Anda di halaman 1dari 3

TTG KOMPOSTER SAMPAH ORGANIK

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah
rumah tangga berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah
spesifik. Sampah sejenis sampah rumah tangga dapat juga berasal ari kawasan komersial, kawasan
industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.

Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya


volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam; pengelolaan sampah selama ini belum
sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara
komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi
masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat.

Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas
anfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan, dan asas
nilai ekonomi. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas
lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.

Pemerintah dan pemerintahan daerah bertugas menjamin terselenggaranya pengelolaan sampah yang
baik dan berwawasan lingkungan. Tugas Pemerintah dan pemerintahan daerah terdiri atas :

 Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah;


 Melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan, dan penanganan sampah;
 Memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya pengurangan, penanganan, dan
pemanfaatan sampah;
 Melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana
pengelolaan sampah;
 Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan sampah;
 Memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang pada masyarakat setempat
untuk mengurangi dan menangani sampah; dan
 Melakukan koordinasi antarlembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha agar terdapat
keterpaduan dalam pengelolaan sampah.

Terkait dengan memfasilitasi penerapan teknologi spesifik local yang berkembang pada masyarakat
untuk mengurangi dan menangani sampah , dipandang perlu terobosan penerapan Teknologi Tepat
Guna (TTG) khususnya penanganan sampah organik.
TTG yaitu teknologi yg dirancang bagi suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-
aspek lingkungan,keetisan,kebudayaan,sosial,politikdan ekonomi masyarakat yang bersangkutan.
Adapun ciri-ciri teknologi tepat guna antara lain :
 Teknologi tsb dapat digunakan oleh sumber2 yg tersedia di berbagai tempat
 Teknologi yg diterapkan sesuai dan cocok dengan kondisi sosial ekonomi yg berlaku
 Teknologi yg digunakan bisa memecahkan masalah yg dihadapi masyarakat
 Masyarakat mampu mempelajari, menerapkan, serta memelihara teknologi tepat guna tsb.
Langkah –langkah penerapan TTG dalam pengelolaan sampah organik :
a. Pemilahan sampah
Pemilahan sampah organic dan anorganik harus dimulai dari penghasil sampah baik di rumah
tangga, perkantoran, maupun tempat-tempat umum.
Untuk pemilahan sampah ini membutuhkan komitmen masyarakat dan pemangku pemerintahan
sesuai dengan yang diamanahkan dalam Undang-Undang No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sampah.

b. Komposting sampah organik


Komposting sampah organic dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya seperti perihal
berikut :
1. Komposting sampah organic

Dinding tabung sampah dilobangi merata kecil2 diameter 1 cm dan diisi pupuk kandang 1 kg sebagai sta

Sampah organik dari penghasil dimasukan tabung khusus sampah organic seperti gambar diatas
dan ditutup sehingga berubah menjadi kompos.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

 Tanah digali dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm.


 Isi galian tanah dengan sekam padi setinggi kurang lebih 40 cm
 Letakan ember plastic / tabung ukuran 80 liter yang sudah dilobangi dengan diameter 1
cm secara merata di bagian sisi bawah tabung.
 Urug kembali pada sisi luar tabung bagian bawah dengan tanah atau pasir.
 Masukan 1 kg pupuk kandang kedalam tabung sebagai starter pembentukan kompos.
 Masukan sampah organic kedalam tabung dan ditutup kembali.
 Minimal setiap seminggu sekali sampah disiram dengan air leri (air bekas cucian beras)
 Bila tabung sampah sudah penuh , tunggu sekitar 2 bulan sehinga sampah sudah
berubah menjadi kompos.

2. Pembuatan pupuk padat dan cair dengan komposter

Lanngkah-langkah pembuatan kompos padat dan cair :


 Siapkan tabung komposter dan alat semprot
 Siapkan larutan fermentasi organik (biokatalisator) :
o Air 1 (satu) liter
o Tiga tutup botol biokatalisator ( misal: EM4)
o Tetes tebu atau gula pasir sebanyak 1 - 2 sendok makan
o Larutkan gula pasir kedalam air, kemudian campurkan EM4
o Masukan larutan biokatalisator organik ke alat semprot
 Letakan sampah organik ke dalam tabung komposter secara bertahap
 Setiap ketebalan sampah 5 cm , semprotkan larutan fermentasi secara merata ( tidak boleh
diguyur)
 Tutup tabung komposter untuk proses dekomposisi, minimal seminggu sekali tutup dibuka
sebentar untuk membuang gas
 Pemanenan kompos cair dengan cara membuka kran atau selang seperti gambar diatas.

Keuntungan TTG Komposter adalah :


 Menekan populasi serangga khususnya lalat yang bisa menularkan berbagai macam
penyakit saluran pencernaan seperti : Diare, Thypus, Dysentri, dll.
 Menghasilkan kompos padat dan cair yg bisa digunakan untuk pemupukan tanaman.
 Tidak menghasil bau yang tidak sedap.
 Ramah lingkungan

Anda mungkin juga menyukai