dengan blender. Serbuk hasil 25 mL air dan 25 mL timbal (II) asetat 0,4 M,
blender diayak menggunakan ayakan nomor dikocok, didiamkan selama 5 menit, dan
40, kemudian dikumpulkan dan ditimbang. disaring. Kemudian filtrat yang dihasilkan
diekstraksi menggunakan corong pisah
Ekstraksi Simplisia [11] sebanyak 3 kali, dengan 20 mL campuran
Ekstraksi simplisia dilakukan secara maserasi. pelarut kloroform dan isopropanol (3:2).
Simplisia daun sirsak direndam dengan Lapisan organik yang terbentuk dipisahkan,
metanol dengan perbandingan 1:7,5 selama 5 dikumpulkan, ditambahkan natrium sulfat
hari dengan sesekali diaduk, selanjutnnya anhidrat dan disaring, kemudian diuapkan pada
disaring sehingga dihasilkan ampas dan suhu tidak lebih dari 50°C, kemudian dilarutkan
ekstrak. Ampas yang dihasilkan direndam dengan 2 mL metanol.
kembali dengan 2,5 bagian pelarut yang sama 1. Uji terhadap senyawa non gula

24
Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) Terhadap ...
(Raudhatul Jannah, Muhammad Ali Husni, Risa Nursanty)

Lapisan organik dimasukkan kedalam dengan plastik hingga tidak ada celah yang
tabung reaksi, diuapkan diatas penangas memungkinkan untuk masuknya udara. Bahan-
air hingga pekat, ditambah 5 tetes asam bahan yang digunakan seperti Mueller Hinton
cuka anhidrat dan 10 tetes asam sulfat Agar (MHA), Nutrient Agar (NA) dan akuades
sehingga terbentuk warna biru, hijau, dimasukkan kedalam autoklaf hingga suhunya
merah ungu/ungu (LP Liebermann- mencapai 121ºC. Setelah mencapai suhu yang
Burchardat). diinginkan, bahan didiamkan selama 15 menit
2. Uji terhadap senyawa gula didalam autoklaf.
Lapisan air dimasukkan kedalam tabung
reaksi dan diuapkan diatas penangas air Pembuatan media Nutrient Agar [16]
hingga pekat, ditambahkan 2 mL air, 5 Sebanyak 28 g Nutrient Agar disuspensikan
tetes LP Molish dan 2 mL asam sulfat kedalam 1 L akuades dan dipanaskan sampai
pekat melalui dinding tabung, Terbentuk larut sempurna. Media dimasukkan dalam
cincin berwarna ungu pada batas cairan erlenmeyer dan disterilkan didalam autoklaf
pada dinding tabung menunjukkan adanya pada suhu 121°C selama 15 menit. Sebanyak 5
ikatan gula. mL Nutrient Agar dimasukkan kedalam tabung
reaksi dan dimiringkan dengan sudut 45º dan
Uji Saponin [13] dibiarkan memadat. Media diinkubasikan
Sebanyak 0,5 g ekstrak daun sirsak dimasukkan selama 24 jam pada suhu 37ºC untuk menguji
kedalam tabung reaksi, ditambahkan 10 mL air sterilisasnya. Tabung reaksi yang berisikan
panas, didinginkan, dan dikocok kuat-kuat media Nutrient Agar, selanjutnya digunakan
hingga terbentuk buih yang tetap selama tidak untuk menumbuhkan bakteri uji.
kurang dari 10 menit setinggi 1-10 cm. Pada
penambahan 1 tetes asam klorida 2 N, buih Pembuatan media Mueller Hinton Agar [16]
tidak hilang. Sebanyak 34 g Mueller Hinton Agar dilarutkan
kedalam 1 L akuades, diaduk hingga homogen,
Uji Tanin [13] dan dipanaskan diatas tungku pemanas
Sebanyak 0,5 g ekstrak daun sirsak dimaserasi magnetik hingga terlarut sempurna. Media
dengan akuades 10 mL selama 15 menit dan disterilkan didalam autoklaf selama 15 menit
disaring. Kemudian filtrat diencerkan dengan pada suhu 121ºC. Sebanyak 15 mL Mueller
akuades sampai hampir tidak berwarna. Hinton Agar dituangkan kedalam cawan petri
Sebanyak 2 mL filtrat ditambahkan 2 tetes steril dengan kedalaman 4 mm, dan media
larutan FeCl3 10%, kemudian diamati warna dibiarkan pada tempat yang horizontal hingga
yang terbentuk. Apabila terbentuknya warna mengeras. Cawan petri tersebut digunakan
biru atau hijau menunjukkan adanya tanin. untuk pengujian antibakteri.

Uji Flavonoid [14] Pembiakan Bakteri Uji [17]


Ekstrak daun sirsak difraksinasi dengan pelarut Bakteri uji yang digunakan pada penelitian ini
metanol lalu dipekatkan. Filtrat ditambahkan adalah Streptococcus mutans yang berasal dari
dengan larutan n-heksana. Residu yang Laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan
terbentuk diekstraksi dengan 10 mL etanol Universitas Syiah Kuala. Streptococcus mutans
80%, ditambahkan 0,5 g magnesium dan HCl sebelum digunakan untuk pengujian
0,5 M. Flavonoid positif jika terbentuk endapan diremajakan terlebih dahulu. S.mutans yang
kuning jingga. telah tumbuh digoreskan kembali dengan
menggunakan jarum inokulasi pada cawan petri
Uji Steroid [14] berisi media padat Nutrient Agar yang telah
Sebanyak 1 g ekstrak daun sirsak ditambahkan disiapkan. Biakan bakteri diinkubasi pada suhu
eter, didiamkan selama 2 jam, dan disaring. 37ºC selama 24 jam.
Filtrat diuapkan dalam cawan penguap,
kemudian ditambahkan asam asetat anhidrida Penyiapan inokulum bakteri [16]
pada sisa, dan ditetesi dengan asam sulfat pekat Penyiapan inokulum bakteri uji dilakukan
(Pereaksi Liebermann-Burchardat). Timbulnya dengan cara mangambil bakteri uji
warna ungu dan merah kemudian berubah menggunakan jarum inokulasi steril dari kultur
menjadi hijau biru menunjukkan adanya bakteri dan disuspensikan kedalam tabung
steroid. reaksi yang berisi 5 mL larutan NaCl 0,9%.
Suspensi dihomogenkan dengan vorteks.
Uji Antibakteri Sebanyak 750 μL suspensi dimasukkan ke
Sterilisasi [15] dalam kuvet dan dilakukan pengukuran
Alat-alat gelas, jarum inokulasi, cawan petri, densitas dengan menggunakan
pinset, vorteks dan tabung reaksi dibungkus spektrofotometer pada panjang gelombang 625

25
Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) Terhadap ...
(Raudhatul Jannah, Muhammad Ali Husni, Risa Nursanty)

nm yang setara dengan standar McFarland 0,5 dalam proses pemanfaatannya tumbuhan
(108 CFU/mL). memiliki berbagai jenis varietas.

Uji aktivitas antibakteri [18] Serbuk Simplisia


Pengukuran aktivitas bakteri dilakukan dengan Daun sirsak segar yang berwarna hijau tua
metode difusi kertas cakram yaitu dengan dikeringanginkan sebanyak 3 kg selama ±20
meletakkan cakram kertas larutan uji diatas hari, dirajang kasar dan dihaluskan dengan
media padat MHA. Setiap cawan petri diisi menggunakan blender dan kemudian diayak
dengan media Mueller Hinton Agar sebanyak menggunakan ayakan nomor 40 didapatkan
15-20 mL dan dibiarkan beberapa saat hingga serbuk simplisia sebanyak 532 g. Serbuk
memadat. Kemudian suspense S. mutans simplisia daun sirsak menghasilkan
disebarkan sebanyak 0,1 mL yang telah karakteristik berupa serbuk agak kasar,
disesuaikan dengan standar 0,5 McFarland berwarna hijau, bau khas daun sirsak dan
secara merata pada media yang sudah padat memiliki rasa yang pahit (Gambar 2).
dengan menggunakan swab steril. Cawan yang
telah diisi media Mueller Hinton Agar dibagi
menjadi 7 bagian, masing-masing diletakkan
kertas cakram yang berisi ekstrak metanol daun
sirsak sebanyak 20 μl dengan konsentrasi 5, 10,
15, 20, 25% kontrol negatif dan kontrol positif
menggunakan tetrasilkin 30 μg. Semua
perlakuan dilakukan sebanyak empat ulangan.
Masing-masing cawan perlakuan kemudian
diinkubasi pada suhu 37ºC. Setelah 24 jam,
diamati diameter zona hambat yang terbentuk
dan diukur dengan menggunakan jangka
sorong (mm). Data pada pengujian ini
dianalisis secara deskriptif dengan mengamati
diameter zona bening yang terbentuk disekitar
kertas cakram. Gambar 2 Serbuk simplisia dun sirsak

Pemilihan daun sirsak segar yang berwarna


hijau tua karena pada daun tersebut diduga
mengandung flavonoid, tanin, alkaloid,
saponin, kalsium oksalat dan beberapa
metabolit skunder lainnya dalam kadar
optimum [19].

Ekstrak Metanol Simplisia


Ekstraksi simplisia menggunakan metode
maserasi yaitu sebanyak 200 g serbuk simplisia
dimaserasi dengan 1,5 L metanol selama 5 hari,
kemudian ampas diremaserasi dengan 0,5 L
selama 2 hari menghasilkan maserat berwarna
hijau pekat sebanyak 3 L. Maserat dipekatkan
Gambar 1 Daun Sirsak dengan menggunakan rotary vacum evaporator
pada suhu 40ºC dan 1 atm menghasilkan 75,75
III HASIL DAN PEMBAHASAN g ekstrak kental yang berwarna coklat
kehitaman dan berbau khas dengan rendemen
Determinasi daun sirsak dilakukan di ekstrak 37,9% (Gambar 3). Penggunaan
Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat metanol dikarenakan metanol merupakan
Penelitian Biologi-LIPI Bogor menunjukkan pelarut polar yang bersifat universal sehingga
bahwa jenis sirsak yang digunakan pada diharapkan dapat menarik metabolit sekunder
penelitian ini adalah Annona muricata L. dari yang bersifat polar hingga semi polar yang
suku Annonaceae (Gambar 1). Determinasi terkandung dalam daun sirsak seperti alkaloid,
tanaman sirsak bertujuan untuk memastikan steroid, saponin dan flavonoid [20].
jenis tanaman sirsak yang digunakan dalam Kemampuan metanol menarik senyawa
penelitian dan mendapatkan suatu spesies yang tersebut dipengaruhi oleh struktur kimia
spesifik agar tepat penggunaannya, karena metanol yang mengandung gugus OH yang
bersifat polar, dimana gugus tersebut dapat

26
Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) Terhadap ...
(Raudhatul Jannah, Muhammad Ali Husni, Risa Nursanty)

berikatan dengan gugus polar dalam metabolit (II) sehingga membentuk kompleks K- alkaloid
skunder tumbuhan seperti flavonoid [21]. yang berupa endapan putih [22]. Pada uji
alkaloid dengan pereaksi Bouchardat terbentuk
endapan coklat kehitaman yang menunjukkan
adanya alkaloid. Pada pereaksi Dragendorff
nitrogen pada alkaloid akan membentuk ikatan
kovalen koordinat dengan K+ yang merupakan
ion logam sehingga terbentuk endapan kuning
jingga.

Pada uji tanin, perubahan warna menjadi hijau


kehitaman disebabkan oleh reaksi penambahan
FeCl3 dengan salah satu gugus hidroksil yang
ada pada senyawa tanin terkondensasi. Uji
saponin ditandai dengan adanya busa yang
menetap pada ekstrak yang dicampur dengan
Gambar 3 Ekstrak metanol daun sirsak akuades dan HCl 2 N setelah dikocok. Busa
yang terbentuk disebabkan karena senyawa
Fitokimia Ekstrak saponin yang mudah larut dalam air dan akan
Kandungan ekstrak daun sirsak pada penelitian menimbulkan busa ketika dikocok [23]. Uji
ini ditentukan menggunakan penapisan glikosida terhadap senyawa gula, terbentuknya
fitokimia. Penapisan fitokimia berfungsi untuk cincin berwarna ungu pada batas cairan setelah
memastikan keberadaan senyawa-senyawa penambahan asam sulfat pekat yang
aktif yang terkandung dalam ekstrak daun menunjukkan adanya ikatan gula pada ekstrak
sirsak seperti flavonoid, alkaloid, glikosida, daun sirsak, sedangkan senyawa non gula
saponin, tanin, dan steroid. ditandai dengan terbentuk warna hijau setelah
penambahan asam sulfat. Pada uji flavonoid
Tabel 1 Hasil penapisan fitokimia ekstrak metanol terbentuk warna kuning jingga menunjukkan
daun sirsak. positif adanya flavonoid yang disebabkan oleh
No
Kandungan
Senyawa Pereaksi Hasil Keterangan Logam Mg dan HCl pekat mereduksi inti
Terbentuk
benzopiron yang terdapat pada struktur
Meyer + endapan flavonoid sehingga terbentuk perubahan warna
putih menjadi merah jingga. Pada uji steroid dalam
Endapan
1. Alkaloid Bouchardat + coklat percobaan ini memberikan warna hijau-biru
kehitaman setelah penambahan asam asetat anhidrida-
Endapan
Dragendorf + kuning
asam sulfat pekat [14]. Hasil penapisan
jingga fitokimia ekstrak daun sirsak sesuai dengan
Glikosida pendapat Mangan yang menyatakan bahwa
Larutan
Senyawa Liebermen- daun sirsak mengandung flavonoid, tanin,
+ berwarna
Non Gula Bouchardat
2.
hijau alkaloid dan saponin [19]. Hasil tersebut juga
Terbentuk
Senyawa cincin
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Molish +
Gula berwarna Andrisa yaitu daun sirsak mengandung
ungu alkaloid, tanin, flavonoid, glikosida, steroid
Busa
3. Saponin HCl 2 N + dan saponin [24]. Komposisi kandungan
menetap
Larutan senyawa kimia dari suatu tanaman dapat
4. Tanin FeCl3 + berwarna
hijau
mempengaruhi aktivitas biologis dari tanaman
Larutan tersebut.
Mg + HCl berwarna
5. Flavonoid +
0,5M merah
jingga Uji Antibakteri
Liebermen-
Larutan Aktivitas antibakteri ekstrak daun sirsak diuji
6. Steroid + berwarna
Bouchardat
hijau dengan menggunakan bakteri Streptococcus
Keterangan:(+)hasil positif; (-) hasil negatif mutans yang dibiakkan pada media agar miring
Nutrient Agar. Koloni yang dihasilkan
Hasil penapisan fitokimia ekstrak metanol daun berwarna putih kekuningan dan memiliki
sirsak menunjukkan adanya kandungan permukaan yang cembung. Pengujian aktivitas
senyawa kimia golongan alkaloid, flavonoid, antibakteri dilakukan dengan berbagai tingkat
glikosida, steroid, tanin dan saponin (Tabel 1). konsentrasi yang bertujuan untuk mengetahui
Pada uji alkaloid dengan pereaksi Mayer, kenaikan konsentrasi terhadap peningkatan
nitrogen pada alkaloid diduga bereaksi dengan aktivitas antibakteri. Berdasarkan Tabel 2
ion logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun

27
Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) Terhadap ...
(Raudhatul Jannah, Muhammad Ali Husni, Risa Nursanty)

sirsak dengan konsentrasi 5, 10, 15, 20 dan merusak membran sel bakteri. Alkaloid
25% masing-masing memiliki diameter hambat berpotensi sebagai antibakteri karena dapat
sebesar 9,1; 10,57; 11,53; 12,01 dan 13,75 mm. merusak dinding sel melalui penghambatan
Kontrol positif yang menggunakan tetrasilkin sintesis dinding sel yang akan menyebabkan
30 µg memiliki diameter daya hambat sebesar lisis sel sehingga sel akan mati. Flavonoid
29,75 mm, sedangkan pada kontrol negatif mempunyai aktivitas sebagai antibakteri
yang menggunakan pelarut metanol tidak dengan membentuk senyawa kompleks protein
menghasilkan diameter hambatan (Gambar 4). ekstraseluler, sehingga dapat merusak
membran sel bakteri dan diikuti dengan
Tabel 2 Hasil uji antibakteri ekstrak metanol daun keluarnya senyawa intraseluler [25].
sirsak terhadap bakteri Streptococcus Mekanisme antibakteri yang dimiliki senyawa
mutans. saponin dengan mengganggu stabilitas
Rata-rata
No Perlakuan diameter zona
membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel
hambat (mm) bakteri lisis [26]. Kandungan senyawa kimia
P2 (ekstrak daun sirsak dengan glikosida berpotensi sebagai antibakteri dengan
1. 9,1
konsentrasi 5 %)s cara berpenetrasi kedalam dinding sel,
P2 (ekstrak daun sirsak dengan
2.
konsentrasi 10 %)
10,57 sehingga menyebabkan rusaknya dinding sel
P3 (ekstrak daun sirsak dengan bakteri.
3. 11,53
konsentrasi 15 %)
P4 (ekstrak daun sirsak dengan Hasil penelitian Wisdom telah membuktikan
4. 12,01
konsentrasi 20 %)
daya antibakteri dari ekstrak metanol daun
P5 (ekstrak daun sirsak dengan
5. 13,75 sirsak efektif menghambat bakteri Gram positif
konsentrasi 25 %)
6. P6 (metanol) 0,00 Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus
7. P7 (tetrasiklin) 29,75 pada konsentrasi 400 mg/mL dengan diameter
zona hambat masing-masing 19,5±0,5 mm dan
20,5±0,5 mm [9]. Ekstrak metanol daun sirsak
efektif menghambat Klebsiella pneumonia
pada konsentrasi 50, 100, 200 dan 400 mg/mL.
Pada penelitian ini, ekstrak metanol daun sirsak
pada konsentrasi 5% dan 25% memberikan
batas diameter hambat masing-masing sebesar
9,16 dan 13,75 mm. Menurut Farmakope
Indonesia (1995) batas daerah hambat dinilai
efektif apabila memiliki diameter daya hambat
lebih kurang 14-16 mm. Peningkatan
konsentrasi dari 5% ke 25% memiliki
perbedaan daya hambat yang bermakna, ini
menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun
sirsak dengan konsentrasi 25% mempunyai
daya hambat yang lebih baik dari 5%. Hal ini
Gambar 4 Hasil uji antibakteri sesuai dengan pernyataan Pelezer dan Chan
yang menyatakan bahwa semakin tinggi
Daya hambat ekstrak metanol daun sirsak konsentrasi maka aktifitas antibakterinya juga
disebabkan karena adanya kandungan senyawa semakin kuat [27]. Efri juga menyatakan
kimia yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, bahwa dengan konsentrasi yang semakin tinggi
glikosida, steroid dan saponin yang terlihat maka kandungan senyawa fenol ataupun zat
pada hasil penapisan fitokimia. Senyawa antibakterinya juga akan semakin banyak,
golongan fenolik seperti tanin menghambat sehingga lebih efektif sebagai antibakteri [28].
pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat
aktivitas enzim protease pada proses transpor KESIMPULAN
protein sel bakteri, serta menginaktivasi fungsi
materi genetik. Tanin juga mampu Ekstrak metanol daun sirsak menghasilkan
mengerutkan dinding sel bakteri sehingga ekstrak kental yang berwarna coklat kehitaman
mengganggu permeabilitas membran sel dan berbau khas dengan rendemen 37,87% dan
dengan membentuk kompleks tanin dengan kadar air sebesar 18,6%. Ekstrak metanol daun
enzim dan substrat bakteri, sehingga sirsak mengandung senyawa alkaloid, tanin,
menyebabkan sel tidak dapat melakukan flavonoid, glikosida, steroid, dan saponin.
aktivitas hidup. Hal tersebut dapat Ekstrak metanol daun sirsak dengan
menyebabkan pertumbuhan bakteri akan konsentrasi 5, 10, 15, 20 dan 25% dapat
terhambat sehingga sel mati. Mekanisme kerja menghambat pertumbuhan bakteri
steroid sebagai antibakteri adalah dengan cara

28
Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) Terhadap ...
(Raudhatul Jannah, Muhammad Ali Husni, Risa Nursanty)

Streptococcus mutans dengan masing-masing American Journal of Biological. Chemical


diameter hambat sebesar 9,1; 10,57; 11,53; and Pharmaceutical Sciences. 2 (1).
12,01 dan 13,75 mm. Penelitian selanjutnya 10. Menteri Kesehatan. 2009. Farmakope
dapat melakukan pengujian dengan Herbal Indonesia. Edisi pertama.
meningkatkan konsentrasi ekstrak, dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
melakukan isolasi senyawa yang terkandung Indonesia Nomor 261/MENKES/
dalam ekstrak metanol daun sirsak, sehingga SK/IV/2009.
dapat lebih efektif sebagai antibakteri. 11. Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia,
Edisi 3. Penerbit Depkes RI. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA 12. DepkesRI. 1995. Farmakope Indonesia,
Edisis 4. Penerbit Departemen Kesehatan
1. Siregar, T., Dhiksawan, F.S., dan Farida, RI, Jakarta.
A,. 2011. Pertumbuhan Streptococcus 13. Ditjen POM. 1977. Materia Medika
mutans pada Bioaktivitas Ekstrak Indonesia Jilid 1. Penerbit Direktoral
Rimpang Lengkuas secara In Vitro dan Jenderal Pengawas Obat Dan Makanan,
Pemanfaatannya sebagai Zat Aktif pada Jakarta
Pasta Gigi. Jurnal Kimia. 5 (1): 9-23. 14. Harbone, J. B. 1987.Metode Fitokimia.
2. Adewole, S. O., Ezekiel, A., Martins, C. Terjemahan dari Phytochemical Method,
2006. Morphological Changes oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang
Hypoglycemic Effects of Annona Sudiro. Penertbit ITB Bandung. Bandung.
muricata Linn (Annonaceae) Leaf 15. Pratama, M. R. 2005. Pengaruh Ekstrak
Aqueous Extract on Pancreatic B-Cells of Serbuk Kayu Siwak (Salvadora persica)
Streptozotocin-Treated Diabetic Rats. terhadap Pertumbuhan Bakteri
African Journal of Biomedical Research. Streptococcus mutans dan Staphylococcus
9: 173-187. aureus dengan Metode Difusi Agar.
3. Permatasari, A. A., Besung, I.N.K., dan Skripsi. Fakultas Matematika Dan Ilmu
Mahatmi, H. 2013. Daya Hambat Perasan Pengetahuan Alam Institut Teknologi
Daun Sirsak terhadap Pertumbuhan Surabaya, Surabaya.
Bakteri Escherichia coli. Indonesia 16. WHO. 2003. Manual for the Laboratory
Medicus Veterinus. 2 (2): 162-169. Identification and Antimicrobial
4. Forssten, S.D., Björklund, M., and Susceptibility Testing of Bacterial
Ouwehand, A.C. 2010. Streptococcus Pathogens of Public Health Importance in
mutans, Caries and Simulation Models. Developing Word. Switzerland.
Nutrients. 2: 290-298 17. Afrilla, M. S. P. 2011. Efektifitas Ekstrak
5. Vijayameena, S., Loganayagi, S.M., and Daun Sirih Terhadap Pertumbuhan bakteri
Ramesh, B. 2013. Phytochemical Streptococcus mutans Secara in Vitro.
Screening, Assessment of Antibacterial Skripsi. Universitas Sumatra Utara,
Activity for The Bioactive Compounds in Medan.
Annona muricata. Int. J. Curr. Microbiol. 18. Sunatmo, T.I. 2007. Eksperimen
App. Sci. 2 (1): 1-8. Mikrobiologi dalam Laboratorium.Ardy
6. Wahyuningtyas, E.D., Ruhadi, I., dan Agency, Jakarta.
Bargowo, L. 2013. Daya Hambat Ekstrak 19. Mangan, Y. 2009. Solusi Sehat Mencegah
Daun Sirsak (Annona muricata Linn) dan Mengatasi Kanker. Jakarta:
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Plak Agromedia Pustaka. Hal. 49.
Supragingiva. Periodontic Journal. 5 (1). 20. Thompson, E. B. 1985. Drug
7. Pintauli, S., dan Hamada, T. 2008. Bioscreening. Graceway Publishing
Menuju Gigi & Mulut Sehat: Pencegahan Company. America.
dan Pemeliharaan. Universitas Sumatra 21. Loundoun, G. M. 2002. Organic
Utara Press, Medan: 4-6 Chemistry 4th edition. Oxford University
8. Jannata, R.H., Gunadi, A., dan Ermawati, Press. New York.
T. 2014. Daya Antibakteri Ekstrak Kulit 22. Maliana, Y., Khotimah, S., dan Diba, F.
Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill.) 2013.Aktivitas Antibakteri Kulit Garcinia
Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mangostana Linn. Terhadap Pertumbuhan
mutans. e-Jurnal Pustaka Kesehatan. 2 Flavobacterium dan Ecobacterium dari
(1). Captotermes curviganathus Holmgren.
9. Wisdom, S., Ugoh, G.O., dan Jurnal Protobiont. 2 (1): 7-11.
Mohammed, B. S.C. 2014. Phytochemical 23. Jaya, A. M. 2010. Isolasi dan Uji
Screening and Antimicrobial Activities of Efektivitas Antibakteri Senyawa Saponin
Annona muricata (L) Leaf Extract. dari Akar Putri Malu (Misoma pudica).
Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi

29
Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) Terhadap ...
(Raudhatul Jannah, Muhammad Ali Husni, Risa Nursanty)

Universitas Islam Negri Maulana Malik Saponin Jamur Tiram Putih (Pleurotus
Ibrahim. Malang. ostreatus) terhadap Staphylococcus
24. Andrisa, R. 2012. Karakterisasi Simplisia, aureus dan Escherichia coli. UNESA
Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Journal of Chemistry. 2.
Antibakteri Dari Ekstrak Etanol, Fraksi 27. Pelczar, M. J., ,dan Chan, E. C. S. 1998.
Etil Asetat dan n-Heksana Daun Sirsak Dasar-dasar Mikrobiologi. Terjemahan
(Annona muricata L.). Skripsi. Medan: dari Elemen’s of Microbiology oleh
Universitas Sumatera Utara. Hadioetomo, R. S., Imas, T., Tjitrosomo,
25. Ngajow, M., Abidjulu, J., dan Kamu, V. S. S dan Angka, S. L. UI: Press. Jakarta.
S. 2013. Pengaruh Antibakteri Ekstrak 28. Efri, dan Titik, N. A. 2004. Keefektifan
Batang Matoa (Pomitea pinnata) terhadap Ekstrak Mengkudu Pada Berbagai
Bakteri Staphylococcus aureus secara In Konsentrasi Terhadap Penghambatan
Vitro. Manado. Jurnal MIPA UNSRAT. Pertumbuhan Bakteri Ralstonia Sp. secara
128-132. in Vitro. Jurnal Hama dan Penyakit
26. Zahro, L., dan Agustini, R. 2013. Uji Tumbuhan Tropika. 4 (2): 83-84.
Efektivitas Antibakteri Ekstrak Kasar

30

Anda mungkin juga menyukai