DISUSUN OLEH
(13103084106024)
T.A
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara biologis wanita dan pria memang tidak sama, akan tetapi sebagai makhluk
jasmani dan rohani yang dilengkapi dengan akal budi. Kedua macam insan itu mempunyai
persamaan yang hakiki. Keduanya adalah pribadi yang mempunyai hak sama untuk
berkembang.
Dalam masa transisi menuju kemasyarakat industrial terdapat perubahan system nilai.
Hal ini erat hubungannya dengan pembangunan yang mendatangkan tekhnologi barat
bersama dengan nasihat-nasihatnya. Dari tekhnologi barat ini manfaat yang diambil cukup
besar, tetapi disamping itu terdapat pula dampaknya, berupa benturan-benturan antara
kebudayaan tradisional dan barat.
Pertemuan antara kebudayaan secara mendadak itu menimbulkan permasalahan social
yang erat hubungannya dengan moralitas. Partisipasi wanita dalam menangani masalah ini
sangat diharapkan karena hal ini sesuai dengan ketentuan tentang peranan wanita dalam
GBHN 1988. Ketentuan itu menerangkan bahwa peran wanita adalah mewujudkan dan
mengembangkan keluarga sehat, sejahterah dan bahagia, termasuk pengembangan generasi
muda, terutama anak dan remaja dalam rangka pembangunan wanita seutuhnya.
Di era westernisasi seperti sekarang ini, Perempuan sering dijadikan komoditas bahkan
dilecehkan dan menjadi korban dalam berbagai masalah kehidupan. Hal tersebut yang
mendasari bahwa wanita adalah rendah, lemah dan paling sering mengalami permasalahan
yang berkaitan dengan status kehidupannya dalam dimensi sosial di masyarakat yang disini
fokus pada pemerkosaan.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini Secara terperinci, penulis
merumuskannya sebagai berikut:
1. Apakah Dimensi sosial wanita?
2. Apa saja Status Wanita?
3. Apa saja permasalahan dalam dimensi sosial wanita?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui dimensi sosial wanita dan
permasalahannya dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi. Adapun tujuan khususnya
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Dimensi sosial wanita
2. Untuk mengetahui Status Wanita
3. Untuk mengetahui apa saja permasalahan permasalahan dalam dimensi sosial wanita
D. Manfaat penelitian
Secara teoritis, manfaat penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan penulis
mengenai dimensi sosial wanita dan permasalahannya. Secara praktisnya, bahwa dimensi
sosial wanita dan permasalahannya dalam aktivitas hidup kita sehari-hari sangat penting
diketahui dan dipahami oleh diri kita sebagai wanita dan calon bidan. Kedua unsur standar
kompetensi tersebut dititik beratkan pada permasalahan sosial wanita khususnya perkosaan,
dalam hal ini motivasi perkosaan, pencegahan, penanganan dan yang berkaitan dengan
masalah perkosaan. Oleh karena itu, hasil penelitian kajian kasus ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam proses kegiatan pembelajaran bidang kesehatan khususnya di akademi
ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Nilai Wanita
Menurut kamus besar bahasa Indonesia 2001, nilai berarti harga, mutu, kadar, sifat-
sifat yang penting yang berguna bagi kemanusiaan.
Sejak zaman dulu perempuan sering diberlakukan nista diseluruh penjuru dunia dalam
sejarah. Perempuan dianggap sebagai setengah manusia, mahluk pelengkap, konco
wingking dan sejenisnya dimana hak dan kewajiban, terlebih lagi peradabannya diatur dan
ditentukan oleh laki-laki. Pada peradaban Nasrani Kuno abad ke-5 M, merelka menyatakan
bahwa perempuan tidak memiliki ruh suci. Pada abad ke-6 masehi perempuan tercipta hanya
untuk melayani laki-laki semata-mata.
Di zaman peradaban Zunani Kuna pada kalangan kerajaan, mereka menempatkan
perempuan sebagai mahluk yang terkurung dalam istana. Kalangan dibawahnya menjadikan
perempuan bebas diperdagangkan. Saat perempuan sudah menikah, suami berhak melakukan
apa saja terhadap istrinya. Pada peradaban Romawi perempuan kedudukannya dibawah
kekuasaan sang ayah, dimana setelah menikah berpihak kepada suami. Kekuasaan yang
dimiliki sangat mutlak, sehingga berhak menjual, mengusir, menganiaya bahkan sampai
membunuh.
Pada abad ke-7 masehi, perempuan sering menjadi barang sesajen bagi para dewa
oleh masyarakat Hindu Kuno. Hak hidup bagi perempuan yang bersuami tergantung hidup
mati suaminya. Jika suaminya meninggal, maka istri harus dibakar hidup-hidup bersama
mayat suaminya dibakar.
Gambaran ilustrasi peradaban diatas menyiratkan bagi kita, nilai perempuan yang
sangat rendah dibanding laki-laki. Pada zaman sekarang nilai wanita juga masih dianggap
rendah, tidak setinggi nilai laki-laki dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Dalam
keluarga anak lebih takut atau lebih patuh pada ayah disbanding pada ibu. Dikehidupan
masyarakat, laki-laki lebih diutamakan daripada perempuan.
C. Peran Wanita
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2001peran berarti tingkah laku
yang diharapkan yang dimiliki wanita sehubungan dengan kedudukan dimasyarakat.
Menurut Soekanto Soerjono, 1990 peranan (role) merupakan dinamis kehidupan
(status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya
maka dia menjalankan suatu peranan.
Menurut Kartono Kartini, 1992 peran wanita sebagai berikut:
1. Peran Wanita Berkaitan Dengan Kedudukannya Dalam Keluarga
a. Ibu rumah tangga penerus generasi. Perempuan berperan aktif dalam peningkatan
kualitas generasi penerus sejak dalam kandungan.
b. Istri dan teman hidup patner sex. Sikap istri mendampingi suami merupakan relasi
dalam hubungan yang setara sehingga dapat tercapai kasih saying dan
kelanggengan perkawinan.
c. Pendidik anak. Anak memperoleh pendidikan sejak dalam kandungan.
Memberikan contoh berperilaku yang baik karena anak belajar berperilaku dari
keluarga. Ibu dapat memberikan pendidikan akhlak, budi pekerti, pendidikan
masalah reproduksi.
d. Pengatur rumah tangga. Perempuan menjaga, memelihara, mengatur rumah
tangga, menciptakan ketenangan keluarga. Istri mengatur ekonomi keluarga,
pemelihara kesehatan keluarga, menyiapkan makanan bergizi tiap hari,
menumbuhkan rasa memiliki dan bertangggung jawab terhadap sanitasi rumah
tangga juga menciptakan pola hidup sehat jasmani, rohani dan sosial.
2. Peran wanita berkaitan dengan kedudukannya dalam masyarakat sebagai mahluk
sosial yang berpartisipasi aktif.
Wanita berpatisipasi aktiv dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Wanita
berperan aktiF dalam pembangunan dalam berbagai bidang seperti dalam pendidikan,
kesehatan, politik, ekonomi, sosial, budaya untuk memajukan bangsa dan Negara.
D. PERMASALAHAN KESEHATAN WANITA DALAM DIMENSI SOSIAL DAN
UPAYA MENGATASINYA
1. PERKOSAAN
Pengertian perkosaan:
a. Perkosaan adalah setiap tindakan laki-laki memasukkan penis, jari atau alat
lain ke dalam vagina /alat tubuh seorang perempuan tanpa persetujuannya.
b. Dikatakan suatu tindak perkosaan tidak hanya bila seorang, perempuan
disiksa, dipukuli sampai pinsan, atau ketika perempuan meronta, melawan,
berupaya melarikan setiap diri atau korban hendak bunuh diri, akan tetapi
meskipun perempuan tidak melawan, apapun yang dilakukan perempuan, bila
perbuatan tersebut bukan pilihan keinginan perempuan berarti termasuk tindak
perkosaan. bukan kesalahan wanita.
c. Dalam rumah tangga, hubungan seksual yang tidak diinginkan istril
termasuk tindakan kekerasan, merupakan tindakan yang salah.
1) Motivasi Perkosaan
a. Pria ingin menunjukkan kekuasaan yang bertujuan untuk menguasai korban
dengan cara mengancam (dengan senjata secara, fisik menyakiti perempuan,
verbal dengan mengertak) dan dengan penetrasi sebagai simbol kemenangan.
b. Sebagai cara meluapkan rasa march, penghinaan, balas dendam, menghancurkan
lawan baik masalah individu maupun masalah kelompok tertentu, sedangkan
unsur rasa cinta ataupun kepuasan seksual tidak penting.
c. Luapan perilaku sadis, pelaku merasa puas telah membuat penderitaan bagi orang
lain.
2) Jenis-Jenis Perkosaan
a. Perkosaan oleh orang yang dikenal.
Perkosaan oleh suami/bekas suami.
Perkosaan oleh pacar/dating rape.
Perkosaan oleh teman kerja/atasan.
Pelecehan seksual pada anak. b. Perkosaan oleh orang yang t1dak dikenal.
2. KEKERASAN
Pengertian kekerasan:
Pasal 89 KUHP : Melakukan kekerasan adalah pempergunakan tenaga atau kekuatan
jasmani tidak kecil secara yang tidak sah misalnya memukul dengan tangan atau dengan
segala macam senjata, menepak, menendang dsb.
1) Bentuk- Bentuk Kekerasan
a. Kekerasan psikis.
Misalnya: mencemooh, mencerca, men&na, memaki, mengancam, melarang
berhubungan dengan keluarga atau kawan dekat / raasyarakat, intimidasi, isolasi,
melarang istri bekerja.
b. Kekerasan fisik.
Misalnya memukul, membakar, menendang, melempar sesuatu, menarik rambut,
mencekik, dll.
c. Kekerasan ekonomi.
Misalnya: Tidak memberi nafkah, memaksa pasangan untuk prostitusi, memaksa
anak untuk mengemis,mengetatkan istri dalam keuangan rumah tangga, dan lain-
lain.
d. Kekerasan seksual.
Misalnya: perkosaan, pencabulan, pemaksaan kehendak atau melakukan
penyerangan seksual, berhubungan seksual dengan istri tetapi istri tidak
menginginkannya.
Banyak kasus terjadi kekerasan psikis berupa makian, hinaan (ungkapan verbal )
Bering berkembang menjadi kekerasan fisik. Pada awalnya mungkin belum terjadi, tetapi
ketidaksengajaan pria kemudian berlanjut pada tindakan kekerasan fisilk secara nyata.
2) Penyebab terjadinya kekerasan adalah
a. Perselisihan tentaing ekonomi.
b. Cemburu pada pasangan.
c. Pasangan mempunyai selingkuhan.
d. Adanya problema seksual (misalnya: impotensi, frigid, hiperceks).
e. Pengaruh kebiasaan minum alkohol, drugs abused.
f. Permasalahan dengan anak.
g. Kehilangan pekerjaan/PHK/menganggur/belum mempunyai pekerjaan.
h. Istri ingin melanj utkan studi/ingin bekerja.
i. Kehamilan tidak diinginkan atau infertilitas.
3. PELECEHAN SEKSUAL
Pelecehan seksual adalah segala bentuk perilaku maupun perkataan bermakna seksual
yang berefek merendahkan martabat orang yang menjadi sasaran.
1) Bentuk-bentuk pelecehan seksual
a. Mengucapkan kata-kata jorok tentang tubuh wanita.
b. Main mata, siulan nakal, isyarat jorok, sentuhan, rabaan, remasan, usapan, elusan,
colekan, pelukan, ciuman pada bagian tubuh wanita.
c. Menggoda, kearah hubungan seksual.
d. Laki-laki memperlihatkan alat kelaminnya atau onani di depan perempuan.
2) Akibat pelecehan seksual
a. Gangguan psikologis: marah, mengumpat, tersinggung dipermalukan, terhina,
trauma sehingga takut keluar rumah.
b. Kehilangan gairah kerja /belajar, malas.
3) Pasal dalam undang-undang yang berkaitan dengan tindak pelecehan seksual:
a. Pasal 281-283 KUHP tentang Kejahatan terhadap Kesopanan.
b. Pasal 289-298 KUHP tentang Pencabulan.
c. Pasal 506 KUHP tentang Mucikari.
d. Undang-undang Perlindu-nganAnak (UUPA) no 23 tahun 2003.
e. Undang-undang no 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam.Rumah
Tangga(KDRT).
4. SINGLE PARENT
Single parent adalah keluarga yang mana, hanya ada satu orang tua tunggal, hanya ayah
atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk bisa tedadi pada keluarga sah secara hukum maupun
keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama maupun hukum pemerintah.
Sebab-sebab terjadinya single parent:
1) Pada keluarga sah.
a. Perceraian. Adanya, ketidakharmonisan dalam keluarga yang disebabkan adanya
perbedaan persepsi atau perselisihan yang tidak mungkin ada jalan keluar,
masalah ekonomi/pekerjaan, salah satu pasangan selingkuh, kematangan
emosional yang kurang, perbedaan agama,aktifita.ssuan-iiistri yang tinggi di luar
rumah sehigga kurang komunikasi, problem seksual dapat merupakan faktor
timbulnya perceraian.
b. Orang tua meninggal. Takdir hidup clan coati manusia di tangan Tuhan. Manusia
hanya bisa berdoa dan berupaya. Adapun sebab kematian ada berbagai macam.
Antara lain karma kecelakaan, bunuh diri, pembunuhan, musibah bencana alam,
kecelakaan kerja, keracunan, penyakit dan lain-lain.
c. Orang tua masuk penjara. Sebab masuk penjara antara lain karena melakukan
tindak kriminal seperti perampokan, pembunuhan, penciarian, pengedar narkoba
atau thicial, perdata seperti hutang, jual beli, atau karma tidak pidana korupsi
sehingga sekian lama tidak berkumpul dengan keluarga.
d. Study ke pulau lain atau ke negara lain. Tuntutan profesi orang tua untuk
melanjutkan study sebagai peserta tugas belajar mengakibatkan harus, berpisah
dengan keluarga untuk sementara waktu, atau bisa terjadi seorang anak yang
meneruskan pendidikan di pulau lain atau luar negeri dan hanya bersama ibu saja
sehingga menyebabkan anak untuk sekian lama tidak didampingi otch ayahnya
yang hams tetap kerja di negara atau pulau atau kota kelahiran.
e. Kerja di luar daerah atau luar negeri. Cita-cita untuk mewujudkan kehidupan yang
lebih baik lagi menyebabkan salah satu orang tua meninggalkan daerah, terkadang
ke luar negeri.
Dampak Single Parent :
1) Dampak Negative
a. Perubahan perilaku anak. Bagi seorang anak yang tidak siap, ditinggalkan orang
tuanya bisa menjadi mengakibatkan perubahan tingkah laku. Menjadi pemarah,
berkata kasar, suka melamun, agresif, suka memukul, menendang, menyakiti
temannya. Anak juga tidak berkesempatan untuk belaiar perilaku yang baik
sebagaimana, perilaku keluarga yang harmonis. Dampak yang paling berbahaya
biia anak mencari pelarian di luar rumah, seperti menjadi anak jalanan,
terpengaruh penggunaaa narkoba untuk melenyapkan segala kegelisahan dalam
hatinya, terutama anak yang kurang kasih sayang, kurang perhatian orang tuanya.
b. Perempuan merasa terkucil. Terlebih lagi pada perempuan yang sebagai janda
atau yang tidak dinikahi, di masyarakat terkadang mendapatkan cemooh dan
ejekan.
c. Psikologi anak terganggu. Anak Bering mendapat ejekan diri Leman sepermainan
sehingga anak menjadi murung, sedih. Hai ini dapat mengakibatkan anak menj adi
kurang percaya diri dan kurang kreatif.
2) Dampak Positif
a. Anak terhindar dari komunikasi yang kontradiktif dari orang tua, tidak akan
terjadi komunikasi yang berlawanan dari orang tua, i-nisaInya ibunya mengijinkan
teLapi ayahnya melarangnya. Nilai yang diajarkan oleh ibu atau ayah d iterima
penuh karena tidak terjadi pertentangan.
b. Ibu berperan penuh dalam pengambilan keputusan clan tegar.
c. Anak lebih mandiri dan berkepribadian kuat, karena terbiasa tidak selalu hal
didampingi, terbiasa menyelesaikan berbagai masalah kehidupan.
3) Penanganan Single Parent
a. Memberikan kegiatan yang positif. Berbagai macam kegiatan yang dapat
mendukung anak untuk lebih bisa mengah, ualisasikan diri secara positif antara
lain dengan penyaluran. hobi, kursus sehingga menghindarkan anak melakukan
hal-hal yang negatif.
b. Memberi peluang anak belajar berperilaku baik. Bertandang pada keluarga,
lain yang harmonis memberikan kesempatan bagi anak untuk meneladani figur
orang tua yang tidak diperoleh dalam lingkungan keluarga sendiri.
c. Dukungan komunitas. Bergabung dalam club sesama keluarga dengan orang tua
tunggal dapat memberikan dukungan karena anak mempunyai banyak teman yang
bemasib sama sehingga tidak merasa sendirian.
Persoalan-persoalan psikologis
a. Akibat gaya hidup modern
Seorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan tubuh dan barang-barang
yang dikenakannya. Namun ada dari beberapa mereka yang terpojok karena masalah
keuangan untuk pemenuhan keinginan tersebut maka mereka mengambil jalan akhir dengan
menjadi PSK untuk pemuasan dirinya.
b. Broken Home
Kehidupan keluarga yang kurang baik dapat memaksa seorang remaja untuk
melakukan hal-hal yang kurang baik diluar rumah dan itu dimanfaatkan oleh seseorang yang
tidak bertanggungjawab dengan mengajaknya bekerja sebagai PSK.
c. Kenangan masa kecil yang buruk
Tindak pelecehan yang semakin meningkat pada seorang perempuan bahkan adanya
perkosaan pada anak kecil bisa menjadi faktor dia menjadi seorang PSK.
13. UPAH
Fenomena perempuan bekerja bukanlah barang baru ditengah masyarakat kita.
Sebenarnya tidak ada perempuan yang benar-benar menganggur, biasanya para perempuan
juga memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya entah itu dengan
mengelola sawah, membuka warung dirumah, mengkreditkan pakaian dan lain sebagainya.
Mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia masih beranggapan bahwa perempuan dengan
pekerjaaan diatas bukan termasuk kategori perempuan bekerja. Hal ini karena perempuan
bekerja identik dengan wanita karir atau wanita kantoran, padahal dimanapun dan kapanpun
perempuan itu bekerja seharusnya tetap dihargai pekerjaannya.
Kaitannya dengan dimensni sosial yakni “perempuan itu diberi upah lebih kecil dari
laki-laki. Contohnya: banyak wanita yang menjadi buruh.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dimensi sosial wanita Adalah suatu fenomena gambaran yang terjadi pada saat
sekarang ini. Kenyataannya adalah diskriminasi/ketidakadilan seperti : Marginalisasi,
Subordinasi, Pandangan Steriotip, Kekerasan terhadap perempuan, beban kerja.
Permasalahan yang berkaitan dengan dimensi sosial wanita yaitu kekerasan, pemerkosaan,
pelecehan seksual, wanita di tempat kerja, pendidikan, upah, icest, home less dan drug abuse.
Perkosaan adalah setiap tindakan laki-laki memasukkan penis, jari atau alat lain ke
dalam vagina/alat tubuh seorang perempuan tanpa persetujuannya.
Pelecehan seksual adalah segala bentuk perilaku maupun perkataan bermakna seksual
yang berefek merendahkan martabat orang yang menjadi sasaran.
Wanita Di Tempat Kerja adalah wanita yang bekerja akan memperoleh pengakuan dari
lingkungan karena produktifitas dan kreatifitas yang telah dihasilkan.
Pendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita, karena pendidikan yang
tinggi maka mereka dapat meningkatkan taraf hidup, membuat keputusan yang menyangkut
masalah kesehatan mereka sendiri.
Perempuan bekerja identik dengan wanita karir atau wanita kantoran, padahal
dimanapun dan kapanpun perempuan itu bekerja seharusnya tetap dihargai pekerjaannya.
Sehingga sering terjadi permasalahan upah
Incest atau inses dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah hubungan seksual antara
orang-orang yang bersaudara dekat yang dianggap melanggar adat, hokum dan agama.
Home less atau tuna wisma atau gelandangan adalah orang yang hidup dalam keadaan
tidak sesuai dengan norma di masyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal
yang tetap diwilayah tertentu dan hidup ditempat umum.
Penyalahgunaan obat dimaksud bila suatu obat digunakan tidak untuk
tujuan mengobati penyakit, akan tetapi digunakan dengan sengaja untuk mencari atau
mencapai kesadaran tertentu karena pengaruh obat pada jiwa.
B. SARAN
Kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://warungbidan.blogspot.com/2016/07/makalah-dimensi-sosial-wanita-dan.html
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/dimensi-sosial-wanita-dan.html