Anda di halaman 1dari 12

2

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH KOLONI BAKTERI PADA GAGANG DAN HANDLE


PINTU TROLI GIZI DENGAN JUMLAH RUANGAN PADA ROTASI SIANG TROLI
GIZI DI SEBUAH RUMAH SAKIT KOTA MALANG
Sagita Nindra Pratama, Yoyon Arif Martino, Hardadi Airlangga
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang
Email: sagitanindra@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Angka kejadian infeksi nosokomial di Indonesia berada di atas negara maju yakni mencapai 15,74 %.
Bakteri penyebab nosokomial dapat bertansmisi saat proses pendistribusian makanan dari instalasi
gizi ke ruang rawat inap di Rumah Sakit. Penelitian tentang peran troli gizi dalam penyebaran
bakteri infeksi nosokomial masih jarang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan jumlah bakteri pada gagang dan handle pintu troli gizi dengan jumlah ruangan
yang dikunjungi troli pada saat rotasi siang.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian laboratorik in vitro dengan analitik observasional post-test
only. Sampel diambil di salah satu Rumah Sakit swasta Kota Malang pada bulan Agustus 2018. Jumlah sampel yang
diambil sebanyak 90 dengan 3 kali pengulangan. Sampel diinokulasikan pada media nutrient agar, MacConkey agar
dan blood agar kemudian diinkubasi selama 72 jam. Penghitungan koloni menggunakan colony counter.
Hasil: Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan di antara jenis bakteri pada media nutrient agar, MacConkey
agar dan blood agar. Jumlah bakteri pada handle pintu troli lebih banyak daripada di gagang troli namun perbedaan
tersebut tidak signifikan. Bakteri non-lactose fermenting dan non-beta hemolitik lebih banyak ditemukan di handle
pintu troli gizi. Tidak ditemukan hubungan antara jumlah ruangan dengan jumlah bakteri pada gagang troli gizi.
Kesimpulan: Jumlah koloni bakteri troli gizi tidak berhubungan dengan jumlah ruangan yang dikunjungi troli gizi.

Kata Kunci: koloni, bakteri, infeksi, nosokomial

THE CORRELATION BETWEEN THE NUMBER OF BACTERIAL COLONIES FROM


THE HANDGRIP AND DOOR HANDLE OF A MEAL TROLLEY WITH THE NUMBER
OF ROOMS IN AFTERNOON TROLLEY ROTATION OF A HOSPTAL IN MALANG
Sagita Nindra Pratama, Yoyon Arif Martino, Hardadi Airlangga
Medical Faculty of Malang Islamic University
Email: sagitanindra@gmail.com

ABSTRACT
Introduction: The incidence of nosocomial infections in Indonesia is above developed countries, reaching 15,74%.
Nosocomial causative bacteria can transmit during the process of distributing food from a nutritional installation to a
hospitalization room. Research on the role of meal trolleys in the spread of nosocomial bacterial infections is still
rare. Therefore, the purpose of this study was to determine the relationship between the number of bacteria on the
handgrip and the door handle of the meal trolley with the number of rooms visited by the trolley during the afternoon
rotation.
Methods: This research uses in vitro laboratory research design with post-test only observational analytic. Samples
were taken in one of Malang's hospitals in August 2018. The number of samples taken was 90 with 3 repetitions. The
sample is inoculated on the nutrient agar medium, MacConkey agar, and blood agar then incubated for 72 hours.
Result: There are no significant differences between the types of bacteria in the nutrient medium, MacConkey agar
and blood agar. The number of bacteria on the trolley door handle is more than in the trolley handgrip but the
difference is not significant. Non-lactose fermenting and non-beta hemolytic bacteria are found more in meal trolley
door handles. There is no correlation between the number of bacteria colonies and the number of rooms in the handle
of a meal trolley.
Conclusion: The number of meal trolley bacterial colonies is not related to the number of rooms visited by the meal
trolley.

Keyword: colony, bacteria, infection, nosocomial


3

PENDAHULUAN Selain sanitasi pengolahan makanan,


faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Infeksi nosokomial (Healthcare Acquired bakteri adalah suhu lingkungan. Suhu
Infections) merupakan istilah untuk penyakit dapatan yang memungkinkan adanya pertumbuhan
pasien yang sedang dalam perawatan intensif di bakteri sekitar 25-45OC dengan suhu
Rumah Sakit. Infeksi nosokomial dapat terjadi optimalnya sekitar 37OC11. Pada siang hari
sekurang – kurangnya 2x24 jam dan bukan suhu lingkungan berada di atas 28OC hal
merupakan infeksi lanjutan dari penyakit ini memungkinkan pertumbuhan bakteri
sebelumnya1. Angka kejadian infeksi nosokomial di dapat terjadi lebih optimal. Penelitian yang
Asia Tenggara sebesar 11% sedangkan di Indonesia dilakukan oleh Shiferaw et al. pada tahun
mencapai 15,74%2. Sembilan puluh persen 2016 mendapatkan hasil bahwa lebih
kejadian infeksi nosokmial disebabkan oleh banyak bakteri patogen yang ditemukan
bakteri, antara lain Streptoccus sp., pada siang hari. 12,13.
Acinetobacter sp., Enterococcus sp., S. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Aureus, Pseudomonas aeruginosa, Basalamah et al. pada tahun 2018
Baccilus cereus, Legionella sp., dan mengenai identifikasi jumlah bakteri pada
golongan Enterobacteriaceae yang proses pengolahan makanan pasien rawat
didalamnya termasuk Klebsiella inap di dua Rumah Sakit Kota Mekah
pneumonia, Eschericia coli, serta Serratia didapatkan adanya penurunan jumlah
marcescens1. Beberapa bakteri tersebut bakteri setelah proses pengolahan
dapat ditemukan pada permukaan makanan namun masih didapatkan bakteri
peralatan kesehatan seperti stetoskop, pada saat pendistribusian makanan9.
troli pasien, tensimeter, ultrasonografi, Selain itu, penelitian tersebut tidak
dan ventilator3,4. Bakteri lain juga menjelaskan waktu pengambilan sampel
ditemukan pada peratalan di instalasi gizi dilakukan secara spesifik dan tidak
yakni Enterobacter sp.5. menjelaskan hubungan antara jumlah
Instalasi gizi merupakan bagian bakteri dengan jumlah ruangan yang
penting dalam sebuah Rumah Sakit. dikunjungi troli. Berdasarkan uraian di
Kegiatan di intalasi gizi berhubungan atas, maka peneliti ingin mengetahui lebih
dengan pengolahan makanan dan nutrisi lanjut tentang jumlah bakteri gagang dan
yang mendukung proses kesembuhan handle pintu troli gizi pada saat proses
pasien6. Jika manajemen instalasi gizi tidak pendistribusian makanan yang
berjalan dengan baik, maka dapat dihubungkan dengan jumlah ruangan yang
memberikan dampak buruk bagi Rumah dikunjungi troli pada saat rotasi siang.
Sakit seperti peningkatan penyakit yang
ditularkan melalui makanan7. Untuk METODE PENELITIAN
mencegah dampak tersebut maka hal
yang harus diperhatikan adalah sanitasi Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian
pengelolaan makan di instalasi gizi yang Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
meliputi kondisi bangunan, penjamah dengan desain penelitian analitik observasional post
makanan, peralatan pengolahan makanan, test only secara in vitro yang bertujuan
dan penyajian makanan8. membandingkan serta mencari hubungan antara
Pada saat penyajian makanan kepada jumlah koloni bakteri gagang troli dan handle pintu
pasien menggunakan troli gizi troli gizi dengan jumlah ruangan yang dikunjungi troli
dimungkinkan terjadi pencemaran kimia gizi pada siang hari. Penelitian dilakukan di
ataupun biologis. Pencemaran secara Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran
kimia dapat berupa zinc, insektisida, dan Universitas Islam Malang, Laboratorium Biomedik
cadmium. Pencemaran biologis dapat Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
disebabkan virus, jamur, dan bakteri8. Malang, dan salah satu Rumah Sakit swasta di Kota
Pencemaran oleh bakteri dapat terjadi Malang bulan Agustus 2018.
melalui proses transmisi pada troli gizi
yang digunakan untuk mengantarkan Pembuatan Media Nutrient Agar (NA)
makanan kepada pasien9. Oleh karena itu, Pembuatan media NA menggunakan bubuk
penggunaan troli gizi berbahan stainless dengan komposisi peptone 5 g/L, meat extract 3 g/L
steel dengan bentuk tertutup dianjurkan dan agar 12 g/L yang ditimbang sebanyak 20 g
dalam proses pendistribusian makanan Kemudian dilarutkan ke dalam aquades 1 L dalam
untuk mengurangi proses transmisi dan schott bottle. Larutan NA di masukkan ke dalam
adhesi bakteri10. autoclave selama 120 menit dengan suhu 121oC atau
4

1 atm. Larutan yang sudah dipanaskan, dimasukkan menggunakan parafilm dilakukan setelah proses
ke dalam cawan petri dan ditunggu hingga memadat14. inokulasi. Inokulasi dilakukan di dalam Laminar Air
Flow (LAF). Cawan petri tersebut diinkubasi dengan
Pembuatan Media MacConkey Agar suhu 37○C selama 72 jam14,16.
Pembuatan media MacConkey agar
menggunakan bubuk dengan komposisi peptone Identifikasi Bakteri
(pancreatic digest of gelatin) 17 g/L, proteose Identifikasi bakteri dilakukan dengan melihat
peptone (meat and casein) 3 g/L, lactose bentuk, warna, elevasi, margin, permukaan, dan
monohydrate 20 g/L, bile salt 1,5 g/L, sodium tekstur koloni bakteri. Jika terbentuk koloni berwarna
chloride 5 g/L, neutral red 0,003 g/L, crystal violet merah atau merah muda pada media MacConkey agar
0,001 g/L, dan agar 13,5 g/L yang ditimbang maka bakteri yang tumbuh merupakan bakteri
sebanyak 50 g dan dilarutkan ke dalam aquades 1 L lactose-fermenting, namun jika media tidak
dalam schott bottle. Kemudian larutan NA di didapatkan warna berwarna merah atau merah muda
masukkan ke dalam autoclave selama 120 menit maka bakteri yang tumbuh memiliki sifat non-lactose
dengan suhu 121oC atau 1 atm. Larutan yang sudah fermenting.
dipanaskan, dimasukkan ke dalam cawan petri dan Pada media BAP koloni bakteri diamati dengan
ditunggu hingga memadat14. melihat perubahan warna sekitar koloni. Jika bakteri
memiliki sifat hemolisis beta, maka akan terjadi
Pembuatan Media Blood Agar Plate (BAP) pemecahan sel darah merah secara keseluruhan di
Pembuatan media BAP menggunakan bubuk NA sekitar koloni bakteri yang terbentuk, sehingga
yang ditimbang sebanyak 20 g/L dan dilarutkan ke terbentuk area bening di sekeliling koloni.
dalam aquades 1 L dalam schott bottle. Kemudian
larutan NA di masukkan ke dalam autoclave selama Penghitungan Jumlah Koloni Bakteri
120 menit dengan suhu 121OC atau 1 atm. Larutan Penghitungan jumlah koloni bakteri yang
yang sudah dipanaskan, ditunggu hingga suhunya terbentuk dalam cawan petri dilakukan secara manual
turun ± 60OC kemudian ditambahkan darah sebanyak menggunakan colony counter pada seluruh media dan
50 mL (v/v). Setelah dimasukkan ke dalam cawan petri diklasifikasikan menurut jenisnya17.
dan ditunggu hingga memadat14.
Analisa Data
Pembuatan NaCl 0,9% Hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-
Pembuatan NaCl 0,9% menggunakan larutan Smirnof Test menunjukkan data tidak terdistribusi
NaCl 0,9% yang dimasukkan ke dalam erlenmeyer normal. Data yang didapatkan juga tidak homogen.
flask. Kemudian larutan dimasukkan ke dalam Data tersebut kemudian diuji perbandingan
autoclave selama 120 menit hingga suhu mencapai menggunakan Mann-Whitney U Test dan dilakukan
121OC atau 1 atm. Larutan dimasukkan ke dalam uji korelasi menggunakan Spearman Test dalam
microtube sebanyak 1 mL menggunakan mikro aplikasi SPSS 16.
pipet15.
HASIL DAN ANALISA DATA
Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara swab Karakteristik Morfologi Koloni Bakteri yang
pada gagang troli gizi dan handle pintu troli gizi Ditemukan pada Semua Media
menggunakan cotton swab yang telah dibasahi Karakteristik bakteri pada penelitian ini diamati
dengan larutan NaCl 0,9%. Setelah itu cotton swab secara makroskopis berdasarkan bentuk, warna,
dipotong dan dimasukkan ke dalam microtube yang elevasi, margin, dan tekstur pada tiga media.
berisi larutan NaCl 0,9% sebanyak 1 mL15. Karakteristik koloni bakteri dapat dilihat pada Tabel 1
Pengambilan sampel dilakukan setelah troli gizi dan Gambar 1.
memasuki Ruangan Gizi, Ruangan Kelas 1 (I),
Ruangan Kelas 2 (I), Ruangan Kelas 2 (II), dan Jumlah Koloni Bakteri Gagang Troli pada Media
Ruangan Kelas 1 (II). Sampel diambil selama tiga NA, MacConkey Agar dan BAP
hari berturut – turut sebanyak 90 sampel dengan 3 Persentase tertinggi jumlah koloni bakteri swab
kali pengulangan pada troli gizi yang sama dan gagang troli pada media NA didapatkan di Ruangan
tempat yang sama. Kelas 2 (I) yaitu sebesar 53,3%. Jumlah koloni
bakteri swab gagang troli terendah terdapat pada
Inokulasi dan Inkubasi Ruangan Kelas 1 (I) dengan persentase sebesar 0%,
Cotton swab dicelupkan ke dalam microtube hal ini dikarenakan tidak adanya pertumbuhan
berisi sampel yang telah diambil dari gagang troli dan bakteri.
handle pintu troli gizi. Kemudian dilakukan streaking Pada media MacConkey agar hanya didapatkan
sampel pada media yang telah disiapkan. Sealing jenis koloni bakteri lactose fermenting saja yang
5

berasal dari Ruangan Gizi dan Ruangan Kelas 1 (I).


Tidak didapatkan pertumbuhan bakteri non-lactse
fermenting pada swab gagang troli. Jumlah bakteri
mengalami kecenderungan menurun jika dilihat dari
Ruangan Gizi hingga Ruangan Kelas 1 (II).
Pada media BAP hanya didapatkan adanya
pertumbuhan bakteri jenis beta hemolitik pada hasil
swab gagang troli pada Ruangan Gizi. Koloni bakteri
non-beta hemolitik tumbuh hampir di semua ruangan
kecuali Ruangan Gizi. Jumlah bakteri non-beta
hemolitik lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
koloni bakteri beta hemolitik yaitu sebesar 97%.
Jumlah koloni bakteri non-beta hemolitik terbanyak
ditemukan pada Ruangan Kelas 2 (I) sedangkan
jumlah terendah didapatkan pada Ruangan gizi
Gambar
dengan persentase berturut-turut 1. Morfologi
sebesar 63,8% dan Koloni Bakteri pada Media NA, MacConkey Agar, dan BAP
0%. Keterangan: Gambar 1 menunjukkan morfologi koloni bakteri yang tumbuh di media NA pada nomor 1, 2, 3, 4,
dan 5 (panah hitam). Morfologi koloni bakteri pada media MacConkey agar ditunjukkan nomor 6 dan 7 (panah
hitam), sedangkan morfologi koloni bakteri pada media BAP ditunjukkan pada nomor 8 dan 9 (panah hitam).

Tabel 1. Karakteristik Koloni Bakteri pada Sampel Gagang dan Handle Pintu Troli Gizi
N Bentuk Warna Elavasi Margin Tekstur Jenis Dugaan Bakteri
o
Media NA
1 Sirkuler Putih Konveks Entire Halus Acinetobacter sp.
2 Sirkuler Kuning Konveks Entire Halus S. aureus
3 Sirkuler Golden brown Konveks Entire Halus S. aureus
4 Ireguler Kuning Flat Undulate Kasar S. epidermidis
5 Sirkuler Putih Konveks Entire Halus Enterobacter sp.
Media MacConkey Agar
6 Sirkuler Merah muda Konveks Undulate Halus LF Enterobacter sp.
7 Sirkuler Putih Flat Entire Halus NLF Salmonella sp.
Media BAP
8 Sirkuler Putih Konveks Entire Halus NBH Streptococcus sp.
9 Sirkuler Coklat Konveks Entire Halus BH Streptococcus mitis

741

8
32569
Keterangan: Bentuk sirkuler (bentuk koloni bulat); Bentuk ireguler (bentuk koloni tidak teratur); Elevasi konveks
(peninggian koloni berbentuk cembung seperti tetesan air); Elevasi flat (ketinggian koloni tidak terukur dan rata
dengan media); Entire (batas tepi koloni rata); Undulate (batas tepi koloni bergelombang); Halus (tidak didapatkan
tekstur pada permukaan koloni); Kasar (didapatkan tekstur pada permukaan koloni); LF (lactose fermenting);
NLF(non-lactose fermenting); BH (beta hemolitik); NBH (non-beta hemolitik).
6

golongan lactose fermenting yaitu sebesar 74% jika


dibandingkan dengan bakteri non-lactose fermenting.
Jumlah koloni bakteri lactose fermenting swab
handle pintu troli terbanyak terdapat pada Ruangan
Gizi yakni sebesar 40%.
Pada media BAP jumlah koloni bakteri swab
handle pintu troli terbanyak berasal dari golongan
Jumlah Koloni Bakteri Handle Pintu Troli pada non-beta hemolitik dengan persentase sebesar 95,5%
Media NA, MacConkey Agar dan BAP jika dibandingkan dengan jumlah seluruh bakteri pada
Jumlah koloni bakteri swab handle pintu troli media BAP. Persentase jumlah koloni bakteri non-
pada media NA (Tabel 2) tertinggi didapatkan pada beta hemolitik terbanyak ditemukan pada Ruangan
Ruangan Kelas 1 (I) dengan persentase sebesar Kelas 2 (I) sedangkan persentase terendah terdapat
59,8%. Jumlah koloni bakteri terendah terdapat pada pada Ruangan Kelas 1 (II) dengan persentase secara
Ruangan Kelas 1 (II) dengan persentase sebesar 0%, berturut-turut sebesar 37,3% dan 3%. Jumlah koloni
hal ini dikarenakan tidak didapatkan adanya bakteri beta hemolitik terbanyak terdapat pada
pertumbuhan bakteri. Jika ditinjau dari Ruangan Ruangan Gizi sebesar 3%, namun tidak didapatkan
Kelas 1 (I) hingga ruangan terakhir yakni Ruangan perumbuhan pada Ruangan Kelas 1 (I), Ruangan
Kelas 1 (II) jumlah koloni bakteri cenderung Kelas 2 (I), dan Ruangan Kelas 2 (II).
menurun.
Jenis koloni bakteri pada media MacConkey agar
pada swab handle pintu troli lebih banyak berasal dari

Tabel 2. Jumlah Koloni Bakteri Gagang Troli dan Handle Pintu Troli Gizi pada Media NA, MacConkey Agar,
dan BAP di 5 Ruangan
7

Jumlah Koloni Bakteri


Sampel
Gagang Troli Rerata±SD Handle Pintu Troli Rerata±SD
Media NA
Ruangan Gizi 1 0,33±0,58 1 0,33±0,58
Ruangan Kelas 1 (I) 0 0,00±0,00 64 21,33±34,39
Ruangan Kelas 2 (I) 8 2,67±2,89 26 8,67±11,59
Ruangan Kelas 2 (II) 3 1,00±1,00 16 5,33±5,03
Ruangan Kelas 1 (II) 4 1,33±2,33 0 0,00±0,00
Media MacConkey Agar (LF)
Ruangan Gizi 1 0,33±0,58 105 35,00±60,62
Ruangan Kelas 1 (I) 1 0,33±0,58 4 1,33±2,31
Ruangan Kelas 2 (I) 0 0,00±0,00 85 28,33±49,07
Ruangan Kelas 2 (II) 0 0,00±0,00 0 0,00±0,00
Ruangan Kelas 1 (II) 0 0,00±0,00 0 0,00±0,00
Media MacConkey Agar (NLF)
Ruangan Gizi 0 0,00±0,00 36 12,00±19,92
Ruangan Kelas 1 (I) 0 0,00±0,00 0 0,00±0,00
Ruangan Kelas 2 (I) 0 0,00±0,00 32 10,67±18,48
Ruangan Kelas 2 (II) 0 0,00±0,00 0 0,00±0,00
Ruangan Kelas 1 (II) 0 0,00±0,00 0 0,00±0,00
Media BAP (BH)
Ruangan Gizi 1 0,33±0,58 2 0,67±0,58
Ruangan Kelas 1 (I) 0 0,00±0,00 0 0,00±0,00
Ruangan Kelas 2 (I) 0 0,00±0,00 0 0,00±0,00
Ruangan Kelas 2 (II) 0 0,00±0,00 0 0,00±0,00
Ruangan Kelas 1 (II) 0 0,00±0,00 1 0,33±0,58
Media BAP (NBH)
Ruangan Gizi 0 0,00±0,00 9 3,00±2,00
Ruangan Kelas 1 (I) 1 0,33±0,58 21 7,00±4,36
Ruangan Kelas 2 (I) 23 7,56±13,28 25 8,33±7,64
Ruangan Kelas 2 (II) 6 2,00 ±3,46 7 2,33 ±2,5
Ruangan Kelas 1 (II) 5 1,67±1,53 2 0,67±1,15

Keterangan: Tabel 2 menunjukkan jumlah koloni bakteri handle pintu troli gizi selama tiga hari, rerata, dan standar
deviasi; LF (lactose fermenting); NLF (non-lactose fermenting); BH (beta hemolitik); NBH (non-beta hemolitik).

Tabel 3. Uji Statistik Jumlah Koloni Bakteri Gagang Troli di Ruangan Gizi dan Ruangan Kelas 1 (II)

Hasil Uji Mann- Hasil Uji


Rerata ±SD Rerata ±SD Ruangan
Jenis Media Whitney U Spearman
Ruangan Gizi Kelas 1 (II)
(p<0,05) (p>0,8)
Nutrient Agar 0,33±0,58 1,33±2,33 0,50 0,16
MacConkey Agar (LF) 0,33±0,58 0,00±0,00 0,32 -0,24
MacConkey Agar (NLF) 0,00±0,00 0,00±0,00 1,00 0
BAP (BH) 0,33±0,58 0,00±0,00 0,32 -0,24
BAP (NBH) 0,00±0,00 1,67±1,53 0,
0,07
Keterangan: Tabel 3 menunjukkan hasil uji statistika gagang troli gizi pada ruangan gizi dengan Ruangan 45 Kelas 1
(II);
HasilLF
Uji(lactose
Beda &fermenting);
Uji KorelasiNLF (non-lactose fermenting); menunjukkan
BH (beta hemolitik); NBH (non-beta
hasil yang signifikan.hemolitik).
Hasil uji
Tidak terdapat
Uji bedaperbedaan yang signifikan
antara jumlah antara
koloni bakteri jumlah bakteri
pada pada gagang
perbandingan dapat troli
dilihatdipada
Ruangan Gizi dengan
Tabel 3.
Ruangan
Ruangan Kelas
Gizi 1 dan
(II). Tidak ada hubungan
Ruangan Kelas 1 antara jumlah koloni dengan jumlah ruangan yang dikunjungi troli gizi.
(II) tidak
8

Tidak didapatkan hubungan antara jumlah koloni Selain NA, media diferensial juga digunakan
bakteri gagang troli pada media NA, MacConkey untuk menggolongkan jenis bakteri yang ada pada
agar dan BAP dengan jumlah ruangan yang gagang dan handle pintu troli gizi. Media tersebut
dikunjungi troli gizi Hasil uji korelasi dapat dilihat yakni MacConkey agar. Media ini digunakan untuk
pada Tabel 3. mengisolasi beberapa jenis bakteri non-lactose
fermenting seperti dari golongan
PEMBAHASAN Enterobacteriaciae25. Bakteri yang termasuk dalam
bakteri lactose fermenting lainnya adalah E. coli dan
Identifikasi Bakteri pada NA, MacConkey Agar, Klabsiella pneumonia26.
dan BAP Salah satu hasil swab yakni nomor 6 (Tabel 1)
Penggolongan jenis koloni bakteri dapat ditinjau didapatkan koloni bakteri dengan ciri koloni berwarna
dari hasil uji biokimia dan uji DNA 18. Selain itu, merah muda yang diduga koloni bakteri lactose
penggolongan jenis bakteri dapat juga dilihat dari ciri fermenting dari golongan Enterobacter sp. Golongan
morfologi koloni bakteri seperti bentuk, warna, Enterobacter sp. memiliki karakteristik berwarna
elevasi, margin, dan tekstur permukaan pada media merah muda22. Koloni bakteri berwarna merah muda
agar seperti NA19. Bakteri yang dapat tumbuh pada ini juga ditemukan pada hasil swab handle pintu troli.
media NA antara lain Escherchia coli, Enterobacter Koloni bakteri non-lactose fermenting juga
sp., Staphylococcus sp., Enterococcus sp., ditemukan pada swab gagang troli gizi. Koloni nomor
Staphylococcus aureus, Proteus sp., Klebsiella 7 (Tabel 1) ini berwarna putih dengan ukuran yang
pneumonia, dan beberapa bakteri lainnya dengan ciri kecil, berbatas jelas, permukaan yang datar, dan halus
morfologi yang berbeda-beda. Identifikasi bakteri serta pada bagian tengah terdapat warna gelap yang
yang lebih spesifik dapat menggunakan media darah diduga berasal dari golongan Salmonella sp. namun
atau media yang lain20,21. biasanya koloni bakteri Salmonella sp. berwarna
Jenis koloni bakteri yang didapatkan pada swab putih sedikit transparan27.
handle pintu troli yang diinokulasi pada media NA Pada media BAP didapatkan dua jenis bakteri
tidak jauh berbeda dengan koloni bakteri yang yakni bakteri beta hemolitik dan non-beta hemolitik.
ditemukan pada gagang troli gizi. Berdasarkan Koloni bakteri nomor 8 (Tabel 1) merupakan hasil
karakteristik morfologi koloni bakteri, pada media swab gagang troli yang diduga bakteri non-beta
NA didapatkan koloni bakteri nomor 1 (Tabel 1) yang hemolitik. Pada tepi koloni bakteri tidak ditemukan
diduga berasal dari golongan Acinetobacter sp. zona bening yang menandakan tidak adanya
Acinetobacter sp. dapat membentuk pigmen koloni hemolisis sel darah atau ada namun sedikit 28. Koloni
berwarna krem hingga putih keabuan22. bakteri ini diduga berasal dari golongan alfa
Koloni bakteri nomor 2 (Tabel 1) yang berwarna hemolitik. Kemungkinan koloni bakteri ini termasuk
kuning, berbentuk sirkuler dan elevasinya konveks dalam Streptococcus sp.29. Koloni nomor 9 (Tabel 1)
diduga berasal dari golongan Staphylococcus sp. dimungkinkan merupakan bakteri beta hemolitik
Golongan bakteri ini membentuk pigmen koloni dengan diameter sebesar 2-4 mm. Koloni bakteri
dengan beberapa variasai warna mulai dari putih tersebut dibagian tepi terdapat zona bening dan tepi
berbatas tegas. Kemungkinan koloni ini adalah
bakteri Streptococcus mitis, dikarekan koloni yang
hingga krem untuk Staphylococcus epidermidis ditemukan berwarna kecoklatan31. Bakteri beta
hingga kuning keemasan untuk Staphylococcus hemolitik dapat terlihat pada cawan yang diinkubasi
aureus19,23. karena membentuk zona bening kekuningan yang
Untuk sampel nomor 3 (Tabel 1) dengan bentuk merupakan tanda dari bakteri tersebut
sirkuler, permukaan halus dan konveks serta berwarna menghemolisiskan darah29,30.
kuning keemasan dapat diidentifikasi bahwa koloni
tersebut dimungkinkan adalah Staphylococcus Perbandingan Jumlah Bakteri Gagang Troli pada
aureus24. Ruangan Gizi dengan Ruangan Kelas 1 (II)
Koloni bakteri nomor 4 (Tabel 1) diduga Data penelitian yang dibandingkan hanya berasal
merupakan variasi dari Staphylococcus epidermidis, dari swab gagang troli pada Ruangan Gizi dan
biasanya bakteri golongan ini bentuk permukaannya Ruangan Kelas 1 (II). Hal ini dikarenakan adanya
konveks dan halus namun pada penelitian ditemukan pertumbuhan koloni yang terlalu banyak atau too
bentuk bakteri yang ireguler dengan warna kuning much to count (TMTC). Pertumbuhan yang terlalu
pucat. Selain itu ditemukan koloni bakteri nomor 5 banyak menyulitkan peneliti untuk menghitung
(Tabel 1) berukuran kecil yakni <2 mm dengan jumlah koloni hasil swab gagang maupun handle
jumlah yang banyak dan diduga berasal dari golongan pintu troli gizi. Rentang jumlah koloni yang dapat
Enterobacter sp. Golongan Enterobacter sp. memiliki diterima dalam penghitungan maksimal berjumlah
ciri berwarna putih, ukuran yang kecil dengan 300 koloni31. Maka dari itu TMTC menjadi kriteria
permukaan konveks serta permukaan yang halus20. eksklusi pada penelitian ini.
9

Jumlah koloni bakteri gagang troli pada Ruangan Kondisi lingkungan diduga dapat mempengaruhi
Kelas 1 (II) secara umum lebih banyak dibanding pertumbuhan koloni bakteri. Kondisi Ruangan Gizi
dengan Ruangan Gizi (Tabel 2). Saat dilakukan uji relatif bersih, hal ini dikarenakan tidak banyak orang
Mann-Whitney U antar jumlah koloni di kedua yang melewati area Ruangan Gizi. Troli gizi saat
ruangan tersebut didapatkan hasil yang tidak berada di Ruangan Gizi kondisinya juga masih relatif
signifikan (p<0,05). Hasil yang tidak signifikan ini bersih karena belum digunakan sehingga bakteri hasil
diduga karena adanya variasi data yang tinggi dari swab gagang troli (Tabel 2) jumlahnya sedikit. Pada
sampel di masing – masing ruangan pada ketiga Ruangan Kelas 1 (II), banyak orang yang melintasi
media yakni NA, MacConkey agar dan BAP. Variasi lorong depan ruangan tesebut sehingga dimungkinkan
data yang berasal dari 3 hari pengambilan sampel membawa bakteri dari luar Rumah Sakit. Bakteri
diduga terjadi karena standar operasional prosedur tersebut dapat bertransmisi melalui udara dengan
(SOP) yang tidak dijalankan dengan baik, kondisi perantara terbawa debu, uap air, penghuni ruangan,
lingkungan, kurang tepatnya tempat penyimpanan dan angin ke peralatan kesehatan di sekitar ruangan37.
troli gizi, dan higenitas tangan petugas gizi 32,33. Bakteri ini dapat menempel pada permukaan lantai,
Penerapan SOP pembersihan troli gizi diduga dinding, penghuni ruangan, maupun peralatan
berpengaruh terhadap jumlah koloni bakteri yang disekitar ruangan36.
terbentuk. Menurut SOP Rumah Sakit tempat Kemungkinan lain penyebab variasi data adalah
penelitian, proses pembersihan troli gizi higenitas tangan petugas gizi. Menurut Depkes pada
menggunakan kain yang dibasahi dengan air setelah tahun 2002, penjamah makanan harus memperhatikan
rotasi sore troli gizi. Air yang digunakan dapat higenitasnya seperti tidak menggunakan perhiasan
menjadi sarana transmisi bakteri sehingga mampu dan selalu memperhatikan kebersihan tangan 38. Jika
meningkatkan jumlah bakteri pada troli gizi. Bakteri kebersihan tangan petugas kurang maka akan
yang dapat ditemukan pada air antara lain Eschercia mempengaruhi jumlah koloni bakteri yang terbentuk.
coli, Shiegella sonnei, dan Helicobacter Pylori34. Hal ini dikarenakan tangan merupakan salah satu
Selain kain basah, penggunaan kemoceng sesaat sarana transmisi bakteri. Adanya flora normal pada
sebelum troli digunakan juga dilakukan untuk proses tangan petugas gizi juga mempengaruhi koloni
pembersihan. Penggunaan kemoceng diduga belum bakteri yang terbentuk39. Flora normal yang sering
mampu membersihkan troli gizi dari bakteri atau agen ditemukan pada tangan yakni berasal dari golongan
lainnya yang melekat pada permukaan troli secara gram negatif seperti S. aureus dan S. epidermidis39.
maksimal. Hal ini dikarenakan bakteri dapat Untuk mencegah hal tersebut, penggunaan sarung
membentuk biofilm sebagai pertahanan hidup di tangan direkomendasikan untuk meminimalisir
permukaan benda35. terjadinya transmisi bakteri40. Pada penelitian ini juga
Kondisi troli gizi juga dimungkinkan didapatkan bahwa posisi tangan petugas tidak selalu
berpengaruh pada jumlah bakteri. Troli gizi yang berada pada tempat yang telah ditentukan
dianjurkan merupakan troli gizi berbahan steinless sebelumnya, hal ini memungkinkan adanya transmisi
steel. Penggunaan steinless steel direkomendasikan bakteri dari tempat lain menuju gagang troli gizi
karena lebih mudah untuk dibersihkan dan mencegah sehingga bakteri yang tumbuh lebih banyak.
pembentukan biofilm bakteri36. Bentuk troli gizi yang
tertutup juga dianjurkan untuk mengurangi Hubungan antara Jumlah Bakteri dengan Jumlah
kontaminasi makanan saat proses pendistribusian. Ruangan
Pada penelitian ini, troli gizi yang digunakan belum Pada uji statistik (Tabel. 3) didapatkan hasil
menggunakan steinless steel. Troli gizi masih bahwa tidak adanya hubungan antara jumlah bakteri
menggunakan perpaduan bahan kayu, alumunium, dengan jumlah ruangan pada rotasi siang troli gizi
dan melamin yang memungkinkan adanya pada Rumah Sakit (p>0,8)41. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan bateri dan mempengaruhi jumlah koloni kondisi ruangan yang berbeda kelas. Kondisi ruangan
ketika dilakukan swab32. termasuk dalam faktor lingkungan dan
Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi mempengaruhi perbedaan jumlah bakteri di setiap
banyaknya pertumbuhan bakteri adalah kurang ruangan33. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
tepatnya penyimpanan troli. Penyimpanan troli masih dilakukan oleh Basalamah et al. pada tahun 2018
berada di lorong antar ruangan dekat Ruangan Gizi. yang menunjukkan adanya hubungan antara jumlah
Lorong tersebut dekat dengan kamar mandi yang bakteri dengan jumlah ruangan yang dikunjungi troli
mempengaruhi kelembaban serta memungkinkan pada proses pengolahan makanan serta
pengunjung Rumah Sakit menyentuh troli saat pendistribusian9.
melewati lorong. Kedua hal tersebut menjadikan troli Pada saat pendistribusian makanan, troli gizi
gizi terpapar oleh agen lebih sering dan. Seharusnya mengunjungi beberapa ruangan. Pada awal proses
troli ditempatkan pada ruangan yang jauh dari kamar pendistribusian yakni saat sebelum troli gizi
mandi dan tempat tertutup serta tidak lembab38. digunakan, troli diletakkan di lorong Ruang Gizi
yang kemungkinan adanya kontaminasi yang berasal
10

bakteri di udara dan pada lingkungan sekitar ruangan berberbeda signifikan setelah diuji statistik. Selain itu
ini lalu lalang pengunjung Rumah Sakit cukup tidak didapatkan hubungan antara jumlah ruangan
rendah. Ruangan kedua yang dikunjungi yakni dengan jumlah koloni bakteri.
Ruang Kelas 1 (I). Ruangan ini berada paling ujung
yang memungkinkan lalu lalang pengunjung sedikit. SARAN
Ruangan ketiga yang dikunjungi yakni Ruangan
Kelas 2 (I), tepat di depan ruangan ini terdapat kamar Berdasarkan penelitian, maka penulis
mandi yang memungkinkan terjadi transmisi bakteri merekomendasikan saran sebagai berikut:
menuju troli gizi. Ruangan keempat juga merupakan 1. Melakukan penelitian lanjutan tentang jenis
Ruangan Kelas 2 namun berbeda dengan ruangan bakteri yang ditemukan pada troli gizi dengan
sebelumnya yakni tidak adanya kamar mandi di menggunakan uji biokimia atau Polymerase
depan ruangan sehingga resiko kontaminasi bakteri Chain Reaction (PCR) test.
rendah. Ruangan terakhir yakni Ruangan Kelas 1 2. Perlu dilakukan perbaikan metode penelitian
(II) yang juga merupakan ruangan kelas I. Ruangan dengan mengambil sampel setiap ruangan di
ini terletak di jalur yang sering dilalui pengunjung hari yang berbeda agar dapat menggambarkan
sehingga memungkinkan paparan dari lingkungan jumlah bakteri yang sebenarnya.
lebih besar. 3. Perlu dilakukan peninjauan jumlah pengunjung
Hal lain yang dapat menyebabkan hasil tidak yang datang ke ruangan yang dijadikan tempat
sigifikan yaitu waktu pengambilan sampel. penelitian setiap harinya.
Pengambilan sampel antar ruangan dilakukan pada 4. Perlu dilakukan perbaikan SOP penggunaan
hari yang sama. Pengambilan sampel antar ruangan troli gizi sesuai dengan standar yang telah
pada waktu yang sama ini mempengaruhi jumlah ditetapkan oleh WHO dan Depkes RI.
koloni sehingga jumlah koloni pada ruangan 5. Menjaga higenitas petugas gizi agar bakteri
berikutnya menjadi lebih sedikit dibandingan penyebab infeksi nosokomial tidak
ruangan awal. Pengambilan sampel dengan waktu mengkontaminasi makanan yang disajikan
yang sama tidak menggambarkan jumlah koloni kepada pasien.
bakteri yang sebenarnya pada ruangan. Hasil yang
tidak signifikan ini juga didukung oleh penelitian UCAPAN TERIMAKASIH
anggota lain yang menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara jumlah koloni Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ikatan
bakteri pada troli dengan jumlah ruangan yang Orangtua Mahasiswa (IOM) dan Fakultas
dikunjungi troli pada pagi hari. Kedokteran UNISMA yang telah mendanai
penelitian ini, Bapak Rio Risandiansyah, S.Ked,
KESIMPULAN M.P., Ph.D, staf laboratorium, dan teman – teman
kelompok yang telah membantu jalannya penelitian.
Pada penelitian ini ditemukan beberapa koloni
bakteri yang diduga merupakan jenis Staphylococcus
aureus, Acinetobacter sp., Enterobacter sp.,
Salmonella sp., Streptococcus mitis, dan
Streptococcus sp. Jumlah koloni bakteri yang
ditemukan lebih banyak berasal dari handle pintu
troli dibanding gagang troli. Jumlah bakteri pada
Ruangan Gizi dengan Ruangan Kelas 1 (II) tidak
11

Anda mungkin juga menyukai