Anda di halaman 1dari 20

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN

SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA


GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Farmasi merupakan salah satu cabang dalam ilmu kesehatan.
Dalam farmasi dipelajari ilmu mengenai obat-obatan, mekanisme kerja
dari obat, pembuatan sediaan obat serta analisisnya. Analisis farmasi
merupakan suatu cabang ilmu kefarmasian yang mengkaji tentang
analisis kualitatif dan kuantitatif suatu senyawa atau obat-obatan
khususnya dan bahan kimia umumnya.
Analisis volumetri merupakan analisis kimia kuantitatif yang
dilakukan dengan menentukan banyaknya volume suatu larutan yang
konsentrasinya telah diketahui dengan teliti yang bereaksi secara
kwantitatif dengan larutan dari suatu zat yang akan ditentukan
konsentrasinya.
Dasar titrasi argentometri adalah reaksi pengendapan
(presipitasi)dimana zat yang hendak ditentukan kadarnya diendapkan
oleh larutan bakuAgNO3.
Tubuh membutuhkan jumlah yang berbeda untuk setiap vitamin.
Setiap orang punya kebutuhan vitamin yang berbeda. Anak-anak,
orang tua, orang yang menderita penyakit atau wanita hamil
membutuhkan jumlah yang lebih tinggi akan beberapa vitamin dalam
makanan mereka sehari-hari.
Vitamin B1 (thiamyne) adalah salah satu dari macam vitamin yang
mempunyai tingkat kestabilan yang kurang.Berbagai operasi
pengolahan makanan dapat sangat mereduksi kandungan vitamin B1
dalam bahan pangan.Panas, oksigen, belerang dioksida, dan pH
netral atau basa dapat mengakibatkan perusakan vitamin B1 ini
sedangkan cahaya tidak mengurangi vitamin ini.Di samping itu, vitamin
B1 juga membantu proses metabolisme  protein dan lemak. Bila terjadi
defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan,
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
seperti kulit kering dan bersisik. Tubuh juga dapat mengalami  beri-
beri, gangguan saluran pencernaan, jantung, dan sistem saraf. 
Pada praktikum kali ini penetapan kadar sirup vitamin B1 (tiamin
HCl) menggunakan metode volumetri dan gravimetri.
1.2 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk memahami dan
menganalisis suatu kadar Tiamin HCl dengan menggunakan metode
argentometri dan gravimetri.
1.3 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar
Tiamin HCl dari sediaan sirup dengan menggunakan metode
argentometri dan gravimetri.
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Volumetri adalah cara analisis jumlah berdasarkan pengukuran
volume larutan pereaksi berkepekatan tertentu yang direaksikan
dengan larutan contoh yang sedang ditetapkan kadarnya. Reaksi
dijalankan dengan titrasi, yaitu suatu larutan ditambahkan dari buret
sedikit demi sedikit, sampai jumlah zat-zat yang direaksikan tepat
menjadi akivalen satu sama lain. Pada saat titran yang ditambahkan
tampak telah ekivalen, maka penambahan titran harus dihentikan;
saat ini dinamakan titik akhir titrasi (Keenan, 2008).
Vitamin B1 berfungsi untuk pengobatan defisiensi vitamin B1
pada kondisi : beri – beri, wernicke’s encephalophyta syndrom,
peripheral neuritis yang disertai dengan kehamilan pecandu alcohol
dengan komplikasi pada saraf sensor, penderita kelainan metabolik.
(PIO, 2009)
Vitamin, pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua
kelompok yaitu vitamin yang larut dalam lemak yakni vitamin A, D, E,
K; serta vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B dan vitamin C.
(Rohman dan Sumantri, 2007)
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sakarosa. Kecuali dinyatakan lain,kadar sakarosa,C 12H22O11,tidak
kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0%. (Ditjen POM,1979)
Pada proses titrasi, pereaksi ditambahkan secara bertetes-tetes
ke dalamanalit, biasanya menggunakan buret. Pereaksi adalahlarutan
standar yangkonsentrasinya telah diketahui dengan pasti dengan cara
distandarisasi.Penambahan pereaksi dilakukan terus menerus hingga
tercapai ekivalen antarapereaksi dan analit, keadaan ini disebut tititk
ekivalen.Agar dapat mengetahuikapan terjadinya ekivalen antara
pereaksi dan analit, para kimiawanmenambahkan zat kimia yang
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
dinamakan indikator. Indikator akan memberikantanggap berupa
perubahan warna larutan, terbentuknya endapan
atauterbentuknyasenyawa kompleks berwarna. Saat terjadinya
tanggap tersebutdisebut titik akhirtitrasi (Soebiyanto, 2012).
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan
dengan konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi
secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu yang akan di
analisis. Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan-
larutan yang konsentrasinya diketahui disebut analisis
volumetri.Dalam analisis larutan asam dan basa, titrasi melibatkan
pengukuran yang seksama, volume-volume suatu asam dan suatu
basa yang tepat saling menetralkan (Keenan, 2008).
Kunci keberhasilan suatu titrasi adalah mendapatkan secara
tepat volumezat mentitrasi yang dapat bereaksi dengan suatu volume
zat dititrasi hinggadari perbandingan volume itu dapat dihitung
konsentrasi zat yang diketahui.Pada penelitian ini digunakan titrasi
pengendapan, yaitu suatu titrasi antara duazat yang menghasilkan
endapan, Pada tercapainya titik akhir titrasi, ion mentitrasiakan
berlebihan dan dapat dinyatakan dengan indikator yang sesuai.
Reaksi padacara titrasi ini hampir selalu antara Ag+dengan ion halida
dan tiosianat, dan seringdisebut argentometri (Setiorini dan Handoyo,
2010).
Kimia analitik adalah suatu disiplin yang merupakan tulang
punggung ilmu kimia dan tidak dapat diberikan dalam suatu bentuk
bahan studi yang saling terpisahkan dari ilmu kimia karena akan
menurunkan kemampuan analisis seorang peneliti. (Khopkar, 2010)
Titrasi argentometri adalah titrasi dengan menggunakan perak
nitratsebagai titran dimana akan terbentuk garam perak yang sukar
larut. Titrasiargentometri terdapat 3 metode, yaitu metode mohr,
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
metode volhard, dan metodefajans. Dasar titrasi argentometri adalah
reaksi pengendapan (presipitasi)dimana zat yang hendak ditentukan
kadarnya diendapkan oleh larutan bakuAgNO3. Zat tersebut misalnya
garam-garam halogenida (Cl, Br, I), sianida (CN),tiosianida (SCN),
dan fosfat. Titrasi argentometri ialah titrasi denganmenggunakan
perak nitrat sebagai titran dimana akan terbentuk garam perakyang
sukar larut. Metode argentometri disebut juga sebagai metode
pengendapankarena pada argentometri memerlukan pembentukan
senyawa yang relativ tidaklarut atau endapan.Argentometri
merupakan metode umum untuk menetapkankadar halogenida dan
senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan denganperak nitrat
(AgNO3)pada suasana tertentu (Kartika, 2014).
2.2 Uraian Bahan
1. HNO3 (Ditjen POM, 1979)
Nama lain : Asam nitrat
BM / RM : 162,2 / FeCl3
Pemerian : Cairan berasap, jernih, tdak berwarna
Kelarutan : Larut dalam air, larutan beropalesensi.
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
2. Aquadest (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : Aqua destillata
Nama Lain : Air suling
RM/BM : H2O/18,02.
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak
berbau; tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
3. Asam Sulfat (Ditjen POM, 1979)
Nama lain : ACIDIUM SULFURICUM
RM/BM : Asam sulfat
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
Kandungan : H2SO4 / 98,07
Tidak kurang dari 95.0% dan tidak lebih dari
98.0% H2SO4
Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif,
tidak berwarna, jika ditambahkan air
menimbulkan panas.
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
4. Thiamin Hydrochloridum (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : THIAMINI HYDROCHLORIDUM
Sinonim : Thiamin Hidrokloridum, Vit.B1
Pemerian : Hablur   kecil,  bau  khas  lemah, mirip ragi,
rasa pahit.
Kelarutan : Mudah   larut  dalam   air,  sukar  larut
dalam  etanol (95%)P,  praktis  tidak  larut
dalam  eter P, dan dalam benzena P, dan
larut dalam gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya.
5. Fe(NH4SO4)2 (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : BESI (II) AMONIUM SULFAT
Nama lain : Besi (II) ammonium sulfat
RM/BM : Fe (NH4SO4)2/219,99
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; biru kehijauan 
pucat.
Kelarutan : Larut dalam air bebas karbondioksida P.
Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai indikator.
6. AgNO3 (Ditjen POM, 1979)
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
Nama resmi          : ARGENTI NITRATS
Nama lain             : Perak nitrat
RM/BM                  : AgNO3/169,87 g/mol
Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur
berwarna putih; tidak berbau; menjadi gelap
jika kena cahaya.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; larut dalam
etanol (95%) P.
Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan               : Sebagai pereaksi/pembentuk endapan.
2.3 Prosedur Kerja
A. Identifikasi Tiamin HCl
1. Kawat ose yang dicelupkan dalam larutan sampel lalu di
pijarkan pada api bunsen muncul aroma bau kacang, reaksi
spesifik.
2. Sedikit larutan sampel diencerkan dengan aquadest lalu
dipanaskan, ditambahkan larutan cuprifil (2 tetes NaOH dan 2
tetes HCl tambah 1 tetes CuSO 4) maka larutan akan berubah
menjadi hijau kebiruan.
3. Laeutan tiamin HCl ditambahkan NaOH akan menghasilkan
larutan berwarna kuning, selanjutnya ditambahkan KMNO 4
sebagai reduktor kuat untuk mereduksikan larutan sampel yang
ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi hijau.
4. Larutan sampel ditambahkan larutan raksa (II) klorida P
membentuk endapan putih.
5. Larutan sampel ditambahkan larutan iodium P membentuk
endapan coklat merah.
6. Larutan sampel ditambahkan larutan kalium
tetraiodohidrargirat. (II) P dan dengan larutan trinitrofenol P
membentuk endapan.
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
B. Metode Argentometri
1. Pipet sebanyak beberapa mL sediaan sirup Vit.B1 setara
dengan 100mg tiamin hidroklorida masukkan ke dalam
erlenmeyer tambahkan 20ml aquadest.
2. Larutan di asamkan dengan asam nitrat encer lalu ditambahkan
10ml larutan baku AgNO3 0,1 N.
3. Endapan yang terjadi di saring sampai larutan tidak
mengandung klorida.
4. Filtrat yang mengandung kelebihan larutan baku AgNO 3
selanjutnya di titrasi dengan larutan baku amonium tiosianat
0,1N menggunakan indikator besi (III) amonium sulfat.
5. Titik akhir titrasi di tandai pada saat perubahan warna larutan
menjadi merah.
6. Tiap mL perak nitrat 0,1 N setara dengan 16,85mg tiamin HCl.
7. Hitung kadar tiamin HCl.
C. Metode Gravimetri
1. Sejumlah tertentu larutan sampel di ukur secara seksama
setara dengan lebih kurang 50mg Tiamin HCl, diencerkan
dengan air secukupnya hingga 50ml dalam gelas kimia.
2. Tambahkan 2ml asam klorida pekat dan dipanaskan hingga
mendidih.
3. Selagi larutan masih panas, ditambahkan dengan cepat tetes
demi tetes 4ml larutan asam silikowolframat P yang baru di
saring lalu di didihkan selama 4 menit.
4. Larutan di saring melalui penyaring kaca masir, kemudian
dicuci dengan 50ml campuran yang terdiri atas 1 bagian
volume asam klorida pekat dan 19 bagian aquadest yang
mengandung larutan asam silikowolframat 0,2% b/v,
selanjutnya dicucci 2 kali tiap kali dengan 5 ml aseton.
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
5. Sisa dikeringkan pada suhu 105 0C selama 1 jam, lalu di
dinginkan selama 10 menit dan dibiarkan dalam eksikator di
atas larutan asam sulfat 38% dan timbang berat endapan.
6. Tiap gram endapan (sisa) setara dengan 192,9 mg tiamin HCl.

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
Alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu erlenmeyer,
kertas saring, buret/statif, gelas ukur, gelas beker, pipet volume, pipet
tetes, penyaring kaca masir, bunsen dan eksikator.
3.2 Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu sediaan sirup
vitamin B1 (tiamin HCl), larutan HNO 3 encer, larutan baku AgNO3 0,1
N, larutan baku amonium tiosianat 0,1 N, indikator besi(III) amonium
sulfat, aquadest, amonia P, HCl pekat, larutan asam silikowolframat
0,1% b/v, larutan asam silikowolframa P dan asan sulfat 38%.
3.3 Cara Kerja
A. Identifikasi Tiamin HCl
1. Kawat ose yang dicelupkan dalam larutan sampel lalu di
pijarkan pada api bunsen muncul aroma bau kacang, reaksi
spesifik.
2. Sedikit larutan sampel diencerkan dengan aquadest lalu
dipanaskan, ditambahkan larutan cuprifil (2 tetes NaOH dan 2
tetes HCl tambah 1 tetes CuSO 4) maka larutan akan berubah
menjadi hijau kebiruan.
3. Larutan tiamin HCl ditambahkan NaOH akan menghasilkan
larutan berwarna kuning, selanjutnya ditambahkan KMNO 4
sebagai reduktor kuat untuk mereduksikan larutan sampel yang
ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi hijau.
B. Metode Argentometri
1. Pipet sebanyak beberapa mL sediaan sirup Vit.B1 setara
dengan 100mg tiamin hidroklorida masukkan ke dalam
erlenmeyer tambahkan 20ml aquadest.
2. Larutan di asamkan dengan asam nitrat encer lalu ditambahkan
10ml larutan baku AgNO3 0,1 N.
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
3. Endapan yang terjadi di saring sampai larutan tidak
mengandung klorida.
4. Filtrat yang mengandung kelebihan larutan baku AgNO 3
selanjutnya di titrasi dengan larutan baku amonium tiosianat
0,1N menggunakan indikator besi (III) amonium sulfat.
5. Titik akhir titrasi di tandai pada saat perubahan warna larutan
menjadi merah.
6. Tiap mL perak nitrat 0,1 N setara dengan 16,85mg tiamin HCl.
7. Hitung kadar tiamin HCl.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
a. Identifikasi Thiamin HCl
Sampel Kawat ose cuprifil NaOH + KMnO4
Elkana® + - -
®
Kitavit + - -
b. Uji Argentometri
Sampel Volume titrasi % kadar
Elkana® 35 mL 305,08
Kitavit® 31.5 mL 274,55
4.2 Pembahasan
Vitamin B1 (thiamyne) adalah salah satu dari macam vitamin
yang mempunyai tingkat kestabilan yang kurang.Berbagai operasi
pengolahan makanan dapat sangat mereduksi kandungan vitamin B1
dalam bahan pangan.Panas, oksigen, belerang dioksida, dan pH
netral atau basa dapat mengakibatkan perusakan vitamin B1 ini
sedangkan cahaya tidak mengurangi vitamin ini.Salah satu
kandungan dari sirup yaitu Vit B1 yang memiliki peranan penting
dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi
karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas
sehari-hari.
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk memahami
dan menganalisis suatu kadar Tiamin HCl dengan menggunakan
metode argentometri dan gravimetri. Serta tujuan dari percobaan ini
adalah untuk menentukan kadar Tiamin HCl dari sediaan sirup
dengan menggunakan metode argentometri dan gravimetri.
Pada praktikum ini dilakukan uji identifikasi dari sampel sediaan
sirup obat generik yang mengandung vitamin B1 yaitu Kitavit ® dan
Elkana® yang akan digunakan pada percobaan ini. Dilakukan 3 uji
identifikasi, pertama kawat ose dilarutkan dalam sampel setelah itu di
pijarkan pada api bunsen menghasilkan positif aroma bau kacang.
Kedua, sedikit larutan sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi dan
diencerkan dengan aquadest secukupnya lalu dipanaskan,
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
ditambahkan larutan cuprifil ( 2 tetes NaOH, 2 tetes HCL, 1 tetes
CuSO4) secukupnya menghasilkan warna hijau kebiruan, namun hasil
yang diperoleh untuk kedua sampel adalah negatif. Ketiga, larutan
sampel didalam tabung reaksi ditambahkan NaOH menghasilkan
perubahan warna menjadi kuning, lalu ditambahkan KMNO 4 sebagai
reduktor kuat untuk mereduksikan sampel dan tidak menghasilkan
perubahan warna menjadi hijau tetapi larutan tersebut tetap berwarna
kuning (negatif). Berdasarkan hasil percobaan sediaan sirup positif
mengandung Tiamin HCL.
Pada penetapan kadar dari sediaan sampel, kami
menggunakan metode argentometri. Dimasukkan sebanyak 100 mL
sampel ke dalam labu ukur dan pindahkan ke erlenmeyer, lalu
ditambahkan aquadest sebanyak 20 mL. Ditambahkan asam nitrat
encer yang berfugsi untuk mengasamkan sediaan sampel lalu
ditambahkan 10 mL larutan baku AgNO3 0,1 N. Larutan baku
sekunder yang digunakan adalah AgNO 3, karena AgNO3 merupakan
senyawa perak yang bisa terlarut dalam air. Produk yang dihasilkan
dari titrasi ini adalah endapan yang berwarna. Larutan disaring
endapannya, lalu filtratnya dititrasi dengan larutan baku AgNO 3
dengan menggunakan indikator kalium kromat. Digunakan indikator
K2Cr2O7, penambahan indikator ini bertujuan untuk mendeteksi titik
akhir dari titrasi yang ditandai dengan adanya perubahan warna, yang
kemudian menghasilkan larutan yang belum berwarna. Selanjutnya
dititrasi dengan AgNO3, karena AgNO3 merupakan perak yang larut
dalam air yang menghasilkan warna merah kecoklatan atau merah
bata. Hal ini dikarenakan ion kalium kromat pada sampel bereaksi
dengan kelebihan ion perak pada sampel membentuk endapan
berwarna merah dari perak kromat dengan reaksi:
CrO42- + 2Ag+ --> Ag2CrO4 .
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
Titik akhir titrasi ditandai pada saat perubahan warna larutan
menjadi merah atau terjadi endapan merah. Dihitung kadar tiamin HCl
dalam sediaan dan bandingkan dengan Farmakope Indonesia.
Pada percobaan penetapan kadar diperoleh hasil bahwa
sampel Elkana® volume titran yaitu 35 mL dan % kadar 305,08 %.
Sampel Kitavit dengan volume titran 31.5 mL dan % kadar 274,55%.
% kadar yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur, dimana
farmakope Indonesia edisi III menyatakan bahwa kadar tiamin tidak
kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 115,0%.
Sebagai faktor kesalahan yaitu kurangnya ketelitian pada saat
pengerjaan serta pemipetan pereaksi yang kurang akurat serta
penimbangan yang kurang akurat.

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa memiliki %
kadar 305,08 % dan Sampel Kitavitmemiliki % kadar 274,55%. %
kadar yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur, dimana farmakope
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
Indonesia edisi III menyatakan bahwa kadar tiamin tidak kurang dari
95,0% dan tidak lebih dari 115,0%.
5.2 Saran
Sebaiknya sebelum praktikum dimulai alat dan bahan sudah siap
agar lebih mengifisienkan waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2016.Penuntun analisis Farmasi.Tim dosen kimia farmasiUMI:


Makassar.

Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan


RI : Jakarta
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
Depkes RI. 2009. Pelayanan Informasi Obat. Dirjen POM : Jakarta.

Keenan, Charles W. 2008. Ilmu Kimia untuk Universitas. Edisi VI.  422.


Erlangga: Jakarta
Khopkar, S. M., 2010, “Konsep Dasar Kimia Analitik”, Universitas
Indonesia Press,Jakarta.

Rohman dan Sumantri. 2007. Analisis Makanan. Gadjah Mada University


Press : Yogyakarta.

Setiorini, S., dan Handoyo, 2010, “Analisa Kadar Klorida Pada Kantong
TehCelup Serta Pengaruhnya Terhadap Mutu Teh” Jurnal
PenelitianKesehatanSuara Forikes, Vol.1, No.2.

Soebiyanto, Hidayati, N., dan Sulistyawati, D., 2012,


”KonsentrasiArgentometriMohr Indikator Terkontrol Argentometri
Mohr”, Jurnal MakaraSains,Vol. 5, No.1

Kartika, E.Y., 2014, ”Titrasi Argentometri dengan Cara Mohr”, Jurnal


KimiaAnalitik 2, Vol.1, No.1.

LAMPIRAN SKEMA KERJA


A. Identifikasi Tiamin HCl
Kawat ose yang dicelupkan dalam larutan sampel lalu di pijarkan pada
api bunsen muncul aroma bau kacang, reaksi spesifik.
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
Sedikit larutan sampel diencerkan dengan aquadest lalu dipanaskan,
ditambahkan larutan cuprifil (2 tetes NaOH dan 2 tetes HCl tambah
1 tetes CuSO4) maka larutan akan berubah menjadi hijau kebiruan.

Laeutan tiamin HCl ditambahkan NaOH akan menghasilkan larutan


berwarna kuning, selanjutnya ditambahkan KMNO 4 sebagai reduktor
kuat untuk mereduksikan larutan sampel yang ditandai dengan
perubahan warna larutan menjadi hijau.
B. Metode Argentometri
Pipet sebanyak beberapa mL sediaan sirup Vit.B1 setara dengan
20 mg tiamin hidroklorida masukkan ke dalam erlenmeyer tambahkan
50 ml aquadest.

Larutan di asamkan dengan asam nitrat encer lalu ditambahkan 10ml


larutan baku AgNO3 0,1 N.

Dititrasi dengan larutan baku AgNO3 0,1034 menggunakan indikator


Kalium Kromat.

Titik akhir titrasi di tandai pada saat terbentuk endapan putih .

Tiap mL perak nitrat 0,1 N setara dengan 16,85mg tiamin HCl.

Hitung kadar tiamin HCl.


LAMPIRAN PERHITUNGA N
A. Perhitungan Bahan
1. Kitavit®
Diketahui : tiap 5 mL mengandung 3 mg vitamin B1
x
mL ×3 mg=20mg
5
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
100 mg
x mL= =33,33 mL
3 mg
2. Elkana®
Diketahui : tiap 5 mL mengandung 4 mg vitamin B1
x
mL × 4 mg=20 mg
5
100 mg
x mL= =25 mL
4 mg
B. %Kadar sampel
1. Kitavit®
W Thiamin HCl=( V × N ) AgNO 3× BST Thiamin HCl
W Thiamin HCl=( 31,5 mL × 0.1304 N ) ×16.86 mg
¿ 54.91 mg
W
%Kadar= ×100 %
BS
54.91
%Kadar= ×100 %=274.55 %
20
2. Elkana®
W Thiamin HCl=( V × N ) AgNO 3× BST Thiamin HCl
W Thiamin HCl=( 35 mL × 0.1304 N ) ×16.86 mg
¿ 61.016 mg
W
%Kadar= ×100 %
BS
61.016
%Kadar= × 100 %=305,08 %
20
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
LAMPIRAN GAMBAR
A. Identifikasi Tiamin HCL
1. Kawat ose dicelupkan kedalam larutan sampel dan di pijarkan.
Aroma bau kacang (+)

2. Larutan sampel diencerkan aquades lalu dipanaskan + larutan


cuprifil (-)

3. Larutan sampel + NaOH + KMNO4 (-)


IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
B. Penetapan Kadar Tiamin HCL dengan metode argentometri

Sebelum Titrasi

Endapan pada sampel setelah di titrasi

Anda mungkin juga menyukai