Anda di halaman 1dari 24

TUGAS

ASKEP JIWA HARGA DIRI RENDAH

MK : KEPERAWATAN JIWA II

DOSEN : Ns. Ellen, S.Kep., M.Kes

DISUSUN OLEH :

NAMA : ANFLORENTINA REFRA

KELAS : PROGSUS KEPERAWATAN

SEMESTER : III

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRODI KEPERAWATAN

STIKES MALUKU HUSADA

2019
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

I. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Definisi
Perkembangan kebudayaan masyarakat banyak membawa perubahan
dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan baik
positif maupun negatif dapat mempengaruhi keseimbangan fisik, mental,
dan psikososial seperti bencana dan konflik yang dialami sehingga
berdampak sangat besar terhadap kesehatan jiwa seseorang yang berarti
akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa(keliat, 2011).
Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain.
Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang,
perilaku orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang
buruk. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai
rendah.Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan
secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta
cenderung merasa aman. Individu yang memiliki harga diri rendah melihat
lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai ancaman. (Keliat,
2011).
Menurut (Herman, 2011), gangguan jiwa ialah terganggunya kondisi
mental atau psikologi seseorang yang dapat dipengaruhi dari faktor diri
sendiri dan lingkungan. Hal-hal yang dapat mempengangaruhi perilaku
manusia ialah keturunan dan konstitusi, umur, dan sex, keadaan badaniah,
keadaan psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan,
pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang
di cintai, rasa permusuhan, hubungan antara manusia.

B. Tanda dan Gejala


1. Mengejek dan mengkritik diri.
2. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri.
3. Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan
penggunaan zat.
4. Menunda keputusan.
5. Sulit bergaul.
6. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.
7. Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga dan halusinasi.
8. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klieb untuk mengakhiri
hidup.
9. Merusak atau melukai orang lain.
10. Perasaan tidak mampu.
11. Pandangan hidup yang pesimitis.
12. Tidak menerima pujian.
13. Penurunan produktivitas.
14. Penolakan tehadap kemampuan diri.
15. Kurang memperhatikan perawatan diri.
16. Berpakaian tidak rapi.
17. Berkurang selera makan.
18. Tidak berani menatap lawan bicara.
19. Lebih banyak menunduk.
20. Bicara lambat dengan nada suara lemah.

C. Predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis,
kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi peran.
Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis
kelaminnya.Misalnya seseorang wanita dianggap kurang mampu, kurang
mandiri, kurang obyektif dan rasional sedangkan pria dianggap kurang
sensitive, kurang hangat, kurang ekspresif dibandingkan wanita.Sesuai
dengan standar tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak sesuai
lazimnya maka dapat menimbulkan konflik diri maupun hubungan sosial.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas diri.
Meliputi ketidak percayaan, tekanan dari teman sebaya dan perubahan
struktur sosial. Orang tua yang selalu curiga pada anak akan
menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri, ragu dalam mengambil
keputusan dan dihantui rasa bersalah ketika akan melakukan sesuatu.
Control orang yang berat pada anak remaja akan menimbulkan perasaan
benci kepada orang tua. Teman sebaya merupakan faktor lain yang
berpengaruh pada identitas. Remaja ingin diterima, dibutuhkan dan
diakui oleh kelompoknya,
4. Faktor biologis
Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon
secara umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan
neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun dapat
mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi
kecenderungan harga diri dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak
berdaya.

D. Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi yang
dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas stressor
dapat mempengaruhi komponen.
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian
tubuuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan
fungsi tubuh, proses tumbuh kembang prosedur tindakan dan pengobatan.
Sedangkan stressor yang dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri
adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang
yang berarti, pola asuh yang tidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti,
persaingan dengan saudara, kesalahan dan kegagalan berulang, cita-cita
tidak terpenuhi dan kegagalan bertanggung jawab sendiri. Stressor pencetus
dapat berasal dari internal dan eksternal:
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan.
2. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.
Ada tiga jenis transisi peran:
1. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya, nilai-nilai serta tekanan untuk menyesuaikan diri.
2. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3. Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari sehat ke keadaan
sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh,
perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh, perubahan fisik
yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal. Perubahan tubuh
dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri,
identitas diri, peran dan harga diri.

E. Rentang Respon

Keterangan:
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang
pengalaman nyata yang sukses diterima.
2. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi.
3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan
konsep diri maladaptif.
4. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek
psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri sendiri
yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain.

F. Pohon Masalah
Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah (2012) :

G. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan citra tubuh
2. Kesiapan meningkatkan konsep diri
3. Harga diri rendah (kronis, situasional dan resiko situasional)
4. Ketidakefektifan performa peran
5. Gangguan identitas pribadi

H. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping menurut Deden (2013) :
Jangka pendek :
1. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis : pemakaian
obat-obatan, kerja keras, nonoton tv terus menerus.
2. Kegiatan mengganti identitas sementara: ikut kelompok sosial,
keagamaan, politik.
3. Kegiatan yang memberi dukungan sementara : kompetisi olah raga
kontes popularitas.
4. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara :
penyalahgunaan obat-obatan.

\
Jangka Panjang :
1. Menutup identitas : terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi
dari orang-orang yang berarti, tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau
potensi diri sendiri.
2. Identitas negatif : asumsi yang pertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat.
3. Mekanisme Pertahanan Ego:
Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah : fantasi,
disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri
sendiri dan orang lain.

I. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


TUJUAN INTERVENSI
Tujuan umum : Bina hubungan saling percaya dengan
Pasien memiliki konsep diri yang mengungkapkan prinsip komumikasi
positif terapeutik:
Tujuan khusus :
TUK 1 : 1. Sapa pasien dengan ramah baik
Pasian dapat membina hubungan verbal maupun non verbal
saling percaya dengan perawat 2. Perkenalkan diri dengan sopan
kriteria hasil: 3. Tanyakan nama lengkap pasien dan
setelah…..x interaksi,pasien nama panggilan yang disukai pasien
menunjukkan ekspresi wajah 4. Jelaskan tujuan pertemuan
bersahabat ,menunjukkan rasa 5. Jujur dan menepati janji
senang,ada kontak mata,mau berjabat 6. Tunjukkan sikap empati dan
tangan,mau menyebut nama,mau menerima pasien apa adanya
menjawab salam,pasien mau 7. Beri perhatian kepada pasien dan
duduk,berdampingan dengan perhatikan kebutuhan dasar pasien
perawat,mau mengutarakan masa-lah
yang dihadapi
TUK 2 :
Pasien dapat mengidentifikasi 1. Diskusikan kemampuan aspek
kemampuan dan aspek positif yang positif , keluarga dan lingkungan yang
dimiliki dimiliki pasien
Kriteria hasil: 2. Bersama pasien membuat daftar
Setelah.….x interaksi pasien dapat tentang :
menyebutkan: a. Aspek positif pasien, keluarga, dan
a. Kemampuan yang dimiliki pasien lingkungan
b. Aspek positif keluarga b. Kemampuan yang dimiliki pasien
c. Aspek positif lingkungan 3. Utamakan memberi pujian yang
realistik dan hindarkan penilaian
negatif

TUK 3 :
Pasien dapat menilai kemampuan 1. Diskusikan dengan pasien
yang dimiiki untuk digunakan kemampuan yang masih dapat
Kriteria hasil: dilaksanakan dan digunakan selama
sakit

Setelah…..x interaksi pasien dapat


menyebutkan kemampuan yang dapat 2. Diskusikan kemampuan yang dapat
digunakan dilanjutkan penggunaannya

TUK 4 :
Pasien dapat (menetapkan) 1. Rencanakan bersama pasien
merencanakan kegiatan sesuai dengan aktivitas yang dapat dilakukan setiap
kemampuan yang dimiliki hari sesuai kemampuan
Kriteria hasil: a. Kegiatan mandiri
Setelah…..x interaksi, pasien mampu b. Kegiatan dengan bantuan
membuat rencana kegiatan harian c. Kegiatan yang membutuhkan
bantuan total
2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan
toleransi kondisi pasien
3. Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang boleh pasien lakukan

TUK 5 :
Pasien dapat melakukan kegiatan 1. Beri kesempatan pada pasien untuk
sesuai dengan rencana yang telah mencoba kegiatan yang telah
dibuat direncanakan
Kriteria hasil: 2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan
Setelah…..x pertemuan,pasien dapat pasien
melakukan kegiatan jadwal yang telah 3. Beri pujian atas keberhasilan pasien
dibuat 4. Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan kegiatan setelah pasien
pulang

TUK 6 :
Pasien dapat memanfaatkan system 1. Beri pendidikan kesehatan pada
pendukung yang ada keluarga tentang cara merawat pasien
Kriteria hasil: dengan harga diri rendah
Setela…..x pertemuan,pasien 2. Bantu keluarga memberikan
dukungan selama pasien dirawat

memanfaatkan system pendukung


yang ada di keluarga 3. Bantu keluaga menyiapkan
lingkungan rumah

TUK 7 : Diskusikan dengan pasien dan


Pasien dapat memanfaatkan obat keluarga tentang dosis ,frekuensi dan
dengan baik manfaat obat
Kriteria hasil: 1. Anjurkan pasien meminta sendiri
Setelah….. pertemuan obat pada perawat, dan merasakan
1. Pasien dan keluarga dapat manfaatnya
menyebutkan manfaat,dosis dan efek 2. Anjurkan pasien dengan bertanya
samping obat kepada dokter tentang efek dan efek
2. Pasien dapat mendemonstrasikan samping obat yang dirasakan.
penggunaan obat 3. Diskusikan akibat berhentinya
3. Pasien termotivasi untuk berbicara tanpa konsultasi
dengan perawat apabila dirasakan ada 4. Bantu pasien menggunakan obat
efek samping obat dengan prinsip 5 benar
4. Pasien memahami akibat
berhentinya obat
5. Pasien dapat menyebutkan prinip 5
benar penggunaan obat

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. N DENGAN GANGGUAN


KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH DI RSKD AMBON

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. N
Umur : 45 Tahun
Alamat : Aster
Status Perkawinan: Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Ambon/ Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta

II. KELUHAN UTAMA


Keluarga klien mengatakan bahwa Klien sering menyendiri dikamar,
bicara sedikit, sulit komunikasi.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa ±19 tahun yang lalu, pernah
rawat jalan di RSKD Nania
2. Kontrol tidak rutin, pengobatan kurang berhasil
3. Keluarga Klien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
4. Klien mempunyai pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan
yaitu ia terlibat dalam kerusuhan antara Aster dan galala.
5. Keluarga klien mengatakan bahwa istri dan anak klien meninggalkan
klien ketika diketahui klien stress

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. Tanda – tanda vital :
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5 ºC
Pernafasan : 24 x/menit
B. Ukuran :
Tinggi badan : 169 cm
Berat badan : 57 Kg
B. Kondisi Fisik :
Klien tidak mengeluh sakit apa – apa, tidak ada kelainan fisik.

V. PSIKOSOSIAL
A. Genogram

B. Konsep Diri
Citra Tubuh: Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai
adalah mata karena bisa melihat.
Identitas : Klien mengatakan anak ke-2 dari 5 bersaudara.
Peran : Klien mengatakan di dalam keluarganya atau dirumah
sebagai abang.
Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan istri serta
anaknya kembali.
Harga diri : Klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan
orang lain selain adiknya, klien merasa tidak pantas jika berada
diantara orang lain, kurang interaksi sosial.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah
C. Hubungan Sosial
Orang yang dekat dengan klien adalah adiknya
Peran serta kelompok / masyarakat : sebelum klien sakit sering
mengikuti gotong royong di RT nya.
Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: selama klien rawat
jalan / berobat jalan temannya berkurang karena klien malu
berkomunikasi.
Masalah Kepeawatan : Menarik diri
D. Spiritual
Klien mengatakan sholat 5x dalam sehari, jika sehabis sholat klien
berdoa agar cepat sembuh dan istri serta anaknya kembali.

VI. STATUS MENTAL


A. Penampilan : Penampilan klien kurang rapi, klien menggunakan baju
kaos oblong
B. Pembicaraan : Klien berbicara lambat tetapi dapat tercapai dan dapat
dipahami.
C. Aktivitas Motorik : Klien labih banyak menunduk, aktivitas klien
menyesuaikan.
D. Alam perasaan : Klien mengatakan ingin cepat sembuh agar istri dan
anaknya kembali, klien sedih belum bisa bertemu istri dan anak nya.
E. Afek : Klien tidak sesuai dalam berfikir, bicara klien lambat
F. Interaksi selama wawancara: Kontak mata kurang karena menunduk,
sesekali klien menengadah, selalu menjawab jika ditanya.
G. Persepsi : Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan.
H. Pola Fikir : Tidak ada waham.
I. Tingkat kesadaran : Klien sadar hari, tanggal dan waktu saat
pengkajian, hari Selasa tanggal 3 Desember 2019 jam 13.30 WIT, hari
berikutnya juga klien sadar hari Rabu tanggal 4 Desember 2019.
J. Memori : Daya ingat jangka panjang klien masih ingat masa
lalunya.
K. Tingkat konsentrasi dan berhitung : Klien berhitung lancar, contoh 20
– 15= 5
L. Kemampuan Penilaian : Klien mampu menilai antara masuk kamar
setelah makan atau membiarkan kursi tidak rapi, klien memilih
membereskan kursi.
M. Daya Tilik Diri : Klien tahu dan sadar bahwa dirinya dirumah.

VII. MEKANISME KOPING


A. Klien mampu berbicara dengan orang lain, terlihat malu
B. Klien mampu menjaga kebersihan diri sendiri
C. Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada orang lain,
lebih suka diam.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif.

VIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


A. Masalah berhubungan dengan lingkungan : Klien menarik diri dari
lingkungan
B. Masalah dengan kesehatan (-)
C. Masalah dengan perumahan : Klien tinggal dengan adik laki-lakinya.
D. Masalah dengan Ekonomi : Kebutuhan klien dipenuhi oleh dirinya
sendiri dan dibantu adiknya.

IX. MASALAH KEPERAWATAN


A. Harga Diri Rendah
B. Menarik Diri
C. Koping Individu Tidak Efektif
X. POHON MASALAH
Menarik Diri _ _ _ _ ( Efek )

Harga Diri Rendah _ _ _ ( Core problem )

Koping Individu Tidak Efektif _ _ _ ( Causa / Penyebab )


XI. ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1 Ds : Harga diri Rendah Menarik Diri
- Klien mengatakan sering menunduk, kurangnya interaksi
sosial
Do :
- Klien tampak menyendiri

2 Ds : Koping Individu Tidak Harga Diri Rendah


- Klien mengatakan teman berkurang semenjak sakit Efektif
- Klien malu dengan teman karena klien merasa tidak pantas
diantara mereka
Do :
- Klien tampak malu saat berbicara
XII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dx.
Tgl. Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
3 Menarik Diri TUM  Klien ekspresi wajah 1. Beri salam / panggil nama
Desember berhubungan - Klien dapat bersahabat. 2. yang disukai
2019 dengan harga berhubungan  Klien menunjukan rasa 3. Jelaskan BHSP dengan
Diri Rendah dengan orang senang. komunikasi terapeutik
lain secara  Klien mau kontak mata. 4. Memperkenalkan diri dengan
optimal.  Klien mau berjabat tangan. sopan
- Klien dapat  Klien mau membalas 5. Tanyakan nama lengkap dan
membina salam. panggilan tujuan
hubungan saling 6. Jujur dan menepati janji
 Klien mau duduk
percaya 7. Tunjukan sikap empati dan
berdampingan dengan
menerima klien apa adanya
perawat.
 Klien mau menyebut nama
dan mau mengutarakan
masalah yang dihadapi.
- Klien dapat  Klien mampu 1. Diskusikan kemampuan dan
mengidentifikasi mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki
kemampuan dan kemampuan yang dimiliki 2. Hindarkan dari penilaian yang
aspek positif  Aspek positif keluarga negatif
yang dimiliki  Aspek positif lingkungan 3. Utamakan pemberian pujian yang
yang dimiliki klien realistik

- Klien dapat  Klien mampu menilai 1. Diskusikan kemampuan yang


menilai kemampuan yang dimiliki dapat digunakan selama sakit
kemampuan yang selama sakit 2. Diskusikan kemampuan yang
dimiliki dapat ditunjukan penggunaannya
- Klien dapat  Klien dapat membuat 1. Rencanakan bersama klien
menetapkan rencana kegiatan harian aktifitas yang dapat dilakukan
perencanaan setiap hari
kegiatan sesuai - Kegiatan mandiri
dengan - Dibantu sebagian
kemampuannya - Dengan bantuan total
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan
toleransi kondisi klien
2. Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang boleh klien lakukan
- Klien dapat  Klien melakukan kegiatan 1. Beri kesempatan klien untuk
melakukan yang sesuai dengankondisi mencoba kegiatan yang telah
kegiatan sesuai sakit dan kemampuannya direncanakan
kondisi sakit dan 2. Beri pujian atas keberhasilan
kemampuannya klien

- Klien dapat  Klien dapat memanfaatkan 1. Beri pendidikan kesehatan cara


memanfaatkan system pendukung perawatan klien dengan Harga
sistem dikeluarga secara optimal Diri Rendah
pendukung yang  Klien daoat memanfaatkan 2. Bantu keluarga menyiapkan
ada system pendukung lingkungan di rumah.
dilingkungan sekitar.
Harga Diri TUM  Klien mampu duduk 1. Lakukan pendekatan dengan baik,
Rendah - Klien dapat berdampingan dengan menerima klien apa adanya dan
berhubungan melakukan perawat bersikap empati
dengan keputusan yang  Klien mampu berbincang - 2. Cepat mengendalikan perasaan
Koping efektif untuk bincang dengan perawat dan reaksi perawatan diri sendiri
Individu Tidak mengendalikan  Klien mampu merespon misalnya rasa marah ,empati.
Efektif situasi tindakan perawat 3. Sediakan waktu untuk berdiskusi
kehidupan yang dan bina hubungan yang sopan.
menurunkan 4. Berikan kesempatan kepada klien
perasaan rendah untuk merespon.
diri
- Klien dapat
menbina
hubungan
terapeutik
dengan perawat
- Klien dapat  Klien dapat 1. Gunakan tekhnik komunikasi
mengenali dan mengungkapkan terapeutik terbuka,
mengekspresika perasaannya 2. Bantu klien mengekspresikan
n emosinya  Klien mampu mengenali perasaannya
emosinya dan dapat 3. Bantu klien mengidentifikasikan
mengekspresikannya situasi kehidupan yang tidak
berada dalam kemampuan dan
mengontrolnya
4. Dorong untuk menyatakan secara
verbal perasaan – perasaan yang
berhubungan dengan ketidak
mampuannya.
- Klien dapat  Klien dapat 1. Diskusikan masalah yang
memodifikasi mengidentifikasi pemikiran dihadapi klien dengan
pola kognitif yang negatif memintanya untuk
yang negatif  Klien dpat menurunkan menyimpulkannya
penilaian yang negatifpada 2. Identifikasi pemikiran negatif
dirinya. klien dan bantu untuk
menurunkan melalui interupsi dan
substitusi
3. Evaluasi ketetapan persepsi logika
dan kesimpulan yang dibuat klien
4. Kurangi penilaian klien yang
negatif terhadap dirinya
5. Bantu klien menerima nilai yang
dimilikinya atau perilakunya atau
perubahan yang terjadi pada
dirinya.
- Klien dapat  Klien mampu menentukan 1. Libatkan keluarga dalam
berpartisipasi kebutuhan untuk perawatan menetapkan tujuan yang ingin
dalam pada dirinya dicapai
mengambil  Klien dapat berpartisipasi 2. Motivasi klien untuk membuat
keputusan yang dalam pengambilan jadwal aktivitas perawatan dirinya
berkenan dengan keputusan 3. Berikan privasi sesuai kebutuhan
perawatan yang ditentukan
dirinya 4. Berikan reinsforcement positif
tentang pencapaian kegiatan yang
telah sesuai dengan keputusan
yang ditentukannya
XIII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
No
Tanggal / Jam Implementasi Evaluasi
Dx
4 Desember 1 1. Bina hubungan saling percaya S:
2019 dengan :  Klien menjawab salam dan mengatakan selamat
Jam 12.30  Menyapa klien dengan ramah pagi,menyebutkan nama dan alamat
 Memperkenalkan diri dengan O:
sopan  Klien mau berjabat tangan
 Menanyakan nama lengkap serta  Klien mau duduk berdampingan dengan perawat
alamat klien  Klien mau mengutarakan masalahnya
 Menunjukan sikap empati, jujur A : SP 1 tercapai
dan menempati janji Pp :
 Menanyakan masalah yang Lanjutkan SP 2 adakan kontrak waktu pertemuan
dihadapi berikutnya.
Pk :
Anjurkan klien untuk dapat menyapa perawat jika
bertemu dan percaya jika perawat akan membantu
masalah yang dihadapi
5 Desember 1 2. Bina hubungan terapeutik dengan S:
2019 perawat dengan :  Klien mau duduk berdampingan dengan perawat
Jam 15.30  Pendekatan dengan baik O:
,menerima klien apa adanya  Klien mampu berbincang – bincang dengan
 Mengidentifikasi perasaan dan perawat
reaksi perawatan diri sendiri  Klien mampu merespon tindakan perawat.
 Menyediakan waktu untuk bina A : SP 2 tercapai
hubungan yang sopan P:
 Menberikan kesempatan untuk -Lanjutkan SP 3 adakan kontrak waktu pertemuan
merespon berikutnya.

-Anjurkan klien mampu berkomunikasi,mampu


memulai berbicara dan tidak janggung.

1 3. Mengidentifikasi kemampuan dan S:


6 Desember aspek positif yang dimiliki dengan :  Klien mengatakan cara penilaian positif tidak
2019  Membantu mengidentifikasi boleh berfikir jelek terhadap orang lain,sopan
Jam 14.00 dengan aspek yang positif santun dan ramah yang diutamakan.
 Mendorong agar berpenilaian O :
positif  Klien dapat mengungkapkan perasaannya
 Membantu mengungkapkan A : SP 3 teratasi sebagian
perasaannya P:
-lanjutkan SP 1 keluarga

-Anjurkan klien untuk mempertahankan hubungan


saling percaya berinteraksi secara terarah.

Anda mungkin juga menyukai