Anda di halaman 1dari 9

MEDICAL ERROR

Dosen Pengampu: dr. Joko Murdiyanto, Sp.An., MPH

Untuk Memenuhi Tugas dari Mata Kuliah

KESELAMATAN PASIEN

Disusun oleh:

 Aryo Adam (1811604097)


 Ashifa Suci Gunanza (1811604092)
 Azzuhra Rahmani (1811604100)
 Delis Anjani (1811604099)
 Feni Fanika Sari (1811604093)
 Fitra Hayati (1811604094)
 M.Annaba Alwi Tholib (1811604098)
 M.Chaedar Irfan (1811604096)
 Nurafipah (1811604095)
 Nur Rah Mulyo (1811604101)
 Sry Rezeki (1811604102)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI FAKU


LTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT. Hanya karena izin-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ MEDICAL ERROR ” . Tak lupa kami panjatkan shalawat sert
a salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahab
atnya, dan seluruh insan yang dikehendaki-Nya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk m
emenuhi tugas kelompok mata kuliah Keselamatan Pasien.
Dalam makalah ini kami memberikan pemahaman tentang kasus medical error. Jik
a ada kesalahan dalam prosesnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga mak
alah ini memberikan banyak manfaat kepada para pembaca. Selanjutnya, demi kesempur
naan makalah ini sangat diharapkan segala masukan dan saran yang sifatnya membangun.

Yogyakarta, 22 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………….…...
Daftar Isi………………………………………………………………………….
BAB I.Pendahuluan…………...………………………………………………….
I.I Latar Belakang…………………………………………………………….
I.II Rumusan Masalah…………………………………………………………
I.III Tujuan………………..…………………………………………………...
BAB II isi…………………………………………………………………………
II.I Kasus kesalahan dalam medical error dan Konsekuensi medical error
BAB III Penutup
III.I Kesimpulan…………………………………………………………………
III.II Saran……………………………………………………………………….
Daftar Pustaka……………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah error / kesesatan juga digunakan dalam pelayanan medis, sebagaimana dikemukakan oleh J.
Guwandi (2005), yang menyebutkan istilah "Medical Error" didalam pelayanan medis mempunyai
ruang lingkup dan pengertian sendiri, karena penafsiran terhadap istilah medical error haruslah berdasar
sudut pandang medis yang terkait dengan profesi dokter yang tidak mungkin ditafsirkan dari sudut
pandang hukum maupun awam. Pepatah Inggris mengatakan "To error is human, to forgive is devine".
Tidak ada seorang manusiapun yang luput dari kesalahan, demikian juga dokter yang pada hakikatnya
juga sebagai manusia.
Bryan A. Liang (Guwandi, 2005), memberikan definisi medical error sebagai suatu kekeliruan,
suatu peristiwa yang tidak diduga akan terjadi, yang tidak dikehendaki dalam pemberian pelayanan medis
yang dapat mengakibatkan luka ataupun tidak sampai menimbulkan luka terhadap pasien. (A medical
error is a mistake, an inadvertent occurrence, or an unintended event in the delivery of health care
that may, or may not, result in patient injury).

I.II Rumusan Masalah

1. Bagaimana kesalahan medical error dapat terjadi?

2. Apa dampak bila medical error terjadi?

I.II Tujuan

Tujuan mkalah ini dibuat untuk mengetahui bagaimana terjadinya medical error dan apa
konsekuensi pada medical error.
BAB II
ISI

Kasus I

DIDUGA KORBAN MALAPRAKTIK, USAI DIOPERASI PENYAKIT SAIMAT KIAN PARAH

Nasib nahas dialami Saimat, warga Dusun Tanjungjaya RT 23/10 Desa Patimban
Kecamatan Pusakanagara, Subang. Usai menjalani operasi di Klinik Dr Noerman di daerah
Sukamandi, Kecamatan Ciasem, kondisi kesehatan Saimat terus memburuk.Bahkan,
pascaoperasi tersebut, aktivitas buang air besar yang dilakukan warga miskin ini menjadi tidak
normal, karena kotoran itu keluar dari usus samping kirinya. "Rasanya sakit sekali. Makanan dan
minuman yang saya lahap, langsung keluar lagi lewat usus kiri," keluh Saimat.

Orang tua korban, Saidi, menuturkan, peristiwa malang yang dialami anaknya bermula,
ketika korban menderita penyakit hernia dan perut buncit. Selanjutnya, korban mencoba berobat
ke Klinik Dr Noerman yang berlokasi di daerah Sukamandi,Kecamatan Ciasem.
Pihak klinik kemudian melakukan operasi terhadap perut korban.Namun, pascaoperasi tersebut,
korban bukannya mengalami kesembuhan. Melainkan kondisi kesehatannya makin memburuk.
Bahkan, diduga karena ususnya belum tersambung secara normal, setiap makanan dan minuman
yang dikonsumsinya kembali keluar lewat usus samping kiri. "Harusnya kan keluar lewat anus,
tapi (makanan dan minuman) ini malah keluar lewat usus kiri. Kayaknya ususnya belum
tersambung normal. Saya enggak ngerti kenapa bisa begini, kayaknya ada yang enggak bener
operasinya," tutur Saidi. Saat ini, kondisi kesehatan anaknya terus memburuk dan tidak mampu
lagi beraktivitas. Korban hanya bisa berbaring dan sering mengeluh merasakan sakit luarbiasa
setiap kali buang air besar lewat usus kirinya. Adik korban, Ani, menambahkan, pihak keluarga
berharap, pengelola klinik segera bertanggung jawab memulihkan kembali kondisi kesehatan
korban.

"Kasihan, kakak saya terus-terusan merasa kesakitan di bekas luka operasi itu, terutama ketika
buang air besar, karena keluarnya lewat usus kiri, enggak normal kayak biasanya. Kami
sekeluarga minta klinik itu bertanggung jawab," tegasnya. Warga Desa Patimban, Asep HD,
yang juga tetangga korban, menduga, Saimat merupakan korban malapraktik yang dilakukan
pihak klinik. Terlebih, setahu dirinya, klinik sebenarnya tidak diizinkan melakukan tindakan
operasi.
"Setahu saya, klinik kan enggak boleh lakukan operasi. Kejadian ini harus mendapat atensi
pihak-pihak berwenang, soalnya ini menyangkut nyawa manusia. Saya curiga, dia (Saimat)
korban malapraktik," timpalnya. Sementara itu, pihak Klinik Dr Noerman sendiri belum
memberikan konfirmasinya terkait insiden yang dialami Saimat.
 Kesalahan yang terjadi dalam kasus tersebut :
a. dr yang bersangkutan melakuan tindakan operasi mayor di sebuah klinik
b. Ada human error saat melakukan penjahitan pada luka organ
 Konsekuensi yang akan timbul dari kasus tersebut :
a. Kasus dapat dibawa ke mejahijau
b. Ganti rugi / denda terhadap korban
c. Pemberhentian izin praktik dr yang bersangkutan
d. Trauma pada pasien

Kasus II

DIDUGA SALAH DIBERI OBAT, TUBUH KAKEK MISWAR MELEPUH

Nasib malang dialami Miswar (66), warga Gang Empang, Desa Kamarung, Kecamatan P
agaden, Subang. Diduga menjadi korban salah obat saat diperiksa di Poli Gigi RSUD Subang, se
kujur tubuh kakek ini melepuh terkelupas seperti terbakar, dan mengeluarkan bercak darah.
Istri korban, Darmiatih (58) menuturkan, kejadian bermula ketika korban mengalami sakit bengk
ak di bagian pipi kanan. Korban lantas memeriksakan diri ke poli Gigi pada 4 Januari 2016 lalu.
Selanjutnya, korban diberi empat jenis obat oleh dokter gigi. Setiap obat, disarankan diminum ter
atur setiap 15 menit. Usai minum obat jenis keempat, selang beberapa menit kemudian, tiba-tiba
korban merasakan sekujur tubuhnya panas dan gatal-gatal. Besoknya, Selasa 5 Januari 2016, tub
uh korban mulai melepuh kulit-kulitnya. Khawatir semakin parah, Rabu 6 Januari 2016, korban k
embali mendatangi Poli Gigi untuk memeriksakan kesehatannya.

"Tapi, suami saya malah disuruh harus periksa dan berobat ke dokter kulit Ciereng (RSU
D Subang. Terus sama dokter dikasih obat anti alergi," tutur Darmiatih, Senin (18/1/2016).
Karena kondisinya terus memburuk, Jumat 8 Januari 2016, dia lalu membawa suaminya ke RS P
TPN Subang untuk mendapat perawatan. Hingga kini, korban masih dirawat di ruangan Walini n
omer 110, dengan kondisi memprihatinkan.
Pihaknya menduga, kondisi yang diderita korban akibat kesalahan obat yang diberikan oleh dokt
er. Namun dirinya mengakui, jika suaminya sebelumnya punya riwayat alergi terhadap obat.

"Cuma kalau ini mungkin kesalahan obat, tubuh suami saya jadi melepuh, kulitnya
mengelupas kayak kebakar. Saya berharap, ada perhatian serius dari pihak terkait," katanya.
Sementara itu korban, Miswar, dengan terbata-bata, mengaku, usai meminum obat pemberian do
kter, semenit kemudian tubuhnya panas seperti terbakar, yang disertai gatal-gatal tak tertahankan.
"Setelah itu kulit tubuh saya melepuh, lalu mengelupas. Kalau tubuh disentuh, sakitnya bukan m
ain, kayak daging saya dicabutin," keluhnya.

Terpisah, Wakil Direktur RSUD Subang, Dwinan Marchiawaty menyebut, berdasarkan la


poran medis yang diterimanya dari Dokter Agus yang menangani pasien, sebelum berobat ke pol
i Gigi tersebut, pasien diketahui memiliki riwayat alergi obat dan penyakit gula (diabetes). "Cum
a saat itu, pasien lupa obat yang menyebabkannya alergi. Lalu ketika dia datang lagi ke sini, dokt
er konsultasi ke poli kulit dan kelamin, dan diberi obat anti alergi," ujarnya.
Menurutnya, apa yang dialami pasien merupakan dampak alergi atas obat yang diminumnya. Saa
t ini, pihaknya berkoordinasi dengan RS PTPN untuk menangani perawatan korban.

"Kami yakin, itu akibat alergi obat, dan sekarang, pasien dalam penanganan perawatan," pungkas
Dwinan

 Kesalahan yang terjadi dalam kasus tersebut :


a. Dr tidak menanyakan riwayat sakit pasien
b. RSUD Subang tidak memfasilitasi obat anti alergi pasien
 Konsekuensi yang akan timbul dari kasus tersebut :
a. Turunnya reputasi RSUD Subang
b. Trauma pada pasien

Kasus III

Pasien RSUD Provinsi Kepri Alami Infeksi Pasca operasi Caesar

BINTAN UTARA - Wati (30) warga Tanjunguban, Kecamatan Bintan Utara,


mengeluhkan buruknya pelayanan RSUD Provinsi Kepri Tanjunguban. Pasien mengalami
infeksi pascaoperasi caesar. Perutnya berlubang dan mengeluarkan bau busuk. Toni, suami Wati
mengatakan, tanggal 30 Januari lalu, istrinya melahirkan secara caesar. Lalu, dirawat inap selama
tiga hari. Anehnya, selama tiga hari, pihak rumah sakit sama sekali tidak memeriksa luka bekas
operasi apalagi mengganti perbannya. "Tidak diganti perban atau apapun, lalu tanggal 1 Februari
kami dibolehkan pulang ke rumah dan diminta kembali ke rumah sakit untuk kontrol
pascaoperasi pada tanggal 8 Februari," kata Toni, di Tanjunguban, Bintan Utara, Senin
(12/1/2018).
Namun, sebelum tanggal 8 Februari, istrinya mengeluh sakit di bagian perut. Saat dilihat,
ternyata di dinding perut istrinya sudah basah dan menimbulkan bau bahkan berlubang. Saat itu,
ia kemudian membawa istrinya ke Puskesmas Mentigi Tanjunguban.

"Karena operasinya di rumah sakit, jadi kami oleh pihak Puskesmas dianjurkan ke rumah
sakit," katanya. Saat itu, ia kembali membawa istrinya ke RSUD Kepri Tanjunguban. Setiba di
rumah sakit, pihak rumah sakit memberikan obat antibiotik. Malah, pihak rumah sakit
menawarkan kembali agar istrinya dirawat inap sehingga hari berikutnya bisa ditangani.
"Saya sudah kecewa sekali dengan pelayanan rumah sakit. Jadi saya tak mau istri saya dirawat di
rumah sakit itu (RSUD Provinsi Kepri Tanjunguban) lagi. Saya memilih lukanya dibersihkan
saja di Puskesmas, malah saya disuruh membawanya ke rumah sakit di Tanjungpinang,"
kesalnya.

Selain hal itu, ia mengeluhkan, banyaknya nyamuk di rumah sakit pelat merah tersebut.
Setelah sang buah hatinya lahir, ia mengeluhkan ke perawat banyak nyamuk di ruangan bayi.
Tapi, perawat yang berjaga saat itu justru memberikan obat pengusir nyamuk.
"Saya mau dikasih baygon untuk mengusir nyamuk. Coba bayangkan, di situ ada bayi malah
mau disemprotkan baygon," katanya kesal.
Terkait keluhan pasien bernama Wati atas buruknya pelayanan RSUD Provinsi Kepri
Tanjunguban ini, Humas rumah sakit tersebut bernama Ranti dikonfirmasi belum memberikan
jawaban. Begitu juga Direkturnya bernama dr Kurniakin, juga belum memberikan jawaban.
 Kesalahan yang terjadi dalam kasus tersebut :
a. Tidak ada nya perawatan luka pada pasien pasca operasi Caesar
b. Menggunakan, menyemprot baygon diruangan yang sedang ada bayi
c. Kemungkinan luka belum tertutup sempurna dengan jaitan

 Konsekuensi yang akan timbul dari kasus tersebut :


a. Pasien mengalami trauma
b. Pasien memiliki luka baru
c. Pasien dapat menuntut rumah sakit
d. Turunnya reputasi rumah sakit

BAB III
PENUTUP

III.I Kesimpulan

Medical error merupakan kejadian yang merugikan pasien, akibat pemakaian obat selama
dalam penanganan tenaga kesehatan, yang sebetulnya dapat dicegah. Pencegahan medical
error seharusnya menjadi tanggung jawab bersama baik dokter, perawat maupun petugas
kesehatan lainnya. Kebijakan dan prosedur pengelolaan, pengendalian, pelayanan yang memadai
serta peningkatan kualitas dan kuantitas SDM menjadi aspek penting dalam mencegah
terjadinya medical error.

III.II Saran

Dalam memberikan obat ke pasien seharusnya dapat mewanti wanti efek apa yang akan terjadi
pada pasien setelah diberikan obat tersebut dan tidak lupa untuk mengetahui riwayat penyakit pasien.
Serta harus ditingkatkan kepedulian tenaga kesehatan maupun tenaga medis dalam menangani pasien
dengan prinsip “ Bilamana Pasien Itu Saya “.
DAFTAR PUSTAKA

prasko17.blogspot.com ( November 2011) Medical Error Dalam Pelayanan Medis. Diakses pada
22 Oktober 2019 dari http://prasko17.blogspot.com/2011/07/medical-error-dalam-pelayanan-
medis.html

sindonews.com (09 September 2016) Diduga Korban Malapraktik Usai Dioperasi Penyakit
Saimat Kian Parah. Diakses pada 22 Oktober 2019 dari https://daerah.sindonews.com/read/1137
950/21/diduga-korban-malapraktik-usai-dioperasi-penyakit-saimat-kian-parah-1473387001

sindonews.com (18 Januari 2016) Diduga Salah Diberi Obat, Tubuh Kakek Miswar
Melepuh. Diakses pada 22 Oktober 2019 dari https://daerah.sindonews.com/read/1078025/21/did
uga-salah-diberi-obat-tubuh-kakek-miswar-melepuh-1453107037

sindonews.com (13 Februari 2018) Pasien RSUD Provinsi Kepri Alami Infeksi Pascaoperasi
Caesar Diakses pada 22 Oktober 2019 dari https://daerah.sindonews.com/read/1281774/194/pasi
en-rsud-provinsi-kepri-alami-infeksi-pascaoperasi-caesar-1518509401

Anda mungkin juga menyukai