Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

POTENSI ENERGI ALTERNATIF DARI BIOMASSA LAHAN BASAH

DISUSUN OLEH:

Rizqi Nor Al Arisko 1810816210007

Moh Noer Afifuddin 1810816210008

Syafa’at Prayogi 1810816210010

Ahmad Najmi Khairi 1810816210011

Muhammad Yusuf 1810816210012

Atma Cahyo Anggono 1810816210013

Kelompok : 8 (Delapan)
Dosen Pembimbing:
Dr.Eng Apip Amrullah, S.T,.M.Eng

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020

111111111c111111131111
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah
SWT, karena atas rahmat dan hidayahnyalah maka kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak
lupa juga sholawat serta salam selalu kita hanturkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW serta pengikut-pengikut beliau hingga akhir zaman.
Makalah ini berjudul “POTENSI ENERGI ALTERNATIF DARI BIOMASSA LAHAN
BASAH” dan dibuat untuk memenuhi tugas kuliah Teknologi Energi dan Lingkungan. Makalah
ini diharapkan dapat menjadi referensi ilmu untuk perkembangan wacana dalam mengelola dan
pemanfaatan energi biomassa. Terima kasih kepada Bapak dosen Dr.Eng Apip Amrullah,
S.T.,M.Eng karena atas bimbingannyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan dari makalah yang kami buat.
Dengan ini kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang mendukung demi kesempurnaan
makalah ini untuk kedepannya.

Banjarbatru, 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
A. Lahan Basah.......................................................................................................................3
B. Energi Alternatif.................................................................................................................3
C. Biomassa............................................................................................................................4
D. Potensi Biomassa Sebagai Energi Alternatif.....................................................................4
1. Pembuatan bioetanol dari eceng gondok.....................................................................................5
2. Briket biomassa dari sekam padi dan tempurung kelapa..............................................5
3. Limbah kayu rambai dan api-api terhadap kualitas briket............................................6
4. Potensi energi alternatif dengan pemanfaatan limbah cair kelapa sawit................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................................9
A. Kesimpulan ................................................................................................................9
B. Saran.........................................................................................................................10
REFERENSI.......................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini energi menjadi isu yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia.
Dikarenakan tingginya pertambahan penduduk, maka tingkat biaya eksplorasi
juga semakin tinggi serta semakin susah dalam mendapatkan sumber energi pengganti
minyak ditambah dengan berbagai macam tuntutan masyarakat mengenai emisi gas buangan.
Untuk itu pemerintah atau kita sendiri sebagai masyarakat dituntut untuk segera
mengembangkan energi alternatif yang terbarukan, ramah lingkungan, dan sedikit atau tidak
menyebabkan emisi gas buang. Selain itu, juga perlu adanya usaha untuk mencari bahan bakar
alternatif yang lebih murah yang ramah lingkungan dan tersedia dengan mudah. Banyak
penelitian yang dilakukan dan dikembangkan sekarang ini mengenai sumber energi alternatif
salah satunya energi biomassa dimana ketersediaannya sangat melimpah, mudah diperoleh dan
diperbaharui secara cepat. Pada umumnya biomassa yang digunakan sebagai bahan bakar
adalah biomassa yang memiliki nilai ekonomi rendah atau merupakan hasil ekstraksi produk
primer. [1]
Energi alternatif juga banyak didapatkan dari tumbuhan-tumbuhan yang hidup di
lingkungan lahan basah. Lahan basah itu sendiri adalah wilayah rawa-rawa, lahan
gambut, dan air, baik yang terjadi secara alami maupun buatan, bersifat tetap atau
sementara, berair ladung (stagnant, static) atau mengalir yang bersifat tawar, payau, atau
asin, mencakup wilayah air marin yang di dalamnya saat surut tidak lebih daripada enam
meter.[2] Di negara Indonesia sendiri lahan basah dikenal oleh masyarakat sebagai rawa-
rawa atau lahan gambut luasnya mencapai 27 juta Ha yang tersebar di beberapa wilayah, salah
satunya di wilayah Kalimantan Selatan. Lahan basah di Kalimantan Selatan menyentuh
382.272 Ha. Lahan basah di Kalimantan Selatan membentuk daerah cekungan pada dataran
rendah. Menurut Rusydi Hikmawan (2008) hutan rawa ternyata mampu menghasilkan sumber
energi alternatif biomassa (62,9-398,8 ton per ha), guguran serasah (5,8-25,8 ton/ha/th) dan
tiap volume (20 ton/ha/th, 9 m3/ha/th pada hutan tanaman bakau umur 20 tahun).[3] Di
Kalimantan Selatan ketersediaan sumber energi alternatif dari lahan basah sangatlah
banyak, maka peluang untuk memanfaatkannya juga sangat besar. Sumber energi yang

111111111c111111131111
didapat dari minyak, gas bumi, dan batubara sedikit demi sedikit berkurang, sehingga perlu
dicarikan sumber energi alternatif. [4]
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang di dapatkan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Apa saja biomassa pada lahan basah yang dapat di ubah menjadi energi alternatif.
2. Bagaimana Potensi biomassa di lahan basah sebagai penghasil energi alternatif.
C. Tujuan Pembahasan
Dari rumusan masalah di atas, maka Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui beragam biomassa dilahan basah yang dapat di ubah menjadi energi
alternatif.
2. Mengetahui potensi biomassa di lahan basah sebagai penghasil energi alternatif.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lahan Basah
Lahan basah merupakan ekosistem lingkungan yang sebagian besar dalam proses
pembentukannya dilakukan dan dikendalikan oleh air. Suatu wilayah yang cukup basah
dalam rentan waktu yang cukup lama merupakan wilayah lahan basah yang di dalamnya
adalah tempat berkembangnya vegetasi-vegetasi dan organisme yang teradaptasi
khusus. Lahan basah ditetapkan (define) berdasarkan tiga parameter, yaitu hidrologi,
vegetasi hidrofitik, dan tanah hidrik. Lahan basah meliputi suatu cakupan luas habitat
pedalaman, pantai, dan marin yang memiliki sejumlah tampakan sama. menarifkan
lahan basah yang penting secara internasional.[2]
Di lain sisi, banyak sekali terdapat kawasan lahan basah yang subur, sehingga sering kali
dimanfaatkan seperti dikeringkan dan dikonversi menjadi lahan-lahan pertanian. Baik
menjadi lahan persawahan, lokasi pertambakan, maupun di Indonesia menjadi wilayah
transmigrasi. Akibat nilainya yang sangat tinggi itulah, banyak Negara-negara yang
melakukan pengawasan ketat terhadap lahan-lahan ini basah agar dapat digunakan dengan
baik serta dimasukkan ke dalam program-program konservasi dan rancangan pelestarian
keanekaragaman hayati semisal Biodiversity Action Plan.[5]
B. Energi Alternatif
Belakangan ini energi menjadi persoalan besar yang tentunya juga berdampak besar
terhadap perekonomian dunia. Hal ini disebabkan oleh kenaikan jumlah penduduk,
mahalnya biaya eksplorasi dan susahnya menemukan sumber energi pengganti minyak serta
banyaknya permintaan masyarakat dunia tentang emisi karbon gas buangan. Hal itulah yang
menekan pemerintah untuk secepatnya membuat dan mengembangkan energi alternatif yang
terbarukan dan ramah lingkungan. Maka dari itu perlu adanya upaya untuk mencari bahan
bakar alternatif yang lebih murah dan tersedia dengan mudah.
Saat ini, sumber energi alternatif yang banyak diteliti dan dikembangkan adalah
energi biomassa yang tersedia sangat melimpah, mudah diperoleh dan diperbaharui secara
cepat. Pada umumnya biomassa yang digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa yang
memiliki nilai ekonomi rendah atau merupakan hasil ekstraksi produk primer.(El Bassam
dan Maegaad, 2004)

3
Potensi energi biomassa yang ada di Indonesia berjumlah 50.000 Mw yang bersumber
dari bermacam-macam limbah pertanian seperti hasil olahan dari kelapa sawit, penggilingan
padi, plywood, pabrik gula, kakao dan limbah pertanian lainnya (Prihandana dan Hendroko,
2007). Badan Litbang Kehutanan telah melaksanakan riset kayu energi sejak tahun 1970,
termasuk riset pengaruh kenaikan bahan bakar minyak terhadap konsumsi bahan bakar.[1]
C. Biomassa
Beberapa ahli mengatakan bahwa penggunaan biomassa sebagai sumber energi alternatif
merupakan solusi untuk masyarakat agar tidak lagi pada bahan bakar fosil. Biomassa adalah bahan
yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. C o n t o h -
contoh dari biomassa itu sendiri antara lain adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah
pertanian, limbah hutan, limbah perkotaan, tinja dan kotoran ternak. Disamping pemanfaatannya
sebagai bahan pangan, pakan ternak, minyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa
juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi (bahan bakar). P a d a umumnya yang
dimanfaatkan sebagai bahan bakar adalah biomassa yang memiliki nilai ekonomi yang
rendah dan keberadaannya sangat melimpah bahkan bisa menjadi limbah karena terlalu banyaknya
ketersediaan biomassa bahkan ketika setelah digunakan menyisakan sisa yang tidak berguna bagi
lingkungann atau sering disebut limbah.
D. Potensi Biomassa Sebagai Energi Alternatif
Di Indonesia biomassa yang berpotensi digunakan sebagai sumber energi jumlahnya sangat
banyak dan tersebar luas. Limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan secara
keseluruhan berpotensi untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan menghasilkan
limbah yang lumayan besar, yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti
bahan bakar. Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar memberi tiga keuntungan langsung
diantaranya perubahan efisiensi energy yang semakin meningkat secara keseluruhan karena
kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan akan terbuang sia-sia jika
tidak digunakan dengan baik. Kedua,d ap at menghemat biaya, karena seringkali membuang
limbah bisa lebih mahal dari pada menggunakannya dengan baik. Ketiga, menurunkan kebutuhan
akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih
sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan. Adapun beberapa contoh energi alternatif
dari biomassa lahan basah, yaitu:

4
1. Pembuatan bioetanol dari eceng gondok

Gambar 2.1 Eceng gondok


Eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan tanaman yang hidup terapung di
atas permukaan air, Tanaman ini banyak tumbuh liar di perairan. Eceng gondok
umumnya dianggap sebagai gulma, tumbuh banyak hampir di perairan yang mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan cepat berkembang biak. Sering
dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk organik, bahan dasar kerajinan, media
pertumbuhan jamur dan biogas. Dalam hal ini eceng gondok dimanfaatkan sebagai
bahan baku bioetanol. Bioetanol adalah salah satu sumber energi yang sangat potensial
dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai energi alternatif. Sumber bahan baku
pembuatan Bioetanol dapat berasal dari bahan baku yang mengandung glukosa atau
gula, pati dan bahan berselulosa. Bioetanol dari bahan baku eceng gondok ini diproses
dengan fermentasi dengan menggunakan ragi tape, nutrient urea dan NPK. Pada
pemberian ragi tape 11 gr dan urea 15 gr dengan eceng gondok 1 kg diperoleh bioetanol
sebesar 8 % selama fermentasi 12 hari. Sedangkan pada pemberian ragi tape 11 gr,
urea 15 gr dan NPK 15 gr dengan eceng gondok 1 kg diperoleh bioetanol sebesar 14,5
% selama fermentasi setengah bulan. Hasil dari penelitian ini, eceng gondok dapat
di manfaatkan sebagai bahan baku bioetanol sebagai sumber energi alternatif.[6]
2. Briket biomassa dari sekam padi dan batok kelapa
Biomassa seperti sekam padi dan batok kelapa bisa menjadi sumber bahan baku
briket sebagai salah satu energi alternative pengganti bahan bakar minyak bumi.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kualitas briket sekam padi dan batok kelapa

melalui proses semi-karbonisasi pada temperatur antara 323-398 0K dengan durasi


waktu proses 50-120 menit. Proses pembuatan briket mencakup proses semi-

5
karbonisasi, pencampuran biomassa dengan perekat, pencetakan, pengeringan, dan uji
kualitas briket. Pengujian kualitas briket mencakup analisis briket yaitu nilai kalor,
kadar air, fixed carbon, volatile matter, abu, dan analisis ultimat. Selain itu juga
dilakukan uji kuat tekan, pengukuran emisi gas, dan uji termal briket. Hasilnya
menunjukkan penurunan kadar air bahan baku briket sekam padi dan batok kelapa
membutuhkan energi masing-masing 8.54% dan 4.97% dari proses karbonisasi murni
yang menghasilkan semi arang. Nilai kalor briket sekam padi dan batok kelapa
mengalami penurunan masing-masing 9.72% dan 7.21% jika dibandingkan dengan
bahan bakunya. Gas emisi dari briket sekam padi dan batok kelapa yaitu gas NOx,
SOx, CO, dan hidrokarbon (HC) masih di bawah baku mutu yang dipersyaratkan. Hasil
uji termal pada briket memperlihatkan efisiensi termal briket sekam lebih baik daripada
briket batok kelapa dengan nilai efisiensi masing-masing sebesar 31.13% dan 22.28%.[7]
3. Limbah kayu rambai dan api-api terhadap kualitas briket
Briket arang dari campuran limbah kayu rambai dan limbah kayu api-api
merupakan salah satu energi altrernatif yang ramah lingkungan dan merupakan salah
satu solusi dalam mengatasi kelangkaan energi. Tujuan dari penelitian ini adalah
Menghasilkan biobriket sebagai energi alternatif lahan basah, menganalisa nilai kalor,
kadar air, kerapatan, kadar abu, kadar zat terbang dan kadar karbon terikat, menentukan
kualitas produk biobriket yang di hasilkan dari pemanfaatan limbah vegetasi rambai
dan api api. Penelitian ini di laksanakan di Workshop Fakultas Kehutanan Universitas
lambung Mangkurat Banjarbaru. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 4 Perlakuan dan 3 kali ulangan. Hasil Penelitian kadar air
biobriket tertinggi terdapat pada perlakuan A ( 100% limbah kayu rambai) yaitu
sebesar 7,309 % dan kadar air terendah pada perlakuan B (70 % limbah kayu rambai
dan 30 % limbah kayu api api) yaitu sebesar 5.706 %. Kerapatan tertinggi terdapat
pada perlakuan D (100 % api api) yaitu sebesar 0.662 gr/cm3 dan kerapatan terendah
terdapat pada perlakuan C (30 % limbah rambai dan 70 % limbah kayu api api ) yaitu
0.589 gr/cm3. Nilai kalor tertinggi terdapat pada perlakuan B (70 % limbah kayu
rambai dan 30 % limbah kayu api api) yaitu sebesar 6858,260 kal/g dan yang
terendah pada perlakuan A (100% limbah kayu rambai ) yaitu sebesar 5411,480 kal/g.
Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan C (30 % Rambai dan 70 % Api-api)

6
sebesar 9.590 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan D (100% limbah kayu api
api) sebesar 6,290 %. Nilai zat terbang tertinggi terdapat pada perlakuan D ( 100%
limbah kayu api api) yaitu sebesar 56,577 % dan yang terendah terdapat pada
perlakuan B (70 % limbah kayu rambai dan 30 % limbah kayu api api) yaitu sebesar
48,323 %. Kadar karbon terikat tertinggi terdapat pada perlakuan B (70 % limbah
kayu rambai dan 30 % limbah kayu api api) yaitu sebesar 37,854 % dan terendah
terdapat pada perlakuan D (100% limbah kayu api api) yaitu sebesar 31,292 %.[8]
4. Potensi energi alternatif dengan pemanfaatan limbah cair kelapa sawit
Salah satu potensi perkebunan yang cukup besar didapatkan dari Pabrik
Kelapa Sawit (PKS), yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit
menjadi Crude Palm Oil (CPO). Dalam proses pengolahannya, PKS
menghasilkan limbah biomassa dengan jumlah yang cukup besar dalam bentuk
limbah organik berupa tandan kosong kelapa sawit (Tankos), cangkang dan
sabut, serta limbah cair (palm oil mill effluent/POME). Tingginya kandungan
Chemical Oxygen Demand (COD) sebesar 50.000-70.000 mg/l dalam limbah cair
kelapa sawit memberikan potensi untuk dapat di konversi menjadi listrik dengan
menangkap biogas (gas metana) yang dihasilkan melalui serangkaian tahapan proses
pemurnian. Pada umumnya cangkang dan sabut diubah menjadi energi panas dengan
dibakar di dalam boiler untuk menghasilkan uap (steam) bertekanan. Uap
tersebut selanjutnya dikonversi kembali menjadi energi listrik melalui turbin
generator dan sisanya digunakan untuk proses pengolahan kelapa sawit. Limbah
biomassa yang lain seperti tankos dan POME sebenarnya juga memiliki potensi
energi yang tinggi, namun pada umumnya belum digunakan secara optimal.
POME diuraikan di kolam limbah sedangkan tankos biasanya disebarkan ke
lahan dan dibiarkan membusuk secara alami. Proses pembusukan biomassa
ini akan menghasilkan biogas yang di dalamnya terdapat kandungan gas methana
(CH4) 62%. Gas ini terbentuk sebagai akibat dari proses perombakan
senyawa-senyawa organik secara anaerobik. Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 14 (2): 96-
102, 2016 ISSN : 1829-890798© 2016, Program Studi Ilmu Lingkungan Program
Pascasarjana UNDIPGas methana tersebut ternyata juga memiliki tingkat emisi yang
tinggi. UNFCCC, badan PBB yang bertanggung jawab di bidang perubahan iklim,

7
mencatat gas methana memiliki tingkat emisi 24 kali jika dibandingkan dengan gas
karbon (CO2). Di sisi lain, gas methana ini juga mempunyai tingkat energi yang cukup
tinggi. Gas methana ini memiliki nilai kalor 50,1 MJ/kg. Jika densitas methana 0,717
kg/m3maka 1 m3 gas methana akan mempunyai energi setara dengan 35,9 MJ atau
sekitar 10 kWh. Jika kandungan gas methana adalah 62% dalam biogas, maka 1 m 3
biogas akan mempunyai tingkat energi sebesar 6,2 kWh. Berdasarkan potensi tersebut
sangat disayangkan jika gas-gas yang dihasilkan dari penguraian biomassa tersebut
dibiarkan sia-sia. Untuk dapat menggunakan potensi biogas tersebut, terdapat beberapa
teknologi yang harus diterapkan. [9]

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ada beberapa biomassa dilahan basah yang dapat di ubah menjadi energi alternatif antara
lain:
a) Eceng gondok yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan pakan ternak,
bahan dasar kerajinan, media pertumbuhan jamur dan biogas. Dalam hal ini eceng
gondok di manfaatkan sebagai bahan baku bioetanol. Bioetanol adalah salah satu
sumber energi yang sangat potensial dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai energi
alternatif.
b) Biomassa seperti sekam padi dan tempurung kelapa dapat menjadi sumber bahan
baku briket sebagai salah satu energi alternatif pengganti bahan bakar fosil (minyak
bumi). Proses pengolahan briket meliputiproses semi-karbonisasi, pencampuran
biomassa dengan perekat, pencetakan, pengeringan, dan uji kualitas briket. Pengujian

8
kualitas briket salah satunya adalah analisis briket yaitu nilai kalor, kadar air, fixed
carbon, volatile matter, abu, dan analisis ultimat.
c) Briket arang yang berasal dari campuran limbah kayu rambai dan limbah kayu
api-api merupakan salah satu energi terbarukan yang ramah lingkungan dan
merupakan salah satu solusi dalam mengatasi kelangkaan energi.
d) Salah satu potensi perkebunan yang cukup besar didapatkan dari Pabrik
Kelapa Sawit (PKS). Dalam proses pengolahannya, PKS menghasilkan limbah
biomassa dengan jumlah yang cukup besar dalam bentuk limbah organik berupa
tandan kosong kelapa sawit, cangkang dan sabut, serta limbah cair (palm oil mill
effluent/POME). Limbah cair kelapa sawit berpotensi untuk dapat di konversi
menjadi listrik dengan menangkap biogas (gas metana) yang dihasilkan melalui
serangkaian tahapan proses pemurnian.
2. Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi terbarukan jumlahnya
sangat melimpah. Limbah hewan maupun tumbuhan semuanya berpotensi untuk
dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan memproduksi limbah yang cukup besar,
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti bahan bakar.

B. Saran
Berdasarkan deskripsi dan kesimpulan yang telah dijelaskan, untuk memenuhi kebutuhan
manusia akan sumber energi maka pemanfaatan sumber energi tersebut harus lebih
dikembangkan terutama energi biomassa. Namun dalam pengembangannya harus ada aspek-
aspek yang harus diperhatikan, salah satunya adalah lingkungan. Selain itu penggunaan energi
harus diperhatikan. Hemat energi berarti mencegah terjadinya krisis energi.

9
REFERENSI
1. Mahdie, M.F., et al., PENGARUH CAMPURAN LIMBAH KAYU RAMBAI DAN API-API TERHADAP
KUALITAS BIOPELLET SEBAGAI SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DARI LAHAN BASAH. Jurnal Hutan
Tropis, 2017. 4(3): p. 246-253.
2. Notohadiprawiro, T. Lahan Basah (Terra Incognita). in Prosiding Seminar Nasional
Pemberdayaan Lahan Basah Pantai Timur Sumatera yang Berwawasan Lingkungan
Menyongsong Abad ke. 1997.
3. Irfan, I., POTENSI LAHAN BASAH (RAWA) SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK. Jurnal EEICT
(Electric, Electronic, Instrumentation, Control, Telecommunication), 2018. 1(1).
4. Ghofur, A. and A. Mursadin, KARATERISTIK TANAH GAMBUT SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF.
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan), 2018. 4(2).
5. Muhammad, Z., PELUANG DAN TANTANGAN MENGGUNAKAN LAHAN BASAH DALAM
MEMBELAJARKAN KONSEP EKOLOGI DAN KESADARAN LINGKUNGAN. 2010.
6. Sukaryo, S. and S.D. Purwaningrum, PEMBUATAN BIOETANOL DARI ECENG GONDOK (Eichhornia
crassipes) DENGAN PROSES FERMENTASI. Neo Teknika, 2016. 2(1).
7. Qistina, I., D. Sukandar, and T. Trilaksono, Kajian Kualitas Briket Biomassa dari Sekam Padi dan
Tempurung Kelapa. Jurnal Kimia Valensi, 2016. 2(2): p. 136-142.
8. Muhammad, F.M., et al. PENGARUH CAMPURAN LIMBAH KAYU RAMBAI DAN API-API
TERHADAP KUALITAS BRIKET ARANG SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DARI LAHAN BASAH

10
KALIMANTAN SELATAN. in Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016. 2017.
Universitas Lambung Mangkurat.
9. Alkusma, Y.M., H. Hermawan, and H. Hadiyanto, Pengembangan Potensi Energi Alternatif
Dengan Pemanfaatan Limbah Cair Kelapa Sawit Sebagai Sumber Energi Baru Terbarukan Di
Kabupaten Kotawaringin Timur. Jurnal Ilmu Lingkungan Undip, 2016. 14(2): p. 96-102.

11

Anda mungkin juga menyukai