Kurang Energi dan Protein (KEP) pada anak masih menjadi masalah gizi dan
kesehatan masyarakat di indonesia. Gizi buruk adalah KEP tingkat berat akibat kurang
konsumsi makanan bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Ditandai dengan
status gizi sangat kurus menurut berat badan (BB) terhadap tinggi badan (TB). Marasmus dan
kwashiorkor adalah hasil akhir dari tingkat keparahan penderita gizi buruk.
Kwashiorkor adalah suatu sindrom klinik yang timbul sebagai akibat adanya
kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang dari yang dibutuhkan.
Kwashiorkor merupakan bentuk dari malnutrisi protein-energi yang berhubungan dengan
defisiensi protein yang ekstrim dan dikarakteristikan dengan edema, hipoalbunemia, anemia
dan pembesaran hati. Umumnya masih terdapat lemak subkutan, dan muscular wasting
tertutupi oleh adanya edema serta adanya retardasi pertumbuhan.
Gizi buruk adalah suatu keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan
indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) < -3 standar deviasi WHO-NCHS dan atau
ditemukan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor. Faktor
yang mempengaruhi gizi buruk yaitu sosial ekonomi keluarga, infeksi dan lingkungan.
Terdapat 10 langkah tindakan pelayanan pada gizi buruk, yaitu mencegah dan
mengatsi hipoglikemia, mencegah dan mengatsi dehidrasi, memperbaiki gangguan
keseimbangan elektrolit, mengobati infeksi, memperbaiki kekurangan zat gizi mikro,
memberikan makanan untuk stabilisasi dan transisi, memberikan makanan untuk tumbuh
kejar, memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang, dan mempersiapkan untuk tindak lanjut
di rumah yang masing-masing dibagi dalam 4 fase, yaitu fase stabilisasi, fase transisi, fase
rehabilitasi dan fase tindak lanjut. Selain itu terdapat hal penting yang harus diperhatikan,
yaitu jangan berikan Fe sebelum minggu ke-2, jangan berikan cairan intravena kecuali syok
atau dehidrasi berat, jangan berikan protein terlalu tinggi pada fase stabilisasi, jangan berikan
diuretik pada penderita kwashiorkor.
LATAR BELAKANG SISTEM PENCERNAAN