Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL KEGIATAN

PERCONTOHAN PENGEMBANGAN
PILAR 4 (PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA)
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
TAHUN 2019

DI DESA PESANGGRAHAN KECAMATAN KROYA


KABUPATEN CILACAP

LAPORAN HASIL KEGIATAN


PERCONTOHAN PENGEMBANGAN STBM PILAR 4
PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA
1. Latar Belakang
Pemerintah Indonesia sedang melakukan upaya percepatan peningkatan
akses terhadap sanitasi yang layak. Salah satunya melalui Program Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dituangkan pada Kepmenkes
No.852/Menkes/IX/2008., tentang Strategi STBM , dan telah diperbaharui
dengan PMK No. 3 Tahun 2014, tentang STBM Pendekatan Program STBM
menitikberatkan pada perubahan perilaku masyarakat secara kolektif melalui
komponen : penciptaan kebutuhan (demand), penyediaan layanan (supply), dan
penciptaan kondisi kondusif (enabling environment).
Sampai saat ini promosi kesehatan sanitasi dan hygiene belum menjadi
prioritas bagi pemerintah baik di pusat maupun daerah dan belum dikembangkan
secara terintegrasi. Upaya yang lebih strategis perlu dilakukan dalam
membangun strategi promosi kesehatan Sanitasi dan Hygiene untuk mendukung
percepatan perubahan perilaku masyarakat yang lebih higienis dan saniter. Data
di Jawa Tengah menunjukkan bahwa akses sanitasi sudah mencapai 87,51 %,
desa ODF 3161 desa dari 8578 Desa. Pencapaian Desa ODF itu merupakan Pilar
1 STBM yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan, Sedangkan Pilar 2-5 STBM
yaitu CTPS, Pengelolaan Makanan dan Minuman Rumah Tangga, Pegamanan
Sampah Rumah Tangga, dan Pengamanan Limbah Rumah Tangga
perkembangannya belum begitu optimal.
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam
yang berbentuk padat. Sampah rumah tangga berasal dari kegiatan sehari-hari
dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Sampah sejenis
sampah rumah tangga dapat juga berasal ari kawasan komersial, kawasan
industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas
lainnya.
Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat
menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang
semakin beragam; pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode
dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Terkait dengan memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang
berkembang pada masyarakat untuk mengurangi dan menangani sampah ,
dipandang perlu terobosan penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) khususnya
penanganan sampah organik. TTG yaitu teknologi yg dirancang bagi suatu
masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan,
keetisan, kebudayaan, sosial, politikdan ekonomi masyarakat yang bersangkutan.
“Kegiatan Fasiltasi Pengamanan Sampah Rumah Tangga ” ini
dilaksanakan guna mendukung program STBM di dalam pencapaian tujuan
pembangunan sanitasi di Indonesia. Kegiatan ini juga menjadi media strategis
untuk melakukan review terhadap pelaksanaan program STBM
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi titik balik yang lebih efektif,
terkoordinasi dan terarah yang kemudian dapat mendorong perubahan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat secara menyeluruh. Diharapkan dengan fasilitasi ini,
segera ada langkah nyata untuk mempercepat pencapaian Pilar-Pilar STBM
selain Pencapaian ODF.

2. Tujuan
a. Tujuan umum kegiatan percontohan Pengembangan STBM Pilar 4
(Penanganan Sampah Rumah Tangga) adalah bisa menjadi percontohan
mengenai pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Pesanggrahan
Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap.
b. Tujuan khusus kegiatan percontohan Pengembangan STBM Pilar 4
(Penanganan Sampah Rumah Tangga) adalah:
- Mengurangi jumlah sampah organik yang dibuang ke tempat
penampungan sampah akhir.
- Memperoleh kompos dan pupuk organik yang dapat dimanfaatkan untuk
menyuburkan tanaman.
- Meningkatkan perekonomian di Desa Pesanggarahan dengan menjual
kompos, pupuk organik atau hasil perkebunan yang menggunakan pupuk
organik.
- Menurunkan populasi serangga khususnya lalat yang bisa menularkan
berbagai macam penyakit saluran pencernaan seperti : Diare, Thypus,
Dysentri, dll.
3. Strategi Pelaksanaan Kegiatan
a. Sasaran kegiatan percontohan Pengembangan STBM Pilar 4 (Penanganan
Sampah Rumah Tangga) adalah kelompok rumah tangga anggota Bank
Sampah di RT 2 RW 1 Desa Pesanggrahan Kecamatan Kroya.
b. Waktu kegiatan percontohan Pengembangan STBM Pilar 4 (Penanganan
Sampah Rumah Tangga) adalah Bulan Oktober 2019
c. Biaya kegiatan percontohan Pengembangan STBM Pilar 4 (Penanganan
Sampah Rumah Tangga) dibebankan pada DPA Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah Program Penyehatan Lingkungan tahun 2019
4. Hasil Kegiatan
Puskesmas Kroya I merupakan salah satu puskesmas yang ditunjuk sebagai
perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap untuk mengikuti Kegiatan
Fasiltasi Pengamanan Limbah Rumah Tangga. Kegiatan tersebut dilaksanakan
di Desa Pesanggrahan Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Puskesmas Kroya I
mewakili Pilar 4 STBM yaitu Penanganan Sampah Rumah Tangga.
Tindak lanjut dari kegiatan tersebut adalah memberi bantuan kepada
Puskesmas percontohan untuk membuat alat komposting di salah satu Desa di
wilayah Puskesmas Kroya I dalam hal ini adalah Desa Pesanggrahan.

Adapun Proses Pelaksanaan Pembuatan Alat Komposting adalah sebagai berikut


:
a. Alat dan Bahan :
- Ember bertutup ukuran sekitar 70 liter
- Paralon ukuran 0,5 inch (PvC)
- Paralon Ukuran 2,5
- Karpet (Fiber)
- Lem paralon
- Botol Semprot
- Larutan Biokatalisator
- Alat Bor
- Dop 0,5 inch
- Dope 2,5 inch
- Gergaji Besi
- Stop Kran 0,5 inch
- Cutter
- Corong
b. Cara Pembuatan :
- Siapkan tabung komposter dan alat semprot
- Siapkan larutan fermentasi organik (biokatalisator) :
- Air 1 (satu) liter
- Tiga tutup botol biokatalisator ( misal: EM4)
- Tetes tebu atau gula pasir sebanyak 1 - 2 sendok makan
- Larutkan gula pasir kedalam air, kemudian campurkan EM4
- Masukan larutan biokatalisator organik ke alat semprot
- Letakan sampah organik ke dalam tabung komposter secara bertahap
- Setiap ketebalan sampah 5 cm , semprotkan larutan fermentasi secara
merata ( tidak boleh diguyur)
- Tutup tabung komposter untuk proses dekomposisi, minimal seminggu
sekali tutup dibuka sebentar untuk membuang gas
- Pemanenan kompos cair dengan cara membuka kran atau selang seperti
gambar diatas.

c. Skema alat komposting

Dop

Paralon 0,5 “ yg dilubangi

Paralon 1,5 “ yg dilubangi

fiberyg dilubangi

Paralon 0,5 “ yg dilubangi


Dope
0,5
Tempat Kran

d. Rincian Biaya untuk 2 paket

Harga
Nama Alat Jumlah
No Jumlah satuan Satuan
dan Bahan (Rp)
(Rp)
Ember plastik
1 4 buah 80.000,00 320.000,00
ukuran ± 80 lt
2 Semprotan 4 buah 35.000,00 140.000,00
Paralon 2.5
3 2 buah 52.000,00 104.000,00
inch
Paralon 0,5
4 2 buah 22.000,00 44.000,00
inch
5 Lem paralon 2 buah 7.500,00 15.000,00
6 Dop 2,5 inch 4 buah 6.000,00 24.000,00
7 Dop 0,5 24 buah 3.000,00 72.000,00
8 Gergaji besi 2 buah 20.000,00 40.000,00
9 Kran 2 buah 16.000,00 32.000,00
10 Fiber 2 meter 20.000,00 40.000,00
Harga
Nama Alat Jumlah
No Jumlah satuan Satuan
dan Bahan (Rp)
(Rp)
11 Cutter 2 buah 12.500,00 25.000,00
12 solder 2 buah 30.000,00 60.000,00
  JUMLAH       916.000,00

Mengetahui,
Kepala Seksi Kesehatan
Kesehatan Kerja dan Olahraga

Tri Sabdono, SKM


NIP. 19650414 198703 1 012

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai