Anda di halaman 1dari 17

Skill Lab Family Folder

Laporan Kasus Hipertensi Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga di


Puskesmas Kecamatan Kusuma Wijaya
Juli 2018

Evan Erlando
102015114
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Kampus II: Jl. Terusan Arjuna No.6, Jakarta 11510
Email: evanerlando@gmail.com

PUSKESMAS : Kusuma Wijaya, Jelambar

Identitas Pasien:
a. Nama : Tn. Budiono
b. Umur : 72 tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Pekerjaan : Tidak bekerja
e. Pendidikan : SMP (tamat)
f. Alamat : Jelambar baru RT 2 RW 11 no 28
g. Telepon : 081908833447

Keluhan Utama
Bengkak pada kaki kanan dan kiri

Keluhan Tambahan
Tidak ada
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan bengkak pada kaki kanan dan kiri dan ingin kontrol
tekanan darahnya. Os mengaku mempunyai riwayat tekanan darah tinggi sejak berusia 52 tahun.
Pusing, pegal- pegal pada tengkuk, nyeri dada dan gangguan penglihatan disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat alergi : disangkal
Riwayat hipertensi : dibenarkan
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat penyakit paru : disangkal
Riwayat penyakit diabetes : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Dari orang tua (Ayah) menderita hipertensi, adik menderita stroke ringan terdiagnosis pada tahun
2010.

Riwayat Kebiasaan Sosial

Pasien sering melakukan senam pagi, jarang jajan di luar rumah, makan teratur dan bervariasi,
jarang berekreasi, sudah berhenti merokok sejak 5 tahun yang lalu dan tidak minum alkohol.

Hubungan Psikologis dengan keluarga

Pasien berhubungan baik dengan istri, anak-anak dan cucu.

Aktifitas social
Tidak ada

Kegiatan kerohanian
Pasien selalu melakukan kewajibannya beribadah di masjid.

Riwayat Biologis Keluarga: orang tua sudah meninggal karena sudah tua
Keadaan kesehatan sekarang : Baik
Kebersihan perorangan : Baik
Penyakit yang sering diderita : Adik terkena stroke ringan
Penyakit keturunan : Hipertensi
Penyakit kronis/menular : Tidak ada
Kecacatan anggota keluarga : Tidak ada
Pola makan : Baik
Pola istirahat : Baik
Jumlah anggota keluarga : 6 orang

Psikologis Keluarga:
Kebiasaan buruk : Tidak ada
Pengambilan keputusan : Keluarga secara bersama- sama
Ketergantungan obat : Tidak ada
Tempat mencari pelayanan kesehatan : Puskesmas Kecamatan Kusuma Wijaya
Pola rekreasi : Kurang

Keadaan rumah/lingkungan: tidak beresiko


Jenis bangunan : Permanen
Lantai rumah : Keramik
Luas rumah : 9 x 12 m2
Penerangan : Kurang
Kebersihan : Baik
Ventilasi : Kurang
Dapur : Ada
Jamban keluarga : Ada
Sumber air minum : Air ledeng (pam)
Sumber pencemaran air : Tidak ada
Pemanfaatan pekarangan : Tidak ada
Sistem pembuangan air limbah : Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada
Sanitasi lingkungan : Baik

Spiritual Keluarga:
Ketaatan beribadah : Baik
Keyakinan tentang kesehatan : Baik

Keadaan Sosial Keluarga


Tingkat pendidikan : Sedang
Hubungan antar anggota keluarga : Baik
Hubungan dengan orang lain : Baik
Kegiatan organisasi sosial : Baik
Keadaan ekonomi : Baik

Kultural Keluarga:
Adat yang berpengaruh : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
Daftar Anggota Keluarga
No Nama Hub dgn Umu Pendidikan Pekerjaan Agama Keadaan Keadaan Imunisas KB
KK r kesehatan gizi i
1. Budiono Bapa 72 SMA Tidak Islam Baik Baik  -
tahun bekerja
2. Sumarti Isteri 60 SMA Tidak Islam Baik Baik  -
tahun bekerja
3. Udin Anak 39 Sarjana Karyawan Islam Baik Baik  -
tahun
4. Budiman Cucu 19 SMA - Islam Baik Baik  -
tahun
5. Nasri Cucu 15 SMP - Islam Baik Baik  -
tahun
6. Tono Cucu 11 SD - Islam Baik Baik  -
tahun
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan gizi : Cukup
Tekanan Darah : 150/ 80 mmHg
Nadi : 80 kali / menit
Pernapasan : 19 kali / menit
Suhu : 37 o C
Palpasi : Edema pada kedua kaki.
Berat badan : 58 kg
Tinggi badan : 155 cm
BB (kg)
IMT= Status Gizi
TB2 (m 2)
BB(kg)
IMT= = 58 = 24,14
TB2 (m2)
15
(1,55)2¿ 2
=¿
(0,9)
IMT normal : 18,5–24,9 kg/m2
IMT pasien dalam batas normal.

Pemeriksaan fisik yang dianjurkan


1. Mata: pemeriksaan funduskopi untuk penyempitan retinal arteriol, perdarahan, eksudat dan
papill 
2. Leher: JVP, bising karotis dan pembesaran thyroid
3. Thoraks
- Paru
Untuk memeriksa sistem pernapasan (irama, frekuensi, jenis suara napas). Pemeriksaan meliputi
Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi .
- Jantung
Inspeksi, palpasi, perkusi untuk menentukan batas-batas jantung dan Aauskultasi untuk
memeriksa denyut jantung, suara jantung, bising jantung.

4. Abdomen : bruit hepar, pembesaran ginjal


5. Ekstremitas : lemahnya atau hilangnya nadi perifer, edema
6. Neurologi: tanda thrombosis cerebral dan perdarahan

Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan


1. Darah lengkap dan laboratorium rutin
2. Ureum kreatinin dan urinalisis (untuk menilai fungsi ginjal)
3. Gula darah sewaktu
4. Elektrokardiografi (untuk melihat factor resiko jantung sperti gagal jantung)
5. Foto thorax pa (untuk melihat pembesaran jantung)
6. Usg ginjal dan ekokardiografi

Diagnosis
Biologi
Hipertensi Esensial, karena tidak didapatkan penyakit lain sebagai penyebab hipertensi.
Psikologi
baik
Sosial
baik

Penatalaksanaan Penyakit dan Edukasi

Healt Promotion
Penyuluhan tentang definisi hipertensi, gejala hipertensi, faktor-faktor risiko terjadinya
hipertensi dan pencegahan hipertensi misal dengan penyuluhan tentang hidup sehat, kurangi
makanan yang banyak mengandung garam, beraktifitas fisik, dan coba untuk tetap tidak
merokok.
Spesific Protection
Melakukan kegiatan untuk mengurangi atau menghentikan faktor resiko hipertensi sebelum
penyakit hipertensi terjadi dengan peningkatan perilaku hidup sehat yaitu makan cukup sayur-
buah sedikitnya 5 porsi sehari, rendah garam dan lemak, rajin kendalikan berat badan dengan
melakukan aktifitas fisik secara rutin, berhenti merokok dan hindari asap rokok, mengendalikan
stress dan menjaga gula darah.

Early Diagnosis dan Promt treatment


Pencegahan sekunder ditujukan pada kegiatan deteksi dini untuk menemukan penyakit dengan
melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur bila ditemukan dapat dilakukan pengobatan
dini.
Terapi medis diberikan dengan jalan memberikan obat-obat antihipertensi. Obat-obat
antihipertensi dibagi menjadi beberapa kelompok obat, yaitu:
1. Diuretik
Merupakan terapi pengobatan pilihan pertama pada terapi hipertensi, misal Diuretik Thiazid
(Chlothlidone), Diuretical Loop (furosemide).
2. Beta Blokers
Obat yang diutamakan untuk hipertensi selain diuretik, misal propanolol, metropolol.
3. ACE-Inhibitor
Diberikan jika obat utama (diuretika dan Beta Blokers) tidak efektif atau kontraindikasi.
4. Antagonis Angiotensin II
Nanopeptida losartan, reseptor penghambat angiotensin II yang sangat selektif telah terbukti
sebagai obat antihipertensi.
5. Calcium Bloker
Diberikan ketika obat-obat dosis pertama(diuretika dan Beta Blokers) kontraindikasi atau tidak
efektif.
6. Alpha Blokers
Mengurangi tahanan pembuluh darah perifer dan menurunkan tekanan darah arteri melalui
relaksasi arteri dan otot polos vena, misal dozazonin, phentolamine mesylate
Dissability Limitation
Memastikan terapi yang sedang dijalani tersebut berjalan dengan baik.
Mencegah terjadinya komplikasi dengan cara mengikuti seluruh pantangan dalam
mengkonsumsi makanan, serta taat dalam mengkonsumsi obat anti hipertensi.
Rehabilitation
Rehabilitatif adalah suatu kegiatan difokuskan kepada mempertahankan kualitas hidup penderita
yang telah mengalami penyakit. Pada pasien belum perlu dilakukan tindakan rehabilitatif selain
pemeriksaan tekanan darah teratur ke puskesmas untuk memastikan tekanan darah dalam batas
terkontrol dan untuk memeriksakan tanda-tanda kerusakan organ target dan komplikasi akibat
hipertensi tersebut.

Prognosis:
Penyakit
Bila pasien teratur meminum obat yang diberikan dan selalu memeriksa tekanan darahnya ke
Puskesmas secara teratur, dan didukung dengan pola hidup sehat yang baik maka prognosis
penyakit pasien adalah baik (dubia et bonam).
Keluarga
Adanya hubungan yang baik antar anggota keluarga pasien serta keluarga yang sangat
mendukung kesehatan pasien dapat membuat suasana keluarga yang sehat jasmani dan rohani
dan prognosisnya baik untuk pasien maupun keluarganya.
Masyarakat
Untuk masyarakat sekitar pasien tinggal, karena hipertensi yang diderita pasen tidak menular,
maka prognosisnya ad bonam.

Resume
Telah diperiksa seorang bapak (Tn. Budiono) berumur 72 tahun dengan keluhan edema pake
kedua kakinya. Keluhan lain yang mengarah ke penyakit penyerta disangkal. Pasien tinggal di
pemukiman penduduk yang kebersihannya cukup diperhatikan. Pasien mempunyai kebiasaan
merokok yang sudah berhenti lima tahun yang lalu. Pasien juga mengatakan bahwa anggota
keluarganya (ayah) yang mengalami hipertensi dan adiknya yang mengalami stroke ringan.
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah darah lengkap dan laboratorium rutin, ureum
kreatinin dan urinalisis, gula darah sewaktu, elektrokardiografi, foto thorax pa, usg ginjal dan
ekokardiografi.

Pada 19 Juli 2018 saya telah ke Puskesmas Wijaya Kusuma dan ditugaskan untuk bertemu
dengan seorang pasien laki-laki bernama Tn. Budiono untuk mengecek penyakit hipertensi yang
dideritanya berdasarkan aspek kedokteran keluarga. Kemudian, saya lakukan kunjungan rumah
untuk melakukan anamnesis dan melihat kondisi pasien serta rumah pasien. Tn. Budiono sudah
menderita hipertensi sejak 20 tahun lalu. Pertama kali dia mengetahui mengenai penyakitnya ini
adalah karena dia mengikuti pemeriksaan umum di dokter karena umurnya yang semakin lanjut.
Sewaktu kujungan, kondisi pasien dalam keadaan baik, tidak ada demam. Tidak juga ada
keluhan yang diakibatkan oleh hipertensi yang dideritan pasien. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah adalah 150/80mmHg
Pasien bersekolah sampai tingkat tamat SMP. Pasien menyatakan bahwa sebelum ini dia
bekerja. Akan tetapi, kerana usia yang sudah lanjut dan disuruh anak-anaknya, dia telah berhenti
bekerja. Pasien mengatakan bahwa dia sering berolahraga setiap pagi. Pola makan pasien teratur
dan bervariasi. Pasien dulu merokok namun sudah berhenti sejak lima tahun yang lalu.
Rumah pasien terletak dikawasan perumahan yang cukup bersih. Luas kawasan rumah
pasien kira-kira 9 x 12 m2 dengan dua kamar tidur dan satu kamar mandi. Terdapat sistem
limbah dan pembuangan sampah yang memenuhi syarat kesehatan. Pencahayaan didalam rumah
kurang baik karena tidak ada jendela yang mencukupi untuk seluruh bagian rumah dan jendela di
depan rumah sering ditutup dan terlalu gelap sehingga sumber cahaya matahari yang masuk juga
agak terbatas karena kondisi rumah yang terletak agak dalam dan tidak bisa ditembus cahaya
matahari. Sumber pengudaraan yang ada di rumah tersebut hanyalah pintu hadapan rumah
sehingga dapat dinyatakan kurang baik. Kebersihan dalam rumah baik. Kesemua alat memasak
dan makan dicuci di wastafel serta tidak terdapat sampah yang tidak dibuang. Sumber air minum
berasal dari air leding, dan air tersebut digunakan untuk keperluan memasak, mencuci dan
mandi.
Hubungan pasien dengan semua anggota keluarga terjalin dengan baik. Semua keluarga
saling bekerjasama dan pasien terlihat bahagia dengan keluarga yang dimilikinya. Sifat pasien
yang ramah juga membuatkan keluara ini harmonis. Selain itu, pasien juga sering menelefon
anaknya yang tinggal berpisah dari rumahnya. Keluarga pasien jarang turut ikut serta dalam
kegiatan sosial di tempat mereka tinggal, namun keluarga pasien tetap sering berkomunikasi
dengan tetangga mereka.
Sumber pendapatan keluarga ini adalah sepenuhnya oleh satu anaknya yang telah bekerja.
Semua anggota keluarganya menjalankan ibadah mereka dengan baik.
Tn. Budiono merupakan seorang yang sudah peduli akan kesehatannya. Akan tetapi, Tn.
Budioni harus memperbaiki kondisi rumahnya yang kurang menepati syarat kesehatan.
Foto 1: Depan rumah

Foto 2: Dalam rumah (Lantai dan penerangan)


Foto 3 : Dapur rumah

Foto 4 : Toilet rumah


Foto 4 : Pemeriksaan fisik
Hipertensi
Pada 90-95% orang mengalami peningkatan tekanan darah (hipertensi esensial) yang
sebabnya tidak diketahui yang ditingkatkan oleh gaya hidup yang kurang aktif, merokok, berat
badan berlebih, diet tinggi lemak, konsumsi alcohol dan stress. 1 Pada 5-10% orang (hipertensi
sekunder) mempunyai penyakit lain yang mendasari menyebabkan tingginya tekanan darah dan
memerlukan pengobatan segera.2

Tabel 2. Klasifikasi Hipertensi menurut JNC VIII 2003.3

Terdapat faktor-faktor risiko yang berperan dalam hipertensi. Faktor resiko yang dapat diubah
dan tidak dapat diubah.3

Faktor – Faktor yang dapat diubah termasuk gaya hidup, antara lain :3

 Merokok
 Kurang aktivitas fisik
 Kelebihan berat badan
 Diet tinggi lemak
 Asupan garam berlebih
 Konsumsi alkohol berlebihan

Faktor – Faktor yang tidak dapat diubah, antara lain :3

 Riwayat keluarga dengan hipertensi


 Usia > 45 tahun pada pria dan >55 tahun pada wanita
 Etnik / suku bangsa
Penurunan BB pada Obesitas
Dengan menurunkan BB dapat menurunkan tekanan darah terbukti bahwa daya pompa jantung
dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan
dengan orang dengan berat badan normal
Mengurangi Konsumsi Garam
Pada hipertensi esensial ringan, pengurangan asupan garam dapat digunakan sebagai awal
pengobatan hipertensi dan telah dibuktikan dapat menurunkan tekanan darah. Pembatasan
konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 gram per hari.
Membatasi Konsumsi Lemak
Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak terlalu tinggi. Kadar
kolesterol yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam dinding
pembuluh darah. Lama-kelamaan, jika endapan kolesterol bertambah akan menyumbat
pembuluh nadi dan mengganggu peredaran darah. Dengan demikian, akan memperberat kerja
jantung dan secara tidak langsung memperparah hipertensi.
Tidak/mengurangi rokok dan minum alkohol
Alkohol dan rokok diketahui dapat meningkatkan tekanan darah sehingga menghindari alkohol
dan rokok berarti menghindari kemungkinan hipertensi
Olah Raga
Olah raga yang teratur dapat menyerap atau menghilangkan endapan kolesterol pada pembuluh
nadi. Olahraga yang dimaksud adalah latihan menggerakkan semua sendi dan otot tubuh (latihan
isotonik atau dinamik), seperti gerak jalan, naik sepeda
Hindari Stres
Kondisi emosional yang meningkat (stres) dapat meningkatkan tekanan darah

Untuk menegakan diagnosa hipertensi, tekanan darah diukur minimal 2 kali dengan tenggang
waktu 2 menit dalam posisi berbaring atau duduk, dan berdiri sekurangnya setelah 2 menit.
Pengukuran menggunakan yang sesuai, dan sebaiknya dilakukan pada kedua sisi lengan, dan jika
nilainya berbeda maka nilai yang tertinggi yang diambil
Daftar Pustaka
1. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia tahun
2006. Jakarta;2006. Hal 4.
2. Perhimpunan Hipertensi Indonesia. Konsesus Penatalaksanaan Hipertensi Dengan
Modifikasi Gaya Hidup. Jakarta:InaSH;2011
3. Pedoman teknis penemuan dan tatalaksana hipertensi. Jakarta:Kementerian Kesehatan
RI;2013. Hal 5.

Anda mungkin juga menyukai