Anda di halaman 1dari 8

Nama : Putri Damayanti Gunarso

NIM : 711540119031

Kelas : 1A

Pilihlah dengan menyilang jawaban yang benar di bawah ini:

1. Seorang perempuan datang periksa ke Puskesmas untuk periksa hamil, mengeluh takut menghadapi persalinan. Dukungan apakah yang perlu diberikan dari suami ?

A. Suami membelikan perhiasan sebagai rasa sayang yang sangat besar

B. Suami berjanji akan mendampingi ketika istri melahirkan

C. Suami mengatakan bangga mendapat keturunan

D. Suami memuji istrinya adalah orang yang sangat disayangi

E. Suami menjaga istri 24 jam

Jawaban: B

2. Bentuk dukungan suami menerima kehadiran bayinya adalah :  

A. Suami mengatakan senang kalau anaknya laki - laki

B. Suami mengatakan senang kalau anaknya perempuan

C. Suami mau menerima bayinya baik laki maupun perempuan

D. Suami mengantar istri ketika periksa hamil  

E. Suami bercerita kepada teman sekantor hal kelahiran anaknya

Jawaban: C

3. Seorang perempuan datang periksa kehamilan dengan keluhan tidak ada yang memperhatikan karena suami tugas di luar kota. Untuk mengkaji adanya dukungan dari

keluarga, apakah yang Anda tanyakan pada saat anamneses ?

A. Apakah suami bekerja keras sampai jarang pulang?  

B. Apakah orangtua kadang–kadang berkunjung? C. Apakah ibu sering datang ke pengajian?

D. Apakah ada kegiatan selingan ibu dirumah?  

E.  Apakah hubungan mereka baik-baik saja  

Jawaban: E

4. Seorang ibu hamil periksa ke klinik anda mengeluh takut tidak tahan sakit kalau melahirkan. Apakah jawaban anda ?  

A.  Tidak apa–apa bu, kalau ibu tidak tahan bisa disuntik untuk mengurangi rasa sakit.

B.   Kalau ibu tidak tahan bisa melahirkan dengan operasi jadi tidak sakit

C.   Ibu tidak usah takut, saya akan mendampingi ibu

D.  Mari latihan relaksasi untuk mengurangi sakit ketika melahirkan

E.  Banyak ibu hamil melahirkan dengan tanpa masalah  

Jawaban: D

5. Untuk mendapatkan rasa nyaman pada ibu hamil, apakah yang harus dilakukan ?

A. Makan bergizi untuk kecukupan kebutuhan ibu dan janinnya  

B. Orangtua sering menjenguk untuk memperhatikan kehamilannya

C. Perasaan pasrah terhadap kehamilan.

D. Latihan relaksasi untuk mengurangi nyeri pinggang akibat pembesaran uterus.

E.  Berpikir positif dan melakukan pekerjaan rumah tangga  setiap hari  

  Jawaban: A
 

6. Ibu hamil membutuhkan rasa nyaman dan aman. Rasa aman yang bisa diberikan bidan pada     ibu hamil adalah :

A. Bidan menjadi pendamping dan pembimbing klas ibu hamil

B. Bidan memberikan penyuluhan tentang makanan yang bergizi

C. Bidan menganjurkan agar suaminya selalu mengantar ketika istrinya periksa

D. Bidan memilihkan tempat persalinan yang baik

E. Keluarga harus mengertikondisi ibu hamil

Jawaban: B

7. Ibu hamil dan suami harus disiapkan secara fisik dan psikologis untuk menjadi calon orangtua,untuk mencegah post partum blues. Yang dimaksud post partum blues

adalah:

A. Depresi terjadi 7 hari setelah melahirkan sampai 30 hari

B. Kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan yang muncul sementara

C. Murung dan sedih setelah melahirkan berlangsung selama 30 hari

D. Depresi terjadi minggu 1 setelah melahirkan sampai 6 minggu

E. Kejadian dimana ibu mengalami depresi berat  

Jawaban: E

8. Orangtua supaya menyiapkan sibling supaya siap menerima adik yang akan dilahirkan, yang harus dilakukan orang tua adalah:

A. Meminta untuk mengambilkan popok ketika adiknya BAK

B. Mengatakan bahwa sekarang sudah punya adik jadi harus berani tidur sendiri

C. Diajak meraba perut ibunya ketika ada gerakan janin.

D. Meminta untuk lebih mandiri setelah adiknya lahir

E. Diminta untuk mendoakan agar ibu dan adiknya lahir selamat  

Jawaban: D

9. Orangtua supaya menyiapkan sibling supaya siap menerima adik yang akan dilahirkan.Anak umur berapakah mulai dapat diajak komunikasi untuk disiapkan menerima

adiknya?

A. 2 tahun

B. 3 tahun

C. 4 tahun

D. 5 tahun

E. 1-2 tahun  

Jawaban: A

10. Dina seorang anak berumur 2 tahun, ibunya hamil 6 bulan.Respon apakah anak seumur Dina terhadap kehamilan ibunya ?

A. Belum mengerti tentang kehamilan ibunya.

B. Menyadari perut ibunya yang semakin besar.


C. Bisa menerima kehamilan ibunya.

D. Bertanya secara rinci tentang kehamilan ibunya

E. Gembira akan mendapat adik sebagai teman

  Jawaban: E

ESAAY

1. Berikan Contoh Kasus Permasalahan Yang Bisa Di Hadapi Seorang Calon Ibu Dalam Dukungan Keluarga :

a. Kehamilan di luar Nikah

b. Ibu yang tidak mau menyusui bayinya

c. Belum siap menjadi orang tua

A. Kehamilan di luar Nikah


Masa-masa remaja yang seharusnya dilalui dengan indah rupanya enggak dialami oleh B.

Dibesarkan di keluarga broken home membuatnya mencari pelarian lain.

Ia menggantungkan dirinya pada cowok yang kala itu memberikan perhatian yang enggak pernah ia dapatkan dari

keluarganya.

Namun, B melakukan kesalahan hingga akhirnya hamil di usia 16 tahun dan terpaksa putus sekolah.

Hamil di Usia 16 Tahun


“Aku hamil di usiaku yang masih 16 tahun. Bukan, bukan karena diperkosa. Tapi, karena aku salah langkah.

Tahun 2010 merupakan tahun yang enggak akan pernah bisa aku lupakan seumur hidupku. Di tahun itu orang tuaku

bercerai.

Setelah beribu pertengkaran yang enggak pernah ada solusinya, mereka memutuskan untuk berpisah.

Aku hancur. Bukan berarti aku memiliki hidup yang indah sebelumnya, tapi perceraian papa dan mama merupakan

pukulan besar dalam hidupku.

Tahun itu pula aku harus berpisah dengan mama dan adikku. Tanpa diberi kesempatan untuk memilih, aku harus ikut

papaku ke Kalimantan. Sedangkan mama dan adikku tetap tinggal di Jakarta.

Masa-masa adaptasi di lingkungan baru bukan hal yang mudah. Aku masuk ke salah satu sekolah ternama di

Kalimantan tanpa ada perasaan bahagia sedikit pun. Hampa.

Ditambah lagi dengan perbedaan budaya yang semakin membentangkan jarak antara aku dan teman-teman baruku.

Sampai akhirnya aku kenalan dengan seorang cowok ketika di pelajaran olahraga.

Berbeda dari teman sekelasku yang lain, ia baik banget. Ia menanyakan alamat rumahku, bahkan menawariku

tumpangan sepulang sekolah. Singkatnya kami menjadi dekat dan akhirnya berpacaran.

Melakukan Hubungan Seks

Pekerjaan ayah yang mengharuskannya untuk sering bepergian membuatku lebih sering berada di rumah sendirian.

Kesepian, aku menyuruh dia untuk menemaniku.


Sekali, dua kali, enggak ada yang terjadi. Kami hanya ngobrol biasa, nonton TV, dan bercanda. Hal normal yang

dilakukan pasangan yang berpacaran.

Sampai akhirnya, ketika untuk kesekian kalinya aku mengundangnya datang ke rumah, kami berciuman. Mulai dari sana,

timbul keinginan untuk melakukan hal lebih. Sampai akhirnya kami melakukan hubungan seks.

Ketika itu terjadi, aku sadar aku sudah enggak perawan lagi, tapi aku sama sekali enggak menyesal. Saat itu aku

berpikir, itu hal yang tepat. Toh kami sama-sama saling mencintai.

Di sisi lain, mungkin saat itu ada bagian dari diriku yang ingin balas dendam dengan kehidupan. Kehidupanku yang

sudah hancur dan memuakkan.

Masalah yang lebih besar pun datang. Beberapa minggu setelah kejadian itu, aku harus menelan kenyataan bahwa aku

hamil, dan aku masih 16 tahun. Aku dan dia sama-sama takut.

Tapi dia memberanikan diri untuk mengaku kepada kedua orangtuanya juga ayahku.

Masalahnya, ayahku tipe orang yang sangat keras. Aku tahu pada saat itu sejuta perasaan pasti berkecamuk dalam

dirinya.

Luapan kemarahan, kesedihan, dan kekecewaan jadi satu.

Di hari kami mengaku, ayah mengusirku dari rumah.

Keluar dari Sekolah


Berita kehamilanku pun segera menyebar. Dalam waktu singkat satu sekolah tahu kalau aku hamil, bahkan kakak-kakak

kelasku pun tahu. Berbagai makian dan julukkan kasar pun dilontarkan kepadaku. Cewek bispak, murahan, lonte, dan

masih banyak lagi predikat yang mereka berikan untukku.

Namun fokus terbesarku saat itu adalah masalah kehamilanku. Aku enggak siap hamil. Enggak siap menjadi seorang

ibu. Dengan sejarah keluargaku yang kelam itu, bagimana aku bisa jadi ibu yang baik? Aku juga enggak siap untuk

menikah.

Dengan segala alasan, aku memutuskan kembali ke Jakarta dan tinggal bersama mama. Hidupku kembali berubah.

Setelah mama membujukku terus menerus, akhirnya aku mau menikah dengan pacarku itu. Tentunya tanpa dihadiri

ayah.

Merasa Enggak Punya Masa Depan

Saat itu aku enggak lagi sanggup berharap untuk masa depan. Masa depan apanya, ijazah SMA saja kami enggak

punya. Karena suamiku belum mempunyai pekerjaan, kami terpaksa tinggal di rumah orangtua suamiku.

Ketika itu aku menjalani hidupku dengan pasrah. Tanpa tujuan dan tanpa arah. Sama sekali enggak terbayang

bagaimana rumah tangga ini nantinya.

Pasca kelahiran anak kami, pasanganku sepertinya mulai menyadari kalau sebagai kepala rumah tangga setidaknya

harus berusaha mencari nafkah.

Tapi tanpa adanya gelar dan keahlian, pekerjaan yang ia dapatkan hanyalah sebagai tukang parkir di sebuah swalayan

dekat komplek rumah kami.


Penghasilannya yang enggak seberapa hanya cukup untuk memberi makan kami sehari demi sehari. Sedangkan

kebutuhan kami yang lainnya masih ditanggung oleh orangtua.

Di masa-masa sulit itulah aku sadar bahwa tindakan bodohku untuk balas dendam pada kenyataan pahit yang aku alami

betul-betul salah.

Alasanku untuk berhubungan seks di usia dini juga merupakan sebuah kekeliruan besar. Itu bukan cinta, tapi

pelampiasan. Yang aku dapatkan setelahnya hanya rasa penyesalan yang mendalam.

Saat ini kami tinggal di sebuah kontrakan kecil di Tangerang. Suamiku bekerja serabutan, kadang menjadi kuli

bangunan, kadang kala juga menjadi tukang ojek, dan berbagai pekerjaan lainnya.

Aku hanya di rumah, mengurus rumah sekaligus menjaga anakku yang kini sudah duduk di bangku TK.

B. Ibu yang tidak mau menyusui bayinya

Ada sorang ibu yang baru melahirkan, ibu itu sangat senang karena dia bisa melahirkan dengan normal dan dengan keadaan bayi yang sehat.

Bidan menyarankan kepada ibu agar menyusui bayinya karena Air susu ibu merupakan nutrisi terbaik bagi bayi yang tidak bisa digantikan oleh

bahan apa pun. Tetapi karena ibu harus menyelesaikan tugasnya diluar kota jadi ibu memilih untuk tidak memberikan Asi, ibu yang bekerja tidak

bisa meninggalkan pekerjaannya untuk menyusui bayinya karena tuntutan tanggung jawab pekerjaannya. Suami dan keluarganya terus memberikan

semangat kepadanya karena ini resiko menjadi seorang ibu, memang Pekerjaan penting tapi anak juga penting tapi untuk mempersiapkan masa

depan anak, terpaksa anaknya pun diberikan susu formula untuk pengganti Asi agar kecukupan nutrisinya terpenuhi.

C. Belum siap menjadi orang tua

Pasangan suami istri yang rumah tangganya baru jalan 2 bulan, istrinya belum ingin mempunyai anak karena Belum siap secara emosional,

Kondisi emosional seseorang sangat mempengaruhi perilakunya dalam mengambil keputusan. Hamil dan mengurus anak bukan hal mudah bagi seorang ibu. Mereka

butuh kematangan emosional untuk bisa mengurus anak dengan baik.Seiring berjalannya waktu keluarga dan teman-teman selalu memberikan dorongan positif kepada

mereka jangan sampai perasaan ini menjadi kendala bagi mereka untuk tidak mempunyai anak, apalagi anak itu karunia yang sangat berharga yang diberikan tuhan

kepada setiap manusia,semua bisa di lalui dengan mendekatkan diri kepada tuhan, menghilangkan fikiran negativ dan sering berkonsultasi dengan bidan atau teman

yang sudah mempunyai anak agar bisa lebih banyak belajar pengalaman dari teman, belajar mempersiapan diri menjadi seorang ibu dan mempersiapkan segala
wawasan soal cara merawat anak dengan baik sebelum hamil.

Anda mungkin juga menyukai