4.1 Hasil
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
a. Identifikasi Thiamin HCl
Sampel Kawat ose cuprifil NaOH + KMnO4
Elkana® + - -
®
Kitavit + - -
b. Uji Argentometri
Sampel Volume titrasi % kadar
Elkana® 35 mL 305,08
Kitavit® 31.5 mL 274,55
4.2 Pembahasan
Vitamin B1 (thiamyne) adalah salah satu dari macam vitamin
yang mempunyai tingkat kestabilan yang kurang.Berbagai operasi
pengolahan makanan dapat sangat mereduksi kandungan vitamin B1
dalam bahan pangan.Panas, oksigen, belerang dioksida, dan pH
netral atau basa dapat mengakibatkan perusakan vitamin B1 ini
sedangkan cahaya tidak mengurangi vitamin ini.Salah satu
kandungan dari sirup yaitu Vit B1 yang memiliki peranan penting
dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi
karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas
sehari-hari.
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk memahami
dan menganalisis suatu kadar Tiamin HCl dengan menggunakan
metode argentometri dan gravimetri. Serta tujuan dari percobaan ini
adalah untuk menentukan kadar Tiamin HCl dari sediaan sirup
dengan menggunakan metode argentometri dan gravimetri.
Pada praktikum ini dilakukan uji identifikasi dari sampel sediaan
sirup obat generik yang mengandung vitamin B1 yaitu Kitavit ® dan
Elkana® yang akan digunakan pada percobaan ini. Dilakukan 3 uji
identifikasi, pertama kawat ose dilarutkan dalam sampel setelah itu di
pijarkan pada api bunsen menghasilkan positif aroma bau kacang.
Kedua, sedikit larutan sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi dan
diencerkan dengan aquadest secukupnya lalu dipanaskan,
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
ditambahkan larutan cuprifil ( 2 tetes NaOH, 2 tetes HCL, 1 tetes
CuSO4) secukupnya menghasilkan warna hijau kebiruan, namun hasil
yang diperoleh untuk kedua sampel adalah negatif. Ketiga, larutan
sampel didalam tabung reaksi ditambahkan NaOH menghasilkan
perubahan warna menjadi kuning, lalu ditambahkan KMNO 4 sebagai
reduktor kuat untuk mereduksikan sampel dan tidak menghasilkan
perubahan warna menjadi hijau tetapi larutan tersebut tetap berwarna
kuning (negatif). Berdasarkan hasil percobaan sediaan sirup positif
mengandung Tiamin HCL.
Pada penetapan kadar dari sediaan sampel, kami
menggunakan metode argentometri. Dimasukkan sebanyak 100 mL
sampel ke dalam labu ukur dan pindahkan ke erlenmeyer, lalu
ditambahkan aquadest sebanyak 20 mL. Ditambahkan asam nitrat
encer yang berfugsi untuk mengasamkan sediaan sampel lalu
ditambahkan 10 mL larutan baku AgNO3 0,1 N. Larutan baku
sekunder yang digunakan adalah AgNO 3, karena AgNO3 merupakan
senyawa perak yang bisa terlarut dalam air. Produk yang dihasilkan
dari titrasi ini adalah endapan yang berwarna. Larutan disaring
endapannya, lalu filtratnya dititrasi dengan larutan baku AgNO 3
dengan menggunakan indikator kalium kromat. Digunakan indikator
K2Cr2O7, penambahan indikator ini bertujuan untuk mendeteksi titik
akhir dari titrasi yang ditandai dengan adanya perubahan warna, yang
kemudian menghasilkan larutan yang belum berwarna. Selanjutnya
dititrasi dengan AgNO3, karena AgNO3 merupakan perak yang larut
dalam air yang menghasilkan warna merah kecoklatan atau merah
bata. Hal ini dikarenakan ion kalium kromat pada sampel bereaksi
dengan kelebihan ion perak pada sampel membentuk endapan
berwarna merah dari perak kromat dengan reaksi:
CrO42- + 2Ag+ --> Ag2CrO4 .
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
Titik akhir titrasi ditandai pada saat perubahan warna larutan
menjadi merah atau terjadi endapan merah. Dihitung kadar tiamin HCl
dalam sediaan dan bandingkan dengan Farmakope Indonesia.
Pada percobaan penetapan kadar diperoleh hasil bahwa
sampel Elkana® volume titran yaitu 35 mL dan % kadar 305,08 %.
Sampel Kitavit dengan volume titran 31.5 mL dan % kadar 274,55%.
% kadar yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur, dimana
farmakope Indonesia edisi III menyatakan bahwa kadar tiamin tidak
kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 115,0%.
Sebagai faktor kesalahan yaitu kurangnya ketelitian pada saat
pengerjaan serta pemipetan pereaksi yang kurang akurat serta
penimbangan yang kurang akurat.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa memiliki %
kadar 305,08 % dan Sampel Kitavitmemiliki % kadar 274,55%. %
kadar yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur, dimana farmakope
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN
SIRUP VITAMIN B1 (TIAMIN HCL) SECARA
GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
Indonesia edisi III menyatakan bahwa kadar tiamin tidak kurang dari
95,0% dan tidak lebih dari 115,0%.
5.2 Saran
Sebaiknya sebelum praktikum dimulai alat dan bahan sudah siap
agar lebih mengifisienkan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Setiorini, S., dan Handoyo, 2010, “Analisa Kadar Klorida Pada Kantong
TehCelup Serta Pengaruhnya Terhadap Mutu Teh” Jurnal
PenelitianKesehatanSuara Forikes, Vol.1, No.2.
Sebelum Titrasi