Pancasila
“MENGAPA PANCASILA MENJADI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU”
Dosen pembimbing : Deby Fajrianti,M. PD
Disusun oleh :
Zumardi Azzra (821181012)
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................1
C. Manfaat Makalah..........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................3
A. Teori Hildegard E.Peplau............................................................................3
B. Florance Nightingale...................................................................................7
C. Perbedaan Teori...........................................................................................8
BAB III PEMBAHSAN.......................................................................................10
A. Sumber teori Hildegrat E. Peplau...............................................................10
B. Sumber teori Florence Nigttingale.............................................................16
BAB IV PENUTUP..............................................................................................27
A. Kesimpulan ................................................................................................27
B . Saran ..........................................................................................................27
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
1. Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Dalam upaya manusia mewujudkan kesejahteraan dan
peningkatan harkat dan martabatnya maka manusia mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek) pada hakikatnya merupakan suatu hasil kreativitas rohani
manusia.Unsur jiwa (rohani) manusia meliputi aspek akal, rasa, dan
kehendak. Akal merupakan potensi rohani manusia dalam hubungan
dengan intelektualitas, rasa dalam bidang estetis, dan kehendak dalam
bidang moral (etika). Atas dasar kreativitas akalnya manusia
mengembangkan iptek dalam rangka untuk mengolah kekayaan alam
yang sediakan oleh Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu tujuan
essensial dari Iptek adalah demi kesejahteraan umat manusia, sehingga
Iptek pada hakikatnya tidak bebas nilai namun terikat oleh nilai.
Dalam masalah ini Pancasila telah memberikan dasar nilai-nilai bagi
pengembangan Iptek demi kesejahteraan hidup manusia.
Pengembangan Iptek sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan
pada moral Ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pancasila yang sila-silanya merupakan suatu kesatuan yang sistematis
haruslah menjadi sistem etika pengembangan Iptek. Pancasila sebagai
filsafat ilmu harus mengandung nilai ganda, yaitu: Harus memberikan
landasan teoritik (dan normatif) bagi penguasaan dan pengembangan
iptek dan menetapkan tujuannya.
2. Memiliki nilai instrinsik tujuan iptek yang senantiasa dilandasi oleh
nilai mental kepribadian dan moral manusia.
Nilai-nilai kualitatif dan normatif secara kategoris harus
terkandung dalam ajaran filsafat. Kualitas dan identitas nilai mental
dan kepribadian manusia senantiasa berhubungan dengan nilai filsafat
dan atau agama. Kedudukan filsafat ilmu harus berasaskan
kerokhanian dari sistem keilmuan dan pengembangannya. Fungsi
mental dan moral kepribadian manusia dalam implemantasi iptek
merupakan kriteria yang signifikan suatu keilmuan. Keilmuan harus
berorientasi praktis untu kepentingan bangsa. Selain itu, kebenaran yag
dianut epistomologis Pancasila prinsip kebenaran eksistensial dalam
rangka mewujudkan harmoni maksimal yang sesuai taraf-taraf
fisiokismis, biotik, psikis, dan human dalam rangka acuan norma
ontologis transedental. Dengan pendekatan pencerdasan kehidupan
bangsa, epsitomologis Pancasila bersifat terbuka terhadap berbagai
aliran filsafat dunia (Dimyati, 2006).
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang
terumuskan dari proses akulturasi budaya nusantara yang berlangsung
berabad-abad. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan pandangan
hidup bangsa Indonesia dalam berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai
suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem pengetahuan.
Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi
bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia,
masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar
bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dalam hidup dan kehidupan. Filsafat Pancasila merupakan landasar dalam
proses berfikir dan berpengetahuan. Pancasila sebagai dasar negara terdiri
dari lima sila yang berasal dari pemikiran hasil akulturasi budaya
nusantara. Sila-sila dalam Pancasila memliki keterkaitan atau berhubungan
dan saling melandasi. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan
landasan utama dari kempat sila lainnya. Hal ini menjadikan Pancasila
sebagai sistem yang saling terkait tak terpisahkan.
B. Saran
Indonesia sebagai bangsa yang masyarakatnya menganut ideologi
pancasila, hendaknya dalam mengembangkan maupun memanfaatkan
perkembangan Ilmu Pengetahuan, harus sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila dan berdasarkan tujuan untuk kesejahteraan
dan kelangsungan hidup manusia baik untuk masa sekarang maupun masa
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
http://edukasi.pajak.go.id/images/perguruan_tinggi/Pancasila2.pdf
https://annisawityasiwi.b.com/2015/12/makalah-pancasila-sebagai-dasar-
nila.pdf
Aiken, H. D, 2009, Abad ideologi, yogyakarta : penerbit relief