Anda di halaman 1dari 11

BAB III

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat

Azzam Raincoat adalah usaha home industry yang fokus

pada bidang manufaktur jas hujan. Jas hujan yang ditawarkan tidak

sekedar jas hujan pada umumnya, namun jas hujan dengan model

muslim atau muslimah. Azzam Raincoat membuat produk semacam

ini untuk menawarkan inovasi baru jas hujan yang terbuat dari

bahan taslan. Azzam Raincoat berdiri pada awal februari tahun

2017, didirikan oleh Lutfi Aristian Febrianto. Di awal pendiriannya

hingga sekarang usaha ini hanya melayani pembuatan jas hujan.

Karena mutu pelayanan dan produk yang berkualitas, maka usaha

ini semakin berkembang.

Sebagai usaha yang masih berkembang, Azzam Raincoat

menggunakan struktur organisasi yang perintahnya langsung dari

pemilik ke karyawannya yang di perusahaan ini berjumlah 4 sampai

5 orang. Karena Azzam Raincoat ini masih dalam tahap

berkembang, jadi struktur organisasinya hanya terdiri dari pemilik

dan karyawan.

Untuk produksinya, Azzam Raincoat menyewa dua buah


rumah yang berisi alat alat konfeksi serta fasilitas pendukung

lainnya.Aktifitas produksi pada usaha Azzam Raincoat dilakukan

setiap hari kecuali hari Minggu dengan jam kerja 8 jam per hari

dimulai pukul 08.00 WIB hingga jas hujan. Usaha ini memiliki

daerah pemasaran yang cukup luas diantaranya Solo, Semarang,

Yogyakarta, Bandung, Kawasan Jabodetabek, Makassar, Pontianak

hingga ke luar negeri.

2. Struktur Organisasi

Usaha Azzam Raincoat dipimpin sendiri oleh Lutfi

Aristian Febrianto. Dalam usaha ini ada beberapa bagian yaitu

bagian produksi dan bagian pemasaran.Di dalam bagian produksi

ada bagian pembuatan pola, pemotongan (cutting), bundling dan

fusing, penjahitan (sewing), quality control, finishing, packaging,

dan penyimpanan. Jumlah karyawan pada usaha Azzam Raincoat

Pemilik

Bagian Produksi Bagian Pemasaran


ada 6 orang karyawan, 1 orang bagian pembuatan pola, 2 orang

bagian pemotongan dan penjahitan , 1 orang bagian bundling dan

fusing, 1 orang bagian quality control, packaging, dan

penyimpanan, dan 1 orang bagian pemasaran. Berikut struktur

organisasi pada usaha Azzam Raincoat:

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Adapun tugas dari masing masing struktur dari organisasi

usaha tersebut adalah

A. Pemilik

Pemilik adalah pemimpin tertinggi dari Usaha Azzam Raincoat

yang tugas dan wewenangnya adalah memimpin dan

mengawasi jalannya kegiatan perusahaan secara keseluruhan,

baik dari segi operasional, produksi hingga pemasaran. Bapak

Lutfi selaku pemilik beliau juga turut serta dalam kegiatan

perusahaan seperti ikut membantu dalam proses pembuatan

pola dan quality control dalam usaha Azzam Raincoat.

B. Bagian Produksi

Bagian produksi bertanggung jawab dalam pembuatan jas


hujan mulai dari pengolahan bahan baku sampai produk siap

dijual. Bagian produksi terdiri dari :

1) Bagian Pembuatan Pola

Pembuatan pola sangat penting dilakukan untuk

menciptakan produk yang baik dan sesuai dengan desain.

Baik disini memiliki maksud sesuai dengan model dan

ukuran tubuh sehingga nyaman digunakan. Tanpa pola

yang baik, hasil produksi akan berakhir tidak beraturan. Hal

tersebut mengurangi estetika dan kenyamaan untuk

pemakainya. Pembuatan pola dilakukan diatas karton

terlebih dahulu untuk menghemat biaya. Apabila dilakukan

langsung diatas kain, risiko apabila terjadi kesalahan lebih

tinggi karena akan mengorbankan kain itu sendiri.

2) Bagian pemotongan (Cutting)

Sebelum pola dilepas dari bahan, salin terlebih dahulu pola

tersebut langsung diatas kain dengan bantuan karbon jahit

atau kapur jahit. Kain dipotong sesuai pola yang telah

dibuat.

3) Bagian Penjahitan (Sewing) dan Sealing

Setiap komponen pola yang telah dipotong akan disatukan

sesuai dengan proses penjahitan. Proses ini memerlukan

waktu yang cukup lama tergantung keahlian dari penjahit.

Jahitan yang rapi dan kuat sangat diharapkan dalam proses


ini. Setelah itu bekas jahitan dimasukkan ke dalam proses

sealing atau lebih dikenal sebagai penutup jahitan. Hal ini

berguna agar bekas jahitan menjadi halus dan merata.

4) Bagian pemasangan tali dan resleting

Setelah proses penjahitan dan sealing kemudian dilakukan

proses pemasangan tali dan resleting. Pemasangan tali dan

resleting dilakukan secara hati hati karena dalam tahap ini

kain taslan tadi sudah merupakan produk jadi.

5) Quality Control

Pada tahap ini, dilakukan kontrol kualitas, meliputi:

a. Inpeksi ukuran: dimana ukuran produk yang dibuat

harus sesuai dengan size yang terpasang.

b. Pemeriksaan cacat: yang dimaksud cacat disini adalah

produk yang mengalami kerusakan pada jahitan dan

cacat bahan. Apabila hal itu terjadi, maka produk ini

akan menjadi produk BS (Below Standard)

c. Inspeksi akhir: dibagian ini, produk akan diperiksa

kembali, jika tidak ada kesalahan makan akan dilakukan

tahap selanjutnya yaitu finishing.

6) Finishing

Dalam tahap ini, dilakukan proses proses meliputi


a) Trimming: pembersihan benang benang sisa jahitan

b) Produk dirapikan dengan menggunakan tangan.

7) Packaging

Tahap ini merupakan tahap dimana produk Azzam Raincoat

yang telah melalui tahap finishing akan dikemar sebelum

disimpan

8) Penyimpanan

Tahap ini merupakan tahap terakhir dimana produk akan

disimpan dalam kamar sebelum akhirnya didistribusikan.

C. Bagian Pemasaran

Bertanggung jawab dalam memasarkan jas hujan yang telah

selesai di produksi ke pelanggan. Bagian pemasaran dilakukan

oleh pemilik sendiri melalui media sosial dan melalui

distributor yang sudah terpercaya.

A. Analisis dan Pembahasan

1. Kondisi Perusahaan Saat Ini

Usaha Azzam Raincoat adalah home industry yang bergerak

dibidang manufaktur dengan kegiatan utama memproduksi jas

hujan. Usaha ini memproduksi 5 model produk jas hujan. Terdapat

5 macam model jas hujan yang sudah diproduksi oleh Azzam

Raicoat, diantaranya:

 Model Kelelawar Celana


 Model Gamis Celana

 Model Gamis Rok

 Model Gamis Cadar

 Model Gamis Jubah

Model Kelelawar Celana yang paling banyak diminati atau

lebih dikenal sebagai produk best seller. Saat ini usaha Azzam

Raincoat telah dikenal banyak orang tak hanya di Kota Surakarta.

Omsetnya per bulan semakin meningkat, terutama ketika musim

penghujan tiba. Namun, setelah penulis melakukan survei, Usaha

Azzam Raincoat ini belum melakukan pembukuan yang baik. Selain

itu usaha ini masih melakukan perhitungan harga pokok produksi

secara sederhana. Pada usaha ini sangat penting memperhatikan

harga pokok produksi yang dihasilkan. Usaha Azzam Raicoat tidak

menghitung secara rinci bagaimana perhitungan harga produk yang

lebih jelas.

Biaya biaya yang diperhitungkan dalam harga pokok

produksi pada usaha Azzam Raincoat hanya biaya biaya yang

berhubungan langsung dengan produk yang dihasilkan. Seperti

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan tidak semua

biaya overhead pabrik yang diperhitungkan seperti perawatan

peralatan usaha, biaya penyusutan rumah tempat usaha, dan lain

lain. Pencatatan yang dilakukan masih sederhana yaitu single entry

atau kas masuk dan kas keluar.


Berdasarkan hasil survei dan wawancara yang Penulis

lakukan, Azzam Raincoat melakukan produksi setiap hari kecuali

hari Minggu.

Dalam melakukan perhitungan pokok produksinya usaha

Azzam Raincoat masih sangat sederhana. Biaya biaya yang

diperhitungkan dalam penetapan harga pokok produksi meliputi

biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja sedangkan biaya yang

masuk ke biaya overhead pabrik masih diabaikan atau belum semua

dimasukkan kedalam perhitungan harga pokok produksi oleh

perusahaan. Untuk lebih jelas tentang perusahaan Azzam Raincoat

ini akan dijelaskan data data yang diperoleh dari perusahaan.

2. Perhitungan Harga Pokok Produksi

Dalam perhitungan harga pokok produksi terdapat elemen

biaya produksi yang terdiri atas tiga elemen biaya yaitu : biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

a. Elemen Biaya Produksi

Elemen biaya produksi terdiri dari :

1) Analisis Biaya Bahan Baku (Material Cost)

Bahan baku adalah bahan utama yang merupakan

komponen utama dari suatu produk. Bahan baku lebih mudah

ditelusuri dalam suatu produk dan harganya relatif tinggi

dibandingkan dengan bahan penolong. Bahan penolong

merupakan bahan pelengkap pada suatu produk. Biasanya


bahan penolong sulit ditelusuri dalam suatu produk dan

harganya relatig lebih rendah dibandingkan dengan bahan

baku yang digunakan dalam produksi jas hujan, makan

perusahaan harus mengetahui seberapa banyak biaya yang

akan dikeluarkan untuk penggunaan bahan baku.

Persediaan awal bahan baku kain taslan pada Azzam

Raincoat untuk bulan Maret 2018 adalah sebesar Rp

6.560.000,- sebanyak 328 yard kain taslan dengan harga Rp

20.000,- per yard. Pada bulan Maret 2018 Azzam Raincoat

melakukan pembelian bahan baku kain taslan sebanyak 2033

yard dengan harga Rp 20.000,- per yard sebesar Rp

40.660.000,- . Dalam pembelian bahan baku perusahaan

melakukan pembeliaan saat bahan baku akan habis atau

membeli bahan baku sesuai kebutuhan.

Bahan baku yang digunakan selama bulan Maret 2018

adalah sebanyak 1000 yard kain taslan, sehingga biaya

pemakaian bahan baku yang dikeluarkan perusahaan pada

bulan Maret 2018 adalah sebesar Rp 20.000.000,- .

Persediaan akhir bahan baku Azzam Raincoat pada bulan

Maret 2018 sebanyak 1361 yard kain taslan dengan nilai

sebesar Rp 27.220.000,- .

2) Analisis Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang


secara langsung berhubungan dengan pembuatan produk.

Pada Azzam Raincoat dalam biaya

Anda mungkin juga menyukai