Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Pancasila
“MENGAPA PANCASILA MENJADI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU”
Dosen pembimbing : Deby Fajrianti,M. PD

Disusun oleh :
Zumardi Azzra (821181012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROPESI NERS


STIKES YARSI PONTIANAK
2018/2019
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “pedoman
keluarga berdasarkan agama “dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam
penyusunan makalah ini mungkin ada hambatan, namun berkat bantuan serta
dukungan dari teman-teman dan bimbingan dari dosen pembimbing. Sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
            Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan serta dukungan dan
doa nya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini dan dapat mengetahui tentang profesi keperawatan. Kami mohon
maaf apabila makalah ini mempunyai banyak kekurangan, karena keterbatasan
penulis yang masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun, sangat diharapkan oleh kami dalam
pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah sederhana ini bermanfaat bagi
pembaca maupun kami.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................1
C. Manfaat Makalah..........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................3
A. Teori Hildegard E.Peplau............................................................................3
B. Florance Nightingale...................................................................................7
C. Perbedaan Teori...........................................................................................8
BAB III PEMBAHSAN.......................................................................................10
A. Sumber teori Hildegrat E. Peplau...............................................................10
B. Sumber teori Florence Nigttingale.............................................................16
BAB IV PENUTUP..............................................................................................27
A. Kesimpulan ................................................................................................27
B . Saran ..........................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................2


BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dewasa ini


mencapai Sebagai bangsa yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945,
bangsa Indonesia tidak terlepas dari dasar Negara yaitu Pancasila.
Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara
resmi disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia
tahun II No.7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945. Bangsa
Indonesia telah menemukan jati dirinya, yang didalamya tersimpul cirri
khas, sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, yang
oleh para pendiri negara kita dirumuskan dalam suatu rumusan yang
sederhana namun mendalam. Berdasarkan fakta objektif secara historis
kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai
Pancasila.
Tidak hanya mendapatkan ilmu, namun seorang mahasiswa juga
harus berusaha untuk dapat mengembangkan ilmu tersebut. Banyak sekali
sudut pandang atau pedoman yang dapat digunakan dalam
mengembangkan ilmu, tetapi sebagai mahasiswa dan warga negara
Republik Indonesia diharapkan mampu mengembangkan ilmu serta
memahami, menganalisis, dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi
oleh masyarakat bangsanya secara berkesinambungan dan konsisten
berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasarnya sehingga sesuai dengan
cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu?
2. Apakah definisi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)?
3. Bagaimana penerapan nilai persatuan sebagai dasar pengembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)?
C. Manfaat Makalah
1. Bagi Pembaca
Dapat mengetahui Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
sehingga dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
dengan penuh rasa tanggung jawab dan bermoral
2. Bagi Penulis
Dapat mengetahui cara memecahkan berbagai masalah dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan menerapkan dan
mengembangkan ilmu berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
1. Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Dalam upaya manusia mewujudkan kesejahteraan dan
peningkatan harkat dan martabatnya maka manusia mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek) pada hakikatnya merupakan suatu hasil kreativitas rohani
manusia.Unsur jiwa (rohani) manusia meliputi aspek akal, rasa, dan
kehendak. Akal merupakan potensi rohani manusia dalam hubungan
dengan intelektualitas, rasa dalam bidang estetis, dan kehendak dalam
bidang moral (etika). Atas dasar kreativitas akalnya manusia
mengembangkan iptek dalam rangka untuk mengolah kekayaan alam
yang sediakan oleh Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu tujuan
essensial dari Iptek adalah demi kesejahteraan umat manusia, sehingga
Iptek pada hakikatnya tidak bebas nilai namun terikat oleh nilai.
Dalam masalah ini Pancasila telah memberikan dasar nilai-nilai bagi
pengembangan Iptek demi kesejahteraan hidup manusia.
Pengembangan Iptek sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan
pada moral Ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pancasila yang sila-silanya merupakan suatu kesatuan yang sistematis
haruslah menjadi sistem etika pengembangan Iptek. Pancasila sebagai
filsafat ilmu harus mengandung nilai ganda, yaitu: Harus memberikan
landasan teoritik (dan normatif) bagi penguasaan dan pengembangan
iptek dan menetapkan tujuannya.
2. Memiliki nilai instrinsik tujuan iptek yang senantiasa dilandasi oleh
nilai mental kepribadian dan moral manusia.
Nilai-nilai kualitatif dan normatif secara kategoris harus
terkandung dalam ajaran filsafat. Kualitas dan identitas nilai mental
dan kepribadian manusia senantiasa berhubungan dengan nilai filsafat
dan atau agama. Kedudukan filsafat ilmu harus berasaskan
kerokhanian dari sistem keilmuan dan pengembangannya. Fungsi
mental dan moral kepribadian manusia dalam implemantasi iptek
merupakan kriteria yang signifikan suatu keilmuan. Keilmuan harus
berorientasi praktis untu kepentingan bangsa. Selain itu, kebenaran yag
dianut epistomologis Pancasila prinsip kebenaran eksistensial dalam
rangka mewujudkan harmoni maksimal yang sesuai taraf-taraf
fisiokismis, biotik, psikis, dan human dalam rangka acuan norma
ontologis transedental. Dengan pendekatan pencerdasan kehidupan
bangsa, epsitomologis Pancasila bersifat terbuka terhadap berbagai
aliran filsafat dunia (Dimyati, 2006).

B. Definisi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)


Manusia sebagai makhluk jasmani rohani sebagai makhluk
Tuhan yang Maha Esa sekaligus individu dan makhluk sosial, pada
hakikatnya sebagai makhluk homo sapiens makhluk yang berakal di
samping berasa dan berkehendak. Sebagai makhluk yang berakal,
manusia memiliki kemampuan intelektual yang mampu menghasilkan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi
adalah unsur-unsur yang pokok dalam kebudayaan manusia, dalam
dunia ilmu pengetahuan terdapat dua pandangan yang berbeda yaitu :
(1). pendapat yang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan itu bebas
nilai, artinya tidak ada sangkut pautnya dengan moral, dengan etika,
dengan kemanusiaan, dengan ketuhanan.
(2). pendapat kedua menyatakan bahwa ilmu pengetahuan pada
hakikatnya untuk kesejahteraan umat manusia.
Oleh karena itu, ilmu pengetahuan adalah terikat nilai yaitu
nilai moral, nilai kemanusiaan, nilai religious. Bagi Pancasila ilmu
pengetahuan itu berketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan,
berpersatuan, berkerakyatan, dan beradilan. Maka dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dilandasi moral,
etika serta nilai-nilai religious. Dengan perkataan lain ilmu
pengetahuan harus dilandasi etika ilmiah dan yang paling penting
dalam etika ilmiah adalah menyangkut hidup mati orang banyak, masa
depan, hak-hak manusia dan lingkungan hidup. Hal-hal yang perlu
ditekankan adalah sebagai berikut:
1.    Risiko percobaan dan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi
2.    Kemungkinan penyalahgunaannya
3.    Kompatibilitas dengan moral yang berlaku
4.    Terganggunya sumber daya dan pemerataannya
5.    Hak individu untuk memilih sesuatu sesuai dengan dirinya

C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis Tentang Pancasila


Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Di Indonesia
1. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Indonesia
Sumber historis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan
ilmu di Indonesia dapat ditelusuri pada awalnya dalam dokumen
negara, yaitu Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Alinea
keempat Pembukaan UUD 1945 berbunyi:
”Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, … dan
seterusnya”.
Kata “mencerdaskan kehidupan bangsa” mengacu pada
pengembangan iptek melalui pendidikan. Amanat dalam Pembukaan
UUD 1945 yang terkait dengan mencerdaskan kehidupan bangsa itu
haruslah berdasar pada nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, dan
seterusnya, yakni Pancasila. Proses mencerdaskan kehidupan bangsa
yang terlepas dari nilai-nilai sipiritualitas, kemanusiaan, solidaritas
kebangsaan, musyawarah, dan keadilan merupakan pencederaan
terhadap amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang
merupakan dokumen sejarah bangsa Indonesia.

2. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


di Indonesia
Sumber sosiologis Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan iptek dapat ditemukan pada sikap masyarakat yang
sangat memperhatikan dimensi ketuhanan dan kemanusiaan sehingga
manakala iptek tidak sejalan dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan,
biasanya terjadi penolakan. Contohnya, penolakan masyarakat atas
rencana pembangunan pusat pembangkit listrik tenaga nuklir di
semenanjung Muria beberapa tahun yang lalu. Penolakan masyarakat
terhadap PLTN di semenanjung Muria didasarkan pada kekhawatiran
atas kemungkinan kebocoran Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di
Chernobyl Rusia beberapa tahun yang lalu. Trauma nuklir berkaitan
dengan keselamatan reaktor nuklir dan keluaran limbah radioaktif
yang termasuk ke dalam kategori limbah beracun. Kedua isu tersebut
memicu dampak sosial sebagai akibat pembangunan PLTN, bukan
hanya bersifat standar seperti terciptanya kesempatan kerja,
kesempatan berusaha, tiumbulnya gangguan kenyaman karena
kemacetan lalu lintas, bising, getaran, debu, melainkan juga dampak
yang bersifat khusus, seperti rasa cemas, khawatir dan takut yang
besarnya tidak mudah dikuantifikasi. Dalam terminologi dampak
sosial, hal yang demikian itu dinamakan perceived impact, dampak
yang dipersepsikan (Sumber: Suara Merdeka, 8 Desember 2006).
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila
sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
1. Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Dasar
Pengembangan Ilmu Pancasila sebagai pengembangan ilmu belum
dibicarakan secara eksplisit oleh para penyelenggara negara sejak
Orde Lama sampai era Reformasi. Para penyelenggara negara pada
umumnya hanya menyinggung masalah pentingnya keterkaitan antara
pengembangan ilmu dan dimensi kemanusiaan (humanism). Kajian
tentang Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu baru
mendapat perhatian yang lebih khusus dan eksplisit oleh kaum
intelektual di beberapa perguruan tinggi, khususnya Universitas
Gadjah Mada yang menyelenggarakan Seminar Nasional tentang
Pancasila sebagai pengembangan ilmu, 1987 dan Simposium dan
Sarasehan Nasional tentang Pancasila sebagai Paradigma Ilmu
Pengetahuan dan Pembangunan Nasional, 2006. Namun pada kurun
waktu akhir-akhir ini, belum ada lagi suatu upaya untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kaitan dengan
pengembangan Iptek di Indonesia.
2. Argumen tentang Tantangan Pancasila sebagai Dasar
Pengembangan Ilmu Ada beberapa bentuk tantangan terhadap
Pancasila sebagai dasar pengembangan iptek di Indonesia:
a. Kapitalisme yang sebagai menguasai perekonomian dunia,
termasuk Indonesia. Akibatnya, ruang bagi penerapan nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu menjadi terbatas. Upaya
bagi pengembangan sistem ekonomi Pancasila yang pernah dirintis
Prof. Mubyarto pada 1980an belum menemukan wujud nyata yang
dapat diandalkan untuk menangkal dan menyaingi sistem ekonomi
yang berorientasi pada pemilik modal besar.
b. Globalisasi yang menyebabkan lemahnya daya saing bangsa
Indonesia dalam pengembangan iptek sehingga Indonesia lebih
berkedudukan sebagai konsumen daripada produsen dibandingkan
dengan negaranegara lain.
c. Konsumerisme menyebabkan negara Indonesia menjadi pasar bagi
produk teknologi negara lain yang lebih maju ipteknya. Pancasila
sebagai pengembangan ilmu baru pada taraf wacana yang belum
berada pada tingkat aplikasi kebijakan negara. d. Pragmatisme yang
berorientasi pada tiga ciri, yaitu: workability (keberhasilan),
satisfaction (kepuasan), dan result (hasil) (Titus, dkk., 1984) mewarnai
perilaku kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia.

E. Hubungan Pancasila Dengan Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Bangsa Indonesia memiliki kekayaan alam yang menakjubkan,


Indonesia juga sangat kaya akan suku bangsa, budaya, agama, bahasa,
ras dan etnis golongan. Sebagai akibat keanekaragaman tersebut
Indonesia mengandung potensi kerawanan yang sangat tinggi pula, hal
tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi
timbulnya konflik sosial. Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki
tingkat kepekaan yang tinggi dan dapat menimbulkan konflik etnis
kultural. Arus globalisasi yang mengandung berbagai nilai dan budaya
dapat melahirkan sikap pro dan kontra warga masyarakat yang
menyebabkan konflik tata nilai.
Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini
menjadi bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri
maupun dari luar negeri, hal ini seiring dengan perkembangan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi dan komunikasi.
Serta sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk
ancaman yang bersifat multi dimensional yang bersumber dari
permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.
Oleh karena itu. kemajuan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi sangat diperlukan dalam upaya mempertahankan segala
kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia serta menjawab segala
tantangan zaman. Dengan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi kita dapat tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia sesuai dengan sila ketiga yang berbunyi Persatuan
Indonesia.Maka dari itu, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan
Pancasila antara satu dengan yang lain memiliki hubungan yang
kohesif. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diperlukan dalam
pengamalan Pancasila, sila ketiga dalam menjaga persatuan Indonesia.
Di lain sisi, kita juga harus tetap menggunakan dasar-dasar nilai
Pancasila sebagai pedoman dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan
dan Tekhnologi agar kita dapat tidak terjebak dan tepat sasaran
mencapai tujuan bangsa.

F. Rangkuman tentang Pengertian dan Pentingnya Pancasila sebagai


Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, artinya
kelima sila Pancasila merupakan pegangan dan pedoman dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa
terminologi yang dikemukakan para pakar untuk menggambarkan
peran Pancasila sebagai rujukan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, antara lain Pancasila sebagai intellectual
bastion (Sofian Effendi); Pancasila sebagai common denominator
values (Muladi); Pancasila sebagai paradigma ilmu. Pentingnya
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu bagi mahasiswa
adalah untuk memperlihatkan peran Pancasila sebagai rambu-rambu
normatif bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Selain
itu, pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia harus berakar
pada budaya bangsa Indonesia itu sendiri dan melibatkan partisipasi
masyarakat luas.

BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang
terumuskan dari proses akulturasi budaya nusantara yang berlangsung
berabad-abad. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan pandangan
hidup bangsa Indonesia dalam berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai
suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem pengetahuan.
Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi
bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia,
masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar
bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dalam hidup dan kehidupan. Filsafat Pancasila merupakan landasar dalam
proses berfikir dan berpengetahuan. Pancasila sebagai dasar negara terdiri
dari lima sila yang berasal dari pemikiran hasil akulturasi budaya
nusantara. Sila-sila dalam Pancasila memliki keterkaitan atau berhubungan
dan saling melandasi. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan
landasan utama dari kempat sila lainnya. Hal ini menjadikan Pancasila
sebagai sistem yang saling terkait tak terpisahkan.
B. Saran
Indonesia sebagai bangsa yang masyarakatnya menganut ideologi
pancasila, hendaknya dalam mengembangkan maupun memanfaatkan
perkembangan Ilmu Pengetahuan, harus sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila dan berdasarkan tujuan untuk kesejahteraan
dan kelangsungan hidup manusia baik untuk masa sekarang maupun masa
mendatang.

DAFTAR PUSTAKA
http://edukasi.pajak.go.id/images/perguruan_tinggi/Pancasila2.pdf
https://annisawityasiwi.b.com/2015/12/makalah-pancasila-sebagai-dasar-
nila.pdf
Aiken, H. D, 2009, Abad ideologi, yogyakarta : penerbit relief

Anda mungkin juga menyukai