Anda di halaman 1dari 3

Beberapa hal dalam merawat lansia.

1. Ketahui batasan normal

Setiap orang memiliki standar nilai tertentu jika berkaitan dengan kesehatan. Misalnya, jika
tekanan darah Anda biasanya 120/80 dan jika tiba-tiba tekanan darah Anda naik ke 130/90, Anda
tahu ada sesuatu yang salah dan harus diperhatikan. Hal yang sama juga terjadi pada lansia.
Mengetahui angka yang biasa tertera di laporan kesehatan seorang lansia dapat membantu Anda
mendeteksi lebih awal jika ada yang tidak beres dengan keadaan lansia.

Sebagai perbandingan, tekanan darah yang terbilang normal adalah 120/80. Jika lebih tinggi dari
120/80 tapi kurang dari 140/90, maka keadaan tersebut dikatakan sebagai pre hipertensi, lebih
dari 140/90 maka sudah tergolong hipertensi.

Tetapi ada baiknya Anda ingat bahwa semua nilai-nilai laboratorium ataupun pemeriksaan klinis
juga bergantung dari faktor usia maupun jenis kelamin. Misalnya, nilai laju endap darah pada
perempuan dan pada usia lanjut lebih tinggi jika dibandingkan dengan pria dan usia muda. Atau
jika seorang lansia mengalami diabetes maka tekanan darahnya tidak boleh lebih dari 130/80.
Karena itu, mengetahui berapa biasanya standar angka-angka tersebut pada lansia akan sangat
membantu terutama jika Anda merawat lansia yang sudah memiliki penyakit sebelumnya.

2. Perhatikan asupan gizi

Kebutuhan gizi di tiap tahap kehidupan tentunya berbeda, tidak terkecuali bagi lansia. Bagi laki-
laki yang berusia 65-80 tahun disarankan untuk mengonsumsi 1900 kkal per hari dan yang
berusia di atas 80 tahun membutuhkan 1525 kkal per harinya. Sementara perempuan berusia 65-
80 tahun membutuhkan 1500 kkal dan yang berusia di atas 80 tahun membutuhkan 1425 kkal per
harinya.

Sama seperti orang kebanyakan, lansia juga memerlukan asupan zat gizi yang seimbang dan
beragam. Menerapkan konsep gizi seimbang pada lansia dapat membantu mencegah timbulnya
penyakit. Usahakan untuk memasukkan sayur buah dalam menu sehari-hari untuk mencukupi
kebutuhan vitamin dan mineral harian lansia. Jika lansia sudah sulit mengunyah, sayur dan buah
bisa dijus. Kombinasikan berbagai cara mengolah makanan agar kesulitan mengunyah tidak
menjadi halangan untuk memenuhi kebutuhan gizi harian dari lansia. Jangan lupa asupan air juga
tetap harus terpenuhi. Jika lansia tidak bisa minum air terlalu banyak, siasati dengan cara
menyajikan makanan berkuah atau buah-buahan yang banyak mengandung air.

3. Perawatan gigi dan mulut

Beberapa masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi pada lansia yaitu:

 Warna gigi menjadi lebih gelap: pada beberapa kasus, perubahan warna gigi ini terjadi
karena perubahan pada dentin, suatu jaringan yang terdapat di bawah enamel gigi. Jika
sering mengonsumsi makanan atau minuman yang merusak warna gigi (seperti kopi atau
teh), warna dentin dapat berubah. Penipisan enamel gigi juga dapat terjadi sehingga bisa
menyebabkan lapisan yang berwarna lebih gelap untuk muncul ke permukaan.
 Mulut kering: terjadi karena berkurangnya produksi air liur dalam mulut. Terjadi bisa
karena penggunaan obat, efek pengobatan kanker, atau karena penyakit tertentu yang
diderita.
 Gingivitis dan periodontitis: merupakan jenis masalah pada gusi di mana gusi menjadi
kemerahan, bengkak, dan mudah sekali berdarah. Gingivitis mudah disembuhkan dengan
praktik membersihkan gigi dan mulut yang benar. Kunjungan ke dokter gigi juga dapat
membantu mengurangi risiko gingivitis bertambah parah. Jika tidak diobati, gingivitis
akan menjadi periodontitis. Pada periodontitis, gusi seolah terpisah dari gigi dan
membentuk celah atau kantung yang terinfeksi. Bakteri yang terdapat pada area terinfeksi
dapat menyebabkan gigi menjadi mudah copot.

Tanyakan apakah lansia memiliki kesulitan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya.
Misalnya, bisa saja lansia tidak bersih menggosok gigi karena pergelangan tangannya sudah
sakit. Ada juga lansia yang tidak sadar kalau gigi palsu yang digunakan sudah kotor atau
ukurannya tidak pas. Jika masalah pada gigi terus berlanjut, segera konsultasikan ke dokter.

4. Masalah kesehatan kulit


Seiring bertambahnya usia, kulit kita juga mengalami perubahan. Perubahan ini bergantung pada
beberapa aspek seperti misalnya gaya hidup, pola makan, keturunan, dan kebiasaan lainnya.
Terpapar sinar matahari merupakan salah satu penyebab utama kerusakan kulit. Sinar ultraviolet
dapat menyebabkan kerusakan jaringan elastis pada kulit yang dapat menyebabkan kulit kendur,
muncul kerutan, bahkan dapat memicu kanker kulit. Faktor lain yang berkontribusi yaitu
hilangnya jaringan lemak yang terdapat antara kulit dan otot wajah, stres, gravitasi, kebiasaan
menggerakkan muka (baik tersenyum maupun merengut), hingga obesitas.

Beberapa masalah kesehatan kulit yang biasa terjadi pada lansia yaitu timbulnya kerutan, garis
wajah yang semakin tampak jelas (atau biasa disebut juga garis senyum), kulit kering dan gatal
karena berkurangnya kelenjar minyak di kulit, bitnik hitam, hingga kanker kulit.

5. Waspadai depresi

Depresi pada orang lanjut usia berbeda dengan mereka yang masih berusia muda. Depresi pada
usia lanjut biasanya disebabkan oleh penyakit dan disabilitas. Lansia yang tadinya terbiasa
beraktivitas secara bebas tiba-tiba menjadi terbatas pergerakannya karena penyakit maupun
kemampuan tubuh yang menurun juga bisa mengalami depresi.

Depresi pada lansia dapat memperbesar risiko munculnya penyakit kardiovaskular seperti
serangan jantung. Risiko kematian pada lansia yang sudah sakit lalu depresi juga lebih tinggi jika
dibandingkan dengan lansia sakit yang tidak depresi. Kemungkinan bunuh diri juga meningkat
pada lansia yang mengalami depresi. National Institute of Mental Health menjadikan depresi
pada usia lansia sebagai masalah kesehatan masyarakat yang harus ditangani.

Depresi pada lansia sulit diketahui tanda dan gejalanya. Terkadang depresi menyebabkan mereka
selalu terlihat lelah, mempunyai masalah tidur, dan gampang marah atau tersinggung. Tetapi
secara keseluruhan tidak ada tanda-tanda jelas seseorang mengalami depresi. Memeriksakan diri
ke dokter adalah salah satu cara yang efektif untuk menegakkan diagnosis depresi pada lansia.
Jika Anda merawat lansia yang depresi, jangan lupa untuk selalu memantau keadaan lansia dan
memeriksakan perubahan-perubahan yang terjadi baik pada dokter ataupun psikolog.

Dikutip dari hellosehat.com

Anda mungkin juga menyukai