Anda di halaman 1dari 2

1.

Tata cara pemusnahan Rekam Medik (RM) sesuai dengan yang ditetapkan oleh Dirjen
Kesehatan

A. Dibuat ketetapan mulai tahun berapa retensi akan dilakukan.


Rawat Jalan : 2006 - 7 tahun = Tahun 1999
Rawat Inap : 2006 - 12 tahun = Tahun 1990
B. Dibuat TIM PENILAIAN dengan SK Direksi, seperti :
- Ka. Rekam Medis
- Perawat Senior
- Petugas terkait
- Panitia Rekam Medis
- Komite Medik
C. Pembentukan Tim Pemusnah dari unsur Rekam Medis dan Tata Usaha dengan SK
Direktur RS
D. Tim pembuat pertelaan
E. Pelaksanaan pemusnahan :
Dibakar : menggunakan incinerator, dibakar biasa
Dicacah, dibuat bubur
F. Pihak ke III disaksikan Tim Pemusnah
G. Tim Pemusnah membuat Berita Acara Pemusnahan yang ditandatangani Ketua dan
Sekretaris dan diketahui Direktur Rumah Sakit
H. Berita Acara Pemusnahan RM, yang asli disimpan di Rumah Sakit, lembar ke 2 dikirim
kepada pemilik RS (RS, Vertikal kepada Dirjen. Pelayanan Medik)
Khusus untuk arsip Rekam Medis yang sudah rusak/tidak terbaca dapat langsung
dimusnahkan dengan terlebih dahulu membuat pernyataan diatas kertas segel oleh
Direktur Rumah Sakit.

2. Rekam medis memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting dalam bidang kesehatan
termasuk upaya penegakan hukum terutama di dalam rangka pembuktian dugaan malpraktek
medis. Rekam medis di dalam hukum acara pidana mempunyai kedudukan sebagai alat bukti
surat karena pembuatan rekam medis telah memenuhi ketentuan sebagaimana yang terdapat di
dalam Pasal 187 KUHAP. Hal ini juga sesuai dengan Pasal 13 ayat (1) huruf c Peraturan Menteri
Kesehatan No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis yang menyatakan:

“Pemanfaatan Rekam medis dapat dipakai sebagai alat bukti dalam proses penegakan hukum,
disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakan etika kedokteran dan kedokteran gigi.”

3. Penghapusan rekam medis, dapat dikategorikan sebagai pemalsuan, jadi kalau salah tulis
hanya dapat dibetulkan pada saat itu, dengan cara mencoret yang salah dan dibubuhkan paraf
4. Tertulis bahwa seorang dokter wajib menulis Rekam Medis pada PASAL 46 UUPK NO. 29/04
dan PERMENKES 269/08

Anda mungkin juga menyukai