Anda di halaman 1dari 9

FARMAKOLOGI “DIURETIK”

DISUSUN OLEH :
RANA GEMITA SARI
193110187
1B

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Verra Widhi Astuti, M.Kep

D-III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2019/2020
DIURETIK
A. Diuretik
Diuretik merupakan obat yang meningkatkan eksresi natrium, dan karena itu dapat
membuang air dari ginjal. Diuretik berfungsi untuk mengatasi edema yang berkaitan dengan
penyakit gagal jantung kongestif dan edema paru, gagal hati dan sirosis epatitis, dan berbagai
jenis penyakit gagal ginjal dan sebagai obat tambahan dalam pengobatan hipertensi.

B. Penggolongan Diuretik
1. Diuretik Tiazid dan Diuretik Seperti Tiazid
a. Cara Kerja Obat dan Indikasi
Diuretik bekerja dengan menghambat pompa klorida. Klorida akan dipompa
keluar dari tubulus secara aktif oleh lapisan sel,pada bagian asenden ansa henle dan
tubulus distal. Natrium akan bergerak secara pasif bersama dengan klorida akan
menahan klorida dan natrium didalam tubulus sehingga dapat dieksresikan ke urine,
yang demikian akan mencegah reabsorbsi natrium dan klorida ke dalam system
vaskuler.
Diuretik tiazid biasanya di indikasikan untuk mengatasi edema yang berkaitan
dengan GJK (gagal jantung kongestif) atau dengan penyakit hati atau ginjal.
b. kontraindikasi
Penggunaan diuretik secara rutin selama kehamilan adalah tindakan yang tidak
tepat, diuretic hanya digunakan jika ibu memiliki indikasi patologis, bukan karena
alas an kehamilan atau komplikasi den kehamilan.
c. efek merugikan
Efek merugikan dari penggunaan tiazid terkait dengan gangguan pada
mekanisme pengaturan yang normal dalam nefron. Kalium hilang pada tubulus distal
karena kerja mekanisme pompa, mengakibatkan hipokalemia. Tanda dan gejala
hipokalemia adalah kelemahan, kram otot, dan aritma. Efek lainnya yaitu penurunan
ekstesi kalsium yang menyebabkan peningkatan kadar kalsium.
d. interaksi
Penurunan absorbs obat ini dapat terjadi apabila obat ini dikombinasikan
dengan kolestiramid atau kolestipol. Apabila pasien perlu menggunakan kombinasi
HU. Penggunaan kedua obat tersebut harus diberi jeda waktu minimal 2 jam.
e. contoh
No Nama Obat Dosis Indikasi Pemakaian Gambar
 Tizaid masa kerja Umtuk hipertensi dan
singkat (masa <12 edema parifer. Orang
jam) dewasa dapat
Klorotiazid (diuril) D : PO : diberikan klorotiazid
1 500mg-2g IV
2 Hidroklorotiazid D : PO : 1,25- Untuk hipertensi dan
(hydrodiuril, 100 mg/hari edema
esidrix)

3 Bendroflumethiazid D : 2,5 – 10
(naturetin) mg/hari

4 Siklotiazid D : 1-2
(anhyidron) mg/hari

5 hidroflumetiazid D : 50-200
mg/hari

2. Loop Diuretik
a. Cara Kerja Obat dan Indikasi Terapeutik
Obat ini menghambat pompa klorida dalam ansa henle asnden, tempat
normalnya sekitar 30% natrium yang telah disaring akan direabsorbsi. Aksi ini
menurunkan reabsorbsi natrium dan klorida. Loop diuretik memiliki efek yang serupa
pada ansa henle densenden dan tubulus kontortus distal, mengakibatkan produksi urin
kaya natrium dalam jumlah yang berlebihan. Obat ini akan bekerja pada kondisi
gangguan asam basa, gagal ginjal ketidakseimbangan elektrolit.
Indikasi untuk pengobatan gejala akut, edema para akut, edema yang berkaitan
dengan gejala atau dengan penyakit ginjal atau hati, dan hipertensi.
b. Kontraindikasi
Obat ini dikaitkan dengan kematian janin dan ibu dalam studi terhadap
binatang dan obat ini tidak boleh digunakan selama kehamilan kecuali manfaatnya
pada ibu jauh lebih besar daripada efek merugikan potensial pada janin.
c. efek samping
Hiperkalemia, deplesi volume darah, hipotensi, efek pada ssp, gangguan pada
GI, hiperglikemia.
d. interaksi
Kombinasi loop diuretik aminoglikosida atau sisplatin dapat meningkatkan
risiko otot osisitas.
Selain itu kombinasi indometasin, ibuprofen, salisifat atau agens anti inflamasi
nonsteroid lainnya dengan obat ini dapat manurunkan kebocoran natrium dan
penurunan efek anti hipertensi.

e. contoh
No Nama Obat Dosis Indikasi Pertimbangan Gambar
1 Bumetanide 0,5-2 mg/hari di Semua loop diuretik
(bumex) dalam dosis diindikasi untuk pengobatan
tunggal dan gagal jantung kongostif,
diulang dosis edema paru akut, hipertensi
maks 10mg, 0,5- dan edema pada GSK
1mg 1m/IV penyakit ginjal/ hati
diberikan selama
1-2 menH
2 Asam atakrinat 50-200 mg/hari
(edecrin) DO berdasarkan
respon pasien.
0,5-1 mg/kg IV
secara perlahan
3 furosemid 20-80 mg/ hari
(lasix) Po, sampai
meksimum 600
mg/hari 20-40 mg
1M/IV diberikan
secara hati-hati
4 Torsemid 10-20 mg/hari Po,
(dermadex) melalui iv pada
keadaan GJK /
gagal ginjal
kronis. 5-10
mg/hari Po untuk
keadaan
hipertensi

3. Inhibitor Karbonat Antihidrase


a. Cara Kerja Obat dan Indikasi
Enzim karbonat anhydrase merupakan katalis untuk pembentukan natrium
bikarbonat, yang disimpan sebagai cadangan alkalin dalam tubulus ginjal dan ekresi
hydrogen yang menyebabkan urin sedikit bersifat asam. Diuretik yang menghambat
efek karbonat anhydrase memperlambat pergerakan ion hydrogen, akibatnya lebih
banyak natrium dan kerbonat yang dibuang kedalam urin. Indikasi untuk pengobatan
glukoma, diuresis pada GJK, montaian sistness, epilepsy.

b. kontraindikasi
Asetazomaid dikontraindikasikan pada sirosis hepatis karena menyebabkan
disorientasi mental pada penderita sirosis hepatis. Reaksi alergi yang jarang terjadi
berupa demam, reaksi kulit, depresi sumsum tulang dan lesi renal mirip reaksi
sulfonamid.
c. efek samping
Pada dosis tinggi dapat timbul perestesia dan kantuk yang terus menerus. Efek
merugikan dari inhibitor karbonat anhydrase berkaitan dengan gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit.
d. interaksi
Kombinasi obat ini dengan salisilat dan litium dapat meningkatkan ekstasi
salisilat dan litium. Tindakan kewaspadaan perlu diterapkan untuk memantau kadar
serum pada pasien yang menggunakan litium.
c. contoh
No Nama Obat Dosis Indikasi Pertimbangan Gambar
1 pasetazolamid 500mg iv diulang Pengobatan untuk
(diamox) dalam 2-4 jam, glaukoma pengobatan
kemudian tambahan untuk epilepsy,
250mg-1g / hari mautain sickness

2 Metazolamid 50-100 mg Po Pengobatan glaukoma


(neptazane)

3 Asetazolamid Po : 250mg Untuk glaukoma sudut


(diamox) terbuka dapat
meningkatkan kadar gula
darah asam urat dan
kalsium

4 Dildolfenamid D: Po : Untuk glaukoma


(daratid) 100mg/2jam
5 Metazolamid 50-100mg
pientalanen

4. Diauretik hemat kalium


a. cara kerja dan indikasi
Beberapa diauretik bekerja dengan membuang natrium dan menahan kalium
spirinolakton bekerja sebagaiantagonis aldosterone dalam tubulus distal. Amilorid dan
triameter bekerja untuk mengahmbat sekresi kalium di sepanjang tubulus, efek
diauretik obat ini didapat dari keseimbangan yang dicapai saat membuang natrium
untuk mengimbangi kalium yang ditahan. Indikasi untuk pengobatan terapi tambahan
pada edema akibat GJK, penyakit ginjal dan hati. Pengobatan hipekolemia,
pengobatan tambahan untuk hipertensi, hiperoldoserisme.

b. kontraindikasi
Penggunaan obat ini selama kehamilan bukan merupakan tindakan yang tepat
dan obat ini hanya digunakan jika ibu memiliki indikasi penyakit, bukan karena
menisfestasi atau komplikasi kehamilan manfaat obat ini pada ibu harus jauh lebih
besar dari resiko potensial pada janin, karena adanya efek merugikan potensial pada
perubahan cairan dan elektrolit dalam tubuh bayi.
c. efek merugikan
Efek merugikan yang sering terjadi pada penggunaan diauretik hemat kalium
adalah hiperkalemia yang dapat menyebabkan letargi, konfusi, antaksia, kramotot,
dan aritmia jantung.
d. interaksi
Kombinan diauretik hemat kalium dengan salisilat akan memunculkan efek
diauretik. Penyesuaian dosis diperlukan untuk mendapatkan efek terapeutik.
e. contoh
No Nama obat Dosis Indikasi pertimbangan Gambar
1 Amiloride 15-20mg/hari Semua diuretik hemat
(midamor) Do dengan kalium diindikasikan
pemantauan untuk pengobatan
elektrolit tambahan terhadap
edema yang
disebabkan gagal
jantung kongistif .
penyakit hati atau
ginjal hipertensi
hiperkalamia
hiperaldosteron tidak
digunakan untuk anak
– anak
2 Spironolactone 100-200mg Dapat digunakan untuk
(aldastone) /hari Do untuk anak-anak dengan
edema paemantauan ketat
Pediatrik 3,3 nilai elektrolit
mg/kg/hari

3 Triamteren 100mg/ hari Tidak digunakan untuk


(dyrenium) anak anak

4 Amitorid D. 5-10mg/hari Untuk edema dan


(midamor) hipertensi
5 Amiloride dan Do : sesuai Setiap tablet
hidrokloretizoid dengan resep menggandung
(meduretik) amiloride hcl 5mg dan
hidroklorotiazid 25mg/
50mg
6 Spironolakton Do : Tersedia dalam dua
dan 100mg/hari kekuatan spironolaktan
hidroklorotiazid 25mg/50mg dan
(aldactazide) hidroklorotiazid
25/50mg

5. diuret osmosis
a. cara kerja obat dan indiksi
Beberapa non elektrolit digunakan secara IV untuk meningkatkan cairan yang
dihasilkan ginjal, mannitol, sebagai contoh adalah gula yang tidak diabsorbsi dengan
baik oleh tubulus obat ini bekerja dengan menarik sejumlah besar cairan kedalam urin
dengan tekanan osmotic dari molekul gula yang besar. Indikasi untuk pengobatan
pengurangan tekanan intracranial, pencegahan fase oligiria pada kondisi gagal ginjal,
pengurangan tekanan intraocular, bersihan ginjal terhadap zat toxic.
b. kontraindikasi
Monitol dikontraindikasikan pada penyakit ginjal dengan anuria kongestif atau
udem paru yang berat, dehidrasi hebat dan pendarahan intakranial kecuali bila akan
dilakukan kraniotomi.
c. efek merugikan
Monitol dapat menimbulkan reaksi hipersensitif efek lain yaitu penurunan
kadar cairan sacara tiba-tiba mual, muntah hipotensi, pening, bonfusi dan sakit kepala
dapat disertai dengan dekompensasi jantung dan bahkan syok.
d. contoh
No Nama obat Dosis Indikasi pertimbangan Gambar
1 gliserin 1-2 gr /kg untuk Pengobatan
losmoglyn glaucoma peningkatan tekanan
intraakular, glaucoma

2 Isosorbide 1,5gr/kg Pengobatan glaucoma


lismotit

3 manitol 50-100gr IV untuk Pengobatan


(osmitrol) oliguria, 1,5-2gr/kg peningkatan tekanan
Iv untuk intracranial, gagal
mengurangi ginjal, glukoma akut.
tekanan intrakranial
4 Urea 1-1,5 gr/kg iv, Pengibatan
(ureaphil) dengan melebihi peningkatan tekanan
120gr/ hari intracranial glaucoma
Pediatrick 0,5- akut
1,5mg /kg iv

Pertimbangan keperawatan bagi pasien uyang menggunakan Diuretik


1. pengkajian
Tapis hal-hal berikut yang dapat merupakan kontranindikasi atau kewaspadaan dalam
penggunaan obat : alergi terhadap obat, gangguan cairan atau elektrolit yang dapat
diperburuk oleh diuretic dan lain-lain.
Pengkjian fisik harus meliputi : pemeriksaan kulit secara seksama, pengkajian TP,
nadi dan auskultasi jantung. Data dasar dari efek obat terhadap tekanan darah dan volume
darah, berat badan, data dasar dari pemantauan kelebihan cairan, evaluasi fungsi hati,
pemeriksaan haluan urine.
2. diagnose
a) Resiko defisiensi volume cairan yang berhubungan dengan efek diuretic
b) Gangguan eliminasi urin yang berhubungan dengan efek diuretic
c) Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
GI dan perubahan metabolic
d) Kurang pengetahuan mengenai terapi pengobatan
3. implementasi
a) Berikan obat oral bersama makanan atau susu sebagai penyeimbang efek obat
pada pasien GI
b) Berikan obat Iv secara perlahan untuk mencegah perubahan yang berap pada
cairan dan elektrolit
c) Pantau haluan urine secara kontinu
d) Beri obat di pagi hari sehingga peningkatan urin tidak mengganggu tidur
e) Pantau dosis obat secara seksama
f) Pantau respon pasien terhadap obat
g) Lakukan tindakan yang memberi rasa nyaman
h) Beri makanan yang kaya kalium atau rendah kalium sesuai dengan obat yang
diberikan
i) Beri penyuluhan secara menyeluruh kepada pasien
4. evaluasi
a) Pantau respon pasien terhadap obat
b) Pantau adanya efek merugikan
c) Evaluasi keefektifan rencana penyuluhan
d) Pantau keefektifan tindakan yang memberi rasa nyaman dan kepatuhan dalam
menjalani program pengobatan

Daftar pustaka
Karch M.Amy (2006) . Buku Ajar Farmakologi Keperawatan Ed2. Jakarta : buku kedokteran
EGG.

Anda mungkin juga menyukai