Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain studi

Korelasional, yaitu mempelajari hubungan antara variabel dependen (hipertensi) dan variabel

independen, aktifitas fisik dan kebiasaan merokok, melalui pengukuran sesaat atau hanya

satu kali saja serta dilakukan dalam waktu yang bersamaan.

3.2. Paradigma Penelitian

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang jumlahnya terus

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Trend kasus hipertensi pun terus meningkat dari

tahun ke tahun seiring dengan terjadinya transisi epidemiologi. Berdasarkan data WHO

diketahui terjadi peningkatan kasus sebanyak 400 kasus dari tahun 1980 sampai dengan tahun

2008 dan diprediksikan kasus hipertensi akan mencapai 1,56 miliar di tahun 2025 (WHO,

2011). Karakteristik penyakit hipertensi yang asimtomatis menyebabkan penyakit hipertensi

diketahui setelah penyakit sudah parah (WHO, 2013). Jika penyakit hipertensi tidak segera

diobati maka berisiko menyebabkan penyakit lain seperti, stroke, infark miokard, kerusakan

jantung, demensia, kerusakan ginjal dan kebutaan (WHO, 2014). Berdasarkan hasil penelitian

Walker di Tanzania, penderita hipertensi berisiko 2,14 kali terkena stroke (Walker, 2013).

Hipertensi sebagai sebuah penyakit kronis dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor

resiko terjadinya hipertensi terbagi dalam faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan

faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Untuk terjadinya hipertensi perlu peran faktor risiko

tersebut secara bersama-sama (common underlying risk factor), dengan kata lain satu

faktor risiko saja belum cukup menyebabkan timbulnya hipertensi (Depkes RI, 2013).
Faktor yang dapat diganti atau dikontrol dalam mengendalikan hipertensi adalah gaya hidup

sehat seperti tingkat stress, kebiasaan mengkonsumsi sayur, kebiasaan mengkonsumsi alcohol,

menkonsumsi kafein, konsumsi makanan berisiko, aktifitas fisik dan merokok (Kaplan, M. K.

dan Michael, 2010).

Seorang perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi

maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis

(Armilawaty, Amalia H, Amirudin R, 2014). Kurang aktifitas fisik banyak dihubungkan

dengan pengelolaan penyakit tidak menular, karena aktifitas fisik yang teratur dapat

menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan

melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan pekerjaan

yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu. Kurangnya aktivitas fisik menaikan risiko

tekanan darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang

tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung mereka harus

bekerja lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan sering jantung harus memompa

semakin besar pula kekuaan yang mendesak arteri.

3.3. Kerangka Penelitian

Tingkat stress

Kebiasaan konsumsi
sayur

Aktifitas Fisik
Hipertensi

Kebiasaan

alkohol
kafein

Makanan berisiko

Sumber : Kaplan, M. K. dan Michael (2010)

Keterangan :

Faktor yang diteliti

Factor yang tidak diteliti

3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah bagian dari populasi target yang

dibatasi oleh tempat dan waktu, yaitu kelompok warga di wilayah kerja puskesmas Suka

Mantri yang datang ke Puskesmas Suka Mantri , Kabupaten Sumedang pada bulan Januari

sampai Maret tahun 2018 yang berjumlah 432 kasus.

3.4.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2010). Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian adalah dengan

menggunakan teknik Random Sampling. Jumlah sampel ditentukan berdasarkan rumus:

N
n=
N d 2 +1

Keterangan :

n = Besar Sampel

N = Besar Populasi

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,1)


Dan hasil penghitungannya adalah sebagai berikut :

2075
n=
1+2075 × 0,12

= 95,4 dibulatkan menjadi 96

Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi terjangkau yaitu kelompok yang

datang ke Puskesmas Sukamantri dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, serta telah

terpilih sebagai sampel dengan teknik pemilihan sampel, yaitu simple random sampling.

Kriteria inklusi dari pemilihan sample yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

1. Subjek merupakan seluruh warga yang menderita hipertensi di wilayah Keraja

Puskesmas Sukamantri dan bersedia menjadi responden untuk diwawancarai dan

mengisi dengan lengkap jawaban dari kuesioner penelitian.

2. Kooperatif dan dapat berkomunikasi dengan baik dengan pewawancara.

Sedangkan kriteria eksklusi yang disusun adalah sebagai berikut :

1. Warga yang memiliki penyakit demensia (pikun atau pelupa), perubahan tingkah laku,

atau penyakit lain (seperti stroke atau lumpuh)

2. Subyek menolak untuk berpartisipasi dan menandatangani surat persetujuan setelah

penjelasan atau informed consent

Untuk penetapan besar sampel pada penelitian ini yang merupakan suatu studi cross-

sectional yang mencari rasio prevalens sama dengan penetapan besar sampel untuk studi

kohort yang mencari risiko relatif. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah probability sampling, yaitu simple random sampling dimana semua subjek yang

datang ke Puskesmas Sukamantri secara berurutan dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

dimasukan kedalam penelitian sampai jumlah subyek dalam penelitian terpenuhi.


3.5. Variabel Penelitian

Variabel Tergantung (dependent) adalah hipertensi. Variabel Bebas (independent)

adalah Aktifitas fisik dan Kebiasaan merokok

3.6. Definisi Koseptual

Hipertensi adalah kondisi seseorang yang memiliki tekanan darah sistolik 140 mmHg

dan diastolik 90mmHg atau keduanya (Adeloye, 2014).

Aktivitas fisik adalah kegiatan fisik yang dilakukan sehari-hari oleh seseorang yang

dapat dibedakan menjadi pekerjaan ringan, sedang, dan berat; yang dikategorikan “cukup”

apabila kegiatan tersebut dilakukan secara terus-menerus sekurangnya 10 menit dalam satu

kegiatan tanpa henti dan secara kumulatif 150 menit selama lima hari dalam satu minggu

(WHO,2013).

Kebiasaan merokok adalah kebiasaan seseorang dalam menghisap rokok, dibedakan

menjadi setiap hari merokok, kadang-kadang merokok, sebelumnya pernah merokok, dan

tidak pernah merokok (WHO,2013).

3.7. Definisi Operasinal

Tabel 3.1 Definisi Operasinal

Variabel Defenisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Dependen kondisi Tekanan darah Spyghmo 1. hipertensi Ordina
Hipertensi seseorang diukur dalam mano eter jika sudah l
yang memiliki posisi air rakasa pernah
tekanan beridiri/duduk dan didiagnosis
darah sistolik sesuai dengan stetoskop hipertensi
=140 mmHg tata cara sebelumnya,
atau diastolik pengukuran atau rata-rata
= tekanan darah hasil
90mmHg atau yang benar. pengukuran
keduanya. Pengukuran TDS
Dikatakan tekanan darah =140 mmHG
hipertensi dilakukan dan atau rata-
apabila setelah rata hasil
sebelumnya responden pengukuran
sudah istirahat TDD =90
terdiagnosis selama 5 mmHg.
hipertensi, menit. Setiap 2. tidak
atau sedang responden hipertensi,
dalam diukur jika ratarata
pengobatan tensinya
hipertensi. minimal 2 kali hasil
Untuk dengan jarak pengukuran
responden 5-10 menit. TDS <140
yang belum Jika hasil mmHg dan
pernah pengukuran ke atau
didiagnosis dua berbeda rata-rata hasil
hipertensi, lebih dari 10 pengukuran
penegakan mmHg TDD <90
diagnosis dibandingkan mmHg.
dilakukan pengukuran
dengan pertama, maka
mengambil dilakukan
rata-rata hasil pengukuran
pengukuran ketiga. Dua
tekanan data
darah pada pengukuran
dua kali atau dengan selisih
lebih terkecil
kunjungan dihitung
klinis. reratanya
sebagai hasil
ukur tensi.
Merokok Riwayat Wawancara lembar 1. Bukan Nomin
merokok dan cheklist peroko al
berapa jumlah k
rokok yang 2. Peroko
dihisap k
setiap hari:
jika
responden
sekarang
merokok
setiap hari
dalam satu
bulan terakhir.
Disebut
merokok
setiap hari,
jika
responden
merokok
minimal satu
batang dalam
satu hari
kadang-
kadang: jika
responden
saat ini
merokok
kadang-
kadang saja
atau tidak
merokok
setiap hari
dalam satu
bulan terakhir
Tidak,
namun
sebelumnya
pernah
merokok tiap
hari: jika
responden
saat ini tidak
merokok tapi
pada waktu
yang lalu
pernah
merokok
setiap
hari, minimal
satu batang
dalam satu
hari
Tidak,
namun
sebelumnya
pernah
merokok
kadang-
kadang: jika
responden
saat ini tidak
merokok tapi
pada waktu
yang lalu
pernah
merokok
kadang-
kadang saja
atau tidak
merokok
setiap hari
Tidak pernah
sama sekali:
jika
responden
selama ini
tidak pernah
merokok
sama sekali
Aktivitas tingkat Wawancara Ceklist 1. Berat Ordina
fisik aktivitas 2. Sedan l
dalam g
lingkungan 3. sedent
yang berbeda arry
yaitu di
tempat
kerja (yang
mencakup
pekerjaan
yang dibayar
dan tidak
dibayar, di
dalam dan di
luar rumah),
perjalanan
(pergi ke dan
kembali dari
berbagai
tempat), dan
waktu
senggang
(rekreasi atau
waktu luang)
yang
dilakukan
terus-menerus
selama 10
menit atau
lebih dalam
setiap kali
kegiatan. Dan
dikategorikan
sebagai
berikut
Aktivitas
fisik berat
Dalam
bekerja atau
kegiatan
sehari-hari
(membawa
beban di
pasar).
Responden
tidak
melakukan
aktivitas fisik
berat pada
waktu
rekreasi atau
waktu luang.
Total
frekuensi
dalam
seminggu : 7
hari
Total lama
waktu : 120
menit.
Aktivitas
fisik sedang
Dalam
bekerja atau
kegiatan
sehari-hari:
bersihkan
rumah,
mempersiapka
n makanan,
cuci
pakaian.
Frekuensi
dalam
seminggu : 7
hari
Total lama
waktu : 7 jam
50 menit
Sedentary:
Naik ojek,
dagang nasi,
nonton TV,
berbaring
santai,
mengawasi
anak belajar.
Frekuensi
dalam
seminggu : 7
hari
Total lama
waktu : 7 jam
15 menit

3.8 Teknik Analisa Data

3.8.1 Pengolahan Data

Data yang telah dikumpul selanjutnya diolah melalui langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Editing

Mengecek kembali lembar cheklist yang telah dikupulkan dengan meneliti isi

dan memperbaiki lembar checklist apakah lengkap (semua sudah

dicheklist/belum), apakah sudah cukup jelas (dapat dibaca), dan apakah yang

dicheklist sudah konsisten.

b. Coding

Mengubah data yang sudah dicheklist

c. Entry Data

Memasukakan data yang sudah di ubah dalam bentuk angka ke dalam program

atau software computer (SPSS)


d. Cleaning Data

Apabila semua data dari setiap sumber data selesai dimasukkan, maka perlu

dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya keselahan

kode, ketidak lengkapan, dan konsisten/inkonsisten dalam memberi kode data.

Jika terdapat kesalahan maka perlu dilakukan perbaikan atau pembetulan data

sebulum dilakukan analisis data.

3.8.2. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini meliputi analisis univariat dan analisis
bivariat.
3.8.2.1. Analisa Univariat
Analisis Univariat dilakukan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya analisis ini hanya memperoleh

gambaran distribusi frekuensi dan propori dari setiap variabel yang diteliti. Pada

penelitian ini variabel yang dideskripsikan melalui analisis univariat adalah variabel

independen dan variabel dependen.

Analisis ini dengan menggunakan distribusi frekuensi dan persentase tiap variabel
menggunakan rumus :
f
P = n x 100 %

Keterangan :
P : persentase
F : jumlah pernyataan
n : jumlah sampel
3.8.2.2. Analisa Bivariat

Tujuan analisis bivariat adalah untuk melihat hubungan antara variabel


independen dengan variabel dependen menggunakan uji chi square. Rumus yang
dipergunakan adalah sebagai berikut :
3.9. Etika Penelitian

Menurut Hidayat etika dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam

pelaksanaan sebuah penelitian, mengingat peneltian keperawatan akan berhubungan

langsung dengan manusia. Oleh karena itu, segi etika penulisan harus diperhatikan karena

manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian (Ling, 2014). Masalah etika

penelitian meliputi :

a. Informed Consent (lembar persetujuan)

Lembaran persetujuan diberikan kepada sebyek yang akan diteliti, penelitian

menjelaskan maksud dan tujuan riset yang telah dilakukan dan dampak yang akan

mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data, jika responden bersedia

diteliti, maka harus mendatangi lembar persetujuan.

b. Anonymity (tanpa nama)

U ntuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan mencantumkan

nama subyek pada lembar alat ukur. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode

tertentu.

c. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti dirnana

pemberian informasi oleh responden dan semua data yang terkumpul akan digunakan

untuk keperluan penelitian dan tidak akan disebar luaskan kepada orang lain tanpa

seiring responden.

Anda mungkin juga menyukai