(Rencana Angkat)
Lifting plan dibuat sebelum dilakukan pekerjaan lifting atau pengangkatan yang menggunakan
alat berat seperti TMC (Truck Mounted Crane), Mobile Crane, Tower Crane, Crawler Crane, dll
Sebelum membuat lifting plan, ada beberapa data penting yang perlu kita siapkan yaitu :
Jika kita mengambil contoh untuk mengangkat beban misal container atau porta cabin) dengan
berat total maksimum 5 ton, kemudian kita akan menggambar nya pada program autocad untuk
lebih jelasnya seperti dibawah :
Dari program autocad tersebut, kita juga bias mendapat kan berapa derajat kemiringan dari boom
atau boom angle dari crane yang akan dilakukan dalam proses pekerjaan pengangkatan tersebut.
Tidak hanya boom angle saja, tapi kita bias juga mendapat berapa jarak yang aman antara crane
dan mobil pengangkut yang digunakan.
Contoh saya mengambil load chart untuk crane KATO kapasitas 25 Ton (yang pernah kami
gunakan) :
beban total yang diangkat : (jumlah antara berat beban utama yang diangkat + berat total lifting
gear yang digunakan) yang dikali kan dengan Dynamic Factor diambil dari table di bawah.
selanjutnya kita harus mengetahui prosentase kondisi crane yang kita gunakan dari hasil inspeksi.
jika kita mengambil prosentasi kondisi crane 95 % dikarenakan dari hasil inspeksi crane
dinyatakan aman, tidak ada kebocoran huydraulic dan tahun penggunan dibawah 2 tahun, maka
kita akan korelasikan perhitungannya dengan beban aman yang ada dalam load chart sebagai
berikut:
a) kondisi crane = 95 %
b) berat yang diperbolehkan sesuai load chart = 7.1 ton
c) maka Lifting capacity = 7.1 ton x 95 % = 6.745 ton
setelah itu kita harus menghitung Safety Factor untuk lifting activity ini dengan cara membagi
lifting capacity dengan Total beban (total beban x DAF), Safety factor = lifting capacity / total
load = 6,745 ton / 6,16 ton = 1.09
jika kita mendapat lifting capacity < dari beban angkat maksimal yang diperbolehkan di load
chart, maka dapat dinyatakan proses pengangkatan aman untuk dilakukan