MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi
Yang diampuh oleh : Agung Wibowo, M.Pd
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, yang mana telah memberikan kami hidayah
dan rahmat-nya agar senantiasa dekat dengan diri-nya dalam keadaan sehat wal’afiat. Serta salam dan
sholawat kita kirimkan kepada nabi Muhammad SAW, dimana nabi yang membawa ummat-nya dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan telah menjadi suri tauladan bagi ummat-
nya.
Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah mengenai “Morfologi dan sitologi
mikroba, kapang dan khamir serta konsep pewarnaan mikroba”. Dan harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................I
DAFTAR ISI..............................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................26
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sel-sel individu bakteri dapat berbentuk seperti el sel-sel individu bakteri dapat
berbentuk seperti elips, bola, batang, atau ips, bola, batang, atau spiral. Masing-masing ciri
ini penting dalam mencirikan morfologi suatu ikan morfologi suatu spesies. Sel bakteri yang
berbentuk seperti bola atau elips dinamakan kokus. Kokus mucul dalam beberapa penataan
yang khas tergantung pada spesiesnya. Sel berbentuk silindris atau batang dinamakan basilus.
Sel-sel mikroganisme yang tidak diwarnai umumnya tampak hampir tembus pandang
(trasnparan) bila diamati dengan mikroskop cahaya biasanya sukar dilihat karena sitoplasma
selnya mempunyai indeks bias yang hampir sama dengan indeks bias lingkungannya yang
bersifat cair, kontras antara sel dan latar belakangnya dapat dipertajam dengan zat-zat warna
(Pelczar dan Chan, 2005).
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat, berbenang,
tak teratur, serupa akar, serupa kumparan.
Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul
melengkung, timbul mencembung, timbul membukit, dan
timbul berkawah.
Tepi koloni ada yang utuh, ada yang berombak, ada yang
berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang berbenang-
benang ada yang keriting.
2. Sifat-sifat Koloni pada Agar-agar Miring
Berkisar pada bentuk dan tepi koloni, dan sifat-sifat yang
bersangkutan dinyatakan dengan: serupa pedang, serupa
duri, serupa tasbih, serupa titik-titik, serupa batang, dan
serupa akar.
3. Sifat-sifat Koloni pada Tusukan dalam Gelatin
Ada bakteri yang mengencerkan gelatin, ada bakteri yang
tidak mampu mengencerkan gelatin. Oleh karena itu, bentuk
koloninya juga berbeda-beda. Bila dilihat dari samping, maka
bentuk-bentuk kolom yang tidak mengencerkan gelatin dapat
serupa pedang, serupa tasbih, bertonjol-tonjol, dan serupa
batang.
Sifat-rifai Emma Suatu Koloni dalam Medium Cair :
Di dalam medium cair, bakteri akan ketahuan sikapnya
terhadap udara. Demikian juga sifat-sifat koloninya akan kelihatan
berbeda-beda. Permukaan medium dapat memperlihatkan adanya
serabut, cincin, langit-langit, atau selaput.
B. Bentuk Sel Bakteri
Sel-sel bakteri memiliki beberapa bentuk. Menurut morfologinya bakteri dapat
dibedakan menjadi 3 bentuk utama, yaitu:
a. Bakteri berbentuk bulat (Coccus) Bakteri berbentuk bulat atau bola dinamakan
kokus (Coccus), dibedakan menjadi:
1) Monokokus ( Monococcus), yaitu bakteri berbentuk bola tunggal, misalnya
Neisseria gonorrhoeae, penyebab penyakit kencing nanah.
2) Diplokokus (Diplococcus), yaitu bakteri berbentuk bola yang bergandengan dua-
dua, misalnya Diplococcus pneumoniae, penyebab penyakit pneumonia atau
radang paru-paru.
3) Streptokokus (Streptococcus), yaitu bakteri bentuk bola yang berkelompok
4
memanjang membentuk rantai.
4) Sarkina (Sarcina), yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok empat-empat
sehingga bentuknya mirip kubus.
5) Stafilokokus (Stafilococcus), yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni
membentuk sekelompok sel tidak teratur, sehingga bentuknya mirip dompolan
buah anggur.
7
4) Sel bakteri dapat mengalami plasmolisis jika berada pada lingkungan yang
tekanan osmotik lebih tinggi (hipertonis)
5) Bakteri akan mati jika berada pada larutan yang pekat misalnya
mengandung banyak garam atau banyak gula.
e. Membran Plasma
f. Sitoplasma
Sitoplasma bakteri adalah cairan koloid yang mengandung molekul organik
seperti lemak, protein, karbohidrat, dan garam-garam mineral, enzim, DNA, Klorosom
(pada bakteri fotosintetik), dan ribosom. Fungsi Sitoplasma sebagai tempat terjadinya
reaksi-reaksi metabolisme sel.
g. Spora
Di antara bakteri ada yang membentuk endospora. Pembentukan endospora
merupakan cara bakteri mengatasi keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan.
Keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan antara lain: panas, dingin, kering,
tekanan osmosis dan zatkimia tertentu. Jika kondisi lingkungan membaik maka
endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri. Endospora bakteri tidak berfungsi sebagai
alat perkembangbiakan, tetapi sebagai alat perlindungan diri.
D. Tujuan Pewarnaan
8
Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun fungi.
Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik
dan kimia dapat diketahui.
E. Teknik Pewarnaan
Teknik pewarnaan sel bakteri merupakan salah satu cara yang paling utama dalam
penelitian mikrobiologi. Pewarnaan terhadap bakteri secara garis besar, dibagi menjadi
dua, yaitu:
Pewarnaan terhadap bakteri yang telah dimatikan disebut fixed state. Pewarnaan
bakteri mati bertujuan untuk melihat struktur luar bahkan struktur dalam bakteri,
memperjelas ukuran bakteri dan melihat reaksi bakteri terhadap pewarna yang diberikan
sehingga dapat diketahui sifat-sifat fisik dan kimia dari bakteri tersebut.
Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
pengecetan sederhana, diferensial dan struktural.
1. Pengecetan sederhana
9
Pewarnaan sederhana bertujuan untuk memberikan kontras antara bakteri dan latar
belakang. Pewarnaan sederhana dilakukan ketika kita ingin mengetahui informasi
tentang bentuk dan ukuran sel bakteri.
2.
Pengecetan Diferensial
a) Pewarnaan Gram
Pewarnaan ini dapat membagi bakteri menjadi gram positif dan gram negatif
berdasarkan kemampuannya untuk menahan pewarna primer (kristal ungu) atau
kehilangan warna primer dan menerima warna tandingan (safranin). Bakteri gram
positif menunjukkan warna biru atau ungu dengan pewarnaan ini, sedangkan bakteri
gram negatif menunjukkan warna merah. Perbedaan respon terhadap mekanisme
10
pewarnaan gram pada bakteri adalah didasarkan pada struktur dan komposisi dinding
sel bakteri. Bakteri gram positif mengandung protein dan gram negatif mengandung
lemak dalam presentase lebih tinggi dan dinding selnya tipis. Pemberian alkohol
(etanol) pada praktikum pewarnaan bakteri, menyebabkan terekstraksi lipid sehingga
memperbesar permeabilitas dinding sel. Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan
menyebabkan sel menjadi berwarna merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada
bakteri gram positif dinding selnya terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori – pori
mengkerut, daya rembes dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna
safranin tidak dapat masuk sehingga sel berwarna ungu, yang merupakan warna dari
Kristal Violet. B
b) Pewarnaan Negatif
Pada metode Kinyoun-Gabbet, tidak perlu dilakukan pemanasan, maka dari itu
metode Kinyoun-Gabbet juga disebut Cold Stain. Metode Kinyoun-Gabbet tidak perlu
dilakukan dengan pemanasan karena pada pewarna Kinyoun terdapat alkali fuchsin
dengan konsentrasi yang tinggi, sehingga walau tanpa pemanasan dapat
menghilangkan lapisan lilin pada dinding sel bakteri tahan asam. Komposisi Kinyoun
antara lain: alkali fuchsin, fenol, alkohol 95%, dan aquades. Sebagai pewarna
tandingan adalah Gabbet, yang memiliki komposisi antara lain : methylene blue, asam
sulfat 96%, alkohol murni, dan aquades. Sama seperti pada metode Ziehl-Neelsen,
bakteri tahan asam akan berwarna merah, sedangkan bakteri tidak tahan asam akan
berwarna biru.
3. Pengecetan struktural
1. Fiksasi
12
Mencegah otolitas sel
2. Substrat
Zat warna dapat bereaksi dengan isi sel karena pengaruh zat-zat yang terdapat di
dalam sel, sehingga mempengaruhi pewarnaan. Komposisi substrat mempengaruhi
kandungan zat-zat dalam sel.
3. Pelunturan warna
4. Intenfikasi pewarnaan
Menambahkan mordan
Untuk memberikan hasil pewarnaan yang kontras pada sel-sel yang tidak
mengisap zat warna utama.
Isolasi mikroba udara dengan menggunakan medium PDA dan NA yang merupakan
media untuk pembiakan organisme. Media dapat dianggap sebagai kumpulan zat organik
maupum zat anorganik yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri maupun jamur
dengan syarat-syarat tertentu, seperti tingkat keasaman, pH, suhu dan sterilisasi.
1. Tujuan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum adalah Alat yang digunakan adalah
sebagai berikut: petridis, timbangan, bunsen, tabung reaksi, pipet tetes, jarum Erlenmeyer,
hot plate dan sprayer. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel udara bersih dan
udara kotor, sampel tanah tandus dan tanah subur dan alkohol.
3. Cara kerja
Incubator
Loupe
Mikroskop
Mikrometer okuler
Mikrometer meja
Bahan :
Kertas hisap
Kertas lensa
14
Alkohol 70%
Lisol
Sabun cuci
lap
3. Cara kerja
Membagi Bakteri menjadi bakteri Gram Negatif (-) dan Bakteri Gram Positif (+)
Zat warna kedua / cat penutup (safranin) : Digunakan untuk mewarnai kembali
sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.
15
Pencuci /peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang
digunakan uantuk melunturkan zat warna utama
Sediaan dicuci, lalu ditambah dengan zat warna kedua: safranin, tunggu 30
menit
16
5. Cara kerja
Kelebihan
Pewarnaan Gram penting sebagai pedoman awal untuk memutuskan terapi antibiotik,
sebelum tersedia bukti definitif bakteri penyebab infeksi (kultur dan tes kepekaan
bakteri terhadap antibiotik). Hal ini karena bakteri Gram positif dan negatif
mempunyai kepekaan yang berbeda terhadap berbagai jenis antibiotika.
Kekurangan
Pewarnaan Gram memerlukan mikroorganisme dalam jumlah banyak yakni lebih dari
104 per ml. Sampel yang cair dengan jumlah kecil mikroorganisme misalnya cairan
serebrospinal, memerlukan prosedur sentrifuge dulu untuk mengkonsentrasikan
mikroorganisme tersebut. Pellet (endapan hasil sentrifuge) kemudian dilakukan
pengecatan untuk diperiksa secara mikroskopis.
17
Dalam mengamati pergerakan bakteri di bawah mikroskop harus dibedakan antara
pergerakan sejati yang disebabkan oleh flagella dengan pergerakan Brown (Brownian
motion) yang terjadi juga pada sel yang telah mati. Pergerakan brown adalah pergerakan
yang terjadi pada semua benda kecil di dalam air, disebabkan oleh pergerakan molekul air
yang dipindahkan ke benda-benda kecil tersebut
Bakteri yang memperlihatkan pergerakan Brown, gerakannya tidak teratur dan tidak
terarah. Hanya benda-benda kecil yang memperlihatkan pergerakan Brown sedangkan
bakteri yang berukuran besar dan khamir pergerakannya kecil sekali atau tidak ada sama
sekali.
1. Tujuan
18
4. Cara kerja
1) Diambil sebuah kaca benda cekung yang bersih, lalu dilewatkan di atas api
lampu spiritus.
2) Diambil sebuah kaca penutup yang bersih, lalu dilewatkan di atas api lampu
spiritus.
4) Secara aseptik diambil sedikit inokulum yang berasal dari koloni bakteri yang
akan diperiksa. Cara ini dilakukan dengan menggunakan jarum inokulasi ujung
lurus.
5) Disentuhkan inokulum pada tetesan aquades steril pada kaca penutup, lalu
diratakan perlahan-lahan.
6) Diterlungkupkan bagian cekung dari kaca benda cekung tepat di atas kaca
penutup yang telah diberi inokulum.
7) Dibalikkan dengan cepat kaca benda dan kaca penutup, diusahakan agar tetesan
aquades tersebut menggantung dan terkurung di dalam cekungan kaca benda.
1. Alat :
Bak Pewarna.
Buku Gambar
Cawan Petri
Kaca Objek.
Kapas.
Kertas Saring.
19
Korek api
Mikroskop Majemuk.
Ose.
Pembakar Spirtus.
Tabung Reaksi
Water Bath
2. Bahan
Asam Sulfat 1%
Desinfektan.
Emersi Oil.
NaCl Fisiologis
3. Cara Kerja
1) Dibuat suspensi bakteri yang terdiri dari biakan bakteri dan NaCl fisiologis di
tabung reaksi. Ditambahkan karbol fuksin sebanyak 1:1 kedalam suspensi
tersebut.
2) Campuran tersebut dipanaskan dalam pemanas air atau water bath bersuhu 80oC
selama 10 menit. Di jaga jangan sampai mendidih atau kering.
3) Kaca objek di sterilisasi dengan cara dicuci, lalu dimasukkan kedalam larutan
desinfektan, kemudian dimasukkan kedalam larutan alkohol 70%. Setelah kaca
objek disterilisasi, di lap menggunakan kapas sampai mengeluarkan suara
berdecit.
4) Lingkari bagian bawah kaca objek dengan spidol sebagai area untuk pengolesan
20
sampel bakteri.
5) Ose difiksasi dengan cara dibakar dengan pembakar spirtus sampai ose berpijar.
7) Olesan tersebut digenangi dengan asam sulfat (H2SO4) 1% selama 2 detik, lalu
dicuci atau dibilas dengan aquades.
Mikroskop
Objek glass
Bunsen
Baki pewarnaan
Aquadest
2. Cara Kerja
glass.
bawahnya diatas api sebanyak tiga kali, cara ini disebut fiksasi.
2) Berikan beberapa tetes larutan Kristal violet diatas objek glass bersih.
objek glass untuk membentuk apusan yang. Biarkan selama 5-7 menit.
M. Pengamatan Lichenes
1. Tujuan
22
b) Soredium adalah bintil-bintil yang tumbuh pada permukaan atas thallus. Bintil-
bintil ini mengandung satu atau sampai beberapa sel algae yang di kelilingi
miselium.
2. Tabel Alat
No
Nama Alat Jumlah
.
1 Gela Kimia 1 (Satu) Buah
2 Baki 1 (Satu) Buah
3 Kaca Benda 3 (Tiga) Buah
4 Kaca Penutup 3 (Tiga) Buah
5 Tisue 1 (Satu) Buah
6 Mikroskop 1 (Satu) Buah
7 Loupe 1 (Satu) Buah
8 Pipet Tetes 1 (Satu) Buah
9 Silet 1 (Satu) Buah
23
3. Tabel Bahan
No
Nama Alat Jumlah
.
Berbagai Macam Lichenes
1 - Lumut Kerak Secukupnya
- Lumut Tebing Secukupnya
2 Aquadest Secukupnya
4. Prosedur Kerja
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sel bakteri tersusun atas dinding sel yang mempunyai struktur kompleks dan kaku,
dinding sel bakteri menentukan bentuk sel. Fungi terbagi menjadi : uniseluler (khamir)
dan multiseluler (Kapang). fungi termasuk sel eukariot dimana dinding sel nya terdiri
dari zat kitin dan unit sel dasar jamur disebut dengan hifa. Hifa tersebut mengandung
nukleus, vakuola, mitokondria, ribosom, badan golgi, plasma membran dan RE.
B. Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/393473798/Makalah-Morfologi-Dan-Sitologi-
Bakteri. 28 Februari
Ranti, Raden Ayu. Makalah Kel 3 Morfologi dan Sitologi Mikroba. Diunduh dari
https://id.scribd.com/document/447656802/Makalah-Kel-3-morfologi-dan-
sitologi-mikroba. 28 Februari
Pertiwi, Rahayu. Isolasi Mikroba Udara dan Mikroba Tanah. Diunduh dari
https://www.academia.edu/22207207/ISOLASI_MIKROBA_UDARA_DAN_
MIKROBA_TANAH. 28 Februari
Wilantika, Gizella Ayu. Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri dan Pengukuran Sel
Bakteri. Diunduh dari
https://id.scribd.com/doc/300979878/Pengamatan-Morfologi-Koloni-Bakteri-
dan-Pengukuran-Sel-Bakteri-docx.. 1 Maret
https://www.academia.edu/6959351/Mikrobiologi_Laporan_Pengamatan_
Gerak_Bakteri. 1 Maret
26