Oleh:
Dosen:
Franky Jamin, CPMA, FCCA, CGMA FCMA, CSRA
A. Nilai dan budaya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan.
Nilai dan budaya dalam suatu perusahaan tidak muncul dengan begitu saja, melainkan harus
di bentuk oleh perusahaan itu sendiri. Seorang pemimpin di dalam perusahaan harus bisa
memberikan gambaran secara jelas kepada bawahannya, apa yang menjadi nilai-nilai peusahaan dan
menghadirkannya setiap asaat agar menjadi buadaya yang semakin kuat dan mengakar.
Kesadaran risiko dapat ditanamkan dalam Budaya dan Nilai perusahaan dengan cara:
- Komitmen, menanamkan nilai dan budaya adalah hal yang sulit. Dibutuhkan waktu yang
panjang serta komitmen tinggi perusahaan untuk mendukung berjalannya suatu perusahaan
sesuai dengan nilai dan budaya yang telah di tetapkan.
- Struktur, untuk menjalankan komitmen dibutuhkan adanya badan pengawas untuk
mendukung nilai dan budaya dapat di jalankan dan di terapkan dalam suatu perusahaan.
Badan ini di bentuk dan harus di dukung oleh perusahaan itu sendiri, seperti adanya komite
kepatuhan, internal audit, quarlity control, serta quality assurance.
- Proses, setalah di tetapkannya nilai dan budaya yang akan di terapkan, komite - komite
tersebut harus melakukan pengawasan dan evaluasi berkala, agar nilai dan budayanya
berjalan dengan semestinya. Tanpa proses ini, nilai dan budaya perusahaan dapat hilang
dengan seiring berjalannya waktu.
- Outcome, hasil dari nilai dan budaya ini tidak dapat di rasakan dalam waktu yang cepat,
karena merubah suatu nilai dan budaya pada suatu perusahaan dan orang tidaklah hal
mudah, hasil ini mungkin baru akan kelihan dalam waktu 3- 5 tahun kedepan. Perusahaan
juga harus menanamkan didalam VISI & MISI perusahaan. Selain itu hal ini juga
membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit, karena perusahaan juga harus melakukan
latihan dan penyuluhan secara berkala untuk menjaga kualitas dari nilai dan budaya yang di
tetapakan oleh perusahaan.
- Integritas, setiap karyawan PT MVT harus bertindak seuai dengan kode etik perusahaan,
memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan etika
perusahaan.
- Professional, Setiap karyawan PT MVT harus bertanggung jawab penuh atas beban kerja
yang di tanggung dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan benar.
- Keselamatan, Setiap Karyawan PT MVT, harus memeiliki sifat tanpa kompromi yang
berkaitan dengan risiko pekerjaan, baik terhadap diri, terhadap perusahaan, dan terutama
terhadap pelanggan.
- Pelayanan Prima, Setiap karyawan PT MVT harus memberikan pelayan yang terbaik sesuai
dengan standar mutu perusahaan yang dapat memuaskan dan memenuhi harapan
pelanggan. Dengan memenuhi 6A: ability (kemampuan), attitude(sikap),
appearance(penampilan), attention(perhatian), action(tindakan), dan accountability
(tanggung jawab).
B. Prinsip “harus dikurangi hingga titik serendah mungkin” dalam proses penilaian risiko dari
sudut pandang Dampak dan Kemungkinan.
Berbagai macam bentuk jenis risiko baik factor external maupun factor internal. PT MVT
harus mengedepankan risiko dengan perntimbangan risiko yang di tanggung dengan manfaat
yang didapat lebih besar. Selama manfaat lebih besar dibandingkan dengan risiko, maka risiko
dapat diterima.
Berikut beberapa penjabaran resiko, factor sebab, dan kenadali internal yang dapat dilakukan
oleh perusahaan.
Probability, berbicara mengenai hal ini tentu banyak menimbangkan berbagai aspek.
Setiap perusahaan memiliki risiko bawaan dari jenis perusahaan itu sendiri. PT MVT adalah
perusahaan yang bergerak di bidang transportasi. Tentu kita tahu, bahwa kemungkinan
tersbesar risiko yang terjadi adalah kecelakaan. Banyak hal lain yang bisa terjadi seperti yang
sudah di jelakan di atas. apabila kita menjalakan semua komponen pencegahan dengan
benar tentu hal hal ini dapat di cegah. Mencegah bukan berarti menghilangkan risiko itu
sendiri, tetapi mengurangi dan mengalihkan berbagai kemungkinan dengan berbagai cara
seperti yang sudah di jabarkan diatas. Hal lain yang perlu ditekankan adalah, setiap upaya
yang dilakukan oleh perusahaan pasti memiliki dampak terhadap faktor lain. Dalam hal ini
adalah faktor financial, karena uapaya apapun yang dilakukan perusahaan selalu berkaitan
dengan biaya.
Manjemen risiko harus dilakukan dengan mengorbankan financial perusahaan
dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih dari apa yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Tentu saja hal ini harus dilakukan dengan metode penilaian seusai dengan standar
perusahaan. contohnya adalah apabila perusahaan menunda atau membatalkan suatu
perjalanan yang diakibatkan oleh faktor external seperti asap dan cuaca, perusahaan harus
memberikan kompensasi kepada pelanggan guna mempertahankan citra perusahaan.
apabila tidak dilakukan, misalkan saya sebagai pelanggan, tentu tidak akan menggunaan PT
MVT sebagai moda transportasi saya di kemudian hari. saya atau pelanggan pasti akan
mencari perusaahn dengan sistem penanganaan yang lebih baik apabila hal hal yang tidak
diinginkan terjadi.
Tentu tantangan di daerah terpencil lebih susah untuk di tangani mengingat sumber
daya dan fasilitas di daerah sangat minim dibandingkan dikota kota besar. PT MVT harus
mengalokasi dana, memberikan perhatian lebih, dan bekerja sama dengan pemangku
kepentingn di daerah setempat.
- Dana yang dikeluarkan berkaitan dengan investasi perusahaan untuk mendapatkan dan
menempatkan sumberdaya dan fasilitas untuk menunjang kegiatan perusahaan.
- Perhatian lebih ditujukan kepada karyawan dan masyarakat sekitar untuk lebih
meningkatkan kesadaran akan keselamatan. pekerja wajib di bekali dengan K3, kesehatan
dan keselamtan dalam kerja agar karyawan bisa bekerja dnegan benar. untuk masyarakat
perusahaan jug diharapkan memberikan penyuluhan dan informasi atas kesadaran akan
bahayanya tetang kegiatan operasional perusahaan. seperti halnya bahaya lalu lintas yang
bersinggungan langsung dengan rel kereta api.
- Terakir adaalah bekerja sama dengan pihak terkait untuk mendapatkan bantuan agar
berjalannya kegiatan perusahaan dengan lancar. seperti halnya peraturan tetang lalu lintas
yang berkaitan dengan kereta api, peraturan tetang berkelakukan baik / tidak mengganggu
ketenangan dan kenyamanan di dalam kereta api.
C. Teknik manajemen risiko untuk mengurangi berbagai jenis risiko bosnis dan risiko keuangan
dengan cara:
o Pertama, hal yang harus dilakukan oleh PT MVT adalah mejaga Key Peformance
Indicator yang telah di tetapkan oleh pemerintah. Ha ini juga menjadi kewajiban pagi
perusahaan untuk memenuhi standar agar subsidi yang di berikan pemerintah tetap
berjalan.
o Kedua, PT MVT harus meningkatkan mutu pelayanan usaha agar konsumen tetap
percaya dan setia menggunakan layanan perusahaan. Hal ini perlu dilakukan agar
pelanggan tidak lari atau beralih ke perusahaan sebelah / competitor dengan cara
meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana demi kepuasan pelanggan.
o Ketiga, PT MVT tidak boleh bergantung kepada subsidi yang diberikan oleh
pemerintah. Perusahan haru mencari peluang untuk mendapatkan sumber
pendanaan / pemasukan baru. Hal ini dilakukan dalam rangka upaya kemandirian
perusahaan agar tetap sehat. Contoh hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan
adalah menyediakan lahan tempat untuk disewakan. Kemudian menjadikan sarana
dan prasarana bahkan kereta sebagai alat untuk memeasang iklan bertujuan untuk
mendapatkan pemasuakan dari iklan.
o Keempat, mejaga kinerja perusahaan agar tidak terjadinya hal hal yang tidak
dinginkan seperti delay dan kecelakaan. Apabila hal ini terjadi perusahaan akan
mengalami kerugian financial besar, dan juga berdampak pada pencabutan izin
usaha. Kerugian yang akan timbul secara financial adalah perusahaan akan
mengganti rugi apabila terjadinya suatu kecelakaan atau memberikan kompensasi
apabila terjadinya delay. Terakir adalah pencabutan subsidi dari pemerintah karena
perusahaan tidak bisa menjalankan seusai dengan KPI yang pemerintah tetapkan.
Soal 2
A. Menjelaskan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi Summa Mart atas pelaporan
keuangan, tata kelola perusahaan dan system pengendalian internal.
Pertama kita harus tahu terlebih dalu tanggung jawab dari komisaris dan direksi itu sendiri. Berikut
adalah penjelasan tetang tanggung jawab dari Direksi dan Komisaris:
- Tanggung jawab Direksi, Menurut Pasal 97 ayat (2) UUPT, setiap anggota Direksi
bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perusahaan apabila yang
bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya.. Apabila Direksi terdiri dari
atas 2 (dua) anggota Direksi atau lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud diatas,
berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota Direksi.
- Tanggung jawab Komisaris, alam Pasal 108 ayat (1) UUPT yaitu dalam hal melakukan
pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik
mengenai Perusahaan maupun usaha Perusahaan, dan memberi nasehat kepada Direksi.
Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian, dan bertanggung
jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberikan nasehat kepada Direksi untuk
kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan. Kemudian
setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian
Perusahaan, apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya. Jika
Dewan Komisaris terdiri atas 2 (dua) anggota Dewan Komisaris atau lebih, maka tanggung
jawab sebagaimana dimaksud diatas, berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota
Dewan Komisaris
Untuk menjalankan tugas dan tanggun jawab Direksi, direksi dapat membentuk Komite yang
bertujuan untuk membatu kerja dari dewan itu sendiri. Komite – komite tersebut adalah Komite
Audit, Komite Kebijakan Risiko dan Komite kebijakan Corporate Governance. Komite – komite ini
mempunyai tugas untuk memberikan usulan dan masukan kepada dewan. Masing – masing dari
komite mempunyai tanggung jawab dibidangnya masing-masing.
- Komite Audit, bertanggung jawab membantu Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi
pengawasan atas kinerja perusahaan. Terutama berkaitan dengan Review system
pengendalian internal perusahaan, mememastikan kualitas laporan keuagan, dan
meningkatkan efektivitas fungsi audit.
- Komite Kebijakan Resiko, bertanggung jawab membantu dewan komisaris dalam melakukan
fungsi evaluasi atas kebijakan manajemen risiko dan memberikan penialain atas limit risiko
serta memastikan terselenggarakannya Manajemen Resiko Perusahaan (ERM, Enterprise
Risk Management).
- Komite Kebijakan Corporate Governance, bertanggung jawab membantu dewan komisaris
dalam membangun dan mempertahanlan kerpercayaan bergbagai pihak baik internal mauun
external terdahap perusahaan,
Dapat disimpulkan bahwa Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab penuh atas
pelaporan keuangan, tata keloka dan system pengendalian internal mereka. Dewan Komisaris
dan Direksi bertanggung jawab atas hasil kerja dari Komite – komite yang di bentuk untuk
mencapai tujuan perusahaan.
B. Menjelaskan tanggung jawab komite audit dalam implementasi tata kelola perusahaan
dan system pengendalian internal.
Tugas komite audit meliputi menelaah kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh
perusahaan,menilai pengendalian internal, menelaah sistem pelaporan eksternal dan kepatuhan
terhadap peraturan. Dalam rangka melaksanakan tugasnya, komite audit hendaknya melakukan
komunikasi formal antara dewan, manajemen, auditor eksternal dan auditor internal. Adanya
komunikasi formal antara komite audit, auditor internal, dan auditor eksternal akan menjamin
proses audit internal dan eksternal dilakukan dengan baik. Proses audit internal dan eksternal
yang baik akan meningkatkan akurasi laporan keuangan dan kemudian meningkat kepercayaan
terhadap laporan keuangan. Sebagai contoh, Komite Audit memeliki fungsi sebagai berikut:
- Sebagai penengah antara Manajemen dan Auditor mengenai interpretasi dan penerapan
prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk mencapai keseimbangan akhir. Sehingga
laporan lebih akurat.
- Sebagai Jembatan atanra pemegang saham (shareholder) dan Dewan Komisaris dengan
kegiatan pengendalian yang diselenggarakan oleh manajemen, auditor internal, dan auditor
external.
Keberadaan dari komite audit hendaknya dapat dimanfaatkan dengan maksimal dalam
rangka penerapan good corporate governance, karena komite audit mampu memberikan peran
yang besar dalam penerapan good corporate governance. Komite audit pada dasarnya mampu
mendorong manajemen perusahaan untuk melakukan berbagai pengembangan berkaitan
dengan upaya-upaya untuk memenuhi prinsip-prinsip good corporate governance. Kemampuan
komite audit untuk memenuhi prinsipprinsip good corporate governance, membuat citacita
untuk menciptakan good corporate governance bukan hanya cita-cita yang tertuliss aja tetapi
sungguh-sungguh dapat diwujudkan.
Peran komite audit untuk menciptakan good corporate governance melalui pemenuhan
prinsip - prinsip good corporate governance dapat dipahami dari pembahasan yang dipaparkan
sebagai berikut ini:
Dapat disimpulkan bahwa tugas Komite audit secara tidak langsung adalah melakukan
pengawasan terhadap implementasi tatakelola dan pengendalian internal perusahaan.
Dijelaskan diatas bahwa komite audit juga mempunyai kewenangan untuk masuk kesetiap sector
dalam perusahaan untuk memastikan semua kegiatan perusahaan berjalan dengan benar.
Mengingat hal tersebut betapa pentingnya suatu komite audit dan harus di isi dengan orang-
orang yang berintegritas dan kompeten di bidangnya.
C. Bagaimana tata kelola yang baik dapat membantu mencegah kesalahan pelaporan
Summart atas penemuan kejadian ini.
Apabila Management perusahaan menjalankan fungsi-fungsi mereka dengan baik, hal ini tentu
tidak akan terjadi. Perusahaan juga menyadari bahwa Management juga sibuk dengan urusan
mereka masing-masing. Sehingga sering kali perusahaan melakukan suatu tanpa pemberitahuan
dulu kepada manajement. Berikut adalah fungsi-fungsi yang tidak berjalan pada SummaMart:
- Fungsi pengawasan
- Fungsi managerial
- Fungsi kepatuhan
- Fungsi internal audit
- Fungsi pemantauan
Dalam hal ini Komite Audit diharapkan lebih aktif untuk melakukan pengawasan
terhadap laporan keuangan yang akan di publish. Seperti yang sudah di jelaskan di atas, Komite
audit memiliki tugas untuk memastikan Standar Akuntansi yang dipakai telah benar dan sesuai
dengan aturan yang berlaku (IFRS dan PSAK). Komite audit juga harus mencari tahu kenapa
perusahaan bisa mealkukan over reporting. Komite audit juga bisa berkonsultasi dengan pihak
external seperti Kantor Jasa Akuntan untuk menghindari kejadian ini.
Untuk mencegah hal ini terjadi lagi, manajement juga harus turut andil dalam perbaikan
mutu dan kepatuhan dari fungsi komite-komite yang mereka bentuk. Apabila masalah ini
sengaja dibuat, maka perusahaan harus berani menindak tegas pelakunya. Lain halnya jika
masalah ini murni karena faktor ketidak pahaman atau ketidak sengajaan, perusahaan juga
mempunyai tanggung jawab memberikan pelatihan kepada pihak-pihak yang terkait dalam kasus
ini. Hal ini juga selaras dengan poin-poin yang ada di dalam Good Corporate Governance.
SummaMart diwajibakan untuk menyediakan data informasi dan dapat langsung diakses
oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Prinsip pengungkapan
dan transparansi menyatakan bahwa perusahaan harus mengungkapkan semua informasi
material mengenai perusahaan secara akurat dan tepat waktu. Beberapa informasi material
tersebut antara lain kondisi keuangan, struktur kepemilikan, transaksi pihak berelasi, dan
tata kelola perusahaan. Laporan keuangan perusahaan harus di audit oleh auditor eksternal
yang independen dan kompeten, serta media komunikasi harus memberikan akses informasi
yang relevan yang sama, tepat waktu, dan efisien dari sisi biaya untuk semua pemangku
kepentingan.
Menurut OECD (2004) pengungkapan harus termasuk, namun tidak terbatas pada, informasi
material terkait :
Yang dimaksud dengan Pengungkapan wajib adalah informasi yang harus diungkapkan oleh
emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal suatu negara. Setiap emiten atau perusahaan
publik yang terdaftar di bursa efek wajib menyampaikan laporan tahunan secara berkala dan
informasi material lainnya kepada Bapepam dan publik. Contoh, Laporan tahunan wajib memuat
ikhtisar data keuangan penting, laporan dewan komisaris, laporan dewan direksi, profit
perusahaan, analisis dan pembahasan manajemen, tata kelola perusahaan, tanggung jawab
direksi atas laporan keuangan, dan laporan keuangan yang telah diaudit.
Hal yang perlu di perhatikan oleh Wendy ketika ingin berinvestasi adalah informasi-informasi
yang terdapat didalam Laporan Keuangan Tahunan (LKT) / Annual Report (AR). Wendy harus
memperhatikan informasi berdasarkan daftar yang sudah di tentukan dalam UUPT dan POJK. LKT
dan AR merupakan data wajib yang harus di pelajari sebelum melakukan investasi di suatu
perusahaan.
Wendy juga harus bisa menganalisa LKT dengan Teknik Analisis Rasio, hal ini harus dilakukan
untuk mengukur kesehatan suatu perusahaan, Apakah layak atau tidaknya seorang investor
untuk menginvestasikan uangnya. Dalama Annual report Wendy juga di harapkan dapat
memahami Tata kelola perusahaan yang ingin dimasukinya untuk berinvestasi. Tata Kelola
merupakan komponen penting untuk mempertimbangkan apakah perusahaan bisa bertahan
untuk jangka Panjang. Tata Kelola juga penting bagi perusahaan guna mengangkat citra
perusahaan agar para investor tertarik. Dengan tertariknya investor harga saham juga ikut naik
seiring dengan banyaknya permintaan di pasar saham.
B. Jelaskan Selera Risiko (Risk Appetite) dan kesadara risiko (Risk Awareness), dan
membahas bagaimana selera risiko Wendy dapat mempengaruhi pilihannya untuk
berinvestasi.
Risk Appetite adalah sejumlah resiko, pada tingkatan manajemen/board, di mana sebuah
organisasi bersedia menerima risiko tersebut. Dapat diartikan sebagai selera pandangan
manajemen/board dalam memandang risiko organisasi. Sebuah organisasi harus
mempertimbangkan risk appetite-nya bersamaan dengan ditetapkannya
tujuan organisasi .
Risk Awareness adalah tentang bagaimana mengakui bahwa resiko merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari bisnis. Risiko tidak bisa sepenuhnya di hindari atau di hilangkan,
melainkan bahwa semua resiko harus dipahami dengan baik, untuk dapat dikeloka resiko
tersebut.
Risk Appetite penting untuk dipelajari oleh Wendy sebagai calon investor yang akan
mengivestasikan uangnya. Sebuah perusahaan harus menetapkan ukuran batas resiko yang
dapat diterimanya. Sebuah perusahaan dnegan risk appetite yang agresif atau tinggi maka
mungkin perushaan menetapkan tujuan yang agresif, biasa perusahaan ini bersifat musiman.
Bedahalnya dengan perusahaan yang menetapkan risk apetite lebih rendah biasanya lebih
berfisat konservatif. Perlu diketahui juga, bahwa resiko pasti selalu berbanding lurus dengan
hasil.
Wendy juga harus menetapkan gaya investasinya, untuk long term atau short term. Apa bila
Wendy ingin bermain di long term, lebih baik Wendy milih perusahaan dengan gaya lebih kearah
konservatif. Perusahaan dengan gaya konservatif lebih lambat pergerakannya di bandingkan
dengan perusahaan agresif. Karena perusahaan bergaya konservatif lebih memilih untuk
bermain aman dan memikirkan untuk jangka panjang, pelan tapi pasti. Sedangkan untuk gaya
agresif, wendy lebih di sarankan untuk memilih perusahaan dengan mengikuti trend yang lagi
berkembang dipasaran. Memilih perushaan-perusahaan yang lagi naik daun atau perusahan
yang sedang booming akan suatu produknya. Tetapi perlu diingat bahwa investasi diperusahaan
ini tidak bisa untuk jangka panjang, karena resiko untuk jatuh sangat besar. Apabila masa trend
atau produk yang dihasilkan tidak lagi menjadi trend di pasar masyarakat, bisa dibilang
perusahaan tersebut akan bubar apabila tidak melakukan penyusain dengan keadaan dipasar.
Setelah Wendy menentukan pilihannya mau dengan bergaya apa dia berinvestasi. Wendy
juga harus bijak milih sector yang ingin digeluti. Karena setiap sector investasi memilih resiko
bawaannya masing-masing. Resiko bawaan ini tidak dapat di hilangkan melainkan dicegah atau
dialihkan. Saran saya untuk wendy sebagai pemula, sebaiknya wendy menginvestasikan uangnya
ke jenis investasi dengan resiko rendah, setelah memahi dunia investasi baru Wendy beralih ke
investasi dengan risiko yang lebih besar.
C. Jelaskan Risiko bisnis dan risiko keuangan. Dan mendiskusikan mengapa risiko dapat
bervariasi berdasarkan sector seperti yang disimpulkan oleh situs web.
Resiko bisnis dan resiko keuangan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dalam dunia usaha.
Risiko bisnis merupakan ketidakpastian arus pendapatan yang muncul karena kondisi bisnis
perusahaan. Semakin fluktuatif pendapatan yang masuk ke perusahaan berarti semakin
fluktuatif pula arus pendapatan yang diterima investor.
Sedangkan Risiko keuangan merupakan ketidakpastian yang muncul dari cara perusahaan
mendanai kegiatannya.pendanaan perusahaan bisa berasal dari penerbitan ekuitas atau
penerbitan utang. Jika perusahaan menggunakan utang sebagai salah satu sumber pendanaan,
maka perusahaan harus mendahulukan pembayaran bunga kepada kreditor daripada
menghasilkan pendapatan untuk pemegang saham, dan akhirnya ketidakpastian imbal hasil
pemegang saham akan meningkat.
Perlu dipahami bahwa setiap jenis industry memiliki resiko yang berbeda dan beda
perusahaan juga beda cara menangani setiap risiko yang ada. Kita tidak bisa menyimpulkan
setiap perusahaan memiliki risiko yang sama. Sebagai contoh perusahaan tambang tentu tidak
sama risiko yang di hadapi dengan perusahaan pabrik. Wendy harus memahami sektor yang
ingin dimasuki, misalnya sektor financial, sektor farmasi, sektor pertambangan, sektor
transportasi, sektor pabrikan, sektor ritel, dan lain lain.
Selain memahami Risiko tiap masing-masing sektor, Wendy juga harus siap dengan adanya
faktor resiko yang tidak dapat diprediksi, seperti kepastian ekonomi, bencana alam, dan perilaku
yang disebabkan oleh manusia.
Soal no 4
Teori adalah yang menjelaskan tentang hubungan kerja antara pemilik perusahaan
(pemegang saham) dan manajemen. Teori keagenan atau teori agensi muncul ketika
pemegang saham mempekerjakan pihak lain. Untuk mengelola perusahaannya. Teori agensi
melakukan pemisahan terhadap pemegang saham (prinsipal) dengan management (agen).
Meskipun prinsipal adalah pihak yang memberikan wewenang kepada agen, namun prinsipal
tidak boleh mencampuri urusan teknis dalam operasi perusahaan. Sebenernya direksi Zuzu
tidak sepenuhnya salah, direksi menjalankan tugas demi kepentingan principal.
Pada point ini adalah masalah conflict of interest, dimana Investor Institusi sebagai
principal atau pemegang saham mayoritas tentu memiliki kepentingan tersendiri. Yaitu
untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Group one merupakan gabungan dari para pemegang saham Perushaan Zuzu. Dalam
kasus ini Group One menyatakan ketidak puasannya dengan jawaban yang di keluarkan oleh
Direkzi Zuzu memalui seketaris perusahaan. Group one berusaha mempengaruhi
penunjukan Komisaris Independen untuk meningkatkan pengawasan terhadap tindakan
direksi dan keputusan yang di ambil. Karena Direksi tidak memiliki etika yang baik serta
lemahnya pengawasan dari Dewan Komisaris, maka Group One memperbaiki tata kelola
perusahaan agar berjalan sesuai dengan kepentingan umum.