Anda di halaman 1dari 2

INSTRUMEN PASAR UANG KONVENSIONAL

1. Bank Acceptance/ wesel tagih


Adalah surat berharga yang timbul karena suatu pihak memiliki tagihan kepada pihak
lain. Oleh karena pihak yang memiliki uang tersebut memerlukan dana dalam waktu singkat
maka tagihan tersebut dapat dijual dengan mendapatkan jaminan pembayaran dari bank.
Biasanya terdapat pada transaksi ekspor/impot yang dilakukan dengan sarana latter of credit
(L/C)
Pihak penjual (eksportir) di luar negeri atau atas bank pembeli di luar negerti (opening
bank) menurut syarat (L/C); pada draft tercantum jumlah uang dan tanggal pembayaran. Bank
penarik draft sebagai bank penerima fasilitas sedangkan bank yang mengaksep draft (accepting
bank) sebagai bank pemberi fasilitas bank acceptance
Jangka waktu bank acceptance berkisar antara 1-6 bulan. Bunga sekuritas didapatkan
dengan siste diskonto dimana bunganya dibayarkan dimuka berupa diskonto terhadap
nilainnpminalnya
2. Sertifikat deposit (CD)
Adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh bank. Sebagaimana bank acceptence,
bunga sekuritas didapatkan dengan menggunakan diskonto. CD diperdagangkan sebelum jatuh
tempo untuk mendapat nilai tunainya
3. Commercial paper (CP)
Adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta/BUMN. CP adalah
surat janji untuk membayar kembali jumlah hutang yang diterima pada suatu tanggal tertentu.
Bunga CP juga didapatkan dengan menggunakan diskonto berbeda dengan bank acceptence
ataupun sertifikat deposito, pelunasan CP tidak dijamin oleh bank maupun suatu hak kebendaan
4. Sertifikat BI (SBI)
Adalah surat berharga yang dikeluarkan BI. SBI diterbitkan oleh BI lebih ditujukan
sebagai alat kebijakan moneter dimana tingkat suku bunganya ditentukan berdasarkan lelang
yang dilakukan di bank indonesia. Jangka waktu 1,3,6 bulan dan 1 tahun
5. Treasurry Bills
Saat ini pemerintah indonesia belum mengeluarkan, namun jika direncenakan dalam
jangka waktu dekat pemerintah akan mengeluarkan ini. Kalau pemerintah AS mengeluarkan ini
dengan jangka waktu 91 dan 182 hari (bulanan) 52 hari (mingguan).
6. Repurchase agreement (REPO)
Adalah suatu perjanjian antara penjual dan pembeli atas efek-efek dimana penjual
berjanji untuk membeli kembali efek-efek yang dimaksud pada harga yang disepakati dan jangka
waktu yang telah ditentukan

INSTRUMEN PASAR UANG SYARIAH

1. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)


Adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata
uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
2. Repurchase Agreement (Repo) SBIS
Adalah transaksi pemberian pinjaman oleh Bank Indonesia kepada BUS atau UUS
dengan agunan SBIS (collateralized borrowing).
3. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
Adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai
bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN dalam mata uang rupiah. 15
4. Repurchase Agrement (Repo) SBSN
Adalah transaksi penjualan SBSN oleh bank kepada Bank Indonesia dengan janji
pembelian kembali sesuai dengan harga dan jangka waktu yang disepakati dalam rangka
standing facilities syariah.
5. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
Adalah salah satu instrumen moneter Bank Indonesia yang diperuntukkan bagi bank-
bank syariah di Indonesia. Tujuannya adalah sebagai tempat pengalokasian dana bagi bank-bank
syariah yang mengalami kelebihan likuiditas. Sertifikat ini menggunakan sistem wadiah atau
titipan, dengan bank syariah hanya mendapat bonus sesuai dengan kebijakan Bank Indonesia.
Biasanya bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia senilai 3% dari keuntungan yang diperoleh.
6. Sertifikat Investasi Mudharabah AntarBank
Merupakan sarana investasi bagi bank yang memiliki kelebihan dana untuk
mendapatkan keuntungan, dan di lain pihak digunakan untuk mendapatkan dana jangka pendek
bagi bank yang tengah mengalami defisit keuangan.

PERBEDAAN PASAR UANG KONVENSIONAL DAN PASAR UANG SYARIAH

Pada dasarnya pasar uang syariah dan pasar uang konvensional memeiliki beberapa fungsi yang
sama, diantaranya sebagai pengatur likuiditas. Jika bank memiliki kelebihan likuiditas, bank
dapat menggunakan instrument pasar uang untuk menginvestasikan dananya dan apabila
kekurangan likuiditas, ia dapat menerbitkan instrument yang dapat dijual untuk mendapatkan
dana tunai. Namun ada perbedaan mendasar antara pasar uang konvensional dengan pasar
uang syariah yaitu
1. Pada mekanisme penerbitan. Pada pasar konvensional, instrument yang diterbitkan
berupa instrument yang dijual dengan diskon dan didasarkan pada perhitungan bunga.
Sedangkan pasar uang syariah lebih kompleks dan mendekati pada mekanisme pasar
modal, yaitu mengandung investasi, kerjasama dan lainnya yaitu mudhorobah,
musyarakah, qard dan wadiah.
2. Sifat Instrument, sifat instrument pasar uang konvensional yaitu surat berharga yang
mewakili uang dimana unit yang satu memiliki kewajiban pada unit lain. Sedangkan
instrument keuangan syariah harus didukung oleh aktiva, proyek aktiva dan transaksi
jual beli yang melatar belakanginya.

Anda mungkin juga menyukai