Pancasila sebagai kepribadian bangsa yang merupakan perwujudan dari jiwa bangsa dalam
sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan adalah merupakan filsafat hidup bangsa dan
dasar filsafat negara. Pancasila sebagai filsafat hidup dan juga sebagai ideologi dan moral bangsa
harus dikembangkan sesuai dengan kodrat manusia. Pengembangan Pancasila sebagai filsafat
hidup atau disebut juga dengan pengembangan filsafat Pancasila, pada dasarnya untuk
mengimbangi filsafat komunis maupun liberalis yang keduanya merupakan suatu sistem
kemasyarakatan yang berbeda sama sekali. Pancasila dikembangkan secara kefilsafatan dengan
maksud untuk menunjukkan jalan tengah antar keduanya, dalam arti bukan komunis dan bukan
liberalis yang didukung oleh penalaran kefilsafatan. Dengan demikian tujuan yang umum
dikembangkannya filsafat Pancasila adalah untuk menjunjung filsafat komunis dan filsafat
liberalis.
Filsafat secara umum termasuk juga filsafat Pancasila mempunyai tujuan yang sesuai dengan
dasar filsafat tersebut. Pancasila dengan dasar sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar
ideologi negara juga mempunyai tujuan secara khusus. Tujuan filsafat Pancasila yang sekaligus
merupakan dasar dikembangkannya filsafat Pancasila adalah untuk memahami dan menjelaskan
lima prinsip kehidupan manusia dalam bermasyarakat dan bernegara, mengajukan kritik dan
menilai prinsip tersebut , menemukan hakikatnya secara manusiawi serta mengatur semuanya itu
dalam bentuk yang sistematik sebagai pandangan dunia.
Dalam mempelajari Pancasila secara kefilsafatan sebelumnya perlu diketahui materi apa
yang dibahas untuk membedakan dengan Pancasila yuridis kenegaraan. Demikian juga perlu
dikemukakan persyaratan ilmiah pada umumnya. Pancasila secara ilmiah-filsafat adalah tentang
empat syarat sifat ilmiah dan empat pengetahuan ilmiah. Kemudian diuraikan juga tentang
perenungan kefilsafatan dan khusus perenungan kefilsafatan Pancasila.
o Pengetahuan kausal
Pengetahuan kausal merupakan pengetahuan ilmiah yang mempelajari
tentang asal mula atau ilmiah mengapa.
BAB II
DASAR DASAR KEFILSAFATAN PANCASILA
Dasar Filsafat Pancasila
Filsafat hidup bangsa yang berfungsi sebagai pedoman hidup, memang tepat jika
dirumuskan dari inti inti kehidupan bangsa sendiri, berupa jiwa bangsa yang
tercermin ke luar sebagai kepribadian bangsa.
o Susunan kodrat manusia monodualis
Manusia hakikat adalah tersusun atas jiwa dan raga. Dua unsur susunan
kodrat ini mempengaruhi pola hidup manusia. Dalam pola hidup yang
manusiawi adalah menyeimbangkan antara kepentingan rohani dan
jasmani yang serasi dan seimbang. Keseimbangan dua unsur ini
merupakan salah satu dasar filsafat Pancasila sehingga tujuan negara yang
berdasarkan filsafat Pancasila adalah untuk mewujudkan masyarakat adil
dan makmur sejahtera.
o Sifat kodrat manusia monodualis
Manusia hakikatnya adalah bersifat individu dan sosial. Dua unsur sifat ini
juga mempengaruhi pola hidup manusia. Dalam pola hidup yang
manusiawi adalah menyeimbangkan antara dua hal tersebut, kepentingan
individu dan kepentingan sosial yang selaras dan seimbang.
Keseimbangan dua unsur ini merupakan salah satu dasar filsafat Pancasila
sehingga masyarakat yang diingingkan dalam Pancasila adalah masyarakat
yang penuh kebahagiaan yang didasarkan atas hubungan manusia dengan
masyarakat yang serasi dan seimbang.
o Kedudukan kodrat manusia monodualis
Manusai hakikatnya adalah berkedudukan sebagai pribadi mandiri dan
juga maklhuk Tuhan. Dua unsur kodrat ini mempengaruhi pola hidup
manusia. Untuk mencapai masyarakat yang sejahtera selaras serasi dan
seimbang dalam pola kehidupan yang merupakan tujuan masyarakat
berpancasila haruslah bertitik pangkal padahakikat kodrat manusia
monopluralis.
o Bersifat realis
Yaitu mencerminkan kenyataan yang hidup dan berkembang dalam
masyarakat dimana ideologi tersebut lahir dan dikembangkan.
o Bersifat idealis
Yaitu konsep yang terkandung di dalamnya mampu memberi harapan,
optimisme serta mampu menggugah motivasi para pendukungnya untuk
berupaya mewujudkan apa yang dicita citakan.
o Bersifat fleksibel
Yaitu dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang terus menerus
berkembang dan juga sekaligus mampu memberi arah melalui tafsir tafsir
baru yang konsisten dan relavan
BAB III
KONSEPSI DASAR FILSAFAT PANCASILA
o Sila Kemanusiaan
Ialah sifat sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat manusia
monopluralis dalam kesatuan yang seimbang dan harmonis.
o Sila Persatuan
Ialah sifat sifat keadaan negara harus sesuai dengan hakikat satu dalam arti
mutlak tidak dapat terbagi dan terpisah dari yang lain.
o Sila Kerakyatan
Ialah sifat sifat dan keadaan negara harus sesuai denagn hakikat rakyat
sebagai pendukung kekuasaan.
o Sila keadilan
Ialah sifat sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat adil
sebagai tujuan atau cita cita, dimana wajib lebih diutamakan daripada hak.
Kepribadian Pancasila
o Kepribadian Kemanusiaan
Adalah sifat sifat hakikat kemanusiaan abstrak umum universal yang dapat
membedakan manusia dengan makhluk lain.
o Kepribadiaan Kebangsaan
Adalah sifat sifat hakikat kemanusiaan yang terjelma sebagai sifat khas
kebangsaan yaitu kesatuan sifat sifat tetap terlekat pada sekelompok
manusia yang tetap tidak berubah, terdiri atas sifat hakikat kemanusiaan
dan sifat sifat khusus yang tetap sebagai diri pribadi terpisah dari bangsa
lain.
o Kepribadian Perorangan
Adalah sifat sifat yang menyertai hakikat kemanusiaan dan sifat khas
kebangsaan serta sifat sifat yang terdapat pada diri perorangan yang satu
dengan yang lainnya berbeda, berubah dan berbeda dalam konkretnya.
BAB IV
POKOK POKOK ISI AJARAN PANCASILA
Pembahasan isi arti Pancasila secara kefilsafatan, diusahakan dengan memberi makna istilah -
istilah secara harfiah atau gramatikal.
Adapun rumusan Pancasila sebagaimana adanya yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945,
yaitu :
“ Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ”.
KETUHANAN
Istilah Ketuhanan berasal dari kata Tuhan yaitu suatu Dzat Yang Maha Kuasa,
sedangkan Ketuhanan berarti keyakinan dan pengakuan yang diekspresikan dalam
bentuk perbuatan terhadap Dzat Yang Maha Kuasa sebagai Pencipta.
Dengan demikian secara singkat, Ketuhanan berarti “ iman kepada Tuhan ”.
PEMIKIRAN TENTANG ADANYA TUHAN
Dasar pemikiran dalam hal ini, digunakan prinsip “ tidak adanya kemungkinan
ketiga sebagai jalan tengah ” (principium exclusi tertii).
Himpunan sebab-akibat disebabkan karena adanya hal lain yang tidak terbatas
diluar himpunan, yang membatasi himpunan itu sehingga terwujud nyata dan
tidak membatasi.
Hal yang tidak terbatas ini disebut dengan istilah Yang Tak Terbatas, dan Yang
Tak Terbatas inilah yang disebut Tuhan.
Maka, Tuhan tidak dapat dilukiskan dengan bentuk apapun, dan Tuhan-lah yang
menciptakan adanya rentetan sebab-akibat dalam alam semesta ini, dan Tuhan
merupakan sebab yang tidak disebabkan oleh hal lain.
KEMANUSIAAN
Kemanusiaan ialah “manusia adalah makhluk yang berakal”, hal ini dipengaruhi
oleh ajaran-ajaran agama untuk membedakan manusia dengan makhluk-makhluk
yang lain.
ADIL
Adil ialah memperlakukan dan memberikan sebagai rasa wajib sesuatu hal yang
telah menjadi haknya, baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, maupun
terhadap Tuhan.
BERADAB
Beradab asal dari perkataan adab, yang mengandung pengertian tata-kesopanan.
Beradab artinya : bersikap, berkeputusan, dan bertidak berdasarkan pertimbangan
nilai-nilai moral yang berlaku dalam hidup bersama.
PERSATUAN
Persatuan berarti sifat-sifat dan keadaan yang sesuai dengan hakikat satu, yang
mengandung pengertian disatukannya bermacam-macam bentuk menjadi satu
kebulatan.
INDONESIA
Istilah “Indonesia” itu mula-mula ditempa dari bahasa Latin: “Indos” (artinya
Indus atau India) dan “nesos” (artinya nusa atau kepulauan), jadi “Indonesia”
kurang lebih berarti “Kepulauan sekitar Samudera India”. Istilah ini digunakan
untuk memberi nama seluruh suku bangsa, wilayah dan kebudayaan seluruh
Nusantara ini.
PERSATUAN INDONESIA
yaitu: usaha ke arah bersatu dalam kebulatan satu kesatuan rakyat untuk membina
Nasionalisme dalam Negara Indonesia.
KERAKYATAN
Yang dimaksud Kerakyatan adalah suatu sistim pemerintahan Negara atas dasar
pertimbangan kehendak rakyat.
HIKMAT KEBIJAKSANAAN
berarti: suatu pertimbangan berdasarkan perpaduan antara kebenaran yang berasal
dari Tuhan dengan hasil putusan akal yang sesuai dengan rasa kemanusiaan
didorong oleh kehendak untuk mencapai kebaikan hidup bersama.
PERMUSYAWARATAN
Permusyawaratan berarti suatu sistem dalam merumuskan, atau memutuskan
sesuatu persoalan dengan cara mengadakan rapat sebagai forum pertukaran
pendapat untuk mencapai kesepakatan bersama.
PERWAKILAN
Perwakilan berarti suatu tata-cara dalam mengusahakan turut sertanya rakyat
ambil bagian dalam pemerintahan dilakukan dengan melalui badan-badan tertentu
sebagai wakilnya.
KEADILAN
Adil dalam sila kelima ini diartikan sifat-sifat dan keadaan yang sesuai dengan
hakikat adil untuk mengakui hak sesama.
SOSIAL
Istilah “sosial” berarti persaudaraan dalam pergaulan hidup manusia. Dalam hal
ini sebagai cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan bersama didasari adanya
rasa persaudaraan.
KEADILAN SOSIAL
Yaitu suatu tata cara masyarakat yang selalu memperhatikan dan memperlakukan
hak manusia sebagaimana mestinya dalam hubungan antar pribadi serta
keseluruhan terhadap pribadi maupun pribadi terhadap keseluruhan , baik material
maupun spiritual.
BAB V
MORAL NEGARA DAN FAHAM INTEGRALISTIK
3 Hukum Pokok Dalam Asas Moral Negara
1. Hukum Tuhan
2. Hukum Kodrat
3. Hukum Etik
Integralistik Pancasila
Dasar pemikiran negara dalam filsafat integralistik Pancasila, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Supomo dalam sidang BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945,
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
• Aliran pikiran individualis
• Aliran pikiran kolektif
• Aliran pikiran Integralistik
BAB VI
SISTEM POLITIK DAN EKONOMI PANCASILA
A. SISTEM POLITIK
Dalam system politik Indonesia keseimbangan partisipasi masyarakat dan inisiatif
pemerintah merupakan bentuk konkrit kerakyatan, yaitu system pemerintahan dari rakyat
oleh rakyat dan untuk rakyat.
Sistem politik Indonesia yang mendasarkan kebersamaan dan kekeluargaan,
sehingga dalam mewujudkan stabilitas politik negara ditentukan adanya penjabaran
konkrit sistem kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Oleh karena itu,
sistem politik Indonesia ditentukan adanya pelaksanaan ajaran kenegaraan yang
terkandung dalam sila keempat Pancasila yang perwujudannya disebut dengan demokrasi
Pancasila.
B. EKONOMI PANCASILA
Keadilan Sosial
Dengan kedudukannya sebagai landasan kaidah ekonomi maka keadilan sosial
selalu menjadi jiwa untuk pembenaran kaidah ekonomi Pancasila beserta pola
perwujudan ekonomi Pancasila