Anda di halaman 1dari 16

No.

Dok F/RDI/SOP/K3/024
PROSEDUR IDENTIFIKASI, MENILAI , Terbit 08-Feb-18
KONTROL DAN MITIGASI BAHAYA No. Rev 1
Tgl. Rev 02-Apr-18
Hal 1-16

1. UMUM
Kesehatan dan keselamatan kerja karyawan adalah menjadi sesuatu yang penting diperhatikan
dengan meningkatnya aktivitas pekerjaan dilingkunganPT. Rodeki Dinamika Industrikarena lebih
berpeluang dan berpotensi terjadinya kecelakaan. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk
meningkatkan kesertaan dan kesadaran para karyawan untuk melakukan segala upaya dan langkah
guna memastikan keselamatan tersebut.
Dengan disusunnya pedoman keselamatan dan kesehatan kerja karyawan ini, maka diharapkan
kesadaran karyawan terhadap keselamatan, kesehatan kerja akan semakin membaik dan
membudaya. Sehingga kecelakaan kerja dapat dikurangi atau dihilangkan.
2. SASARAN
Meningkatkan kesadaran dan kemampuan karyawan dilingkungan PT. Rodeki Dinamika Industri
sebagai investasi dalam upaya mengurangi kerugian perusahaan akibat kecelakaan atau kebakaran,
serta merupakan konsep pencegahan kerugian secara dini, demi menunjang prestasi dan
produktifitas kerja.
3. TUJUAN
Dengan disusunnya buku pedoman pedoman kerja aman ini, maka diharapkan segenap karyawan PT.
Rodeki Dinamika Industri hendaknya selalu bekerja dengan meningkatkan :
a. Perubahan sikap yang selalu memperhatikan keselamatan ( safety mindedness )
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan jenis pekerjaannya
c. Meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi kecelakaan yang akan terjadi pada suatu
pekerjaan dan dapat menghindarinya kecelakaan yang akan mungkin terjadi dari pekerjaan
tersebut.
d. Berperan dalam usaha Keselamatan dan Kesehatan Kerja guna mencegah segala kerugian sesuai
tugas dan tanggung jawabnya dan dilakukan secara terpadu di unit kerjanya.
4. PERATURAN KESELAMATAN KERJA
4.1. Pemeliharaan tempat kerja
Sebagian besar kecelakaan yang terjadi dikegiatan work shop dan instalasi perpipaan umumnya
bisa dihindari minimum dikurangi dengan memelihara tempat kerja yang baik, oleh sebab itu
segala bentuk pemeliharaan sangat dianjurkan dalam upaya meningkatkan keselamatan dan
kesehatan kerja. Adapun hal-hal yang perlu mendapat pemeliharaan antara lain :
4.1.1. Penempatan barang
Semua barang yang ditempatkan agar ditempatkan pada rak untuk menghindari
kemungkinan jatuh dan disusun gengan rapih.
4.1.2. Tempat lalu-lalang
a. Tempat lalu lalang agar dipelihara sehingga tidak becek, tidak licin dan bebas dari
hambatan-hambatan.
b. Seluruh tempat lalu lalang yang membahayakan agar dilengkapi dengan pegangan
( Hand rail ).
4.1.3. Ceceran minyak
Tumpahan minyak yang berada pada lantai, dek, ruang akomodasi atau tempat lain agar
dibersihkan secepatnya terutama pada mesin-mesin generator. Minyak atau bahan bakar
cair dan gas yang mudah terbakar agar disimpan cukup jauh dari nyala api. Cat dan minyak
agar ditaruh di ruang khusus yang bervebtilasi. Minyak dilarang dibuang kedalam air
demikian pula yang berasal dari uji produksi.
4.1.4. Menggunakan dan menyimpan alat
a. Alat-alat tidak diperkenankan untuk ditinggalkan ditempat pekerjaan tetapi harus
disimpan dalam gudang/tempatnya.
b. Alat-alat yang telah rusak agar diperbaiki atau diganti dengan yang baru. Kewajiban
pekerja adalah :
c. Memeriksa sebelum dan sesudah alat digunakan dan melakukan tindakan
pemeliharaan bila perlu.
No. Dok F/RDI/SOP/K3/024
PROSEDUR IDENTIFIKASI, MENILAI , Terbit 08-Feb-18
KONTROL DAN MITIGASI BAHAYA No. Rev 1
Tgl. Rev 02-Apr-18
Hal 1-16

d. Letakkan alat-alat ditempat yang benar.


e. Laporkan peralatan yang rusak.
4.2. Kerapihan dan kebersihan pribadi
Kerapihan dan kebersihan pribadi hendaknya selalu diperhatikan demi menjaga keselamatan dan
kesehatan diri dengan cara :
4.2.1. Selalu mengenakan pakaian kerja yang telah ditentukan dengan rapih selama jam kerja dan
menjaga kebersihannya.
4.2.2. Selalu menjaga kebersihan diri demi penampilan pribadi.
4.2.3. Selalu memperhatikan dan mengatur rambut dengan rapih.
4.2.4. Buatlah suatu kebiasaan bersih dan selalu mencuci tangan anda sebelum makan.
4.2.5. Jangan menggunakan tabung atau kaleng bahan kimia untuk menyimpan minuman atau
makanan.
4.2.6. Apabila anda mengetahui adanya tumpahan atau kebocoran minyak, maka genangan
minyak tersebut harus selalu ditutupi dengan bahan penyerap yang tersedia, contohnya
pasir, serbuk gergaji.
4.2.7. Jangan meninggalkan perkakas, kain lap dan sebagainya didalam atau pada mesin. Setelah
menggunakan sapu, sekop atau peralatan lain, kembalikan semuanya ditempat
penyimpanan yang semestinya.
4.2.8. Ketika menumpuk barang-barang pastikan barang-barang tersebut ditumpuk secara
merata, diikat dan tidak akan jatuh.
4.2.9. Jangan menyimpan barang-barang didepan jalan keluar atau jalan masuk.
4.3. Kerja tangan
4.3.1.Teknik mengangkat
4.3.2.Kedua kaki harus dibuka dengan letak barang ditengah-tengah kaki.
4.3.3.Pegang benda itu dengan telapak tangan bukan dengan jari.
4.3.4.Siku dan lengan dimasukkan agar lebih kuat.
4.3.5.Pusatkan berat badan dengan kaki, gunakan kekuatan kaki untuk mengangkat, bukan dengan
bagian belakang badan.
4.4. Rencanakan arah
4.4.1.Sebelum mengangkat barang terlebih dahulu tentukan arah kemana barang tersebut akan
dibawah.
4.4.2.Rencanakan jalan bebas dari hambatan. Jika barang tersebut terlalu sulit untuk diangkat
sendiri mintalah bantuan dan gunakan mesin pengangkat
5. MESIN PENGANGKAT
5.1. Crane
1. Hanya operator crane yang mempunyai ijin boleh mengoperasikan crane.
2. Daerah dalam jangkauan crane pada saat bekerja harus bebas dari orang berada dibawahnya.
3. Gunakan tali untuk menghentikan benda yang terayun pada saat diangkat bila hendak
diturunkan.
4. Hanya orang yang dikenali operator dapat memberikan isyarat menurut cara-cara yang
digunakan untuk menaikan dan menurunkan barang.
5. Sebelum pengangkatan, taksir dahulu benda yang akan diangkat agar tidak melebihi kapasitas
angkat yang diijinkan.
6. Benda yang diangkat harus terikat kuat pada kawat pengangkat sehingga tidak ada
kemungkinan jatuh.
7. Hindari pada waktu mengangkat tali pengangkat terpintal.
8. Hindari sentakan-sentakan pada waktu menaikan atau menurunkan barang.
9. Jangan tinggalkan muatan tergantung bila crane tidak terjaga.
10. Periksa secara berkala kait pada blok muatan agar selalu dalam keadaan baik.
5.2. Forklift
No. Dok F/RDI/SOP/K3/024
PROSEDUR IDENTIFIKASI, MENILAI , Terbit 08-Feb-18
KONTROL DAN MITIGASI BAHAYA No. Rev 1
Tgl. Rev 02-Apr-18
Hal 1-16

1. Hanya operator yang mempunyai ijin boleh mengoperasikan forklift.


5.2.1.Operator harus hati-hati dengan permukaan tanah yang tidak rata.
5.2.2.Bila forklift dalam keadaan tidak digunakan garfu boleh diturunkan ke tanah
5.2.3.Perhatikan/Taksir berat benda lebih dahulu sebelum diangkat.

6. ERGONOMICS DAN KENYAMANAN BEKERJA.


6.1. Ergonomis

6.1.1.Hendaknya selalu memperhatikan keserasian antara alat kerja, alat bantu kerja, cara kerja,
lingkungan kerja dan antropometri manusianya, (Sehingga terasa nyaman/tidak cepat lelah)
6.1.2.Hendaknya selalu menyesuaikan luas ruangan dengan jumlah karyawan, sehingga kadar
oksigen dalam ruang tersebut masih memenuhi persyaratan.
6.1.3.Untuk mencegah kelelahan, maka melaksanakan kerja, harus dihindari : monotoni,
penerangan ( cahaya ) yang kurang ( redup ), kebisingan kerja fisik dan mental yang berat dan
langsung lama dalam waktu yang lama, melaksanakan tugas / kerja dengan beban mental,
bekerja dalam keadaan sakit serta pemberian gizi tidak seimbang.
6.2. Kotak P3K dan tandu
6.2.1.Dalam pemakaian obat-obat selalu harus dicatat.
6.2.2.Di wilayah harus disediakan tandu dan tempatkan tandu pada lokasi yang mudah dijangkau,
tidak kepanasan, tidak kehujanan dan diberitanda.
6.2.3.Kenali lokasi dan penggunaan pertolongan pertama dan peralatan keselamatan.
6.2.4.Karyawan harus bekerjasama untuk merawat perlengkapan P3K.
6.2.5.Perlengkapan P3K hanya digunakan pada pertolongan pertama.
6.2.6. Supervisor akan memeriksa persediaan obat-obatan untuk P3K secara teratur.
6.3. Penyimpanan ( strorage )
Cara menangani dan menyimpan barang-barang :
6.3.1.Semua barang-barang harus disusun dengan baik dan dikokohkan supaya tidak merosot, jatuh
atau runtuh.
6.3.2.Pakailah teknik mengangkat yang baik jika mengangkat barang-barang :
6.3.2.1. Berjongkoklah dekat barang yang akan diangkat
6.3.2.2. Tegak dan luruskan selalu punggung anda
6.3.2.3. Angkatlah secara perlahan-lahan dengan menggunakan kaki anda sebagai tumpuan
6.3.2.4. Jangan menyentak atau berputar
6.3.2.5. Mintalah bantuan untuk mengangkat barang-barang yang besar atau berat.

6.3.3.Pakailah teknik mengangkat yang baik jika mengangkat barang-barang :


6.3.3.1. Berjongkoklah dekat barang yang akan diangkat
6.3.3.2. Tegak dan luruskan selalu punggung anda
6.3.3.3. Angkatlah secara perlahan-lahan dengan menggunakan kaki anda sebagai tumpuan
6.3.3.4. Jangan menyentak atau berputar
6.3.3.5. Mintalah bantuan untuk mengangkat barang-barang yang besar atau berat.

6.3.3.6. Barang-barang yang akan disimpan tidak boleh menghalangi pintu, jalan keluar, jalan
masuk gudang
6.3.3.7. Jarak barang-barang yang disimpan didalam gudang tidak boleh kurang dari 2 meter.
6.3.3.8. Barang-barang berupa pipa dan batang-batangan harus ditumpuk dengan
menggunakan penahan yang baik.
6.3.3.9. Simpan barang-barang menurut jenis, berat dan fungsinya.
No. Dok F/RDI/SOP/K3/024
PROSEDUR IDENTIFIKASI, MENILAI , Terbit 08-Feb-18
KONTROL DAN MITIGASI BAHAYA No. Rev 1
Tgl. Rev 02-Apr-18
Hal 1-16

6.4. Penyimpanan solar, oli, thiner, air battery, cat & gemuk
6.4.1.Lokasi penyimpanan solar, oli, thiner, air accu, cat dan gemuk harus jauh dari sumber api,
panas, air hujan dan dipisahkan satu dengan yang lainnya.
6.4.2.Disetiap lokasi penyimpanan harus diberi tanda pengenal barang dan rambu larangan untuk
kegiatan yang membahayakan.
6.4.3.Kaleng derigen dan lain-lain yang digunakan sebagai tempat penyimpanan harus dalam
keadaan tertutup.
6.4.4.Ruang penyimpanan harus bersih/bebas dari tumpuhan solar, oli, thiner, gemuk, cat dan air
accu.
6.5. Penyimpanan tools
6.5.1.Tempat tools pada lokasi penyimpanan sesuai dengan lay-outnya.
6.5.2.Lokasi penyimpanan harus bersih dan kering.
6.5.3.Dilarang menyimpan tools dengan cara menumpuk terlalu banyak.
6.5.4.Dilarang menyimpan tools yang berat atau tools yang mudah tergulir ditempat yang tinggi
dan miring.
6.5.5.Pisahkan antara tools yang mudah pecah dengan tools yang keras.
6.5.6.Dilarang meletakkan tools berat diatas tools ringan.
6.5.7.Sertakan instruksi manual untuk menggunakan tool yang berbahaya.
6.5.8.Dilarang menimpan tools yang bertekanan dalam keadaan belum direlease.
6.5.9.Beri tanda atau nama tools pada rak penyimpanan.
6.5.10. Berikan ventilasi dan penerangan yang cukup.
6.6. Penyimpanan equipment / peralatan kerja
6.6.1.Penyimpanan equipment harus dalam kondisi kering & bersih.
6.6.2.Tempatkan equipment pada lokasi dan lay-out yang sudah ditentukan.
6.6.3.Untuk electrical equipment sebelum disimpan pastikan power switch dalam kondisi off,
gulung kabel power dengan baik.
6.6.4.Dilarang menyimpan peralatan yang menggunakan tekanan udara / oil hydraulic dalam
keadaan belum direleas( dibuang tekanannya ).
6.6.5.Pastikan Control Power ( Peralatan yang menggunakan tekanan udara ) dalam kondisi netral.
6.6.6.Pastikan control level dari Hydraulic equipment dalam kondisi netral.
6.7. Penyimpanan material fabrikasi
6.7.1.Dilarang menyimpan besi plat/propile dengan berdiri tanpa pengaman.
6.7.2.Saat penyimpanan, pastikan rak tempat penyimpanan material dalam kondisi kuat dan aman.
6.7.3.Perhatikan jenis dan bentuk material ( plat, propile, pipa, dll ) dan simpanlah sesuai procedure
standard yang telah ditetapkan
6.7.4.Penyimpanan material fabrikasi harus terlindung dari panas dan air hujan.
6.8. Alat-alat listrik
6.8.1.Seluruh alat-alat listrik dengan kabelnya agar diperiksa secara berkala terhadap kemungkinan
terjadinya hubungan pendek.
6.8.2.Setiap pekerjaan perbaikan listrik agar memperhatikan syarat-syarat keselamatan misalnya
dengan mematikan arus listrik terlebih dahulu, menggunakan isolator dan sebagainya.
6.8.3.Hanya orang yang mendapatkan ijin boleh melakukan pekerjaaan listrik. Sebelum bekerja
agar dipersiapkan
7. PERLINDUNGAN KERJA PERORANGAN (APD)
Merupakan falsafah perusahaan apabila memungkinkan keselamatan perorangan merupakan factor
kunci dalam pemancangan disemua area kerja perusahaan. Namun demikian banyak lokasi kerja yang
memiliki bahaya yang potensial yang tidak memberikan jalan pemecahannya. Semua karyawan harus
dipersiapkan untuk hal-hal yang tidak terduga karena alasan itulah perlengkapan kerja perorangan
diwajibkan ada ditempat-tempat tertentu dan pada saat melakukan pekerjaan. Persyaratan berikut ini
No. Dok F/RDI/SOP/K3/024
PROSEDUR IDENTIFIKASI, MENILAI , Terbit 08-Feb-18
KONTROL DAN MITIGASI BAHAYA No. Rev 1
Tgl. Rev 02-Apr-18
Hal 1-16

merupakan standard minimum : Persyaratan yang lebih ketat mungkin ada pada daerah-daerah
tertentu. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi foreman, supervisor anda atau coordinator safety.
7.1. Peralatan keselamatan kerja perorangan (APD)
7.1.1. Topi keselamatan kerja ( Safety Hat )
Dalam melakukan pekerjaan, seluruh regu karyawan harus menggunakan topi keselamatan
kerja yang memenuhi persyaratan baik terbuat dari plastic ataupun aluminium.
Penggunaan safety hat ini dianjurkan bagi pekerja-pekerja yang besar kemungkinan
mendapat kecelakaan pada bagian kepala akibat dari benda yang jatuh atau benturan yang
telah diukir karena kondisinya sudah tidak aman.
7.1.2. Sepatu keselamatan kerja ( Safety Shoes )
Harus digunakan selama yang bersangkutan berada pada tempat pekerjaan. Pekerjaan di
lapangan agar menggunakan sepatu safety yang kuat dan memenuhi syarat keselamatan
kerja, bentuknya tinggi tanpa menggunakan tali dengan besi pada ujung kaki serta bagian
bawah terbuat dari karet yang anti slip dan tahan minyak. Sepatu yang telah rusak agar
cepat diganti.
7.1.3. Alat Pelindung mata ( Eye protector )
Alat pelindung mata ini harus dipergunakan pada pekerjaan-pekerjaan antara lain
mengelas, mengerik cat, menggerinda atau pekerjaan lain yang dapat mengakibatkan
bahaya pada mata baik oleh cahaya maupun masuknya partikel-partikel (Misalnya pada
pekerjaan sandblasting)
7.1.4. Sarung tangan ( Hand gloves )
Semua pekerjaan di lapangan maupun di work shop wajib menggunakan sarung tangan
yang terbuat dari katun yang berguna agar waktu memegang alat-alat lebih kuat (Tidak
licin), mencegah luka bila memegang permukaan yang kasar atau panas dan dapat
memegang lebih kuat. Selain itu pekerjaan yang lain tersedia pula sarung tangan yang
terbuat dari kulit, karet atau plastic.
7.1.5. . Pakaian kerja ( Cover all )
Saat melakukan pekerjaan harus menggunakan pakaian kerja dengan ukuran badannya
(Tidak longgar dan tidak ketat), warna pakaian sebaiknya yang menyolok dengan bahan
terbuat dari katun. Guna pakaian kerja antara lain menghindari panas matahari, sengatan
serangga, tanaman beracun, goresan benda-benda kasar dan kontak dengan bahan kimia
secara langsung.
7.1.6. . Pelindung telinga ( Ear protector )
Dipakai pada daerah yang mempunyai tingkat kebisingan diatas 80 db misalnya didaerah
sekitar mesin-mesin pada instalasi generator, compressor dan lain-lain.
7.1.7. Pelindung pernapasan ( Masker ) dan alat bantu pernapasan
Alat ini harus dipakai bila bekerja pada daerah yang berdebu, contoh pada tempat
penampung lumpur, cementing atau zat kimia.
7.1.8. Sabuk pengaman (Safety belt)
Digunakan oleh pekerja yang berada pada tempat yang tinggi dimana ada resiko jatuh.
Dalam melaksanakan pekerjaan diketinggian harus selalu menggunakan alat ini.
7.1.9. Pelindung dada ( Apron )
Digunakan sebagai peralatan pelindung dada pada pekerjaan las maupun pencampuran
bahan kimia. Alat ini diikatkan pada leher dan punggung dan biasanya terbuat dasi karet
atau kulit.
Standard perlengkapan kerja perorangan yang diisyaratkan oleh perusahaan sesuai dengan tugas dan
bidang pekerjaaan
8. KESELAMATAN KERJA MENGGUNAKAN PERALATAN
8.1. Keselamatan mekanis
Untuk menjamin agar pemakaian alat – alat selalu dalam keadaan aman, maka perlu diperhatikan
keselamatan sebagai berikut :
No. Dok F/RDI/SOP/K3/024
PROSEDUR IDENTIFIKASI, MENILAI , Terbit 08-Feb-18
KONTROL DAN MITIGASI BAHAYA No. Rev 1
Tgl. Rev 02-Apr-18
Hal 1-16

8.1.1. Mesin Perkakas


8.1.1.1. Lathe ( Mesin bubut )
8.1.1.2. Booring ( Mesin bor )
8.1.1.3. Grinda/grind ( Mesin gerinda )
8.1.1.4. Hax Saw Machine ( Gergaji Mesin )
8.1.1.5. Milling machine ( Mesin perata )
8.1.1.6. Test Macine ( Mesin test )
8.1.1.7. Welding machine ( Mesin las )
Alat pengaman terdiri dari kaca pelindung dan guard belt, bila terbuat dari kawat jarak 3/8”
atau 0.9 cm. Khusus untuk gerinda yang perlu diperhatikan jarak antara batu gerinda terhadap
landasan 1/8” atau 0.3 cm ( 0.3 x tebal benda kerja ).
8.1.2. Mesin las
8.2.1.1. Alat pengaman yang diperhatikan guard belt (Pelindung ban bergerak) las engine
8.2.1.2. Pelindung terhadap knalpot dan pengunci roda
8.2.1.3. Kabel Switch On-Off ( untuk mesin las trapo )
8.2.1.4. Holder las dan standard APD yang digunakan.
8.1.3. Engine Tester
8.3.1.1. Perlu diperhatikan, exhaust dibungkus dengan rock Wool yang dilapisi aluminium
foil.
8.3.1.2. Guard untuk pulley / Belt
8.3.1.3. Guard untuk propeller shaft dan perhatian adjuster stopper
8.3.1.4. Accessories control Panel
8.1.4. Electrical Tester
8.4.1.1. Perlu diperhatikan guard belt dan clamp pengikat serta safety brake
8.2. Keselamatan listrik
Untuk melakukan pekerjaan listrik harus orang yang betul-betul mengerti.

8.2.1.Kabel listrik yang perlu diperhatikan


8.2.1.1. Kabel terbuka/terkoyak
8.2.1.2. Kabel tua/isolator kering
8.2.1.3. Sambungan kuat isolasi ( Pelindung )
8.2.1.4. Penggunaan kabel harus diperhitungkan dengan bebannya/besarnya ampere.
8.2.1.5. Sambungan kabel tidak boleh lebih dari satu.
8.2.2.Bila mana kabel atau sirkuit listrik diputuskan, kabel atau sirkuitnya harus dikunci atau diberi
tanda kunci, tanda demikian hanya boleh dicabut oleh orang yang memasangnya atau
personil yang berwenang.
8.2.3.Perhatian khusus harus diberikan bilamana bekerja dengan benda-benda logam panjang
disekitar kabel-kabel atau sakelar listrik. Jangan memikul batangan atau pipa panjang diatas
bahu anda bilamana bekerja dekat kabel beraliran listrik
8.2.4.Segera laporkan setiap kabel atau sakelar yang putus jaga agar tak seorang pun yang
menyentuh kabel atau sakelar yang bersangkutan.
8.2.5.Jangan sekali-sekali membawa menarik atau meletakan kabel yang beraliran listrik kedalam
atau melalui genangan air.
8.2.6.Kabel-kabel listrik yang bersifat sementara harus tertutup atau dipasang diketinggian tidak
boleh merintangi jalanan atau tempat-tempat lainnya karena dapat mengakibatkan rusaknya
kabel-kabel tersebut dan tersandung kaki
8.2.7.Sambungan harus dibuat sedemikian rupa sehingga tetap memiliki kekuatan-kekuatan
mekanis dan kemampuan listrik dari kabel yang asli.
8.2.8.Sekering
8.2.8.1. Tidak boleh disambung dengan kawat
8.2.8.2. Sesuai dengan beban
No. Dok F/RDI/SOP/K3/024
PROSEDUR IDENTIFIKASI, MENILAI , Terbit 08-Feb-18
KONTROL DAN MITIGASI BAHAYA No. Rev 1
Tgl. Rev 02-Apr-18
Hal 1-16

8.2.8.3. Bila MCB turun tidak boleh dinaikan lebih dari dua kali, harus dicari sumber kerusakan
dahulu
8.2.8.4. Tidak boleh memegang MCB dalam kondisi tangan basah
8.2.8.5. Jangan menyimpan barang-barang lain dalam lemari sakelar
8.2.8.6. Hanya orang-orang yang mengerti saja yang diperbolehkan membuka dan menutup
sakelar listrik
8.2.8.7. Semua sakelar listrik utama harus diberi label untuk menunjukan unit-unit mana yang
dikendalikan melalui sakelar-sakelar tersebut.
Peralatan listrik yang diantsipasi bahaya :
a. Hindari pemakaian yang bertumpuk ( Berlebihan )
b. Tidak boleh menghubungkan kabel kestop kontak tanpa stecker
c. Hanya orang yang ditunjuk yang boleh memasuki ruang pembangkit listrik atau gardu
listrik.
d. Kawat listrik yag kendor, tergantung dan peralatan listrik yang tampaknya memerlukan
perbaikan harus dilaporkan kepada departemen listrik
e. Peralatan tangan bertenaga listrik tak boleh dioperasikan dengan voltage yang
berpotensi tinggi
f. Semua cairan dan gas harus dianggap sebagai bahan yang berpotensi pengantar arus
listrik.
g. Semua perkakas dan alat-alat listrik harus dihubungkan dengan tanah (dikebumikan)
h. Hanya orang-orang yang ditunjuk dan tukang listrik (electrician) yang diperbolehkan
untuk mengoperasikan / memperbaiki alat-alat listrik.
i. Tidak diperbolehkan bekerja pada atau berdekatan dengan rangkaian listrik yang
bertegangan tinggi, kecuali jika telah diambil tindakan pengaman secukupnya, jalannya
pekerjaan telah ditinjau kembali dan disetujui oleh pengawas bagian listrik.
j. Bila harus bekerja dibagian-begian yang beraliran listrik, maka sarung tangan karet,
dan alat-alat pelindung lainnya harus dipakai.
k. Ditempat-tempat yang berbahaya harus dipasang rintangan-rintangan dan tanda-
tanda peringatan sebagaimana mestinya, seperti : DILARANG MASUK, AWAS BAYAHA
LISTRIK TEGANGAN TINGGI dan sebagainya.

8.3. Keselamatan kerja pada waktu menggerinda.


a. Kacamata pengaman harus selalu dipakai ( Gunakan ADP yang sesuai dengan standard )
b. Penggantian batu gerinda harus dilakukan oleh operator yang ditugaskan dan
berwenang dengan memutuskan sumber arus terlebih dahulu dan telah mengikuti /
menyelesaikan latihan khusus.
c. Jarak antara gerinda dan meja kerja harus 3 mm.
d. Dilarang berdiri didepan batu gerinda pada saat orang lain sedang menggerinda (diarah
percikan batu gerinda)
e. Tidak dibenarkan menggunakan sisi batu gerinda atau menekan batu gerinda secar
berlebihan.
f. Supaya percikan tidak kena mata harus selalu menggunakan pelat transparant.
g. Bila menggunakan gerinda tangan, tidak boleh ada seorang pun berada diarah putaran
gerinda.
h. Setelah batu gerinda diganti, orang yang bertugas mengganti harus melakukan putaran
percobaan.
i. Batu gerinda harus dilengkapi dengan cicin pengaman sewaktu dipasang, dilindungi
dengan tutup pengaman, dan dilengkapi dengan kaca perisai.
j. Ukuran dan bentuk batu gerinda yang digunakan harus sesuai dengan standard pabrik
pembuat.
k. Kecepatan putaran mesin gerinda tidak boleh melebihi ketentuan pabrik.
No. Dok F/RDI/SOP/K3/024
PROSEDUR IDENTIFIKASI, MENILAI , Terbit 08-Feb-18
KONTROL DAN MITIGASI BAHAYA No. Rev 1
Tgl. Rev 02-Apr-18
Hal 1-16

8.4. Keselamatan kerja pada waktu mengolah logam (meluruskan / bengkok)


a. Alat-alat pelindung diri (kaca mata pelindung, penutup telinga, pelindung tangan, sarung
tangan kulit dan penutup kaki harus selalu dipakai).
b. Bila menggunakan palu besar (Sledge Hammer), sarung tangan harus ditanggalkan.
c. Perkakas dan jig harus diperiksa terhadap kemungkinan adanya kerusakan
d. Untuk tiap pekerjaan harus menggunakan perkakas yang telah ditentukan
e. Setiap personil wajib berhati-hati terhadap benda kerja agar kemungkinan terluka,
terjepit atau tergores bias dihindari.
f. Selalu konsentrasi perhatian pada benda kerja
8.5. Keselamatan kerja dalam pekerjaan memotong dengan gas/api
a. Memotong dengan gas harus dilakukan oleh operator yang memenuhi syarat dan telah
menyelesaikan latihan.
b. Alat pelindung diri ( Kaca mata pelindung gelap, pelindung lengan, sarung tangan dan
pelindung kaki ) harus selalu dipakai.
c. Hose harus selalu diperiksa dan harus segera diganti bila ada kerusakan.
d. Sebelum dan sesudah bekerja, tabung gas dan salurannya harus selalu diperiksa untuk
menghindari adanya kebocoran gas.
e. Membuka dan menutup valve harus hati-hati.
f. Bila menggunakan igniting lighter, operator harus menjauhkan nyala api dari mukanya.
g. Nyala api tidak boleh diarahkan kepada operator lain.
h. Alat pemadam kebakaran harus disiapkan didekat operator bekerja.
i. Penyimpanan tabung Acetyline/LPG dan oksigen tidak boleh diletakkan berdekatan.
j. Tidak dibenarkan menyimpan tabung di tempat yang panas dan posisi selalu berdiri dan
diikat.
k. Mengikat hose tidak boleh memakai kawat melainkan harus menggunakan clamp.
l. Lubang-lubang pada brander las harus dibersihkan jangan sampai tertutup kotoran.
m. Bila pekerjaan selesai buanglah gas didalam hose
n. Tempatkan APAR dan kotak P3K didekat lokasi kerja
8.6. Keselamatan kerja pada waktu mengelas dengan las listrik
a. Alat- Alat pelindung diri harus digunakan ( Kaca mata pelindung, topeng, apron, pelindung
lengan, sarung tangan kulit, pelindung dan penutup kaki )
b. Tutup pengaman kabel dan holder harus selalu diperiksa, jika ada kerusakan harus segera
diperbaiki.
c. Tidak boleh melakukan penglelasan apabila badan atau pakaian dalam keadaan basah.
d. Apabila bekerja pada daerah yang lembab harus lebih berhati-hati karena kemungkinan
shock ( Pingsan )
e. Tidak oleh bekerja didekat bahan-bahan yang mudah meledak dan mudah terbakar.
f. Bila mengelas tangki minyak tanah, tangki tersebut harus benar-benar dalam keadaan
kosong dan terbuka.
g. Tidak boleh menggunakan holder yang telah rusak.
h. Kabel masa harus benar-benar tersambung pada benda kerja dengan baik.
i. Gagang palu harus selalu kokoh dan cukup panjang.
j. Sambungan sambungan kawat pengelasan pada bagian primer & sekunder harus selalu
disekat secara sempurna.
k. Batang pengelas (Welding Rod ) harus selalu dilepas apabila menyimpan holder setelah
berhenti ata selesai mengelas
l. Tempatkan APAR dan kotak P3K didekat lokasi kerja.
8.7. Cutting machine yang harus diperhatikan
a. Harus dipasang alat pelindung diri yang sesuai dengan standard pekerjaan.
b. Jarak pemasangan harus diperhitungkan agar tangan pekerja tidak terpotong/terjepit.
c. Tempatkan APAR dan kotak P3K didekat lokasi kerja.
No. Dok F/RDI/SOP/K3/024
PROSEDUR IDENTIFIKASI, MENILAI , Terbit 08-Feb-18
KONTROL DAN MITIGASI BAHAYA No. Rev 1
Tgl. Rev 02-Apr-18
Hal 1-16

8.8. Hal-hal yang perlu diperhatikan bila menggunakan sling nilon


8.8.1.Sling nilon harus segera diganti apabila :
8.8.1.1. Terdapat irisan-irisan pada ikatan dan sabuk utama apabila irisannya lebih
lebar dari tebal sling
8.8.1.2. Terjadi keausan yaitu bila nap sudah mengaburkan anyaman.
8.8.1.3. Bagian-bagian stiko rusak dan benang-benang nilon terputus-putus.
8.8.1.4. Terjadi kerusakan karena panas atau bahan kimia, terjadi pelunakan atau
pengerasan yang berlebihan, sangat kotor dan dipakai terlalu lama.
8.8.2.Bila mengangkat benda persegi harus menggunakan alas penyekat.
8.8.3.Tidak boleh menggunakan sling nilon didalam cairan asam.
8.8.4.Tidak boleh mengangkat beban panjang sebelah.
8.8.5.Tidak boleh menggunakan sling nilon yang terpuntir atau tergulung.
8.8.6.Tidak boleh menggunakan sling nilon untuk menarik beban.
8.8.7.Tidak boleh menggunakan sling nilon diatas beban kapasitas yang diperkenankan.
8.9. Menggunakan peralatan dengan cara yang aman
a. Orang yang tidak berwenang dilarang mengutak-atik peralatan.
b. Sebelum memeriksa atau memperbaiki peralatan semua sakelar harus dimatikan,
tekanan alat-alat hydrolik harus dibuang dan sakelar harus dberi tanda label “Sedang
diperbaiki”
c. Jika terjadi gangguan listrik pada suatu peralatan, peralatan itu harus dilaporkan
kepada foreman atau supervisor.
d. Petugas harus mengenal baik tempat sakelar utama dan sakelar darurat peralatan
yang sedang ditangani maupun peralatan lain disekitarnya.
e. Alat-alat penarik otomatis harus dilakukan oleh orang-orang specialis.
f. Tanpa memperoleh persetujuan tidak boleh memutus atau mengelas, kabel-kabel
bertegangan tinggi, pipa pipa oli, pipa-pipa air atau pipa-pipa udara yang bertekanan
tinggi yang ada diruangan bengkel.
g. Bila bekerja pada ketinggian lebih dari 2 meter, harus meminta persetujuan terlebih
dahulu dan harus memakai sabuk pengaman dan atau tangga/stager.
h. Perhatikan lokasi sekitar tempat kerja sebelum memulai pekerjaan.
8.10. Perkakas kerja
a. Gunakan Perkakas Kerja Yang Masih Berfungsi Dengan Baik Dan Aman Bagi Keselamatan
Kerja.
b. Laporkan segera kepada atasan apabila ditemukan perkakas kerja yang rusak, agar
diperbaiki atau diganti dengan yang baru.
c. Apabila harus memperbaiki perkakas kerja pertimbangkan factor keselamatan kerja.
d. Harus memahami prosedur pemakaian perkakas kerja yang benar dan aman sebelum
mempergunakannya.
e. Jangan memasakan pemakaian perkakas kerja tanpa memperhitungkan keselamatan baik
diri sendiri maupan orang lain dan perkakas kerja itu sendiri.
f. Apabila mempergunakan perkakas kerja yang terbuat dari logam dan bersumber tenaga
dari listrik yang tanpa isolator, maka kabel arde harus tertanam ditanah
g. Selalu tempatkan perkakas kerja dalam keadaan bersih teratur dan rapih.

8.11. Keselamatan menggunakan peralatan tangan secara aman


Pemeriksan dan penggunaan peralatan tangan secara aman :
a. Para karyawan harus memeriksa alat-alat sebelum dipakai. Alat-alat yang tak aman atau
tak sempurna harus diperbaiki, diganti atau dilaporkan kepada supervisor karyawan
berangkutan.
No. Dok F/RDI/SOP/K3/024
PROSEDUR IDENTIFIKASI, MENILAI , Terbit 08-Feb-18
KONTROL DAN MITIGASI BAHAYA No. Rev 1
Tgl. Rev 02-Apr-18
Hal 1-16

b. Perkakas tangan harus sering kali diperiksa dan sesuatu alat yang ditemukan tak
sempurna atau tak aman, harus segera diperbaiki atau diganti.
c. Perkakas tangan harus dijaga agar kondisinya selalu baik. Alat yang kepalanya
mengembang rusak, gagangnya retak/pecah/tak sempurnah harus diperbaiki atau dibawa
ke bengkel alat untuk perbaikan.
d. Perkakas tangan harus diberi perawatan dan perhatian yang baik. Penyalah gunaan atau
kerusakan alat yang disengaja akan mengakibatkan diambilnya tindakan disipliner.
e. Pastikan bahwa semua perkakas tangan bersih dan tidak terkena pelumas, minyak atau
bahan asing lainnya.
f. Gunakan selalu alat yang benar untuk pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Menggunakan
alat yang tidak tepat menimbulkan bahaya keselamatan fisik anda sendiri maupun orang-
orang disekitar anda
g. Jangan gunakan tangkai alat sebagai pengungkit, penyangga atau memukul.
h. Bilamana menggunakan pisau, potonglah kearah luar badan, jangan sekali-kali kearah
badan.
i. Hanya kunci-kunci dengan ukuran yang tepat yang boleh digunakan untuk sesuatu
pekerjaan. Pembuatan perpanjangan gagang kunci supaya menghasilkan genggaman yang
lebih kuat harus dihindari.
j. Bilamana menggunakan alat kunci, lindungilah tangan dan jagalah agar tak jatuh
seandainya kuncinya slip. Pastikanlah bahwa kuncinya cocok dengan baut, mur dan
sedapat mungkin memutarnya seakan-akan menarik kunci ini dan bukan mendorongnya.
k. Jangan sekali-kali menggunakan jari tangan untuk memeriksa jalur. Gunakan pin atau alat
alin yang cocok.
l. Semua alat dan peralatan hanya boleh digunakan untuk keperluan yang telah dirancang
untuk alat-alat bersangkutan dan tidak boleh dipakai melampaui batas kerja yang aman.
m. Jangan memukul logam keras pada logam keras lainnya. Kepingan logam dapat meluncur
dengan daya tembus peluru.
n. Kampak tangan, gergaji, pahat atau alat-alat tajam lainya harus disimpan dalam
kompartemen-kompartemen bilamana diangkut dengan kendaraan dan harus diberi
pelindung pada sisi tajamnya.
o. Jangan sekali-kali menggunakan tang, tang pompa air atau kunci berbentuk sabit untuk
membuka baut, nut. Gunakan selalu kunci ujung berlubang sebagai pilihan terbaik anda.
p. Jangan gunakan obeng sebagai linggis, pahat/pemukul
q. Bilamana mata obeng menjadi tidak tajam lagi, asahlah mata obeng seperlunya dengan
menggunakan gerinda sebelum dipergunakan, hati-hatilah agar pekerjaan anda
menghadap menjauhi rotasi roda gerinda guna mencegah pantulan.
r. Gunakanlah selalu kaca pelindung bilamana sedang menggerinda, memukul, memahat
atau mengamplas dengan kecepatan tinggi.
s. Kikir tak boleh dipergunakan apabila tidak dilengkapi dengan pegangan. Dan tidak boleh
menggunakan kikir sebagi pengungkit.
t. Bilamana alat terdiri satu bagian ( Misal palu, tang, kikir gergaji tangan, obeng dan lain-
lain. Pastikan bahwa pengikat/sambungan dalam kondisi baik/kuat. Periksalah kalau-kalau
ada sambungan yang longgar dan gantilah alatnya jika perlu.
u. Tidak diperbolehkan mepergunakan kunci-kunci yang sudah aus.
v. Tidak dibenarkan menggunakan palu untuk memukul benda kerja yang keras dan mudah
pecah dll. Gunakanlah selalu alat khusus bilamana diperlukan.
w. Pada semua alat yang menggunakan socket, pastikan bahwa lubangnya cocok dengan
kunci atau alat penahan geraknya sudah tidak sempurna.
x. Mulailah memasang baut atau sekrup dengan tangan terlebih dahulu guna menghindri
kerusakan ulirnya.
No. Dok F/RDI/SOP/K3/024
PROSEDUR IDENTIFIKASI, MENILAI , Terbit 08-Feb-18
KONTROL DAN MITIGASI BAHAYA No. Rev 1
Tgl. Rev 02-Apr-18
Hal 1-16

y. Apabila ragu-ragu tentang skrup atau baut yang tepat untuk dipakai, gunakanlah ukuran
ulir untuk menginspeksi ukuran ulirnya.
z. Gunakanlah kunci punter bilaman diperlukan. Pastikan bahwa Torque Wrench sudah
dikalibrasi.
aa. Pada karyawan yang bekerja pada tempat yang tinggi harus menempatkan alat-alat dan
bahan-bahan di lokasi yang aman sehingga tidak akan terlempar atau terjatuh akibat
getaran. Semua bahan, alat dan potongan yang lepas harus dsingkirkan dari tempat kerja
yang tinggi bilaman pekerjaan perbaikan atau inspeksi telah selesai.
bb. Periksalah semua alat listrik guna memastikan kalau-kalu ada kabel yang terlepas,
terpotong atau sudah tidak baik lagi. Pastikan bahwa alat telah dihubungkan dengan baik
ke harde.
cc. Selalu putuskan hubungan dengan sumber listrik dari peralatan sebelum pekerjaan
repaire di mulai.
dd. Selalu gunakan alat-alat dengan memakai gagang yang terisolasi jika bekerja disekitar
tempat yang diduga ada sumber listrik.
ee. Pada waktu mengoperasikan alat listrik, tindakan pencegahan berikut yang harus diambil
guna melindungi para karyawan :
 Kabel tiga kawat akan dipakai
 Kabel dua kawat boleh dipakai jika sumbernya sudah di isolasi atau alat-alat
berisolasi ganda dipakai.
 Grounded harus dipaku bersama kabel tiga konduktor di tempat yang basah atau
ardenya sudah dipasang.
 Alat-alat yang mengunci peralatan tangan pada posisi “ON” harus disingkirkan.
 Pastikan penutup-penutup lampu telah terpasang pada semua lampu yang dipaki
untuk pekerjaan perawatan.
 Tidak diperbolehkan membiarkan kabel listrik tergeletak di genangan minyak, air
atau bahan baker atau menyeberangi tepian logam tajam.
 Jika alt tidak sedang dipakai, pastikan bahwa semuanya bersih dan simpanlah dalam
kotak alat anda atau ruang peralatan.
 Pada akhir jam kerja, pastikan bahwa semua peralatan kunci-kunci sudah dibersihkan
dan disimpan dalam tempat yang aman dan tidak menghalangi jalan.
8.12. Angkat mengangkat barang
Prosedur mengangkat dan memindahkan beban dengan tepat aman, dengan menggunakan
alat peralatan pengangkat, crane atau tanpa alat.
a. Mengangkat dengan forklift
1. Tidak boleh menumpang selain menumpang selain operator yang mengemudikan.
2. Dilarang mengemudikan forklift dengan kecepatan tinggi.
3. Tidak boleh saling mendahului sesame forklift.
4. Dilarang mengangkat barang melebihi kafasitas angkat.
5. Tidak boleh mengangkut orang dengan forklift.
6. Tidak boleh berdiri dibawah/diatas garfu pengangkat.
7. Tidak boleh mengoperasikan forklift dengan sepatu dan tangan berminyak
8. Hindari rem mendadak pada saat forklift membawa beban.
9. Tidak boleh meninggalkan forklift saat engine masih dalam keadaan hidup atau engine
mati tapi beban masih diatas.
10. Pengemudi/operator harus mempunyai ijin khusus mengoperasikan yang dikeluarkan oleh
perusahaan.
11. Operator harus memperhatikan kelengkapan dan kelayakan unit siap kerja : Bel/Klapson,
kaca spion, lampu-lampu dan fungsi brake/rem dan tekanan ban.
12. Berhenti sesaat dan bunyikan klakson pada persimpangan jalan atau tikungan.
No. Dok F/RDI/SOP/K3/024
PROSEDUR IDENTIFIKASI, MENILAI , Terbit 08-Feb-18
KONTROL DAN MITIGASI BAHAYA No. Rev 1
Tgl. Rev 02-Apr-18
Hal 1-16

13. Operator harus selalu konsentrasi penuh dalam mengemudikan dan menggunakan APD
sesuai standard.
14. Apabila beban menghalangi pandangan operator. forklift dioperasikan mundur.
15. Bila menurunkan barang ditempat yang dikehendaki, harus dilakukan dengan perlahan-
lahan dan letakanlah pada posisi yang rata dan stabil.
16. Jika mengangkat beban yang khusus ( Drum, roll plate kabel dll ), Forklift harus dilengkapi
perlengkapan khusus (Forklift).
17. Apabila forklift dalam keadaan Standby operator harus melakukan :
 Hand brake harus posisi mengikat
 Mesin harus dimatikan
 Garfu diturunksn sejajar dengan lantai
 Tempatkan pada jalan yang datar dan aman
 Kunci kontak dilepas dan diamankan
18. Pada jalan yang menurun untuk forklift yang membawa beban harus berjalan mundur.
8.13. Mengangkat dengan mobil crane
1. Dilarang memegang component berat dan besar yang sedang dipindahkan dengan crane,
gunakan tali pengatur pada jarak yang aman.
2. Tidak boleh meninggalkan crane dalam kondisi ada beban terangkat
3. Tidak boleh mengangkat beban melebihi kapasitas angkat.
4. Dilarang memajukan atau bergerak kedepan, apabila crane membawa beban ( Harus
ditempat )
5. Tidak boleh mengoperasikan crane ketika tangan masih basah/berminyak.
6. Pengemudi mobil crane harus memiliki ijin khusus mengoperasikan dari yang berwenang /
manager.
7. Mobil crane yang dioperasikan harus mempunyai kesiapan
8. Cluth & drum brake harus berfungsi dengan baik
9. Kawat baja/wire rope (Sling), alat-alat bantu harus dalam kondisi baik.
10.Mobil crane harus beroperasi pada tanah pondasi yang kuat serta pakai balok/menahan
jack dari kemungkinan meleset/amblas.
11.Daerah ayunan ( Swing area ) dari mobil crane harus dalam kondisi aman & tidak ada
orang / barang didaerah tersebut.
12.Kait, Derek (Hook) harus menggunakan pengaman (Safety hook )
13.Operator harus menurunkan Stand Jack ( Out Rigger ) apabila hendak mengangkat barang.
14.Operator crane harus selalu memperhatikan ketinggian angkat dan sudut boom pada waktu
opearasi.
15.Karyawan lain dilarang menaiki crane pada saat dioperasikan.
16.Sling pembantu harus dalam kondisi baik.
17.Operator atau pembantu operator harus memastikan keadaan aman dari barang-barang
atau orang pada saat unit akan dioperasikan.
18.Menghindari dan menjaga operasi crane didaerah power line.
19.Operator dan pembantu operator dalam mengoperasikan crane, harus memakai
kode/isyarat untuk pelaksanaan kerja sesuai standard aba-aba international.
8.14. Mengangkat dengan Over Head Crane
1. Dilarang mengangkat beban melebihi kapasitas angkat.
2. Dilarang bekerja/berjalan dibawah crane yang sedang membawa beban.
3. Setiap orang yang akan mengoperasikan over head crane harus sudah mendapat latihan
dan mendapatkan pengesahan dari yang berwenang.
4. Setiap pengoperasian over head crane harus mengikuti procedure alur kerja yang berlaku.
5. Operator harus memerikasa tombol/push button dalam keadaan kering tidak ada bekas
air dan minyak.
6. Pastikan kabel-kabel tidak ada yang terkelupas
No. Dok F/RDI/SOP/K3/024
PROSEDUR IDENTIFIKASI, MENILAI , Terbit 08-Feb-18
KONTROL DAN MITIGASI BAHAYA No. Rev 1
Tgl. Rev 02-Apr-18
Hal 1-16

7. Laporkan segera ke supervisor, bila terjadi kelainan pada saat pengoperasian Over Head
Crane
8. Setiap Over Head Crane harus dilengkapi dengan alarm kerja.
9. Cara mengoperasikan crane dengan menekan push botton berkali-kali harus dihindari.

8.15. Mengangkat barang dengan manual ( tanpa alat )


1. Dilarang mengangkat sambil memutar.
2. Pastikan beban yang akan diangkat tidak melebihi kekuatan anda.
3. Mengangkat, menarik, mendorong beban harus dengan kekuatan otot kaki bukan dengan
kekuatan tulang punggung
4. Usahakan mengangkat beban dengan jari dan tangan penuh.
5. Jaga punggung harus tegap/lurus pada saat mengangkat
6. Berikan jarak tertentu pada kedua kaki untuk tumpuan
7. Mengangkat barang pada posisi jongkok, salah satu tumit harus terangkat.
8. Minta bantuan bila barang yang diangkat terlalu besar dan berat
9. Pada saat mengangkat posisi kepala harus tegak.
8.16. Mengangkat barang secara umum
1. Tidak boleh menggunakan alat bantu angkat ( rantai, wire rope, hook sling ) yang tidak
memiliki sertifikat.
2. Jangan menggunakan perlengkapan alat tangan yang sudah aus dan rusak.
3. Jangan membiarkan sling atau kaki sling menggelantung pada waktu derek sedang
berjalan.
4. Jangan menyeret sling di tanah atau menarik sling dari bawah beban dengan Derek.
5. Jangan gunakan bata, batako atau benda-benda lain yang mudah hancur pada waktu
memasang ganjal di bawah beban atau diantara tumpukan beban.
6. Jangan membiarkan pin ( Pasak ) keluar dari shakle bila sedang tidak digunakan dan
kemudian menggunakan baut bila pin itu hilang.
7. Jangan membuat bahul ( Bundelan akhir ) pada tali kawat, tali serat dan rantai atau
sambungan rantai dengan menggunakan mur dan baut.
8. Jangan membiarkan sling-sling tali terpasang pada beban derek pada waktu pengelasan
( Penghubung listrik ketanah )
9. Jangan melilitkan sling di seputar beban yang terbuka bagian atasnya tanpa menggunakan
spreader ( Perentang ) guna mencegah benturan.
10. Tempatkan sling pada lokasi yang berventilasi, terlindung dari benda-benda tajam,
serangga-serangga dan reruntuhan.
11. Sebelum menggunakan sling, pilih sling yang sesuai dengan kapasitas daya angkat yang
aman dan periksa kondisi sling tiap 30 cm disetiap sisi, bila terjadi cacat, karat, pelapukan,
diameter mengecil, serbuk-serbuk tali ada yang putus, jangan digunakan.
Sebelum menggunakan/mengangkat beban, apakah safety hook berfungsi dengan baik
dan menjepit plate / shackle /soket penjepit sudah terpasang dengan baik.
8.17. Perawatan alat-alat angkat
1. Semua peralatan/mesin yang sedang mengalami kerusakan/perbaikan harus diberi tanda
peringatan.
2. Tidak dibenarkan melakukan perbaikan/pemeliharaan peralatan/mesin tidak pada tempat
yang semestinya.
3. Semua peralatan / component tempat kerja harus dirawat dengan baik secara berkala dan
diberi proteksi / pengaman agar tidak rusak / tidak karatan ( Diberi terpal, penutup, plate
grease atau di cat ulang )
4. Pastikan bahwa alat-alat yang telah selesai di maintenance dalam kondisi siap pakai dan
aman.
5. Semua peralatan perlu ditest (Untuk mengetahui, fungsi & kemampuan sesuai standard )
No. Dok F/RDI/SOP/K3/024
PROSEDUR IDENTIFIKASI, MENILAI , Terbit 08-Feb-18
KONTROL DAN MITIGASI BAHAYA No. Rev 1
Tgl. Rev 02-Apr-18
Hal 1-16

9. PERLINDUNGAN TERHADAP TINDAKAN-TINDAKAN YANG BERBAHAYA


Bekerja didaerah berbahaya
Yang dimaksud daerah berbahaya adalah :
9.1. Daerah yang mudah terbakar :
Tempat penyimpanan atau pamakaian thinner, bensin, cat, flincoat dan bahan-bahan lainnya
yang mudah terbakar & daerah paint shop, tanki bahan baker atau pompa bensin, painting
shop, dynamo meter room, FIP calibration.
9.2. Daerah tegangan tinggi :
Rumah Diesel/Genset dan tempat panel-panel listrik.
9.1. Daerah yang mudah meledak :
Tempat penyimpanan botol-botol gas/udara bertekanan, ruang kompresor dan penyimpanan
bahan peledak.
Bila akan bekerja pada daerah berbahaya, harus mendapatkan ijin terlebih dahulu, untuk menjaga agar
dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi bahaya-bahaya yang tidak diharapakan.
10. SAFETY COMMUNICATION
A. Rambu-rambu
1. Rambu-rambu keselamatan kerja dilengkapi dan dipasang ditempat-tempat kerja, dijalan-
jalan adalah untuk melindungi, memberikan petunjuk / arahan agar orang bisa bekerja
dengan baik/benar/aman.
2. Setiap kerja yang ada perlu dipasang tanda-tanda, rambu-rambu, poster keselamatan
kesehatan kerja dan lingkungan hidup.
3. Setiap orang wajib memperhatikan, mengikuti aturan, mentaati rambu-rambu yang ada
ditempat kerja dengan baik dan benar.
4. Setiap rambu-rambu/tanda-tanda/poster harus dirawat dan diganti bila ada yang rusak.
5. Melanggar rambu-rambu/ tanda-tanda/poster yang ada ditempat kerja, berarti melanggar
disiplin/melanggar aturan kerja yang ada, hal ini bias dikenakan sangsi administrasi.
B. Radio komunikasi

1. Semua kendaraan yang beroperasi di Job Site, perlu adanya informasi/tentang kondisi
lapangan agar terhindar dari bahaya, kecelakaan, cedera dan bisa dihubungi setiap saat.
2. Setiap kendaraan yang beroperasi di area tambang, perlu dilengkapi dengan alat-alat
komunikasi radio.
3. Setiap pengemudi/mekanik yang mendapat tugas ke job site, radio panggil/SSB harus
selalu stand by, agar bias mengikuti ionformasi kondisi lapangan dan bias berhubungan
langsung dengan cabang/customer.
4. Setiap pengemudi/mekanik yang mendapat tugas ke job site harus merawat /
menggunakan dengan baik perangkat komunikasi dan perlengkapan-perlengkapan lain
yang ada dikendaraan tersebut.
5. Setiap ada kelainan/kerusakan alat-alat yang ada pada endaraan tersebut harus
dilaporkan segera kepada atasannya/ supervisor.

11. PERATURAN KESELAMATAN DI MESS/BARAK

Besarnya ukuran mess serta sifat kepadatan lokasi kerja mengharuskan dipatuhinya berbagai
peraturan maupun prosedur tertentu oleh semua penghuni. Semua peraturan ini telah dirancang guna
mengamankan baik anda maupun rekan kerja anda. Sesuatu pelanggaran dengan mudah dapat
menimbulkan kebakaran dan mungkin diikuti dengan jatuhnya kornban jiwa dalam jumlah besar.
Peraturan berikut ini harus dipatuhi oleh semua penghuni. Pelanggaran akan hal ini mengakibatkan
diambilnya tindakan disiplin yang keras. Pelanggaran yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa akan
No. Dok F/RDI/SOP/K3/024
PROSEDUR IDENTIFIKASI, MENILAI , Terbit 08-Feb-18
KONTROL DAN MITIGASI BAHAYA No. Rev 1
Tgl. Rev 02-Apr-18
Hal 1-16

diserahkan kepada kepolisian untuk penuntutan secara hukum.Hendakanya disadari bahwa semua
penghuni sebuah kamar akan dianggap sama-sama bersalah apabila ditemukan suatu pelanggaran.
Aturan Di Mess
1. Tidak diperbolehkan, mengadakan modifikasi pada jaringan kabel, stop kontak
listrik, atau lampu.
2. Stop kontak listrik tidak boleh menampung lebih dari pada jumlah peralatan
yang telah ditentukan.
3. Bilamana terjadi kebakaran turutilah petunjuk-petunjuk berikut :
4. Mulai bangunkan para penghuni mess, dan mintalah seseorang menelepon
untuk melaporkan situasi darurat bersangkutan.
5. Lanjutkan membangunkan orang-orang disektar ditempat anda jika mungkin.
6. Apabila daerahnya berasap, jagalah agar anda terus dekat lantai (merangkak,
tiarap). Jangan sekali-kali membuka pintu tanpa menyentuhnya dahulu. Jika pintunya terasa
panas, JANGAN DIBUKA! Karena kemungkinan ruangan sebelah sudah terbakar, cari jalan
alternative lain.
7. Apabila memungkinkan usahakan menyelamatkan orang dan barang-barang
dari area kebakaran / bangunan.
8. Usahakanlah memadamkan api dengan alat pemadam kebakaran bahan kimia
kering jenis portabel.
9. Segera setelah berada diluar bangunan bersangkutan berkumpullah disuatu
tempat dimana anda dan yang lain-lainnya tidak akan menghalangi usaha pemadam kebakaran.
10. Tetaplah bersama sehingga dapat dilakukan perhitungan jumlah orang. Ikutilah
semua petunjuk para petugas, keselamatan dan keamanan dengan seksama.
11. Tidak boleh ada kompor atau alat pemanas yang dipakai untuk maksud apapun
didalam kamar.
12. Dilarang merokok sewaktu berbaring diatas tempat tidur. Barang-barang yang
mudah terbakar seperti bensin, thiner dan lain-lain, dilarang disimpan didalam kamar.
13. Peralatan pemadam kebakaran, panel-panel listrik, gang-gang dan pintu-pintu
keluar tidak boleh terhalang.
14. Kamar-kamar barak / mess harus mendapatkan penerangan dan ventilasi
udara yang cukup.
15. Setiap penghuni mess harus turut serta mnjaga / memelihara kebersihan,
kerapihan, keamanan mess dan melakukan kerja bakti bersama-sama penghuni lainnya.
16. Dilarang membawa teman wanita kedalam kamar.
17. Dilarang minum-minuman keras dan bermain judi di mess.
18. Secara bergilir para penghuni mess ditugaskan menjadi coordinator mess.

Disusun Disetujui Mengetahui


Sekretaris K3LL Ketua K3LL Direktur Utama

Nama : Alex Perdison Nama : Gunawan Nama : P.Bhudyarso


19. Safety Officer dan manager terkait secara bergiliran melakukan audit kelayakan
mess.
20. Dilarang melakukan asusila dilingkungan mess.
No. Dok F/RDI/SOP/K3/024
PROSEDUR IDENTIFIKASI, MENILAI , Terbit 08-Feb-18
KONTROL DAN MITIGASI BAHAYA No. Rev 1
Tgl. Rev 02-Apr-18
Hal 1-16

Anda mungkin juga menyukai