NIM : 711540119031
Kelas : 1A
1. Seorang perempuan datang periksa ke Puskesmas untuk periksa hamil, mengeluh takut menghadapi persalinan. Dukungan apakah yang perlu diberikan dari suami ?
Jawaban: B
Jawaban: C
3. Seorang perempuan datang periksa kehamilan dengan keluhan tidak ada yang memperhatikan karena suami tugas di luar kota. Untuk mengkaji adanya dukungan dari
Jawaban: E
4. Seorang ibu hamil periksa ke klinik anda mengeluh takut tidak tahan sakit kalau melahirkan. Apakah jawaban anda ?
A. Tidak apa–apa bu, kalau ibu tidak tahan bisa disuntik untuk mengurangi rasa sakit.
B. Kalau ibu tidak tahan bisa melahirkan dengan operasi jadi tidak sakit
Jawaban: D
5. Untuk mendapatkan rasa nyaman pada ibu hamil, apakah yang harus dilakukan ?
Jawaban: A
6. Ibu hamil membutuhkan rasa nyaman dan aman. Rasa aman yang bisa diberikan bidan pada ibu hamil adalah :
Jawaban: B
7. Ibu hamil dan suami harus disiapkan secara fisik dan psikologis untuk menjadi calon orangtua,untuk mencegah post partum blues. Yang dimaksud post partum blues
adalah:
Jawaban: E
8. Orangtua supaya menyiapkan sibling supaya siap menerima adik yang akan dilahirkan, yang harus dilakukan orang tua adalah:
B. Mengatakan bahwa sekarang sudah punya adik jadi harus berani tidur sendiri
Jawaban: D
9. Orangtua supaya menyiapkan sibling supaya siap menerima adik yang akan dilahirkan.Anak umur berapakah mulai dapat diajak komunikasi untuk disiapkan menerima
adiknya?
A. 2 tahun
B. 3 tahun
C. 4 tahun
D. 5 tahun
E. 1-2 tahun
Jawaban: A
10. Dina seorang anak berumur 2 tahun, ibunya hamil 6 bulan.Respon apakah anak seumur Dina terhadap kehamilan ibunya ?
Jawaban: E
ESAAY
1. Berikan Contoh Kasus Permasalahan Yang Bisa Di Hadapi Seorang Calon Ibu Dalam Dukungan Keluarga :
Ia menggantungkan dirinya pada cowok yang kala itu memberikan perhatian yang enggak pernah ia dapatkan dari
keluarganya.
Namun, B melakukan kesalahan hingga akhirnya hamil di usia 16 tahun dan terpaksa putus sekolah.
Tahun 2010 merupakan tahun yang enggak akan pernah bisa aku lupakan seumur hidupku. Di tahun itu orang tuaku
bercerai.
Setelah beribu pertengkaran yang enggak pernah ada solusinya, mereka memutuskan untuk berpisah.
Aku hancur. Bukan berarti aku memiliki hidup yang indah sebelumnya, tapi perceraian papa dan mama merupakan
Tahun itu pula aku harus berpisah dengan mama dan adikku. Tanpa diberi kesempatan untuk memilih, aku harus ikut
Masa-masa adaptasi di lingkungan baru bukan hal yang mudah. Aku masuk ke salah satu sekolah ternama di
Ditambah lagi dengan perbedaan budaya yang semakin membentangkan jarak antara aku dan teman-teman baruku.
Sampai akhirnya aku kenalan dengan seorang cowok ketika di pelajaran olahraga.
Berbeda dari teman sekelasku yang lain, ia baik banget. Ia menanyakan alamat rumahku, bahkan menawariku
tumpangan sepulang sekolah. Singkatnya kami menjadi dekat dan akhirnya berpacaran.
Pekerjaan ayah yang mengharuskannya untuk sering bepergian membuatku lebih sering berada di rumah sendirian.
Sampai akhirnya, ketika untuk kesekian kalinya aku mengundangnya datang ke rumah, kami berciuman. Mulai dari sana,
timbul keinginan untuk melakukan hal lebih. Sampai akhirnya kami melakukan hubungan seks.
Ketika itu terjadi, aku sadar aku sudah enggak perawan lagi, tapi aku sama sekali enggak menyesal. Saat itu aku
berpikir, itu hal yang tepat. Toh kami sama-sama saling mencintai.
Di sisi lain, mungkin saat itu ada bagian dari diriku yang ingin balas dendam dengan kehidupan. Kehidupanku yang
Masalah yang lebih besar pun datang. Beberapa minggu setelah kejadian itu, aku harus menelan kenyataan bahwa aku
hamil, dan aku masih 16 tahun. Aku dan dia sama-sama takut.
Tapi dia memberanikan diri untuk mengaku kepada kedua orangtuanya juga ayahku.
Masalahnya, ayahku tipe orang yang sangat keras. Aku tahu pada saat itu sejuta perasaan pasti berkecamuk dalam
dirinya.
kelasku pun tahu. Berbagai makian dan julukkan kasar pun dilontarkan kepadaku. Cewek bispak, murahan, lonte, dan
Namun fokus terbesarku saat itu adalah masalah kehamilanku. Aku enggak siap hamil. Enggak siap menjadi seorang
ibu. Dengan sejarah keluargaku yang kelam itu, bagimana aku bisa jadi ibu yang baik? Aku juga enggak siap untuk
menikah.
Dengan segala alasan, aku memutuskan kembali ke Jakarta dan tinggal bersama mama. Hidupku kembali berubah.
Setelah mama membujukku terus menerus, akhirnya aku mau menikah dengan pacarku itu. Tentunya tanpa dihadiri
ayah.
Saat itu aku enggak lagi sanggup berharap untuk masa depan. Masa depan apanya, ijazah SMA saja kami enggak
punya. Karena suamiku belum mempunyai pekerjaan, kami terpaksa tinggal di rumah orangtua suamiku.
Ketika itu aku menjalani hidupku dengan pasrah. Tanpa tujuan dan tanpa arah. Sama sekali enggak terbayang
Pasca kelahiran anak kami, pasanganku sepertinya mulai menyadari kalau sebagai kepala rumah tangga setidaknya
Tapi tanpa adanya gelar dan keahlian, pekerjaan yang ia dapatkan hanyalah sebagai tukang parkir di sebuah swalayan
Di masa-masa sulit itulah aku sadar bahwa tindakan bodohku untuk balas dendam pada kenyataan pahit yang aku alami
betul-betul salah.
Alasanku untuk berhubungan seks di usia dini juga merupakan sebuah kekeliruan besar. Itu bukan cinta, tapi
pelampiasan. Yang aku dapatkan setelahnya hanya rasa penyesalan yang mendalam.
Saat ini kami tinggal di sebuah kontrakan kecil di Tangerang. Suamiku bekerja serabutan, kadang menjadi kuli
bangunan, kadang kala juga menjadi tukang ojek, dan berbagai pekerjaan lainnya.
Aku hanya di rumah, mengurus rumah sekaligus menjaga anakku yang kini sudah duduk di bangku TK.
Ada sorang ibu yang baru melahirkan, ibu itu sangat senang karena dia bisa melahirkan dengan normal dan dengan keadaan bayi yang sehat.
Bidan menyarankan kepada ibu agar menyusui bayinya karena Air susu ibu merupakan nutrisi terbaik bagi bayi yang tidak bisa digantikan oleh
bahan apa pun. Tetapi karena ibu harus menyelesaikan tugasnya diluar kota jadi ibu memilih untuk tidak memberikan Asi, ibu yang bekerja tidak
bisa meninggalkan pekerjaannya untuk menyusui bayinya karena tuntutan tanggung jawab pekerjaannya. Suami dan keluarganya terus memberikan
semangat kepadanya karena ini resiko menjadi seorang ibu, memang Pekerjaan penting tapi anak juga penting tapi untuk mempersiapkan masa
depan anak, terpaksa anaknya pun diberikan susu formula untuk pengganti Asi agar kecukupan nutrisinya terpenuhi.
Pasangan suami istri yang rumah tangganya baru jalan 2 bulan, istrinya belum ingin mempunyai anak karena Belum siap secara emosional,
Kondisi emosional seseorang sangat mempengaruhi perilakunya dalam mengambil keputusan. Hamil dan mengurus anak bukan hal mudah bagi seorang ibu. Mereka
butuh kematangan emosional untuk bisa mengurus anak dengan baik.Seiring berjalannya waktu keluarga dan teman-teman selalu memberikan dorongan positif kepada
mereka jangan sampai perasaan ini menjadi kendala bagi mereka untuk tidak mempunyai anak, apalagi anak itu karunia yang sangat berharga yang diberikan tuhan
kepada setiap manusia,semua bisa di lalui dengan mendekatkan diri kepada tuhan, menghilangkan fikiran negativ dan sering berkonsultasi dengan bidan atau teman
yang sudah mempunyai anak agar bisa lebih banyak belajar pengalaman dari teman, belajar mempersiapan diri menjadi seorang ibu dan mempersiapkan segala
wawasan soal cara merawat anak dengan baik sebelum hamil.