Anda di halaman 1dari 2

Seorang Anak Perempuan Usia Lima Tahun dengan Kwashiorkor

Kurang Energi dan Protein (KEP) pada anak masih menjadi masalah gizi dan
kesehatan masyarakat di indonesia. Gizi buruk adalah KEP tingkat berat akibat kurang
konsumsi makanan bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Ditandai dengan
status gizi sangat kurus menurut berat badan (BB) terhadap tinggi badan (TB). Marasmus dan
kwashiorkor adalah hasil akhir dari tingkat keparahan penderita gizi buruk.

Kwashiorkor adalah suatu sindrom klinik yang timbul sebagai akibat adanya
kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang dari yang dibutuhkan.
Kwashiorkor merupakan bentuk dari malnutrisi protein-energi yang berhubungan dengan
defisiensi protein yang ekstrim dan dikarakteristikan dengan edema, hipoalbunemia, anemia
dan pembesaran hati. Umumnya masih terdapat lemak subkutan, dan muscular wasting
tertutupi oleh adanya edema serta adanya retardasi pertumbuhan.

Gizi buruk adalah suatu keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan
indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) < -3 standar deviasi WHO-NCHS dan atau
ditemukan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor. Faktor
yang mempengaruhi gizi buruk yaitu sosial ekonomi keluarga, infeksi dan lingkungan.

Terdapat 10 langkah tindakan pelayanan pada gizi buruk, yaitu mencegah dan
mengatsi hipoglikemia, mencegah dan mengatsi dehidrasi, memperbaiki gangguan
keseimbangan elektrolit, mengobati infeksi, memperbaiki kekurangan zat gizi mikro,
memberikan makanan untuk stabilisasi dan transisi, memberikan makanan untuk tumbuh
kejar, memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang, dan mempersiapkan untuk tindak lanjut
di rumah yang masing-masing dibagi dalam 4 fase, yaitu fase stabilisasi, fase transisi, fase
rehabilitasi dan fase tindak lanjut. Selain itu terdapat hal penting yang harus diperhatikan,
yaitu jangan berikan Fe sebelum minggu ke-2, jangan berikan cairan intravena kecuali syok
atau dehidrasi berat, jangan berikan protein terlalu tinggi pada fase stabilisasi, jangan berikan
diuretik pada penderita kwashiorkor.
LATAR BELAKANG SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaan makanan berhubungan dengan penerimaan makanan dan


mempersiapkannya untuk di proses oleh tubuh. Makanan adalah tiap zat atau bahan yang
dapat digunakan dalam metabolisme guna memperoleh bahan-bahan untuk memperoleh
tenaga atau energi. Selama dalam proses pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat
sederhana dan dapat diserap oleh usus, kemudian digunakan oleh jaringan tubuh.
Sistem pencernaan adalah organ yang seringkali mudah terkena gangguan sehingga
timbul berbagai masalah penyakit pencernaan. Penyakit pencernaan adalah semua penyakit
yang terjadi pada saluran pencernaan. Penyakit ini merupakan golongan besar dari penyakit
pada organ esofagus, lambung, duodenum bagian pertama, kedua dan ketiga, jejunum, ileum,
kolon, kolon sigmoid, dan rektum. Penyakit pencernaan yang mulanya ringan dapat
berdampak fatal apabila kita tidak mengerti diagnosa penyakit dan cara penanganan yang
tepat. Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mengetahui berbagai seluk beluk hingga
penanganan penyakit pencernaan.

Anda mungkin juga menyukai