Anda di halaman 1dari 15

BAB I

Skenario 2

Seorang wanita usia 17 tahun datang ke klinik mengeluhkan rasa sakit pada daerah
bibir dalam sebelah kanan dikarenakan 2 hari yang lalu tidak sengaja tergigit sewaktu makan.
Apa yang terjadi pada bibir wanita tersebut?

1
BAB II

Kata Kunci:

- Rasa sakit pada daerah bibir dalam sebelah kanan


- Tergigit sewaktu makan

2
BAB III

Rumusan Masalah:

Menjelaskan proses terjadinya lesi ulserasi dirongga mulut

Menjelskan etiologi dirongga mulut

Peran trauma terhadap terjadinya lesi ulserasi dirongga mulut

3
BAB IV

PEMBAHASAN

Anatomi Fisiologi Stomatitis

Jaringan lunak mulut terdiri dari mukosa pipi, bibir, ginggiva, lidah, palatum, dan
dasar mulut. Struktur jarringan lunak mulut terdiri dari lapisan tipis jarringan mukosa yang
licin, melindungi jaringan keras dibawahnya; tempat organ, pembuluh darah, saraf, alat
pengecap dan alat pengunyah.

Mulut merupakan pintu masuknya kuman-kuman atau rangsangan-rangsangan yang


bersifat merusak. Mukosa mulut dapat mengalami kelainan yang bukan merupakan suatu
penyakit tetapi merupakan kondisi herediter. Padda keaddaan normal didalam rongga mulut
terdapat bermacam-macam kuman yang merupakan bagian dari pada “Flora Mulut” dan tidak
menimbulkan gangguan apapun dan disebut apatogen. Jika daya tahan mulut atau tubuh
menurun, maka kuman-kuman yang apatogen itu menjadi pathogen dan menimbulkan
gangguan atau menyebabkan berbagai infeksi atau penyakit. Daya tahan mulut dapat
menurun karena gangguan mekanik (Trauma/Cedera). Gangguan kimiawi atau termik,
defesiensi vitamin, kekurangan darah atau anemia, dsb.

Pada individu tertentu dapat terjadi reaksi alergi terhadap jenis makanan tertentu
sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada mukosa mulut, begitu juga dengan factor
psikis dan hormonal. Ini semua dapat terjadi pada gangguan mulut yang
disebut   “Stomatitis”

1. Patofisiologi
Identifikasi terutama pada klien dengan resiko tinggi dapat memungkinkan dokter gigi
untuk memulai evaluasi pra-perawatan ddan melakukan tindakan profilaktis yang terukirr
untuk meminimalisir morbidditas dan insiden yang memungkinkan toksisitas pada rongga
mulut. Factor resiko yang paling utama pada perkembangan kompllikasi oral selama
perawatan adalah pra-kehadiran ppenyakit mulut dan gigi. Perhatian yang sangat kurang
terhadap rongga mulut selama terapi dan
Faktor resiko yang lain adalah : tipe dari kanker (melibatkan lokasi dan histology),
penggunaan antineoplastik, dosis dan administrasi penjadwalan perawatan, kemudian area

4
radiasi, dosisnya, jadwal dilakukan radiasi serta umur pasien. Keadaan sebelum hadirnya
penyakit seperti kalkulus, gigi yang rusak, kesalahan restorasi, penyakit periodontal,
gingivitis dan penggunaan alat prostodontik, berkontribusi terhadap berkembangnya infeksi
local dan sistemik, kolonisasi bakteri, dan jamur dar alkulus, plak, pulpa, poket periodontal,
kerusakan operculum, gigi palsu, dan pengunaan alat-alat kedokteran gigi merupakan sebuah
lahan yang subur untuk organism opportunistic dan pathogenikstik yang mungkin
berkembang pada infeksi local dan sistemik.
 Tambalan yang berlebih atau peralatan lain yang melekat pada gigi, membuat lapisan
mulut yang buruk, menebal dan mengalami atropi kemudian menghasilkan ulserasi local
(Stomatitis)

2. Etiologi
Ulser traumatik dapat disebabkan oleh trauma fisik atau trauma kimiawi. Ulser akibat trauma
fisik disebabkan oleh permukaan tajam seperti kebiasaan menggigit bibir, peralatan ortodonti,
gigi yang fraktur, dan makanan atau minuman yang terlalu panas. Ulser traumatik yang
disebabkan oleh bahan-bahan kimiawi dapat terjadi karena tablet aspirin atau krim sakit gigi
yang diletakkan pada gigi-gigi yang sakit. Traumatik mekanik karena gigi kawat, sedangkan
traumatik eletrik karena energi listrik.

3. Peran Trauma Terhadap Lesi Ulseratif


Trauma adalah penyebab paling umum dari lesi ulseratif dan juga tergantung dari intensitas
trauma, sistem kekebalan tubuh atau imunitas, dan defisiensi vitamin. Intensitas trauma yaitu
besarnya trauma yang terjadi pada mukosa dan waktu lama terjadinya trauma. Semakin
rendahnya imunitas akan berpengaruh terhadapa proses terjadinya lesi ulseratif. Sedangkan
pada defisiensi vitamin contohnya kekurangan vitamin C dapat menyebabkan lesi ulseratif.

5
BAB V

HIPOTESA AWAL

Gejala klinis yang ditunjukkan Nn. Siti usia 17 tahun mengarah kepada:

1. Traumatik Ulcer
2. Recurrent Aphtous Stomatitis (RAS)

6
BAB VI
Analisis Dari Differensial Diagnosis

A. Data Pasien :
a. Data pribadi :
- Nama : Nn. Siti
- Umur : 17 tahun
- Alamat : Jl. Melati II/8 Surabaya
- Pekerjaan : Pelajar
b. Keluhan utama :
- Mengeluhkan rasa sakit di daerah bibir karena tidak sengaja tergigit sewaktu
makan
c. Riwayat dental :
- Sakit dikarenakan 2 hari yang lalu tidak sengaja terigigi sewaktu makan.
- Timbul terutama pada malam hari.
d. Riwayat Medis :
- Keadaan pasien sehat tidak dalam keadaan sakit, mengidap alergi dan
penggunaan obat-obatan.

B. Pemeriksaan Objektif
- Pemeriksaan ekstra oral :
- Keadaan umum pasien penderita : komposmentis/normal
- Tonus otot : normal
- Pembengkakan : Pembesaran kelenjar getah beningsub lingualis
- Perubahan warna : (-)
- Jeringan parut ekstra oral : normal
- Pasien tidak dalam sakit berat

- Pemeriksaan klinis (intra oral)


- Mukosa : terdapat lesi berbentuk bulat, berdiameter 3mm, di mukosa bukal
- Palatum : Normal
- Lidah : Normal

7
- Dasar Mulut : Normal
- Hubungan Rahang : Normal
 Tes klinis :
- Kaca mulut dan sonde(sondasi) : (+), Adanya lesi ulcer region mukosa bibir
kanan
- Palpasi : (+), rasa sakit
- Perkusi : (-)

C. Pemeriksaan Penunjang
- Radiologi : Normal
- Darah : Normal
- Patologi anatomi : Normal
- Mikrobiologi : Normal

1. Gejala Klinis Traumatik Ulcer


Traumatik ulcer mempunyai gambaran khas berupa ulser tunggal yang tidak
teratur. Lesi biasanya tampak sedikit cekung dan oval bentuknya . Pada awalnya
daerah eritematous dijumpai di perifer, yang perlahan-lahan menjadi muda karena
proses keratinisasi. Bagian tengah lesi biasanya kuning kelabu. Seringkali trauma
penyebabnya jelas terungkap pada pemeriksaan riwayat penyakit atau pemeriksaan
klinis. Mukosa yang rusak karena bahan kimia seperti terbakar oleh aspirin umumnya
batasnya tidak jelas dan mengandung kulit permukaan yang terkoagulasi dan
mengelupas

2. Pemeriksaan Fisik:
- Uji Termal
- Panas
- Dingin
- Test EPT

- Pemeriksaan visual dan taktil

3. Pemeriksaan Penunjang Pada Traumatik Ulcer:


- Radiologi

8
- pemeriksaan darah
- oemeriksaan patalogi atanomi
- pemeriksaan mikrobiologi

Diagnosa Banding Traumatik Ulcer

Beberapa kelainan yang dapat dijadikan diagnosis banding untuk traumatik ulser adalah
Recurrent Apthous Stomatitis, Behcet’s Syndrome, Recurrent HSV  Infection.

1. Recurrent Aphtous Stomatitis (RAS)


  RAS merupakan keadaan dimana timbul lesi ulseratif pada rongga mulut
yang berulang (rekuren). Ulser berbentuk ovoid atau bulat. RAS biasanya
menyerangmukosa lunak mulut atau mukosa nonkeratin yang tidak melekat langsung
padatulang. Daerah ini meliputi mukosa labial, lateral dan ventral lidah, dasar
mulut, palatum lunak, dan mukosa orofaringeal. Daerah yang jarang terkena RAS
adalah palatum keras dan gingiva cekat ( Greenberg and Glick, 2008)

2. Behcet’s Syndrome
 Behcets Syndrome digambarkan sebagai trias gejala yang meliputi ulser
oralrekuren, ulser genital rekuren, dan lesi mata.
Behcet’s syndrome disebabkan olehimuno kompleks yang mengarah pada
vasculitis dari pembuluh darah kecil dan sedangdan inflamasi dari epitel yang
disebabkan oleh limfosit T dan plasma sel yangimunokompeten. Lesi tunggal yang
paling umum terjadi pada Behcet’s syndrome terjadi di mukosa oral. Ulser oral
rekuren muncul pada lebih dari 90% pasien. Lesi initidak dapat dibedakan dari RAS.
Beberapa pasien memiliki riwayat lesi oral ringanyang rekuren. Beberapa pasien
lainnya memiliki lesi yang besar dan dalam sertameninggalkan jaringan parut yang
mirip dengan lesi RAS mayor.

9
3. Recurrent HSV Infection
Pada infeksi virus herpes simplex timbul gejala prodormal seperti demam,sakit
kepala, malaise, mual dan muntah. Satu sampai dua hari setelah timbulnyagejala
prodormal, muncul lesi awal gingivostomatitis yaitu vesikel kecil pada mukosaoral,
dengan karakteristik dinding tipis dengan inflamasi dibawahnya. Vesikel
mudah pecah meninggalkan daerah ulser. Lesi dapat mucul pada semua daerah di
ronggamulut. Selain itu dijumpai gingivitis marginalis akut generalisata.

10
BAB VII
HIPOTESIS AKHIR

Berdasarkan hasil diskusi kelompok kami, Ny. Siti yang berusia 17 tahun menderita
1. Traumatic Ulcer
2. Recurrent Apthous Stomatitis

11
BAB VIII
MEKANISME DIAGNOSA

Nama : Nn. Siti


Anamnesa
Umur : 17 tahun

- Sakit pada daerah bibir


sebelah kanan
dikarenakan 2 hari lalu
tergigit sewaktu makan

Keadaan umum : Baik

- Pemeriksaan Ekstra Oral :


Pemeriksaan Fisik
 Pembesaran KGB sub lingualis
- Pemeriksaan Intra Oral
 Terdapat lesi uncer region mukosa
bibir kanan
 Ø ±3 mm
 Berbatas jelas
 Warna putih dengan tepi kemerahan
 sakit

Diagnosa
Traumatic Ulcer

12
BAB IX

Perawatan

Ulkus traumatik dapat sembuh apabila sumber trauma atau faktor iritasi telah
dihilangkan. Untuk mempercepat proses penyembuhan, dapat diberikan aloclair pada
permukaan ulkus. Aloclair mengandung air, maltodextrin, propylene glycol,
polyvinylpyrrolidone (PVP), ekstrak aloe vera, kalium sorbate, natrium benzoate,
hydroxyethylcellulose, PEG 40, hydrogenated glycyrrhetic acid (MIMS,2009). Kandungan
PVP akan membentuk lapisan protektif tipis di atas ulkus yang akan menutupi dan
melindungi akhiran saraf yang terbuka sehingga mengurangi rasa nyeri dan mencegah iritasi
pada ulkus. Ekstrak Aloe vera mengandung kompleks polisakarida dan gliberellin.
Polisakarida berikatan dengan reseptor permukaan sel fibroblast untuk memperbaiki jaringan
yang rusak, menstimulasi dan mengaktivasi pertumbuhan fibroblast, sedangkan gliberellin
mempercepat penyembuhan ulkus dengan cara menstimulasi replikasi sel (Plasket, 2008).

13
BAB X

Traumatik ulcer
Prognosis
Traumatik ulcer dapat sembuh dalam waktu ± 2 minggu apabila sumber trauma atau faktor
iritasi telah dihilangkan.
Komplikasi
Setiap ulcer yang melebihi waktu ± 2 minggu harus dilakukan biopsi untuk menentukan
apakah ulcer tersebut merupakan karsinoma.

14
DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Ilmu Penyakit Gigi Dan Mulut, Halaman 52


Greenberg, M.S., Glick, M., Ship, J.A., 2008, Burket’s Oral Medicine, 11th Edition, BC
Decker
Inc., Hamilton.
Neville, B.W., Damm, D.D., Allen, C.M., Bouquot, J.E., 2009, Oral and Maxillofacial
Pathology, 3rd edition, Elsevier, India.
Plasket, 2008, The Healing Properties of Aloevera, http://www.dietahoodia.com diunduh 18
Februari 2011

15

Anda mungkin juga menyukai