Pada perusahaan konveksi ‘de ress colection’ mempunyai alat-alat yang biasanya
digunakan yaitu berupa mesin potong, mesin jahit, alat sablon, setrika, jarum jahit,
kursi kerja, papan potong bahan, meja setrika dan meja pengepakan.
1. B. TUJUAN MASALAH
A. Mengetaui prifil perusahaan konveksi de ress collection.
B. Mengetahui proses produksi dan identifikasi permasalahan.
C. Mengetahui pemantauan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
D. Mengetahui upaya Pengetahuan Rekayasa, Pengendalaian Dan
Penanggulangan.
1. 1. PROSES PRODUKSI DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
1.1 Profil perusahaan konveksi de ress colection.
Perusahaan konveksi de ress colelection didirikan oleh Bapak Abdul Rokhim
pada tahun 2002. De ress collection berada di jalan jodipan wetan gang 3A, RT 6, RW 6,
Kecamatan Blimbing, Kabupaten Malang. Perusahaan ini memproduksi berbagai
macam kaos olahraga mulai ukuran hingga ukuran yang besar. Sejak berdirinya
perusahaan ini hingga sekarang mempunyai 22 karyawan tetap, masing- masing
karyawan mempunyai tugas dan pekerjaan. Diantaranya yaitu:
Perusahaan konveksi de ress collection memiliki jam kerja yang sudah ditentukan yaitu
pada pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Banyak pelanggan yang memesan kaos olahraga
dengan menghubungi nomer telepon (0341) 321945. Hingga sekarang perusahaan
konveksi ini berjalan dengan lancar dan sukses.
1. a. Uraian proses produksi:
2. Bahan baku dipasok dari agen kemudian diangkut menggunakan alat
transportasi menuju tempat penyimpanan barang.
3. Bahan baku tekstil ditata sedemikian rupa pada rak penyimpanan agar tidak
membahayakan.
4. Setelah dari gudang, bahan baku akan melalui proses penjiplakan pola dan
pemotongan. Bahan digelar di atas papan potong, setelah itu digambar sesuai
dengan pola karton yang sudah disiapkan. Setelah semua pola selesai dijiplak, bahan
tekstil dipotong sesuai dengan bentuk pola menggunakan mesin pemotong kain.
5. Setelah bahan menjadi potongan-potongan pola, bagian-bagian yang
memerlukan sablon akan masuk ke bagian penyablonan. Pada proses ini terlebih
dahulu gambarnya akan didesain di komputer kemudian disablon secara printing
ataupun secara manual.
6. Setelah melalui proses penyablonan potongan-potongan bahan tersebut akan
diobras sekaligus dijahit menggunakan mesin obras jahit benang 4, dikelim dengan
mesin jahit kelim, dan juga dipasangkan over deck pada bagian garis lehernya.
1. Setelah pakaian selesai dijahit, pakaian akan melewati proses finishing yaitu
buang benang.
2. Pakaian jadi yang telah selesai dijahit dan telah melalui proses buang benang
akan dicek kelayakannya dengan cara quality control yang dilakukan oleh pimpinan
industri sendiri.
3. Pakaian yang lolos quality control akan dikemas dalam plastik kemasan.
4. Pakaian yang telah dikemas akan diangkut dengan alat transportasi untuk
didistribusikan.
1.3 Identifikasi Permasalahan
a. Faktor Lingkungan Kerja
1. Proses pemasokan barang : Polusi udara, cuaca.
Proses V
pemasokan Kendaraan
barang Alat V
pengaman
V
Ukuran
papan potong V
Posisi
duduk V
Sikap
dalam bekerja
Pemotongan Cara dan V
sistem kerja
V
Komputer
Sablon Alat V
sablon
Menjahit Ukuran – – Pekerja tidak
baju kerja menggunakan
Kursi V pakaian kerja
duduk yang telah
Sikap disediakan
kerja V
Cara dan
system kerja
V
Kegiatan
angkat dan
junjung V
Sikap
kerja
Packing Ruang V
gerak
V
Proses Kendaraan
Distribusi Alat V
pengaman
1. d. Faktor Manusia
Tenaga kerja tidak melakukan keselamatan-keselamatan k3, tidak
menggunakan alat proteksi yang telah disediakan, dan mempunyai naluri cara kerja
sehat.
2. PEMANTAUAN
2.1 Faktor Teknis
a. Sarana dan Peralatan Kerja
. Penyimpanan bahan baku di gudang menggunakan rak penyimpanan,
Penjiplakan pola di atas bahan dan proses pemotongan dengan kapur jahit, alat potong
listrik, papan potong, dan pemberat, proses obras dan jahit menggunakan mesin obras
jait benang 4, mesin jahit kelim, mesin jahit over deck dan gunting
Jari/tangan
terpotong
alat
Menggunakan mesin potong yang
pemotong dilengkapi dengan pelindung
kain didepannya V V
Berhati-hati
V
V
Menggunakan safety riding
Kecelakaan (motor)
lalu lintas Menggunakan safety belt (mobil) V
Mematuhi rambu-rambu lalu lintas
1. c. Penerapan Ergonomi
Objek Kriteria Keterangan
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Tidak ada
Tinggi tempat duduk
Panjang alas duduk Tidak ada
Lebar tempat duduk
Sandaran pinggang
Tempat duduk Sandaran tangan Sesuai
Sudut alas duduk
Meja kerja Tinggi meja kerja Sesuai
Tebal daun meja
Permukaan meja Sesuai
Lebar meja
Sesuai
Sesuai
3.2 Pencegahan dan Penanggulan Dari Aspek Manusia
a. Penyakit Akibat Kerja
Terdiri dari dua aspek yaitu:
1. B. SARAN
Pemerintah diharapkan memberikan sosialisasi yang lebih kepada pihak industri
mengenai pentingnya K3 untuk dilaksanakan. Sosialisasi tersebut bisa melalui media
cetak maupun elektronik agar tingkat kesadaran akan pentingnya melaksanakan K3
semakin meningkat.
Pihak manajemen sebaiknya tidak hanya menganjurkan namun mewajibkan kepada
karyawannya untuk bisa menerapkan K3, sebab hal itu demi terwujudnya keselamatan
kerja para karyawannya sehingga tingkat produktivitas perusaan juga turut meningkat.
Para pekerja sebaiknya mulai membiasakan diri untuk mematuhi aturan-aturan K3
demi kesehatan dan keselamatan kerja dirinya sendiri.
Nim : 120542332499