Anda di halaman 1dari 2

2.

Ruang Lingkup Manajemen Fasilitas


Manajemen fasilitas atau sarana dan prasarana tidak terbatas pada perencanaan, pelaksanaan,dan
pengawasan sesuai dengan fungsi manajemen. Ruang lingkup manajemen fasilitas sesuai dengan
sifat kebendaannya yaitu 1). Perencanaan, 2). Pendistribusian, 3) Inventarisasi, 4) Penggunaan dan
Pemanfaatan. Selanjutnya akan dijelaskan satu persatu ruang lingkup manajemen fasilitas tersebut
sebagai berikut:
a. Perencanaan kebutuhan fasilitas.
Perencanaan kebutuhan barang adalah kegiatan merancang barang-barang yang dapat menunjang
proses pembelajaran pendidikan untuk mencapai suatu tujuan. Perencanaan fasilitas bisa
dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1). Melakukan evaluasi barang dengan melihat buku/daftar inventaris barang,
2). Analisis kebutuhan barang,
3). Membuat daftar kebutuhan barang,
4). Membuat skala prioritas,
5). Menentukaan cara pengadaan barang.
Secara singkat pengertian dari tahaptahap perencanaan dijelaskan sebagai berikut:
Evaluasi barang dilakukan untuk mengetahui keadaan atau kondisi barang apakah barang perlu
diadakan baru, perlu diperbaiki,atau harus disingkirkan.
Análisis kebutuhan barang dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Aná lisis secara
kuantitatif dilakukan untuk menentukan jumlah barang dan frekuensi kegiatan,dan aná lisis secara
kualitatif kebutuhan dilakukan untuk menentukan jenis kegiatan, tujuan kegiatan, mengapa
kegiatan diperlukan.
Membuat daftar kebutuhan barang adalah melakukan penyusunan dan pencatatan semua
barang yang diperlukan, baik dilihat dari jenis dan sifat barang.
Menentukan skala prioritas adalah mengurutkan daftar kebutuhan barang sesuai dengan tingkat
kepentingan penggunaannya. dimulai dari urutan yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya
sampai urutan barang terakhir.
Menentukan cara pengadaan barang, memilih cara-cara yang akan digunakan
dalam proses pengadaan sesuai dengan peraturan pengadaan
barang dan jasa,

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan


fasilitas pendidikan adalah
1) Jenis barang apakah barang bergerak atau barang tidak bergerak;
2) Kuantitas atau kualitas
3) Kesesuaian antara rencana dengan dana yang tersedia
4) Prosedur penyusunan rencana
5) Perencanaan fasilitas di sekolah dilakukan dari bawah oleh guru,kepala sekolah, kepala Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Menurut Ibrahim Bafadal (2004: 42), ada dua prinsip yang harus diperhatikan dalam menggunakan
perlengkapan sekolah yaitu prinsip efektivitas dan efisiensi. Efektif berarti pemakaian
laboratorium ditunjukkan semata-mata untuk memperlancar proses pembelajaran. Kemudian
efisien berarti pemakaian alat/bahan laboratorium harus dilakukan secara hemat sesuai dengan
kegunaan dan hati-hati.

Pengadaan

Hartati Sukirman (2002: 29), menyebutkan bahwa di dalam


langkah pengadaan ini mencakup pula langkah perencanaan sarana
prasarana.

b. Pendistribusian
Menurut Bafadal (2003: 38), pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan
pemindahan barang dan tanggung
jawab dari seorang penanggung jawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang
membutuhkan barang itu. Prosesnya mencakup tiga hal yang harus diperhatikan yaitu: ketepatan
barang yang disampaikan, (baik jumlah maupun jenisnya) ketepatan sasaran
penyampainnya dan ketepatan kondisi barang yang disalurkan. Menurut Ibrahim Bafadal (2003:
39), ada dua sistem pendistribusian barang yang dapat ditempuh oleh pengelola perlengkapan
sekolah yaitu, sistem langsung dan sistem tidak langsung. Sistem pendistribusian langsung berarti
barang-barang yang sudah diterima dan di inventarisasikan langsung disalurkan pada bagian-
bagian yang membutuhkan tanpa melalui proses penyimpan terlebih dahulu. Kemudian sistem
pendistribusian tidak langsung berarti barang-barang yang sudah diterima dan sudah
diinventarisasikan tidak secara langsung disalurkan, melainkan harus di simpan terlebih dahulu di
gudang penyimpanan dengan teratur. Dari uraian di atas dapat diambil garis besar bahwa dalam
pendistibusian ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu ketepatan barang yang disampaikan,
ketepatan sasaran penyimpanan dan ketepatan kondisi barang yang disalurkan. Selain itu
pendistribusian juga memiliki dua sistem yang dapat ditempuh oleh seorang pengelola, adapun
sistem tersebut adalah sistem langsung dan system tidak langsung.
c. Inventarisasi
Inventarisasi berasal dari kata “inventaris” (Latin = inventarium) yang berarti daftar barang-
barang, bahan, dan sebagainya. Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah pencatatan
atau pendaftaran barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar inventaris barang secara
tertib dan teratur menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku. Barang inventaris sekolah adalah
semua barang milik negara (yang dikuasai sekolah) baik yang diadakan/dibeli melalui dana dari
pemerintah, DPP maupun diperoleh sebagai pertukaran, hadiah atau hibah serta hasil usaha
pembuatan sendiri di sekolah guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar. Inventarisasi
adalah penyatatan dan penyusunan daftar barang milik Negara secara sistematis, tertib dan teratur
berdasarkan ketentuan-ketentuan pedoman yang berlaku. Menurut keputusan menteri keuangan
R.I No. Kep. 225/MK/ V/4/1971 dalam Ibrahim Bafadal (2004: 55). Barang milik Negara adalah
berupa semua barang yang berasal atau dibeli dengan dana yang bersumber, baik secara
keseluruhan atau sebagiannya, dari APBN atau dana lainnya atau yang barangbarangnya
dibawah penguasaan pemerintah, baik pusat, provinsi, maupun daerah otonom, baik yang berada
didalam maupaun yang berada diluar negeri. Melalui inventarisasi perlengkapan pendidikan
diharapkan tercipta ketertiban, penghematan keuangan, mempermudah pemeliharaan dan
pengawasan.

Anda mungkin juga menyukai