Disusun oleh:
RISMA RELMASIRA
SENDY JESSY MAILISSA
SONYA MARSE KAPITAN
SRI WAHYUNI ADE MULYANI KALASANG
WAWANDA ASRI PRATAMA
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di
individu dalam berperilaku yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta
Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia 1,7 per mil. Gangguan
jiwa berat terbanyak di DI Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Selatan, Bali, dan Jawa Tengah.
Proporsi RT yang pernah memasung gangguan jiwa berat 14,3 persen dan terbanyak
pada penduduk yang tinggal di pedesaan (18,2%), serta pada kelompok penduduk
dengan tingkat social ekonomi terbawah (19,5%). Prevalensi gangguan mental
emosional pada penduduk Indonesia 6,0%. Provinsi dengan prevalensi ganguan mental
emosional tertinggi adalah Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, DI
Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Timur
Jumlah penderita gangguan jiwa yang tercatat berobat di rumah sakit maupun
puskesmas di Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 sebanyak 224.617, jumlah ini
Jumlah penderita terbanyak di temukan rumah sakit yaitu 138.399 penderita (61,62%)
(Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2015). Penderita gangguan jiwa di Kota
Semarang pada saat ini adalah sebanyak 4.096 klien atau sekitar 0.29% dari total
penduduk Kota Semarang. Berdasarkan data yang berhasil didapat, pelayanan
kesehatan jiwa pada Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Semarang pada tahun 2014
menunjukkan pencapaian sebesar 2%. Angka ini termasuk pelayanan kesehatan jiwa
bagi warga di luar Kota Semarang. Hal ini menunjukkan bahwa penderita gangguan
jiwa yang tidak terlayani oleh fasilitas kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit di
Kota Semarang jauh lebih besar Peningkatan angka kejadian gangguan jiwa salah satu
B. Tujuan
D. Klien
1. Karakteristik/Kriteria
a. Klien perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerja sama dengan
perawat.
b. Klien perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan perawat.
2. Proses Seleksi
F. Evaluasi Hasil
a. Memperkenalkan diri
b. Membicarakan perilaku kekerasan yang sedang dialami.
c. Membicarakan cara-cara menanggulangi perilaku kekerasan yang dialami.
d. Bekerja sama dengan perawat selama berinteraksi.
e. Mengevaluasi kemampuan menanggulangi perilaku kekerasan
G. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tgl : Selasa , 23 Juli 2019
Waktu : Pukul 09.00 – 10.00 WIB
Tempat : Ruang 6
H. PENGORGANISASIAN
Jenis tugas Tugas Nama
pelaksana
PROSES PELAKSANAAN
a. Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dilakukan klien.
2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan
3. Klien dapat mendemontrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku
kekerasan.
b. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama membentuk segi empat
2. Ruangan nyaman dan tenang.
c. Alat
1. Bantal
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien
d. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Permainan
e. Langkah kegiatan
1. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut Sesi 1
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi validasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 2, kemampuan yang di harapkan
adalah dua kemampuan mencegah perilaku kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi
sebagai berikut:
Mempraktekkan cara fisik yang Mempraktekkan cara
No Nama klien
pertama fisik yang kedua
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktekkan 2 cara fisik untuk
mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda (+) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien
tidak mampu
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan, klien
mampu mempraktekkan tarik nafas dalam, tetapi belum mampu mempraktekkan pukul kasur
dan bantal. Anjurkan dan bantu klien mempraktekkan di ruang rawat (buat jadwal).
Lembaran Observasi :
Mengikuti kegiatan
1. dari awal sampai
akhir.
Menceritakan
2. perasaannya setelah
TAK
menceritakan
makna dari
3.
kegiatan yang
dilakukan
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Bahasa tubuh
sesuai perintah
4 Mengikuti
kegiatan dari
awal sampai
akhir
Jumlah
Keterangan :