Anda di halaman 1dari 3

BAB 5

“PELAKSANAAN PEMERIKSAAN”
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pemeriksaan Pajak
Dosen Pengampu: Dr. Wahyu Widarjo, SE., M.Si.

Disusun oleh :

YETY ANGGRAINI S431908020

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
Secara umum pelaksanaan pemeriksaan dimulai dari persiapan pemeriksaan,
pengamatan dilapangan, tanya jawab, dan pengolahan data, dan pada akhirnya membuat
kesimpulan berupa ada tidaknya perbedaan antara SPT dan fakta berupa data yang telah
diolah. Jika ada perbedaan, berarti adanya temuan, temuan ini harus kuat, artinya di samping
didukung bukti yang memadai juga harus berlandaskan ketentuan peraturan perundang –
undangan perpajakan.

Pelaksanaan pemeriksaan jika ditiinjau dari dokumen, yang pertama dilakukan oleh
pemeriksa pajak adalah meminjam data di KPP terkait guna melakukan kajian atau telaah
atas perusahaan yang akan dilakukan pemeriksaan. Berdasarkan data dari KPP berupa SPT
Tahunan dua atau tiga tahun berturut – turut, bukti potong PPh Pasal 21, Pasal 22 atau Pasal
23, Laporan keuangan dan data dari pengolah data dan informasi perpajakan, mulailah
pemeriksa pajak melakukan kajian dokumen apa saja yang sebaiknya diminta.

Pelaksanaan pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pemeriksa dan


meliputi :

1. Memeriksa di tempat WP atau di kantor pajak


2. Melakukan penilaian atas pengendalian intern
3. Memutakhirkan ruang lingkup dan program pemeriksaan
4. Melakukan pemeriksaan atas buku, catatan, dan dokumen
5. Melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga
6. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada WP yang diperiksa
7. Melakukan siding penutup (closing conference)

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 545/KMK.34/2000 Jo PMK 123/2006,


pedoman pelaksanaan pemeriksaan adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pemeriksaan harus didahului dengan persiapan yang baik, sesuai dengan
tujuan pemeriksaan, dan mendapat pengawasan yang saksama.
2. Luas pemeriksaan ditentukan berdasarkan petunjuk yang diperoleh yang harus
dikembangkan melalui pencocokan data, pengamatan, Tanya jawab, dan tindakan lain
berkenaan dengan pemeriksaan.
3. Pendapat dan kesimpulan pemeriksa pajak harus didasarkan pada temuan yang kuat dan
berlandaskan ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan.
Tahap pelaksanaan pemeriksaan pajak adalah :

1. Peminjaman berkas induk berupa SPT, SSP, dan bukti potong serta laporan keuangan dan
berkas data ke KPP terkait.
2. Peninjauan di lapangan untuk Pemeriksaan Sederhana Lapangan (PSL) dan Pemeriksaan
Lengkap (PL).
3. Melakukan penilaian pengendalian intern.
4. Memeriksa atau meminjam buku, catatan, dan dokumen.
5. Meminta keterangan lisan atau tertulis kepada wajib pajak.
6. Membuat kertas kerja pemeriksaan berdasarkan data atau keterangan yang kuat.
7. Membuat Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) dalam rangka Pembahasan
Akhir Hasil Pemeriksaan (PAHP).
8. Membuat Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP)
9. Membuat nota penghitungan penetapan pajak bila tidak ada unsur pidana.
10. Bila terdapat unsur pidana, pemeriksaan dihentikan dan dibuatkan LPP berupa usulan
untuk dilakukan pemeriksaan bukti permulaan tanpa penetapan pajak. Penetapan pajak
akan diberikan bersamaan dengan hasil penyidikan dalam peradilan pidana.

Rangkuman
1. Pelaksanaan pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pemeriksa guna
memastikan kebenaran SPT dengan hasil temuan yang kuat. Untuk memastikan WP telah
memenuhi kewajiban perpajakan, pemeriksa pajak harus memeriksa seluruh buku,
catatan, dan dokumen yang terkait, melakukan wawancara dan pengujian fisik,
melakukan uji silang dengan pihak ketiga dan melakukan rekonsiliasi PPN, objek PPh
pemotongan pemungutan dengan laporan laba rugi WP.
2. Dalam melaksanakan pemeriksaan hendaknya pemeriksa pajak harus mempersiapkan
terlebih dahulu hal – hal yang menjadi titik kritis (critical point). Bila hal itu sudah dapat
diidentifikasi, pelaksanaan pemeriksaan akan dapat diselesaikan lebih cepat dan tepat
sasaran.

Anda mungkin juga menyukai