Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No.

1 Tahun 2014 ISSN 2337-9995


Program Studi Pendidikan Kimia jpk.pkimiauns@ymail.com
Universitas Sebelas Maret

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


METODE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION)
DAN METODE TGT ( TEAMS GAMES TOURNAMENT )
BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH
PADA PEMBELAJARAN MATERI
SENYAWA HIDROKARBON

Sylvia Octavianti 1,*, Ashadi 2 dan Tri Redjeki 2


1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia
2
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Keperluan korespondensi, HP : 085647928129, e-mail : sylviaoctavianti@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui apakah model pembelajaran
kooperatif dengan metode STAD (Student Team Achievement Division) memberikan prestasi
yang lebih tinggi daripada model pembelajaran kooperatif dengan metode TGT (Team Games
Tournament) yang keduanya berbantuan macromedia flash pada pembelajaran Senyawa
Hidrokarbon untuk siswa kelas X semester II SMA 1 Muhammadiyah Karanganyar Tahun
Ajaran 2011/2012. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data dalam penelitian ini adalah
data prestasi kognitif siswa yang akan dianalisa menggunakan uji-t pihak kanan. Dengan dua
kelas eksperimen, kelas eksperimen STAD dan kelas eksperimen TGT. Kelas eksperimen
STAD akan dilengkapi dengan instrumen tugas portofolio pada akhir bab. Sedangkan untuk
kelas eksperimen TGT, dilakukan permainan ' siapa cepat dia dapat ' pada keberlangsungan
pembelajaran dan permainan ' destinasi ' pada akhir bab. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
ada perbedaan prestasi siswa yang menggunakan metode STAD (Student Team Achievment
Division) berbantuan macromedia flash dengan metode TGT (Team Games Tournament)
berbantuan macromedia flash, dengan kesimpulan peneltian yang didapat adalah pembelajaran
kimia materi Senyawa Hidrokarbon dengan menggunakan Metode pembelajaran Kooperatif
STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan Macromedia Flash, lebih
meningkatkan prestasi belajar siswa daripada dengan menggunakan Metode pembelajaran
Kooperatif TGT (Team Games Tournament) berbantuan Macromedia Flash.

Kata kunci : STAD,TGT, macromedia flash.

PENDAHULUAN kualitas bangsa. Berbagai upaya telah


Kemajuan suatu bangsa dapat dilakukan antara lain pembaruan
dilihat dari kemajuan pendidikan kurikulum, peningkatan kualitas guru,
generasi bangsanya. Pendidikan penerapan metode pembelajaran yang
merupakan salah satu faktor yang terkini, penyediaan sarana dan
menentukan kualitas suatu bangsa. prasarana pendidikan, penataan
Kemajuan pendidikan bangsa sangat manajemen pendidikan, dan penerapan
berpengaruh terhadap kemajuan dan produk teknologi.
kualitas sumber daya manusianya. Dalam pendidikan sekolah
Pendidikan bukanlah sesuatu yang menengah terdapat mata pelajaran
statis melainkan sesuatu yang dinamis kimia. Kimia merupakan salah satu mata
sehingga selalu menuntut adanya suatu pelajaran IPA yang hakikat
perbaikan yang terus menerus. pengetahuannya berdasarkan fakta,
Pembaruan pendidikan terus dilakukan hasil pemikiran, dan hasil penelitian
untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dilakukan para ahli. Pada
nasional sehingga dapat meningkatkan kenyatannya mata pelajaran kimia

Copyright © 2014 65
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 1 Tahun 2014 Hal. 65-73

dirasa sulit oleh sebagian besar siswa Tugas seorang guru kimia
sehingga menyebabkan prestasi adalah menjembatani agar siswa
belajarnya kurang tinggi. Salah satu mampu dengan mudah mempelajari dan
materi kimia yang dianggap sulit oleh memahami materi pelajaran kimia.
sebagian siswa adalah materi Senyawa Untuk mencapai hal ini tidak terlepas
Hidrokarbon. Pada materi ini diperlukan dari model pembelajaran yang
pemahaman yang baik, karena siswa digunakan oleh guru, yang menjadikan
akan dikenalkan pada macam-macam komunikasi dalam kegiatan belajar
senyawa kimia dan cara penamaannya, mengajar menjadi lebih
keisomeran dan sifat-sifatnya. Selain itu, efektif.Pembelajaran kooperatif
konsep penamaan dan pemberian merupakan salah satu alternatif dalam
lambang pada suatu senyawa kimia proses pembelajaran, karena
telah didefinisikan dengan baik menurut pembelajaran kooperatif dapat
IUPAC. Oleh karena itu, diperlukan meningkatkan kemampuan siswa dalam
metode pembelajaran yang sesuai agar bekerja sama dalam memecahkan
siswa dapat lebih mudah memahami masalah dan berpikir kritis sehingga
materi yang diberikan dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Ketika menyelesaikan tugas
siswa. kelompok, setiap siswa dalam sebuah
Berdasarkan fakta dilapangan, kelompok belajar dituntut untuk dapat
siswa di SMA 1 Muhammadiyah saling bekerjasama dan saling
Karangayar masih memiliki prestasi membantu untuk memahami materi
belajar yang rendah pada materi pelajaran. Belajar kelompok
Senyawa Hidrokarbon. Hal tersebut memungkinkan siswa selalu terlibat aktif
dapat dilihat dari data arsip hasil dalam proses belajar, karena siswa
prestasi belajar dan wawancara dengan mempunyai tanggungjawab belajar yang
guru yang telah dilakukan pada tanggal lebih besar sehingga memungkinkan
22 Juli 2011, persentase nilai prestasi berkembangnya daya kreatif, berpikir
belajar siswa dalam mata pelajaran kritis dan sifat kepemimpinan pada diri
kimia materi Senyawa Hidrokarbon siswa yang bersangkutan. Guru
untuk angkatan tahun 2010-2011 yang berperan sebagai organisator, motivator
belum mencapai batas ketuntasan 65 dan salah satu sumber informasi selama
masih sebesar 55% sedangkan prestasi kegiatan belajar kelompok berlangsung
belajar siswa yang telah mencapai batas [1].
ketuntasan hanya 45%, nilai prestasi Salah satu contoh model
belajar siswa tertinggi adalah 80 pembelajaran kooperatif adalah metode
sedangkan nilai prestasi belajar siswa TGT (Teams Games Tournaments).
terendah adalah 45, dan nilai rata-rata Dalam model pembelajaran kooperatif
prestasi balajar siswa sebesar 63. dengan metode TGT (Team Games
Sehingga prestasi yang telah dicapai di Tournament), belajar dapat dilakukan
tahun sebelumnya masih perlu sambil bermain. Belajar sambil bermain
ditingkatkan. Adapun hal yang tidak selalu berakibat pada rendahnya
melatarbelakangi pemilihan lokasi prestasi belajar siswa. Di dalam
penelitian di SMA Muhammadiyah 1 permainan, para siswa akan
Karangayar adalah mayoritas kegiatan berkompetisi sebagai wakil dari
belajar mengajar dilaksanakan dengan kelompoknya. Dengan adanya
metode ceramah yang memungkinkan permainan, diharapkan siswa tidak
siswa menjadi bosan atau jenuh, sifat bosan terhadap mata pelajaran yang
individu siswa yang tinggi menyebabkan diajarkan oleh guru dan pembelajaran
kurangnya kerjasama siswa dalam dapat berlangsung dalam suasana yang
belajar, kurangnya minat siswa dalam menyenangkan. Metode pembelajaran
belajar kimia menyebabkan prestasi kooperatif TGT lebih tepat untuk
belajar siswa kurang sesuai dengan mengajar obyek yang didefinisikan
kompetensi yang diharapkan. secara baik dengan satu jawaban benar
seperti konsep dan fakta ilmu

Copyright © 2014 66
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 1 Tahun 2014 Hal. 65-73

pengetahuan. Selain itu, materi yang Berdasarkan uraian di atas,


sesuai untuk penerapan metode TGT maka diperlukan penelitan lebih lanjut
adalah materi yang dapat dibuat tentang kegiatan belajar mengajar yang
permainan (game akademik). efektif untuk menjadikan siswa
Contoh model pembelajaran memahami pelajaran Senyawa
kooperatif lainnya adalah menggunakan Hidrokarbon dan berdasarkan
metode STAD (Student Team kesimpulan penulis dari pembahasan
Achievement Division). Metode STAD penelitian Felder dan Brent
dipandang paling sederhana dari “Pembelajaran kooperatif lebih efektif
pendekatan pembelajaran kooperatif [2]. untuk memberikan pemahaman kepada
Dalam metode STAD, siswa diarahkan siswa dibanding pembelajaran
bekerja dalam kelompok untuk saling konvensional“ [6], maka penelitian ini
membantu dalam menguasai bahan ajar akan meneliti model pembelajaran
baik melalui tanya jawab maupun kooperatif dengan cara membandingkan
diskusi. Gagasan utama dari STAD dua metode pembelajaran, yaitu metode
adalah untuk memotivasi siswa supaya Team Games Tournament (TGT) dan
dapat saling mendukung dan membantu metode Student Team Achievement
satu sama lain dalam menguasai Division (STAD)berbantuan macromedia
kemampuan yang diajarkan oleh guru. flash pada siswa SMA Muahammadiyah
Jika para siswa ingin agar timnya 1 Karanganyar tahun ajaran 2011/2012
mendapatkan penghargaan tim, mereka untuk mengetahui metode mana yang
harus mendukung teman satu timnya memberikan prestasi belajar yang lebih
untuk bisa melakukan yang terbaik, tinggi.
menunjukkan norma bahwa belajar itu
penting, berharga dan menyenangkan
[3]. METODE PENELITIAN
Metode pembelajaran Metode dalam penelitian ini
membutuhkan suatu media untuk adalah metode eksperimen, dengan
membantu mempercepat tercapainya membagi kelompok penelitian menjadi
tujuan pembelajaran. Media dua kelompok eksperimen, yaitu
pembelajaran adalah berbagai jenis kelompok pertama adalah kelompok
komponen dalam lingkungan siswa yang eksperimen
dapat merangsangnya untuk belajar [4]. yang belajar dengan pendekatan
Macromedia Flash adalah lingkungan pembelajaran kooperatif metode TGT
berbasis animasi vektor yang (Team Games Tournament) dan
memungkinkan penciptaan yang sangat kelompok kedua adalah kelompok
dinamis dan pengalaman multimedia eksperimen yang belajar dengan
interaktif. Pengalaman ini dapat pendekatan pembelajaran kooperatif
disampaikan melalui web atau sebagai metode STAD (Student Team
aplikasi yang berdiri sendiri [5]. Dengan Achievement Division).
memanfaatkan media pembelajaran Rancangan penelitian yang
yang ada secara baik, seorang guru digunakan adalah : Two Group,
bukan lagi menjadi satu-satunya sumber Pretest posttest design. Rancangan
belajar bagi siswa. Seorang guru tidak tersebut berbentuk seperti berikut:
perlu menjelaskan seluruh materi Untuk lebih jelasnya
pelajaran, karena bisa berbagi dengan rancangan penelitian tercantum pada
media yang lain. Dengan demikian, guru Tabel 1.
akan lebih banyak memiliki waktu untuk
memberi perhatian kepada aspek-aspek Tabel 1. Desain ”Two Group, Pretest
edukatif lainnya, seperti membantu Postest Design”
kesulitan belajar siswa, pembentukan Kelompok Pretes Perlakuan Postes
kepribadian, memotivasi belajar,
sehingga tujuan dari pendidikan dapat KE TGT O1 XTGT O2
tercapai dengan baik.
KE STAD O1 XSTAD O2

Copyright © 2014 67
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 1 Tahun 2014 Hal. 65-73

Keterangan: atau kelas eksperimen yang diajar


KE TGT : Kelompok eksperimen dengan menggunakan metode STAD
metode TGT (Student Team Achievement Division),
KE STAD : Kelompok eksperimen untuk selanjutnya data yang telah
metode STAD diperoleh dianalisis dan dipersiapkan
X1 : Perlakuan dengan untuk membuat laporan penelitian.
perlakuan metode TGT Populasi yang digunakan dalam
X2 : Perlakuan dengan perlakuan penelitian ini adalah siswa kelas X SMA
1 Muhammadiyah Karanganyar tahun
metode STAD
ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 7
O1 : Pemberian pretest
kelas dan rata-rata jumlah siswa tiap
O2 : Pemberian posttest kelas adalah 30 siswa. Teknik
. pengambilan sampel yang digunakan
Dalam desain ini observasi pada penelitian ini adalah cluster
dilakukan sebanyak dua kali yaitu random sampling. Dalam teknik ini,
sebelum dan sesudah eksperimen. sampel merupakan unit dalam populasi
Observasi yang dilakukan sebelum yang mendapat peluang yang sama
eksperimen (O1) disebut pretest dan untuk menjadi sampel, bukan siswa
observasi sesudah eksperimen (O2) secara individual tetapi kelas. Dari 7
disebut posttest. Perbedaan antara O1 kelas yang ada di kelas X SMA 1
dan O2 yakni O2 diasumsikan Muhammadiyah Karanganyar dilakukan
merupakan efek dari perlakuan atau pengambilan secara random dua kelas
eksperimen. untuk dijadikan sampel.
Berdasarkan rancangan Untuk mengetahui apakah
penelitian tersebut, maka langkah- kedua kelas eksperimen setara atau
langkah penelitian yang dilakukan yaitu tidak, maka dilakukan uji t-matching
: (1) Melakukan observasi untuk dengan Hasil uji t-matching terangkum
menentukan kelas-kelas yang akan pada Tabel 2.
dijadikan kelompok subjek penelitian
serta menentukan kelas-kelas Tabel 2. Hasil Uji t-Matching
eksperimen yaitu yang akan diberi Prestasi
perlakuan metode TGT (Team Games Sampel Nilai Variansi t
Tournament) dan yang akan diberi Pretes
perlakuan metode STAD (Student TGT 2.45 1.7426
Team Achievement Division), (2) -1.9576
STAD 3.17 2.6242
Memberikan tes kemampuan awal
(pretes) tentang konsep Senyawa Dari hasil perhitungan dengan uji
Hidrokarbon di kedua kelas t-2 pihak,diperoleh nilai thitung = -1.9576
eksperimen, (3) Memberikan treatment dengan ttabel pada taraf signifikansi 0.05
(perlakuan) kepada kelas yang =1,98. Karena harga –ttabel (-1.98) > thitung
dijadikan subjek penelitian pada (-1.9576) < ttabel (1.98), maka Ho
pembahasan senyawa Hidrokarbon, diterima. Dengan demikian, rata-rata
dengan perlakuan metode TGT nilai pretest siswa kelas eksperimen 1
(Team Games Tournament) dan (TGT) sama dengan kelas eksperimen 2
perlakuan metode STAD (Student (STAD), sehingga kedua kelas adalah
Team Achievement Division), (4) setara.
Memberikan tes kemampuan akhir Variabel bebas dalam
(postes) tentang senyawa penelitian ini adalah media
Hidrokarbon di kedua kelas pembelajaran macromedia flash dan
eksperimen, dan (5) Menilai hasil tes handout soal portofolio dalam
yang diperoleh dari kedua kelompok pembelajaran kooperatif metode STAD,
perlakuan, yaitu: kelompok atau kelas macromedia flash dan kartu permainan
eksperimen yang diajar dengan siapa cepat dia dapat dalam
menggunakan metode TGT (Team pembelajaran TGT, sedangkan variabel
Games Tournament) dan kelompok

Copyright © 2014 68
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 1 Tahun 2014 Hal. 65-73

terikatnya adalah prestasi belajar siswa dapat menjawab dengan benar butir
aspek kognitif mengenai pokok bahasan item yang bersangkutan dikurangi
Senyawa Hidrokarbon. proporsi test kelompok bawah yang
Media pembelajaran sebelum dapat menjawab dengan benar butir
digunakan divaliditas terlebih dahulu item tersebut [8], setelah dilakukan uji
oleh pembimbing 1 dan pembimbing 2 coba, dari 29 soal, 5 soal sangat kurang,
dengan keterkaitannya terhadap 3 soal kurang, 16 soal cukup, dan 5 soal
kompetensi yang ingin dicapai. lebih.
Teknik analisis Instrumen Teknik analisis data
kognitif menggunakan: (1) Uji validitas, menggunakan uji t-pihak kanan yang
penentuan validitas tes menggunakan mensyaratkan data normal dan
korelasi point biserial untuk validitas homogen [9], untuk menguji apakah
item [1], setelah dilakukan uji coba, dari sampel penelitian dari populasi distribusi
29 soal, 20 soal valid, (2) Uji reliabilitas, normal atau tidak digunakan metode
digunakan rumus Kuder Richardson Lilliefors, sedangkan untuk mengetahui
(KR-20) [7], hasil uji coba reliabilitas, apakah sampel penelitian mempunyai
instrumen dinyatakan reliable sebab variansi yang homogen atau tidak
harga reliabilitas sebesar 0.642 lebih digunakan metode Bartlett [9].
besar dari kriteria minimum (0,339), (3)
Tingkat kesukaran, ditentukan atas
banyaknya siswa yang menjawab benar HASIL DAN PEMBAHASAN
butir soal dibanding jumlah seluruh a. Hasil Belajar Materi Ikatan Kimia
siswa yang mengikuti tes [8], setelah Kelas Eksperimen 1 (TGT) dan
dilakukan uji coba, dari 29 soal, 9 soal Kelas Eksperimen 2 (STAD)
tergolong mudah, 18 soal tergolong Hasil belajar siswa secara
sedang, dan 2 soal tergolong sukar, (4) ringkas dapat di rangkum seperti pada
Daya pembeda suatu item, ditentukan Tabel 3.
dari proporsi test kelompok atas yang

Tabel 3. Rangkuman Deskripsi Data Penelitian


Uraian Eksperimen 1 (TGT) Eksperimen 2 (STAD)
Rata-rata pretest 2.45 3.17
Rata-rata posttest 7.30 8.59
Rata-rata selisih 4.85 5.42

b. Prestasi Pada Data Nilai Aspek dengan kelas eksperimen 2 (STAD)


Kognitif Materi Pokok Senyawa berbantuan macromedia flash pada
Hidrokarbon materi pokok Senyawa Hidrokarbon
Berdasarkan data selisih nilai dapat dideskripsi frekuensikan seperti
pretes-postes siswa kelas eksperimen 1 pada Tabel 4 dan histogram seperti
(TGT) berbantuan macromedia flash pada gambar 1.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Pretes-Postes Siswa Kelas Eksperimen 1


dengan Kelas Eksperimen 2

Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2


Nilai
No Interval F F
tengah F relatif (%) F relatif (%)
mutlak mutlak
1 1.5 2.5 2.0 1 2.63 3 8.33
2 2.6 3.5 3.0 6 15.79 5 13.89

Copyright © 2014 69
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 1 Tahun 2014 Hal. 65-73

3 3.6 4.6 4.1 12 31.58 5 13.89


4 4.7 5.6 5.1 5 13.16 5 13.89
5 5.7 6.7 6.2 5 13.16 4 11.11
6 6.8 7.7 7.2 4 10.53 7 19.44
7 7.8 8.8 8.3 0 0.00 3 8.33
8 8.9 9.8 9.3 0 0.00 1 2.78
33.0 86.8 33.0 91.7

Histogram
Selisih Nilai Kognitif Siswa

15 12
Frekuensi

10 7
65 5 55 54
3 4 3
5
1 0 01
0
2,0 3,0 4,1 5,1 6,2 7,2 8,3 9,3
Nilai Tengah

Eksperimen 1 (TGT) Eksperimen 2 (STAD)

Gambar 1. Histogram Selisih Nilai Pretes-Postes Siswa Kelas Eksperimen 1 dengan


Kelas Eksperimen 2

Sebelum melaksanakan analisis 1. Uji Normalitas


uji t-pihak kanan, untuk menguji Teknik uji normalitas yang
hipotesis penelitian perlu dilakukan uji digunakan adalah teknik uji normalitas
prasyarat analisis yang meliputi uji Lilliefors. Selanjutnya berdasarkan hasil
normalitas dan uji homogenitas. uji normalitas pretes dan postes
(lampiran 11) untuk kelas eksperimen
dapat diringkas seperti pada tabel 5..

Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Selisih Nilai Pretes-Postes


No Kelompok siswa Harga L Kesimpulan
berdistribusi
Hitung Tabel
1 Eksperimen 1 (TGT) 0.0925 0.1405 normal
2 Eksperimen 2 (STAD) 0.1351 0.1443 normal

Dari tabel nilai kritis L didapatkan 2. Uji Homogenitas Varian


harga statistik uji Lhitung kurang dari Ltabel, Dalam penelitian ini, uji
sehingga dapat disimpulkan bahwa homogenitas yang digunakan adalah uji
sampel berasal dari populasi homogenitas metode Bartlett pada taraf
berdistribusi normal. signifikasi 5% seperti tertera dalam

Copyright © 2014 70
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 1 Tahun 2014 Hal. 65-73

lampiran. Hasil uji homogenitas


terangkum pada tabel 6.

Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Selisih Nilai Pretes-Postes


S2 B χ2 hitung χ2 tabel Kesimpulan
1.9733 18.8917 1.7908 3.84 homogen

Dari tabel-tabel diatas dapat menganalisis data digunakan uji


diketahui bahwa harga χ 2
hitung kurang statistik. Adapun pengujian hipotesis
dalam penelitian menggunakan uji beda
dari χ2 tabel atau berada diluar daerah rerata (uji t-pihak kanan) pada taraf
kritik, sehingga dapat disimpulkan signifikasi 5%.
bahwa sampel berasal dari populasi Rangkuman hasil perhitungan uji
yang homogen. Dalam peneitian ini data t-pihak kanan dapat dilihat di table 7.
yang diperoleh berupa data kuantitatif
atau angka-angka, sehigga dalam

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji t-pihak Kanan Selisih Nilai Pretes-Postes Kelas
Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2
Kelompok Sampel Selisih Nilai Variansi t
Kelas Eksperimen 1 (TGT) 4.85 1.8426
1.7234
Kelas Eksperimen 2 (STAD) 5.42 2.8584

Dari hasil perhitungan diperoleh berlangsung pada umumnya, proses


thitung = 1.7234 dan setelah pembelajaran juga memerlukan media
dikonsultasikan dengan table distribusi t untuk mempermudah penyampaian
pada taraf signifikasi 0.05 didapat ttabel = pesan serta penguatan dari metode
1.67. Jadi keputusan uji t hitung > t tabel yang digunakan. Dalam pembelajaran
(1.7234 > 1.67). Kesimpulan hipotesis dengan pendekatan STAD, media yang
(Ho) ditolak. Dengan demikian, selisih digunakan untuk mendukungnya adalah
nilai Aspek kognitif siswa kelas Macromedia Flash. Begitu juga dalam
eksperimen 2 dengan menggunakan pembelajaran dengan pendekatan TGT,
metode Student Team Achievement media yang digunakan untuk
Division (STAD) lebih tinggi dari pada mendukungnya adalah Macromedia
selisih nilai kelas eksperimen 1 dengan Flashyang sama. Sehingga dalam
menggunakan metode Team Games penelitian ini, kedua metode tersebut
Tournament (TGT). merupakan hal yang diperbandingkan.
Sedangkan sebagai indikator
c. Pembahasan pembanding, digunakan hasil belajar
Penelitian ini bertujuan untuk siswa, yang merupakan nilai aspek
mengetahui perbandingan dua metode kognitif .
pembelajaran kooperatif STAD (Student Sebelum dilakukan uji t-pihak
Team Achievement Division) dan TGT kanan, sampel diuji pendahuluan dulu
(Team Games Tournament) yang dengan uji t -2 pihak. Hasil pengujian
digunakan dalam pembelajaran materi menunjukkan bahwa kedua sampel
senyawa Hidrokarbon Berbantuan setara. Ini sesuai dengan kondisi
Macromedia Flash. sekolah yang di teliti bahwa pembagian
Proses pembelajaran pada kelas adalah setara, tidak ada kelas
dasarnya merupakan proses komunikasi unggulan.
antara guru dengan siswa yang Dari hasil analisis uji t-pihak
berlangsung dengan dua arah. kanan, dapat disimpulkan bahwa rata-
Sebagaimana proses komunikasi yang rata selisih nilai pretest-postets pada

Copyright © 2014 71
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 1 Tahun 2014 Hal. 65-73

kelas eksperimen 2 (menggunakan Destinasi. Siswa diberi kesempatan


STAD) lebih tinggi dari kelas untuk menemukan ide pokok kemudian
eksperimen 1 (menggunakan TGT). Hal dilanjutkan dengan permainan.
ini menunjukkan bahwa dalam Sehingga siswa di tuntut untuk
kemampuan yang hampir sama dan berfikir dengan cepat dan fikiran mereka
media yang sama tetapi dengan terbagi antara bermain dan memahami
perlakuan yang berbeda, ternyata hasil konsep Hidrokarbon yang sedang
yang diperoleh berbeda pula. mereka pelajari. Hal ini menyebabkan
Dari uraian diatas, maka siswa kurang bisa memproses fikirannya
hipotesis penelitian “Pembelajaran dalam menanamkan pemahaman
menggunakan pendekatan metode konsep-konsep yang ada pada materi
STAD (Student Team Achievement senyawa Hidrokarbon.
Division) berbantuan Macromedia Flash Dari kesimpulan penulis di
memberikan nilai rata-rata selisih pembahasan jurnal internasional Felder
pretest-postest yang lebih tinggi dari dan Brent yang menyatakan bahwa
nilai rata-rata selisih pretest-postest “Pembelajaran kooperatif lebih efektif
pembelajaran menggunakan untuk memberikan pemahaman kepada
pendekatan metode TGT (Team siswa dibanding pembelajaran
Games Tournament)” terbukti. konvensional” [6] dan dari jurnal
Seperti yang kita ketahui, materi internasional Adesoji dan Ibraheem
Hidrokarbon merupakan materi yang menyatakan bahwa “Metode
pembelajaran yang memerlukan tipe Student Team Achievement Division
pengajaran yang tepat agar siswa bisa (STAD) dapat juga digunakan dalam
faham. Materi-materi tersebut antara pembelajaran kimia” [10] sejalur dengan
lain terdiri dari kekhasan dan hasil penelitian. Hal ini terbukti dari nilai-
penggolongan atom karbon, penamaan nilai siswa lebih tinggi dari tahun
struktur, dan keisomeran. Dari sini kita sebelumnya dan nilai siswa pada kelas
bisa menganalisa mungkin dikarenakan eksperimen STAD (Student Team
pada pendekatan pembelajaran Achievement Division) lebih tinggi
kooperatif dengan metode STAD daripada nilai siswa pada kelas
(Student Team Achievement Division) eksperimen TGT (Team Games
berbantuan Macromedia Flash, siswa Tournament).
diberi kesempatan untuk menemukan Menurut Johnson dan Johnson
ide pokok kemudian dibahas bersama (2003) dalam jurnal internasional Tse-
dan dipersentasikan secara Kian Neo, Mai Neo dan Kwok [11]
berkelompok. Sedangkan peran guru unsur-unsur pembelajaran kooperatif
pada teknik ini adalah memberi meliputi “saling ketergantungan positif,
penguatan dan bimbingan pada siswa tanggungjawab perseorangan, interaksi
dalam berdiskusi, sehingga siswa tidak tatap muka, komunikasi antar anggota
hanya berpikir sendiri akan apa yang dia dan evaluasi proses kelompok” sesuai
presentasikan dan dengan fakta di lapangan yangmana
mempertanggungjawabkannya tapi juga siswa mempunyai pengalaman berkerja
berbagi dalam pengetahuannya, sama untuk mencapai tujuan bersama
sehingga dapat tercapainya yaitu menjadi kelompok yang terbaik.
peningkatan kecakapan siswa yang Dalam kesempatan berkerjasama ini
membantu siswa dalam menanamkan siswa tertuntut untuk saling
pemahaman lebih akan bagaimana ketergantungan positif
menamai struktur hidrokarbon, bertanggungjawab pada dirinya sendiri
hubungan keisomeran dengan struktur dan kelompok, berkomunikasi secara
hidrokarbon dan konsep-konsep positif mendiskusikan materi yang
hidrokarbon lainnya, sedangkan dalam diajarkan antar sesama anggota
metode pembelajaran kooperatif TGT kelompok, dan siswa memiliki semangat
(Team Games Tournament) berbantuan evaluasi proses kelompok jika usaha
Macromedia Flash digunakan mereka adalah untuk mencapai tujuan
permainan Siapa Cepat Dia Dapat dan

Copyright © 2014 72
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 1 Tahun 2014 Hal. 65-73

bersama menjadi kelompok yang [4] Gagne, R. M., 1970. Principles Of


terbaik. Instructioaln Design, Holt Rinehart
Leveille dan Leveille dalam jurnal and Winston, Newyork.
internasionalnya menyatakan bahwa [5] Leveille & Leveille. 2005. Sexy
“Macromedia Flash adalah lingkungan SAS/IntrNet®: A Macromedia Flash
berbasis animasi vector yang front-end for SAS® Web
memungkinkan penciptaan yang sangat Applications. Proceeding SUGI 3.
dinamis dan pengalaman multimedia Paper. 010-30. SAS: Application
interaktif. Pengalaman ini dapat Development.
disampaikan melalui web atau sebagai [6] Felder, M., R., dan Brent, R. 2007.
aplikasi yang berdiri sendiri” [5].Penulis Cooperative Learning. P.A. Mabrouk,
sangat setuju dengan pernyataan ed., Active Learning: Models from the
mereka, Macromedia Flash memang Analytical Sciences, ACS
sebuah media yang sangat interaktif. Symposium Series 970, Chapter 4,
Media ini membuat siswa dan guru pp. 34–53. Washington, DC:
saling terlibat aktif secara positif, American Chemical Society.
sehingga proses pembelajaran menjadi [7] Masidjo. 1995. Penelitian Hasil
sangat menyenangkan dan tidak Belajar Siswa di Sekolah.
membosankan. Tujan pembelajaranpun Yogyakarta: Kanisius.
tercapai dengan lebih gampang. [8] Arikunto, S. (2002). Prosedur
Penelitian, Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
KESIMPULAN [9] Sudjana. 2005. Metode Statistika.
Dari hasil penelitian dapat Bandung: Tarsito.
disimpulkan bahwa : [10]Adesoji, F.A., Ibraheem, T. L.,. 2009.
“Pembelajaran kimia menggunakan Effects Of Student Teams-
model pembelajaran kooperatif dengan Achievement Divisions Strategy And
metode STAD (Student Team Mathematics Knowlegde On
Achievement Division) berbantuan Learning Outcomes In Chemical
macromedia flash memberikan prestasi Kinetics. Uluslararasi Sosyal
belajar yang lebih tinggi dari pada model Ara_tirmalar Dergisi The Journal Of
pembelajaran kooperatif TGT (Team International Social
Games Tournament) berbantuan Research.Volume 2/6 Winter 2009.
macromedia flash, hal tersebut terlihat [11]Neo, T., Neo, M. dan Kwok, W. J. J.
dari hasil uji-t pihak kanan pada taraf 2009. Engaging Studentd in
signifikansi 5%. Harga t hitung dari selisih Multiledia Cooperative Learning
nilai yang diperoleh dalam penelitian ini Environment : A Malaysian
adalah 1.7234 atau lebih besar dari Experience. Proceedings Ascilite
pada harga t tabel = 1.67” Auckland : 674-683

DAFTAR RUJUKAN
[1] Isjoni. 2011. Cooperative Learning
Efektivitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung: ALFABETA.
[2] Sugiyanto. 2008. Model-model
Pembelajaran Inovatif. Modul
Pendidikan dan Pelatihan Profesi
Guru (PLPG). Panitia Sertifikasi Guru
(PSG) Rayon 13 Surakarta.
[3] Slavin, R. E. 2008. Cooperative
Learning Teori, Riset dan Praktik.
Terjemahan Nurulita Yusron.
Bandung : Nusa Media

Copyright © 2014 73

Anda mungkin juga menyukai