Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dengan semakin membaiknya pertumbuhan ekonomi makro Indonesia


akhir-akhir ini, maka semakin cepat pula perputaran perdagangan antar
individu, kelompok, perusahaan serta yang tidak kalah penting yaitu pasar
tradisional. Dan gejala tersebut tentunya harus diimbangi pula dengan
perbaikan sumber daya, baik sumber daya manusia maupun alam serta
pendukungnya.

Masalah sampah merupakan fenomena sosial yang perlu mendapat


perhatian dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah,
disisi lain masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah. Sampah
merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat,
terutama di daerah perkotaan. Sampah apabila tidak ditangani secara baik dan
benar dari sumber sampah, maka akan menimbulkan masalah terhadap
kesehatan, sosial, ekonomi dan keindahan.

Menurut perkiraan dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah sampah pada
tahun 2020 di 384 kota di Indonesia mencapai 80.235,87 ton tiap hari. Dari
sampah yang dihasilkan tersebut diperkirakan sebesar 4,2% akan diangkut ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sebanyak 37,6% dibakar, dibuang ke
sungai sebesar 4,9% dan tidak tertangani sekitar 53,3%. Dari sekitar 53,3%
sampah yang tidak ditangani dibuang dengan cara tidak saniter dan menurut
perkiraan National Urban Development Srtategy (NUDS) tahun 2003 rata –
rata volume sampah yang dihasilkan per orang sekitar 0,5 – 0,6 kg/hari.

Berdasarkan fenomena masyarakat yang ada diatas, maka perlu adanya


wirausaha-wirausaha baru yang mampu memanfaatkan kondisi diatas. Apabila
mencermati dan memperhatikan keadaan tersebut di atas, sebenarnya di dalam
perubahan tersebut terdapat kesempatan bagi kita untuk berbuat sesuatu yang
dapat membantu mempercepat perputaran roda ekonomi tersebut. Kesempatan
di sini dapat kita terjemahkan sebagai hal yang mendasari penulis untuk
berbuat sesuatu yang dapat bermanfaat baik pribadi, orang lain maupun
sekelompok masyarakat baik langsung maupun tidak langsung. Adapun salah
satu hal yang dapat kita perbuat dalam hal ini adalah menciptakan/ membuat
salah satu sarana pendukung dalam dunia perdagangan. Salah satu sarana yang
sangat diperlukan dalam dunia perdangangan tersebut yaitu pupuk kompos.

Dan selain itu dapat untuk memberdayakan sampah yang berada di daerah
lingkungan tersebut. atas dasar itulah maka penulis memberanikan diri untuk
mencoba menggandeng pihak lain untuk bekerja sama dalam pembuatan
pupuk tersebut. Dan dalam pembuatan pupuk kompos tersebut tidak tertutup
kemungkinan juga dibuat atau diproduksi barang-barang serumpun guna
efisiensi mesin.

1.2 Penjelasan Mengenai Usaha

Usaha yang akan dikembangkan oleh penulis untuk mengurangi tumpukan


sampah yang bersumber dari limbah dapur yang sejatinya masih dapat diolah
menjadi lebih bermanfaatadalah pembuatan kompos dengan menggunakana
Tong Sampah Komposter. Tong Sampah Komposter dibuat dengan
menggunakan sebuah tong sedang. Ini adalah sebuah metode pembuatan
kompos yang ditujukan untuk mendaur ulang sampah dapur. Syaratnya yaitu
harus higienis dan menggunakan bantuan oksigen.

1.3 Alasan Pemilihan Usaha

Tong Sampah Kompostermemiliki keunggulan antara lain mudah, rapi,


dan tidak membutuhkan tempat yang luas. Mudah karena tidak perlu
mengaduk karena sudah terdapat pipa sirkulasi serta sampah sisa dapur yang
akan diproses hanya perlu disemprot. Rapi karena menggunakan tabung
sehingga lebih mudah ditata dan tidak membutuhkan tempat yang luas seperti
dengan cara dalam bak yang perlu diaduk serta ditutup mulsa. Hal ini kami
lihat sebagai peluang untuk kami pasarkan dirumah-rumah yang memilki
tempat sempit tapi sampah dapur rutin dihasilkan.
BAB II

DESKRIPSI PRODUK
2.1 Prinsip Kerja
Prinsip kerja Tong Ssampah Komposter yaitu
1. Mengolah sampah dapur (45%-53%) dari sampah rumah tangga
2. Mengalami proses pembusukan dengan bantuan mikroorganisme dari
sampah yang berada di tanah.

2.2 Cara Pembuatan Alat


2.2.1 Bahan
1. Tong plastik ukuran 80 L
2. Baut
3. Batang stainless steel
4. Mesin dynamo
5. Penyangga tong
6. Engsel
7. Slop pintu
2.2.2 Alat
1. Gergaji
2. Meteran
3. Pensil
4. Bor
5. Mata bor
6. Cutter
7. Gunting

2.2.3 Langkah Pembuatan


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Melubangi bagian bawah dan tutup tong dengan diameter yang
sama dengan batang stainless steel
3. Melubangi bagian pinggir tong untuk tempat pemasangan pisau
4. Membuat pintu untuk memasukan sampah organic dengan
dikencangkan menggunakan engsel
5. Mengencangkan baut untuk mengencangkan pisau agar tidak
lepas
6. Memasang batang stainless yang sudah terdapat pisau ke dalam
tong
7. . Memasang mesin dynamo yang bertujuan untuk menghidupkan
alat
8. Simpan tong di alat penyangga
9. Mencoba menghiduokan alat

2.2.4 Pemanfaatan
Pemanfaatan Kompos yang telah jadi dapat dimanfaatkan
untuk memperbaiki struktur tanah, memperbaiki kemampuan tanah
dalam menyerap dan menahan air, hara tanah & zat-zat yang
ekstrim yang dapat terjadi pada tanah dan dapat berperan sebagai:
1. Sumber makanan/pupuk tanaman, tanaman buah,
sayursayuran, atau tanaman hias, pembibitan tanaman yang diberi
kompos menjadi lebih baik dan lebih tahan terhadap penyakit
tanaman.
2. Memperbaiki tanah yang tandus, pemakaian kompos secara
teratur akan meningkatkan daya dukung lahan.media terhadap
pertumbuhan tanaman menjadikan tanah tersebut mudah ditanami
karena ada unsur-unsur hara tanaman mendekati unsur hara pada
tanah subur.yang pada gilirannya akan membuat produktifitas
tanaman meningkat
3. Dijual, Tetangga sekitar atau penjual tanaman dapat membeli
lebih murah dari harga pasar.
BAB III
ASPEK PEMASARAN
3.1 Segmen Pasar
Tong sampah komposter rotary diperuntukan sebagai alat
untukpembuatan kompos rumahan secara praktis , sehingga alat ini dapat
di pasarkan di skala rumah tangga. Alat ini dapat membantu mengurangi
sampah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga sehingga dapat
menjadi bahan yang berguna.

3.2 Buruan Pemasaran

Buruan Pemasaran Marketing Mix :


1. Price
Untuk harga Tong Sampah Komposte rotary dihargai dengan Rp.
1.250.000
2. Product
Tong Sampah Komposter Rotary yang sangat praktis dan ekonomis
digunakan dan tidak membahayakan terhadap manusia yang
terkena atau terpaar atau kontak langsung dengan kmpos tersebut
selama setelah memegang atau menggunakan kompos selalu cuci
tangan dengan sabun. Cara penggunaannya hanya perlu taburkan
kompos ke tanah yang ingin diperbaiki baik sifat fisik, kimia dan
biologi, bisa juga digunaka untuk menyuburkan tanah sehingga
tanaman baik buah, sayur, pohon kayu, tanaman hias dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik tanpa perlu menggunakan pupuk
kimia atau pupuk sintetis.
3. Place
Product akan dipasarkan secara online dengan menyebaran
informasi menggunakan media social website, instagram,
facebook, serta shop website gratis lainnya (shopee, tokopedia,
bukalapak dll) katalog product akan dipasang pada homepage
dengan berbagai desain sehingga pembeli akan lebih leluasa
memilih design product sesuai dengan kebutuhan dan
kesukaannya, setelah itu product akan dikirim menggunakan jasa
ekspedisi yang telah dipilih pembeli. produk juga akan dipasarkan
secara offline.
4. Promotion
Strategi untuk menarik pada pembeli dilakukan dengan cara
promosi dengan beberapa cara sebagai berikut :
a. Penyebaran brosur diberbagai kegaitan
b. Menyebaran info di social media
c. Penyebaran brosur di instansi-instansi dan tempat ramai.
d. Bantuan penyebaran informasi kepada rekan-rekan.
1.3 Target Penjualan
Penjualan untuk alat Tong Sampah Komposter menargetkan pasaran :
a. Rumah tangga skala kecil
b. Umum.
BAB IV
ASPEK MODAL DAN PEMBIAYAAN

4.1 Rencana Produksi


1. Jenis produksi alat Tong Sampah Komposter rotary
2. Jumlah produksi : 5
4.2 Rencana Pembiayaan
Biaya yang diperlukan untuk produksi awal mulai dari alat dan bahan :
Jumlah Harga Total Harga
No Nama Barang
Barang Satuan (Rp) Barang (Rp)
 Alat
1. Gergaji 1 100,000,- 100,000,-
2. Bor 1 250,000,- 250,000,-
3. Mata Bor 1 25,000,- 25,000,-
4. Meteran 1 5,000,- 5,000,-
5. Pensil 1 5,000,- 5,000,-
6. Cutter 1 10,000,- 10,000,-
Jumlah Biaya Untuk Alat 395,000,-
 Bahan
1. Tong Plastik Bekas (80 L) 5 120,000,- 600,000,-
2. Baut (pack) 3 500,- 1,500,-
3. Batang Stainless Steel 5 230,000,- 1,150,000,-
4. Mesin Dinamo 5 250,000,- 1,250,000,-
5. Penyangga Tong 5 100,000,- 500,000,-
6. Engsel 15 5,000,- 75,000,-
7. Slot Pintu 5 15,000,- 75,000,-
Jumlah Biaya Untuk Bahan 3,651,500,-
TOTAL = Rp 4.046.500

Table 4.1
(Sumber Harga : Tokopedia)
4.2.1 Biaya Tetap
Biaya Tetap (FC)
1. Gergaji : Rp 100.000 x 1 = Rp 100.000
2. Bor : Rp 250.000 x 1 = Rp 250.000
3. Mata Bor : Rp 25.000 x 1 = Rp 25.000
4. Meteran : Rp 5.000 x 1 = Rp 5.000
5. Pensil : Rp 5.000 x 1 = Rp.5000
6. Cutter : Rp. 10.000 x 1 = Rp. 10.000
Jumlah : Rp. 395.000
4.2.2 Biaya Variable
1. Tong Plastik Bekas (80 L) : Rp 120.000 x 5 = 600,000,-
2. Baut (pack) : Rp 500 x 1 = 1,500,-
3. Batang Stainless Steel : Rp 230.000 x 5 = 1,150,000,-
4. Mesin Dinamo : Rp 250.000 x 2 = 1,250,000,-
5. Penyangga Tong : Rp 100.000 x 5 = 500,000,-
6. Engsel : Rp 5.000 x 15 = 75,000,-
7. Slot Pintu : Rp 15.000 x 5 = 75,000,-
Jumlah : Rp 3.651.500

Biaya Cost = Total biaya variable


= 3.651.500

1. Harga Pokok = Total cost / jumlah produksi


HP = Rp 3.651.500 / 5
= Rp 730.300
2. Harga Jual : Rp 1.250.000
Penerimaan usaha (revenue = R)
R = QxP
Q = Jumlah produksi
P = Harga jual
R = 5 x 1.250.000
= Rp 6.250.000
3. Pendapatan ( Income = D)
I = R – TC
R = Revenue
TC = Total cost
I = 6.250.000 – 3.651.500
= Rp 2.598.500

4.3 Titik Pulang Pokok


a. BEP unit
BEP Unit = (Biaya Tetap) / (Harga per unit – Biaya variable per unit)
BEP unit = 395.000 / (1.250.000 – 730.300)
= 0,76 dibulatkan menjadi 1
b. BEP Rupiah
𝐹𝐶
BEP (Rp) = 𝑇𝑉𝐶
1−
𝑆

FC = Biaya tetap
TVC = Total variable cost
S = Sales / volume penjualan
S = PxQ
= 1.250.000 x 1
= Rp 1.250.000
TVC = VC x Q
= 730.300 x 5
= Rp 3.651.500
395.000
BEP (Rp) = 3.651.500
1−
1.250.000

= 205.600
4.4 Sumber Modal Usaha
Sumber modal usaha merupakan modal sendiri tanpa utang piutang
dari orang lain.
4.5 Neraca Aktiva-Pasiva
Pembiayaan usaha berasal dari biaya mandiri hasil pengumpulan
uang kelompok sehingga tidak ada biaya yang di keluarkan atau biaya
peminjaman terhadap orang ketiga. Diharapkan proposal ini dapat
membantu dan meringankan biaya yang dikeluarkan sehingga tidak ada
kerugian yang dihasilkan serta adanya kembali modal dan keuntungan
dalam penjualan. Sehingga pengeluaran dan pemasukan dikatakan
seimbang.

Anda mungkin juga menyukai