Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 11:

Dita Ayu Pratiwi 170810301073

PAJAK PEGHASILAN PASAL 22


Pengertian :
Pajak penghasilan dalam tahun berjalan dipungut oleh:
 Bendahara pemerintah, termasuk bendahara pada pemerintah pusat, pemerintah
daerah, instansi atau lemabga pemerintah, dan lembaga lembaga negara lainnya,
berkenan dengan pembayaran atas penyerahan barang, termasuk juga dalam
pengertian bendahara adalah pemegang kas dan pejabat lain yang menjalankan fungsi
yang sama;
 Badan badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta, berkenan dengan
kegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha dibidang lain, seperti: kegiatan usaha
produksi barang tertentu amtara lain otomotif dan semen dan;
 Wajib pajak badan tertentu untuk memungut pajak dari pembeli atas penjualan barang
yang tergolong sangat mewah.
Kegiatan Impor Dan Ekspor
Objek dan tarif pph pasal 22
Atas impor
1. Barang tertentu, dikenakan pph pasal 22 sebesar 10%
2. Barang tertentu lainnya, dikenakan pph 22 sebesar 7,5%
3. Kedelai, gandum, tepung terigu dikenakan pph pasal 22 sebesar 0,5% dari nilai impor
dengan menggunakan angka pengenal impor
4. Barang selain barang tertentu, barang tertentu lainnya, kedelai, gandum, tepung terigu
yang menggunakan angka pengenal impor (API), dikenakan pph pasal 22 sebesar
2,5% dari nilai impor
5. Barang selain barang tertentu, barang tertentu lainnya, kedelai, gandum, dan tepung
terigu yang tidak menggunakan angka pegenal impor (API), dikenakan pph pasal 22
sebesar 7,5% dari nilai impor
6. Barang yang tidak dikuasai, dikenakan pasal 22sebesar 7,5% dari harga jual lelang
Nilai ekspor sebagaimana tercantum dalam pemberitahuan pabean ekspor adalah nilai
free on board (FOB) yang tercantum pada pemberitahuan pabean ekspor, termasuk
pemberitahuan pabean ekspor yang nilai ekspornya telah dibetulkan.
Pemungut pph pasal 22
Bank devisa dan direktorat jenderal bea dan cukai
Saat Terutang Dan Saat Pelunasan
Dalam hal pembayaran bea masuk ditunda atau dibebaskan dan tidak termasuk dalam
pengecualian dari pemungutan pajak penghasilan dan pasal 22, pasal penghasilan pasal 22
terutang dan dilunasi pada saat penyelesaian dokumen pemeritahuan pabean atas impor.
Pajak penghasilan pasal 22 atas ekspor komoditas tambang batubara, mineral logam, dan
mineral bukan logam, terutang dan dilunasi bersamaan dengan saat penyelesaian
dokumen pemberitahuan pabean atas ekspor.
Cara pemungutan
Dilaksanakan dengan cara penyetoran oleh importir yang bersangkutan atau direktorat
jenderal bea dan cukai ke kas negara melalui kantor pos, bank devisa, atau bank yang
ditunjuk oleh menteri keuangan.
Pemungutan pajak pph pasal 22 atas ekspor komoditas tambang batubara, mineral logam,
dan mineral bukan logam dilaksanakan dengan cara penyetoran oleh eksportir yang
bersangkutan ke kas negara melalui pos persepsi, bank devisa persepsi atau bank persepsi
yang ditunjuk oleh menteri keuangan
Penyetoran pajak penghasilan pasal 22 dilakukan dengan menggunakan formulir surat
setoran pajak yng berlaku sebagai bukti pemungut pajak.
PEMBELIAN BARANG OLEH BENDAHARAWAN PEMERINTAH
Objek dan traig pph 22
Berkenaan dengan pembayran dan pembelian barang yang dilakukan oleh:
1. Bendahara pemerintah dan KPA sebagai pemungutan pajak pada pemerintah pusat,
pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga lembaga negara
lainnya;
2. Bendahara pengeluaran dengan mekanisme UP
3. KPA atau pejabat penerbit surat perintah membayar yang diberi delegasi oleh KPA,
berkenaan pembayaran kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme
pembayaran langsung (LS)
Pasal pph 22 sebesar 1,5% dari harga pembelian tidak termasuk PPN.
Pembelian barang oleh BUMN dan BU tertentu
Objek dan tarif pasal 22
1. BUMN yaitu BU yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
2. BU dan BUMN yang merupakan hasil dari restrukturasi yang dilakukan oleh
pemerintah, dan restrukturasi tersebut dilakukan melalui pengalihan saham milik
negara keoada BUMN lainnya;
Dikenakan pph 22 sebesar 1,5%
PENJUALAN HASIL PRODUKSI INDUSTRI TERTENTU
Objek dan tarif pph 22
• 0,1% dari Dasar Pengenaan Pajak PPN (DPP PPN) di industri kertas.
• 0,25% dari DPP PPN di industri semen.
• 0,45% dari DPP PPN di industri otomotif.
• 0,3% dari DPP PPN di industri baja.
• Penjualan semua jenis obat 0,3%
PENJUALAN BBM, GAS, DAN PELUMAS.
 0,25% dari harga jual BBM untuk penjualan ke SPBU Pertamina.
 0,3% dari harga jual BBM untuk penjualan ke SPBU Non Pertamina.
 0,3% dari harga jual minyak tanah.
 0,3% dari harga jual gas.
 0,3% dari harga jual pelumas.
 0,25% dari harga beli untuk pembelian di industri kehutanan, perkebunan, pertanian,
dan perikanan.

Pph 22 terutang dan dipungut pada saat penerbitan surat perintah pengeluaran barang
(delivery order)

PENJUALAN KENDARAAN BERMOTOR

Objek dan tarif pph pasal 22

Atas penjualan kendaraan bermotor didalam negeri aleh agen tunggal pemegang merek
(ATPM), agen pemegang merek (APM), dan importir umum kendaraan bermotor, tidak
termasuk alat berat, dikarenakan pph pasal 22 sebesar 0,45% dari dasar pengenaan PPN.

PEMBELIAN BAHAN BAHAN UNTUK UNTUK KEPERLUAN INDUSTRI ATAU


EKSPOR

atas pembelian bahan bahan berupa hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan
perikanan yang belum melalui proses industri manufaktur, dikenakan PPH 22 sebesar 0,25%.

PEMBELIAN KOMODITAS TAMBANG

Objek dan tarif pph pasal 22

Atas pembelian batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam, dari badan atau orang
pribadi pemegang izin usaha pertambangan oleh industri atau badan usaha dikenakan pph 22
sebesar 1,5% dari harga pembelian tidak termasuk PPN.
PENJUALAN EMAS

Objek dan tarif pph 22

Atas penjualan emas batangan oleh badan usaha yang melakukan penjualan, dikenakan pph
22 sebesar 0,45% dari harga jual emas batangan.

PENJUALAN BARANG YANG TERGOLONG SANGAT MEWAH

Objek dan tarif pph 22

1. Pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih 20 M


2. Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari 10M
3. Rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga pengalihannya lebih dari 10 M
dan luas bangunan lebih dari dari 500 m2
4. Apartemen, kondominimum. Dan sejenisnya dengan harga jual atau pengalihannya
lebih dari 10 M dan luas bangunan lebih dari 400 m2
5. Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang berupa
sedan, jeep, sport utility vehicle (suv), multi purpose vehicle (mpv), minipus dan
sejenisnya dengan harga jual lebih dari 5 M dan dengan kapasitas silinder lebih dari
3000 cc.

PENGECUALIAN PEMUNGUTAN PPH 22

 Impor barang dan/ atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan tidak terutang PPh.
 Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea masuk dan/ atau PPN
 Impor sementara, jika pada waktu impornya nyata nyata dimaksudkan untuk
diekspor kembali.
 Impor kembali, yang meliputi barang – barang yang diimpor kembali dalam
kualitas yang sama atau barang yang telah diekspor untuk perbaikan, pengerjaan
dan pengujian yang memenuhi syarat yang ditentutakn Ditjen Bea dan Cukai.
 Pembayaran atas pengadaan barang bagi institusi pemerintah jika berjumlah
maksimal Rp 2.000.000,00 dan tidak merupakan pembayaran terpecah-pecah; atau
jika ditujukan untuk pembelian BBM, listrik, gas, pelumas, air minum/ PDAM,
dan benda pos.
 Pembayaran untuk pembelian gabah dan/ atau beras oleh Perum Bulog.
 Emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan dari
emas yang ditujukan untuk ekspor.
 Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana BOS.

SAAT TERUTANG DAN PELUNASAN

Pemungutan pajak terutang dilakukan saat pembayaran kecuali ditetapkan berlainan


oleh Menkeu. Pengecualian tersebut antara lain:

Kegiatan Impor Saat pembayaran bea masuk.


Kecuali jika pembayaran bea masuk ditunda/
dibebaskan, pemungutan dilakukan saat
penyelesaian Pemberitahuan Impor Barang (PIB).

Kegiatan Pembelian Saat pembayaran


Barang

Pembelian Hasil Produksi Saat penjualan

Penjualan Hasil Produksi/ Saat penerbitan delivery order


Pengolahan Barang

Penyetoran hasil pungutan dilakukan ke Bank Persepsi atau Kantor Pos.

Anda mungkin juga menyukai