Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM

A. KASUS (MASALAH UTAMA)

Gangguan Proses Pikir: Waham

B. PENGERTIAN

Waham adalah keyakinan atau penilaian yang salah dan tidak dapat dikoreksi,
tidak sesuai dengan kenyataan dan dengan kepercayaan yang berlaku dalam
lingkungan masyarakat serta budaya tempat tinggal individu tersebut. Gangguan
waham adalah berkembangnya sebuah waham atau sekelompok waham yang
berhubungan yang isinya sangat beraneka ragam, biasanya menetap dan kadang
kala berlangsung seumur hidup di mana tidak terdapat halusinasi pendengaran,
waham kendali, penumpukan afek, atau bukti pasti tentang adanya penyakit otak
(WHO).

Waham adalah keyakinan palsu, didasarkan kepada kesimpulan yang salah


tentang eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar belakang
kultural, yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan. Definisi ini untuk
memisahkan waham-waham yang merupakan indikator dari penyakit jiwa dari
jenis-jenis lain keyakinan yang dipegang kuat yang ditemukan diantara orang-
orang yang sehat. Jadi pikiran waham hanya dapat dimengerti atau dievaluasi
dengan sedikitnya beberapa pengetahuan dari hubungan interpersonal pasien;
seperti keterlibatan mereka terhadap agama atau kelompok politik. (Camelia,
2010).

C. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala dari perubahan isi pikir waham yaitu : klien menyatakan dirinya
sebagai seorang besar mempunyai kekuatan, pendidikan atau kekayaan luar biasa,
klien menyatakan perasaan dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang,
klien menyatakan perasaan mengenai penyakit yang ada dalam tubuhnya, menarik
diri dan isolasi, sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, rasa
curiga yang berlebihan, kecemasan yang meningkat, sulit tidur, tampak apatis,
suara memelan, ekspresi wajah datar, kadang tertawa atau menangis sendiri, rasa
tidak percaya kepada orang lain, gelisah.

Tanda dan gejala lain (Aziz, 2010) :


a. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan.
b. Klien tampak tidak mempunyai orang lain.
c. Curiga.
d. Bermusuhan.
e. Merusak (diri, orang lain, lingkungan).
f. Takut, sangat waspada.
g. Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas.
h. Ekspresi wajah tegang.
i. Mudah tersinggung.

Adapun tanda dan gejala yang lainnya meliputi :


a. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
Cara berpikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk dan pengorganisasian
bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial)

b.Fungsi persepsi
Depersonalisasi dan halusinasi
c. Fungsi emosi

Afek tumpul à kurang respon emosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi
berlebihan, ambivalen
d. Fungsi motorik

Imfulsif, gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotopik à gerakan yang


diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas, katatonia.
e. Fungsi sosial : kesepian
f. Isolasi sosial, menarik diri dan harga diri rendah.

Dalam tatanan keperawatan jiwa respon neurobiologis yang sering muncul adalah
gangguan isi pikir : waham dan gangguan persepsi sensori : halusinasi.

D. ETILOGI

a) Faktor Predisposisi

Menurut Direja (2011), faktor predisposisi dari gangguan isi pikir, yaitu:

a.    Faktor perkembangan

Hambatan perkembangan akan menganggu hubungan interpersonal seseorang.


Hal ini dapat meningkatkan stres dan ansietas yang berakhir dengan gangguan
persepsi, klien menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan
emosi tidak efektif.

b.    Faktor sosial budaya


Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya
waham.

c.    Faktor psikologis

Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda atau bertentangan, dapat


menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan.

d.   Faktor biologis

Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran vertikel di otak,
atau perubahan pada sel kortikal dan limbic.

e.    Faktor genetic

Faktor Presipitasi

Menurut Direja (2011) faktor presipitasi dari gangguan isi pikir: waham, yaitu :

a.    Faktor sosial budaya

Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau
diasingkan dari kelompok.

b.    Faktor biokimia

Dopamine, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi


penyebab waham pada seseorang.

c.    Faktor psikologis

Kecemasan yang memandang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi


masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan
yang menyenangkan.

E. POHON MASALAH

effect resiko tinggi perilaku kekerasan

core problem perubahan sensori waham

causa isolasi sosial : menarik diri


harga diri rendah kronis

F. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU


DIKAJI

Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan


gangguan isi pikir: waham (Fitria, 2009), adalah:
a.       Gangguan proses pikir: waham
b.      Risiko perilaku kekerasan
c.       Isolasi sosial
d.      Harga diri rendah kronik
Sedangkan data yang perlu dikaji pada pasien dengan gangguan isi pikir:
waham (Fitria, 2009 dan Yosep, 2009), adalah:
a.    Data subyektif
1)      Klien mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang paling hebat
2)      Klien mengatakan bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus.
b.    Data obyektif
1)      Klien terus berbicara tentang kemampuan yang dimilikinya.
2)      Pembicaraan klien cenderung berulang-ulang
3)      Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan persepsi sensori: Halusinasi (dengar, penglihatan, penghidung dan
peraba)

H. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Peren
canaan
Keperawata
n

tujuan Kriteria Intervensi Rasional


Evaluasi
Gangguan Pasien 1. Pasien 1. Bina hubungan saling Hubungan saling
proses pikir : dapat dapat percaya dengan klien: percaya menjadi
waham mengontrol membina a. Beri salam dasar interaksi
wahamnya hubungan b. Perkenalkan diri, selanjutnya
saling tanyakan nama serta sehingga dapat
percaya nama panggilan terbina hubungan
dengan disukai. saling percaya dan
perawata. c. Jelaskan tujuan klien lebih terbuka
interaksi. merasa aman dan
d. Yakinkan klien mau berinteraksi
dalam keadaan aman
dan perawat siap
menolong dan
mendampinginya.
e. Yakinkan bahwa
kekehasiaan klien
akan tetap 1) Mengidentifika
si masalah
terjaga
f. Tunjukkan siap klien, sumber-
terbuka dan jujur. sumber yang
g. Perhatikan bisa
kebutuhkan dasar dimanfaatkan
dan beri bantuan dalam
2. pasien untuk pemecahan
dapat memenuhinya. masalah klien,
mengiden dan
tifikasi perencanaan
2. Bantu klien untuk
perasaan yang akan
mengungkapkan
yang dilakukan
perasaan dan
muncul dalam
pikirannya.
secara pemecahan
a. Diskusikan dengan
berulang masalah klien
pasien pangalaman
dalam 2) Empati dapat
yang dialami selama
pikiran mendorong
ini termasuk hubungan
pasien pasien lebih
dengan orang yang
terbuka dalam
berarti, lingkunan
mengungkapkan
kerja, sekolah dsb.
perasaaanya
b. Dengarkan
3) Memberikan
pernyataan pasien
kenyamanan
dengan empati tanpa
kepada
mendukung /
pasien bahwa
menentang
dia tidak
pernyataan
sendiri dan
wahamnya.
ada perhatian
yang
diberikan
c. Katakan perawat dapat oleh orang-
memahami apa yang orang sekitar
diceritakan pasien. dalam
pemecahan
masalah
pasien.
Klien Bantu klien untuk 1. Mengidentifikasi
dapat mengindentifkasi faktor- faktor
mengide kebutuhan yang yang penyebab/pencetu
ntifikasi tidak terpenuhi serta s dari masalah
stressor kejadian yang menjadi klien dan
/ faktor percentus mengenali
wahanya. kemungkinan hal-
pencetu
a. Diskusikan dengan hal yang bisa
s
klien tentang membantu klien
wahamn kejadian-kejadian keluar dari
ya. traumatik yang permasalahan
menimbulkan rasa 2. Kemungkinan
takut, ansietas adanyanya
maupun perasaan keterkaitan
tidak dihargai. masalah yang
b. Diskusikan dihadapi sekarang
kebutuhan / dengan halusinasi
harapan yang sehingga
belum terpenuhi. pemecahan
c. Diskusikan dengan masalah bisa
klien cara-cara tepat.
mengatasi kebutuhan
yang tidak terpenuhi
kebutuhan dan
kejadian yang
traumatis.
d. Diskusikan dengan
klien apakah ada
halusinasi yang
meningkatkan pikiran /
perasaan yan terkait
wahamnya.
e. Diskusikan dengan klien
antara
kejadian-kejadian
tersebut dengan
wahamnya.
Klien Bantu pasien a. Membantu
dapat mengidentifikasi pasien untuk
mengi keyakinannya yang salah memfokuskan
dentifi tentang situasi yang nyata diri pada realita
kasi (bila pasien sudah siap) b. Menilai
waham 1) Diskusikan tentang sejauhmana
nya pengalaman masalah yang
wahamnya tanpa dialami
berargumentasi pasien.
2) Katakan kepada c. Memutuskan
pasien akan bentuk
keraguan ketidaknyataan
perawat yang
terhadap dibicarakan dan
pernyataan mengarahkan
pasien. pasien ke hal
3) Diskusikan yang realita
frekuensi, d. Menilai
interaksi dan sejauhmana
durasi terjadinya masalah yang
waham dialami pasien
4) Bantu pasien e. Sebagai
membedakan situasi bahan
nyata dengan situasi perbandingan
yang dipersiapkan pasien
salah oleh pasien
Klien Diskusikan dengan klien a. Mengidentifikasi
dapat pengalaman- pengalaman faktor- faktor
mengid yang tidak menguntungkan penyebab
entifika sebagai akibat dari terjadinya
si wahamnya seperti : masalah
konseek  Hambatan dalam b. Mendorong
uensi beinterkasi dengan pasien untuk
keluarga memahami
dari  Hambatan dalam pentingnya
waham beinterkasi dengan orang kehadiran
nya lain orang lain
 Hambatan dalam dalam
melakukan aktifitas
pemecahan
sehari-hari.
masalah yang
Ajak klien melihat bahwa
dialami pasien
waham tersebut adalah c. Seringnya bila
masalah yang sedang timbul
membutuhkan bantuan dari wahamnya/sulit
orang lain. Diskusikan dikendalikan,
dengan klien orang /tempat pasien akan
ia minta bantuan apabila bingung untuk
wahamnya timbul / sulit mencari
dikendalikan. bantuan,
sehingga
sebaiknya hal
tersebut
didiskusikan
sejak awal
Klen dapat Diskusikan hobi / a. Aktivitas yang
melakukan aktifitas yang kompetitif dapat
tehnik disukainya. mengancam dan
distraksi Anjurkan klien memperburuk
sebagai cara memilih dan ketakutan dan
menghentika melakukan rasa curiga
aktifitas yang b. Pelaksanaan
n pikiran
membutuhkan aktifitas dapat
yang terpusat
mengalihkan
pada perhatian dan
fokus klien
wahamnya. ketrampilan
pada realita dan
fisik.
memutuskan
respon klien
terhadap
waham
Daftar pustaka

Aziz, R. 2010, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa, RSJD Amino Gondoutomo,


Semarang.

Azizah, L. M. 2011. Keperawatan Jiwa: Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Direja, AHS. 2011, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa, Nuha Medika,
Yogyakarta.

Keliat, BA. 2011, Proses Keperawatan Jiwa, ECG, Jakarta.

Purba, JM., Sri E., Mahnum, LN., & Wardiyah, 2010, Asuhan Keperawtaan pada
Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa, USU Press, Medan.

Yosep, I. 2010, Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi, Refika Aditama, Jakarta.


WHO, Unknown Year, Leksikon : Istilah Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik, Ed. 2,
EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai