Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

EKONOMI PANGAN DAN GIZI


ANALISIS TENTANG MATERI PERILAKU KONSUMEN

DOSEN PEMBIMBING : 1. NIKEN WIDYASTUTI HARIATI, S.Gz., M.Kes


2. Dr. MEILLA DWI ANDRESTIAN, SP.,M.Si

DISUSUN OLEH :

IHYA AZIZAH
P07131118134

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM DIPLOPMA III JURUSAN GIZI
2019/2020
1. Brain Storming 1
Indonesia akan menempati urutan ke 4 di dunia sebagai negara yang memiliki penduduk
paling banyak setelah RRC, India, dan Amerika. Jumlah penduduk yang banyak
merupakan pasaryang potensial bagi para produsen barang dan jasa, baik produsen
domestic maupun mancanegara. Setiap penduduk adalah konsumen karena ia
mengonsumsi segala macam produk ynang disediakan oleh para produsen. Pada
perspektif ekonomi makro, konsumen memegang peranan yang sangat penting karena
konsumen memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan nasional.
Dampak positif/negative dari besarnya populasi khususnya terkait dengan perekonomian
dan konsumsi pangan?
Jawab :
Dampak negative dari pertambahan penduduk yang semakin banyak akan
mengurangi produktivitas lahan sampai lahan tersebut tidak mampu memenuhi
kebutuhan manusia. Robert Malthus, menganggap bahwa pada kondisi awal jumlah
penduduk memang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, pada suatu
keadaan optimum pertambahan penduduk justru akan menurunkan pertumbuhan
ekonomi (Owusu, 2012). Coale dan Hoover (1958), menyimpulkan tiga dampak negatif
dari pertumbuhan populasi,yaitu: (1) capital shallowing –penurunan rasio modal per
tenaga kerja– (2) age dependency –peningkatan angka ketergantungan umur muda– dan
(3) investment diversion –perubahan jenis pengeluaran–. Dampak negative lainnya yaitu
meningkatkan pengangguran, Menurut teori “Malthus” pertumbuhan penduduk yang
tinggi akan menyebabkan kebutuhan konsumsi lebih banyak dari pada kebutuhan untuk
berinvestasi sehingga sumber daya yang ada hanya dialokasikan lebih banyak ke
pertumbuhan tenaga kerja yang tinggi dari pada untuk meningkatkan kapital kepada
setiap tenaga kerja sehingga akan menyebabkan penyerapan tenaga kerja yang lambat di
sektor-sektor modern dan meningkatkan pengangguran.
Dampak positif dari pertumbuhan penduduk yaitu pertumbuhan jumlah
penduduk dalam jangka pendek memang menyebabkan kelangkaan bahan makanan dan
kemiskinan. Akan tetapi, kelangkaan bahan makanan ini akan mendorong manusia
berinovasi dalam menciptakan teknologi baru untuk meningkatkan persediaan bahan
makanan. Peningkatan produksi bahan makanan ini juga akan meningkatkan
perekonomian (Owusu, 2012). Boserup (1965, 1981) menjelaskan bahwa manusia
memiliki pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan persediaan makanan. Dalam
keadaan tertekan (pertumbuhan penduduk meningkat dan lahan tetap), manusia akan
menciptakan teknik-teknik yang diperlukan untuk menghasilkan produktivitas yang lebih
tinggi. Sejalan dengan pendapat Boserup, Simon (1981) menyatakan bahwa manusia
merupakan ultimate resource. Semangat dan keterampilan manusia merupakan sumber
daya utama dalam pembangunan. Simon (Ahlburg, 1998) beranggapan bahwa sumber
daya alam yang terbatas dapat diatasi dengan imajinasi manusia yang tidak terbatas.
Ketika sumber daya alam berkurang dan harga dasar naik, manusia akan melakukan
investasi dengan memproduksi teknologi. Bloom dan Williamson (1998) juga
menyatakan pertumbuhan penduduk merupakan aset karena walaupun pertambahannya
menyebabkan kelangkaan, manusia akan menciptakan inovasi dan teknologi untuk
mengatasi kelangkaan tersebut. Inovasi dan teknologi akan meningkatkan keuntungan
sektor industri dengan peningkatan produksi yang akhirnya akan menumbuhkan output
perekonomian.
2. Brain Storming 2
Faktor yang memengaruhi pembeli memilih produk pangan yaitu :
 Education Level of Consumers
 Breakdown in Traditional Meal-Eating Habits
Paparkan 2 faktor tersebut terkait dengan pemilihan produk pangan beserta contohnya!
Jawab :
 Education Level of Consumers (Tingkat pendidikan Konsumen)
Tingkat pendidikan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen dalam pembelian suatu produk, karena semakin tinggi tingkat pendidikan
konsumen maka tingkat pengetahuan semakin luas sehingga mayoritas konsumen
lebih berhati-hati dalam memilih dan mengambil keputusan untuk membeli dan
mengkonsumsi suatu produk. Contohnya orang yang memiliki pendidikan tinggi
karena mempunyai pengetahuan yang luas akan memilih produk pangan yang lebih
berkualitas seperti lebih memilih membeli tempe daripada ikan asin, karena dalam
tempe banyak terdapat zat gizi yang sangat berguna untuk tubuh.
 Breakdown in Traditional Meal-Eating Habits (Kebiasaan makan makanan
tradisional)
Kebiasaan makan makanan tradisional merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian suatu produk, konsumen
cenderung akan membeli suatu makanan karena sudah terbiasa memakan makanan
yang sering dikonsumsi dan biasanya merupakan makanan tradisional. Konsumen
sudah merasa cocok dengan suatu makanan sehingga akan membeli makanan
tersebut. Contohnya konsumen yang terbiasa memakan makanan tradisional lebih
memilih membeli nasi uduk daripada membeli steak.

3. Brain Storming 3
Coba analisis pasar dan segmentasi dari produk pangan “organic”!
Metode segmentasi pasar terdiri dari faktor geografis, demografis, psikologis dan
perilaku. Faktor pertama yaitu geografis, produk pangan organic biasanya dijual di
daerah perkotaan, karena biasanya produk organic dijual di supermarket.
Faktor kedua yaitu demografi yang terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Melihat dari jurnal menunjukkan dari variabel
jenis kelamin, konsumen sayuran organik didominasi oleh kaum wanita. Hal tersebut
dapat dilihat dari 100 responden terdapat 87 responden adalah perempuan atau 87% dari
total responden yang ada, hal ini juga menunjukkan bahwa kegiatan belanja kebutuhan
sehari-hari masih ditentukan oleh kaum perempuan terlebih bagi mereka yang telah
menikah. Dari variable usia menunjukkan  konsumen pangan organik rata-rata berusia
diatas 25 tahun dan hanya 12% saja yang berusia di bawah 25 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa produk sayuran organik belum menjadi pilihan bagi masyarakat
secara umum dari segi usia. Mereka yang beralih mengonsumsi sayuran organik adalah
masih terbatas pada masyarakat dengan usia dewasa hingga tua. Variable selanjutnya
yaitu tingkat pendidikan, tingkat pendidikan menjadi faktor demografis yang cukup
penting untuk dilihat dari konsumen pangan organik. Asumsinya semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, semakin tinggi pula kesadaran mereka akan kesehatan dan pilihan
konsumsi mereka. Selanjutnya variable pekerjaan, konsumen pangan organic rata-rata
terdiri dari pekeja professional. Variable terakhir yaitu pendapatan, semakin tinggi
pendapatan seseorang semakin berkualitas pangan yang akan dikonsumsi, begitu juga
dengan pangan organic rata-rata konsumennya merupakan orang yang berpendapatan
menengah ke atas.
Faktor ketiga yaitu psikologis atau personalitas. Karakteristik personalitas
seseorang yang akan membeli produk pangan organic yaitu orang yang memiliki
kesadaran akan pentingnya kesehatan dan orang yang ramah terhadap lingkungan.
Faktor keempat yaitu perilaku, orang yang akan membeli produk pangan organic
ini memiliki perilaku gaya hidup yang sehat dan berkelanjutan yang dilakukan oleh
konsumen sebuah produk dan juga konsumen yang sebagian besar keputusan pembelian
mereka terhadap sebuah produk berdasarkan keuntungan kesehatan yang didapat oleh
diri sendiri dan tidak terlalu peduli terhadap harga suatu produk.

Anda mungkin juga menyukai